1.
Pendahuluan
Kereta api adalah sarana transportasi darat
yang memiliki peran yang sangat strategis karena
Si
0,09
Mn
0,53
P
0,01
S
0,04
Ni
0,03
Cr
0,03
Fe
Balance
2.3 Korosi
Korosi adalah penurunan mutu dari suatu
material sebagai akibat serangan destruktif oleh
lingkungan
melalui proses kimia atau
elektrokimia (Uhlig H, 1985). Proses korosi
merupakan reaksi elektrokimia yang terdiri dari
reaksi oksidasi dan reduksi. Logam yang
terkorosi mengalami oksidasi menjadi kationnya,
sedangkan reduksi terjadi pada komponen
lingkungan korosif dengan memanfaatkan
elektron yang dilepaskan pada reaksi oksidasi.
Proses korosi logam dalam lingkungan
asam dapat dituliskan dengan persamaan reaksi
berikut (Jones, 1992):
M
Mn+ + ne-
(1)
Preparasi
Sampel
Pengelasan GMAW
Pengujian korosi
dengan weight loss
Laju korosi
Analisis Data
dan Pembahasan
Kesimpulan
(
a
)
ferit
perlit
perlit
(a)
(b)
ferit
perlit
(c)
Gambar 5. Hasil uji struktur mikro baja SS400
daerah HAZ dengan perbesaran 500x: (a) argon
murni, (b) argon 82%, dan (c) karbondioksida murni.
ferit
ferit
perlit
perlit
(a)
(b)
ferit
perlit
(c)
Gambar 6. Hasil uji struktur mikro baja SS400 daerah
weld metal dengan pembesaran 500x: (a) argon murni,
(b) argon 82%, (c) karbondioksida murni.
m1
(mg)
m2
(mg)
Ar 100%
37465,9
Ar 82%
CO 2 100%
T
(jam)
A
(in2)
37459,1
Wloss
m1-m2
(mg)
6,8
42,5
3,7492
Laju
korosi
(mpy)
2,8956
40231
40223,8
7,2
42,5
4,0355
2,8484
52514,9
52509
5,9
42,5
4,567
2,0625
(a)
(b)
(c)
Gambar 7. Grafik hubungan daerah kerja las dan
media pengkorosi terhadap laju korosi baja SS400 :
(a) base metal, (b) HAZ, dan (c) weld metal.
ferit
ferit
perlit
perlit
(b)
(a)
ferit
perlit
(c)
Gambar 8. Foto mikro yang menunjukkan butir dan
batas butir baja SS400 :
(a) base metal, (b) HAZ, dan (c) weld metal.
6.
(a)
(b)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan secara
mendetail, baik sifat mekanik (nilai kekerasan
HVN) maupun perilaku korosinya serta
morfologi permukaan baja SS400, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pengelasan GMAW dengan
menggunakan gas pelindung yang
berbeda menghasilkan nilai kekerasan
HVN (Hardness Vickers Number) yang
berbeda. Penggunaan gas pelindung
argon murni menghasilkan nilai
kekerasan paling tinggi yaitu 277,1
HVN pada weld metal. Nilai kekerasan
penggunaan gas pelindun g argon 82%
dan CO 2 murni masing-masing 223,2
HVN dan 200,7 HVN.
2. Laju korosi paling tinggi dialami oleh
baja SS400 dengan gas pelindung argon
murni sebesar 3,5832 mpy. Sedangkan
penggunaan gas pelindung argon 82%
dan CO 2 masing-masing 2,9545 mpy
dan 2,2991 mpy.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan perlu sekali penulis memberikan saran :
1. Penggunaan gas pelindung argon murni
pada pengelasan GMAW dengan
material baja SS400 sebaiknya dihindari
karena laju korosinya terlalu tinggi .
2. Perlu dilakukan uji XRD (X-Ray
Diffraction)
untuk
mengetahui
komposisi produk-produk korosi dan
fase yang terbentuk setelah proses
pengelasan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M.C.N., 2003, Pengaruh Arus
Pengelasan Pada Baja SS400 dengan
Uji Tak Merusak melalui Metode
Ultrasonik dan Radiografi, Tugas Akhir
Jurusan Fisika FMIPA ITS Surabaya.
Amanto, Hari, dan Daryanto. 1999. Ilmu Bahan,
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Amstead, B.H, 1993. Teknologi Mekanik.
Terjemahan Ir. Sriati Djaprie. Edisi k -7.
Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Cary, B. Howard (1989). Modern Welding
Technology, second edition, Prentice Hall
International Inc. Engewood. New Jersy.
Donald, R. Askeland. 1984. The Science And
Engineering Of Material.
Hollingsworth, E.H., dan Hunsicker, H.Y., 2001,
Corrosion, volume 13, ASM Meta ls
Handbook, Ohio: ASM Internasional.
Jones, D.A. 1992. Principles and Prevention of
Corrosion.
United
State
of
America:Macmillan Publishing Company.
Lukman. 2009. Pengaruh Unsur Korosif pada
Air Hujan terhadap Perilaku Korosi
Baja Karbon Rendah. Tesis Jurusan
Fisika FMIPA ITS Surabaya.
Mangonon Pat L, 1993, The Principels of
Material Selection for Engineering
Design, Prentice Hall USA.
Metalography and Microstructures, American
Society for Metal. Volume 7.
Schijve J., 2001, Fatigue of Structures and
Mateials,
Faculty
of
Aerospace
Engineering University of Technology,
Netherlands.
Smallman, R.E. dan Bishop, R.J., 2000,
Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa
Material, Edisi Keenam, Erlangga,
Jakarta.
Sonawan
dan Suratman, 2004, Pengantar
untuk Memahami Proses Pengelasan
Logam, Alfabeta, Bandung.
Suhardi, AC., Teknologi Proses Pengelasan
dan Peralatannya, Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Industri Bahan dan
Barang Teknik, Jakarta.