Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

GAYA KEPEMIMPINAN DAN


KEPEMIMPINAN EFEKTIF
DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd.

DISUSUN OLEH
NAMA :

GUSTRIYANI HARAHAP (NIM : 8156132068)


MUHAMMAD DAUDY (NIM. 8156132082)

KELAS :

AW-1 AP. Kepengawasan

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


KONSENTRASI KEPENGAWASAN
PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Gaya Kepemimpinan Dan Kepemimpinan Efektif dengan baik dan
tepat waktu. Materi pada makalah ini adalah pembahasan dari materi Mata Kuliah
Teori Administrasi dan Manajemen Pendidikan.
Adapun pembuatan makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas
pada mata kuliah Teori Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Materi pada
makalah ini diharapkan dapat memperkaya diri dalam memahami tentang Gaya
Kepemimpinan Dan Kepemimpinan Yang Efektif di dalam kepengawasan.
Pada kesempatan ini Tim Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat dan membantu dalam penyusunan makalah ini.
Selain itu Tim Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Amin.

Medan, November 2015

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan................................................................................................
B. Gaya Kepemimpinan....................................................................................................
C. Kepemimpinan Efektif..................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Akhir-akhir

ini

banyak

orang

membicarakan

masalah

krisis

kepemimpinan. Banyak orang mengatakan bahwa pada zaman sekarang sangat


sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Orang pada zaman
sekarang cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurang perduli pada
kepentingan orang lain, dan kepentingan lingkungannya. Krisis kepemimpinan ini
disebabkan karena makin langkanya keperdulian pada kepentingan orang banyak,
dan kepentingan lingkungannya.
Sekurang-kurangnya terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai
kekurangan ini. Pertama adanya krisis komitmen. Kebanyakan orang tidak merasa
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikirkan dan mencari pemecahan
masalah kemaslahatan bersama, masalah harmoni dalam kehidupan dan masalah
kemajuan dalam kebersamaan Kedua, adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit
mencari pemimpin atau kader pemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas
tanggung jawab. Kredibilitas itu dapat diukur misalnya dengan kemampuan
untukmenegakkan etika memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji,
bersikap teguh dalam pendirian, jujur dalam memikul tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan padanya, kuat iman dalam menolak godaan dan peluang untuk
menyimpang. Ketiga, masalah kebangsaan dan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Saat ini tantangannya semakin kompleks dan rumit.
Kepemimpinan sekarang tidak cukup lagi hanya mengandalkan pada
bakat atau keturunan. Pemimpin zaman sekarang harus belajar, harus membaca,
harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai
soal yang menyangkut kepentingan orang-orang yang dipimpin. Juga pemimpin
itu harus memiliki kredibilitas dan integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan
misi kepemimpinannya. Kalau tidak, pemimpin itu hanya akan

menjadi suatu

karikatur yang akan menjadi cermin atau bahan tertawaan dikemudian hari.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang dapat penulis jabarkan adalah sebagai berikut :
1. Apa dan bagaimana gaya kepemimpinan?
2. Apa arti kepemimpinan efektif?
3. Apa saja kriteria pemimpin?
4. Bagaimana perilaku pemimpin?
5. Bagaiman cara mengambil keputusan seorang pemimpin?
C.

TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang efektif.


Untuk mengetahui arti kepemimpinan efektif.
Untuk mengetahui apa saja kriteria seorang pemimpin.
Untuk mengetahui bagaimana perilaku pemimpin.
Untuk mengetahui bagaiman cara mengambil keputusan seorang
pemimpin.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEPEMIMPINAN
Secara umum, kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mengarahkan
dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas tugas dari orang-orang dalam kelompok.
Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau karyawan yang
akan dipimpin. Kepemimpinan juga melibatkan pembagian kekuasaan (Power).
Pemimpin mempunyai power yang lebih besar dibandingkan dengan yang
dipimpin.
Manajer secara umum, mempunyai keahlian yang lebih tinggi, dibandingkan
bawahannya, manajer dapat juga mempunyai kekuasaan referensi yang
mendorong bawahan ingin meniru perilaku menejer, meskipun kekuasaan yang
terakhir ini barangkali tidak sebesar kekuasaan sebelumnya.
Pemimpin tidak sama dengan manajer. Pemimpin biasanya dikaitkan
dengan orang yang mempunyai semangat yang tinggi, kharisma yang tinggi, dan
kemampuan memotifasi orang lain yang sangat tinggi. Sementara Manajer
biasanya dikaitkan dengan orang yang mampu merencanakan, mengelola, dan
mengendalikan organisasi dengan baik, tetapi tidak mempunyai kemampuan
memotifasi orang lain dengan baik. Presiden Soekarno barangkali contoh seorang
pemimpin yang efektif, karena hanya dengan pidatonya, beliau mampu
menggerakkan bangsa Indonesia melawan penjajah. Sementara para manajer
biasanya memotifasi karyawannya dengan intensif gaji.
Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerja
sama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan
suatu tujuan. Seorang pemimpin itu adalah berfungsi untuk memastikan seluruh
tugas dan kewajiban dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Seseorang yang
secara resmi diangkat menjadi kepala suatu group I kelompok bisa saja ia
berfungsi atau mungkin tidak berfungsi sebagai pemimpin. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang unik dan tidak di wariskan secara otomatis tetapi seorang
pemimpin haruslah memiliki karekteristik tertentu yang timbul pada situasi
-situasi yang berbeda.
Menurut John. R. Schermer Horn : Untuk menjadi seorang manajer
tidaklah suatu yang mudah. Untuk menjadi manajer berarti berani untuk bertindak
secara efektif dalam arti menyeluruh dalam perencanaan (planning), organisasi

(organizing), memimpin dan mengendalikan. Kepemimpinan yang sukses adalah


suatu kemauan tetapi bukan dalam kondisi sukses managerial. Seorang manajer
yang baik, maka akan baik pula kepemimpinannya, tetapi seorang yang baik
kepemimpinannya belum tentu baik dalam manajer yang baik manajer.
Kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi aktivitas individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ricky W. Griffin membagi
pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yakni penerapannya sebagai
proses dan sebagai atribut.
B. GAYA KEPEMIMPINAN
Mengatur orang(dalam istilahnya memimpin orang) adalah suatu hal
yang gampang-gampang susah, karena orang yang diatur (bawahan) dan orang
yang mengatur (pemimpin / manajer) sering mempunyai pendapat, dan
pengalaman, kematangan jiwa, kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda. Kemauan dan kemampuan bawahan berfariasi yaitu :
1. Ada bawahan yang tidak mau dan tidak mampu.
2. Ada bawahan yang mau, tetapi tidak mampu.
3. Ada bawahan yang tidak mau, tetapi mampu ,dan
4. Ada bawahan yang mau dan mampu.
Bagaimana seorang manajer mengatur bawahan yang mempunyai
kemauan dan kemampuan yang berbeda-beda tersebut? Untuk menjawab
pertanyaan diatas, kita dapat berpaling pada teori kepemimpinan menurut situasi
yang dikemukakan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard.
Menurut kedua pakar tersebut, tidak satu cara yang terbaik untuk
mempengaruhi perilaku orang-orang.Dalam mempengaruhi perilaku seseorang
salah satu hal yang diperlukan dan perlu diperhatikan adalah gaya kepemimpinan.
Dimana, gaya artinya sikap, gerak, tingkah laku, sikap yang elok, gerak
gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik.
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering
diterapkan seorang pemimpin.Gaya kepemimpinan juga merupakan pola
menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, yang tampak dan yang tidak tampak
oleh bawahannya atau merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe
kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari


falsafah, ketrampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.Gaya
kepemimpinan yang menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung,
tentang keyakinan pimpinan terhadap kemampuan bawahannya.Artinya, gaya
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
ketrampilan sifat, sikap, yang sering diterapkan pemimpinan ketika mencoba
memengaruhi kinerja bawahannya.Gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah
gaya yang dapat memaksimalkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan
mudah menyesuaikan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah
menyesuaikan dengan segala situasi. Dengan demikian, Gaya kepemimpinan yang
efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kedewasaan
bawahan yang akan dipengaruhi pemimpin.
Ada pemimpin yang cenderung berperilaku tugas atau mengarahkan
(Task / Directive behavior), yaitu selalu memberi petunjuk kepada bawahan.
Pemimpin jenis ini selalu menerapkan komunikasi satu arah dengan menjelaskan
hal-hal yang perlu dilakukan anggota staf serta bilamana, diman, dan bagaiman
cara pelaksanaannya. Dan ada pula pemimpin yang cenderung berperilaku
sportif / hubungan (Suportive / Relationship behavior), yaitu pemimpin tersebut
menerapkan komunikasi dua arah dengan memberikan dukungan sosio-emosional
(Socioemotional

suport),

sambaran-sambaran

psikologis

semangat

(psychological strokes), dan pemudahan perilaku (Facilitatingbehaviors).


Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin adalah apabila
ia dapat mengidentifikasikan tingkat kedewasan individu atau kelompok bawahan
yang hendak ia pengaruhinya, dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai.
Dengan kata lain, efektifitas seseorang menajer dalam memimpin bawahannya
banyak tergantung dari situasi dan kematangan bawahannya, tidak ada gaya
kepemimpinan yang paling baik dan tidaklah tepat menerapkan gaya
kepemimpinan yang sama p-ada setiap saat / situasi yang di hadapinya. Konsep
kepemimpinan situasional ini telah dapat membekali manager dengan pedoman
untuk menentukan hal-hal yang perlu lakukan terhadap bawahan dalam berbagai
situasi.
Secara umum, Adapun Macam - Macam Gaya Kepemimpinan adalah :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian, adalah gaya pemimpin yang


memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya
sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para
bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic,

adalah

gaya

kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan


wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam
gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi
tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire, adalah suatu gaya yang
pemimpinnya hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian
masalah yang dihadapi.
Selain dari gaya di atas, ada 4 gaya kepemimpinan berdasarkan
kepribadian.Adapun gaya kepemimpinan tersebut adalah:
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis

1. GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS


Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik
orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka
sangat menyenangi perubahan dan tantangan.

Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di


analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu
menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang orang
yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan
ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin
akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
2. GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya
pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan
jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya
diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan.
Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima
perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak.
Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si
pemimpin.
3. GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya.
Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini.
Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang
ada adalah hasil. Langkah langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian
merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli
dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
4. GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS

Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat
dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap
permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan
ada dalam diri pemimpin ini. Orang orang yang datang karena kehangatannya
terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini
sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa
sangat menyenangkan dan bersahabat.
Dari macam macam gaya kepemimpinan di atas, dapat disimpulkan
bahwa gaya kepemimpinan memiliki 3 pola dasar, yaitu :

Mementingkan pelaksanaan tugas;

Mementingkan hubungan kerjasama;

Mementingkan hasil yang dicapai.

C. KEPEMIMPINAN EFEKTIF
Menjadi pemimpin yang baik bukanlah mudah. Pemimpin yang baik
bukanlah pemimpin yang keras, yang suka marah dan yang ditakuti. Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mampu memimpin pengikutnya mencapai suatu
tujuan tertentu.
Untuk

menjadi

seorang

pemimpin

banyak

hal

yang

harus

diperhatikan.Adapun hal hal tersebut adalah sebagai berikut :


1. Kriteria Seorang Pemimpin
Siapa orang yang bisa diangkat atau dipilih untuk menjadi pemimpin?
Untuk menjawab pertanyaan ini perlulah kita menentukan kriteria yang akan
dipakai untuk memilih pimpinan tersebut. Seorang pemimpin itu haruslah paling
sedikit mampu untuk memimpin para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi
dan juga mampu untuk menangani hubungan antar karyawan. Mempunyai

interaksi antar personnel yang baik dan mempunyai kemampuan untuk bisa
menyesuaikan diri dengan keadaan Sebagai sifat yang berguna bagi pemimpin
yang dapat dipertimbangkan adalah :
a.
b.
c.
d.
e.

Keinginan Untuk Menerima Tanggung Jawab.


Kemampuan Untuk Bisa Perceptive
Kemampuan untuk bersikap Objektif.
Kemampuan Untuk Menentukan Perioritas
Kemampuan untuk berkomunikasi

2. Perilaku Pemimpin
Pemimpin yang efektif kelihatannya tidak mempunyai sifat-sifat yang
berbeda dengan mereka yang tidak efektif sehingga para ahli perilaku
management tidak lagi meneliti tentang apa persayaratan ( kriteria ) seorang
pemimpin yang efektif melainkan para ahli ini meneliti tentang hal-hal yang
dilakukan

oleh

tugas,bagaimana

pemimpin
mereka

yang

efektif.Bagaimana

mengambil

keputusan,

mereka

mendelegan

bagaimana

mereka

berkomunikasi dan memotivasi para bawahan Seorang pemimpin memang harus


memiliki Kwalitas tertentu ( Kriteria tertentu ) namun disamping itu ada suatu
cara terbaiak untuk memimpin tidak seperti kwalitas pemimpin, maka perilaku
pemimpin merupakan sesuatu yang dapat dipelajari, jadi seseorang yang dilatih
dengan kepemimpinan yang tepat akan bisa menjadi pemimpin yang efektif.
Pemimpin yang baik harus mempunyai karakter sebagai berikut
1. Mempunyai karisma
Pemimpin yang mempunyai karisma akan memudahkan mengarahkan staf
atau pengikutnya. Pemimpin yang tidak berkarisma akan kesulitan
mengarahkan staf atau pengikutnya.

2. Mempunyai integritas
Pemimpin harus mempunyai integritas dalam memimpin. Pemimpin harus
setia terhadap nilai-nilai yang ditanamkan kepada pengikutnya
3. Mempunyai dedikasi

Pemimpin yang berdedikasi akan mengerjakan visinya dengan kerja keras


dan penuh semangat. Dedikasi yang dia kerjakan akan ditularkan kepada
stafnya
4. Bisa mengambil keputusan
Pemimpin harus bisa dan berani mengambil keputusan secara cermat.
Untuk dapat mengambil keputusan secara cermat pemimpin harus
memperhatikan banyak aspek dalam memutuskan.
5. Mau membantu
Pemimpin yang baik harus mau membantu memecahkan masalah yang
dihadapinya
6. Bekerja tidak hanya memerintah
Pemimpin yang baik mau mengerjakan hal-hal yang dihadapi stafnya.
Tentu saja dia akan mengerjakan sesuai porsi yang dia bisa kerjakan.
7. Mau mendengarkan
Pemimpin yang baik harus mau mendengarkan masukan dan keluhan dari
stafnya. Pemimpin tidak harus setuju terhadap pendapat dari staf, tetapi
harus menghargai setiap pendapat.
Tentu saja tidak semua pemimpin memiliki 7 karakter di atas secara
penuh. Tetapi setiap pemimpin paling tidak berusaha di setiap point di atas.
Kekurangan di satu point dapat ditutup oleh point yang lain. Misalnya dia tidak
mempunyai karisma, tetapi jika dia mempunyai integritas dan dedikasi yang kuat
maka dedikasi dan integritas ini dapat menutupi kekurangan di point karisma.
Pemimpin yang efektif dan bawahan yang termotivasi akan berdampak
positif ke dalam dan luar perusahaan. Efektif diartikan memberikan dampak
positif, orientasi hasil, produktif, berdaya guna dan berkeinginan kuat untuk
sukses.
Pemimpin dan bawahan ibarat Yin dan Yang, dua karakter berbeda dan bertolak
belakang. Jika dipadukan dengan benar akan menciptakan situasi dinamis, sinergi
positif dan kekuatan besar. Maka 8 sikap kepemimpinan yang efektif dapat
dipelajari berikut ini:

1. Vision
Pemimpin yang ingin sukses membutuhkan visi, agar arah dan tujuan
perusahaan terlihat jelas sekarang dan mendatang. Pemimpin yang efektif
selalu berupaya menanamkan visi kepada karyawannya agar pikiran dan
tindakan selaras dan konsisten dengan tujuan perusahaan. Pemimpin yang
visioner akan membuat karyawannya bergerak dengan semangat tinggi dan
bergelora dalam bekerja.
2. Transformational
Kepemimpinan yang membangun dan servant leadership (pemimpin yang
melayani) akan mengungkit motivasi bawahannya. Pemikiran yang
transformasional menjadikan tim kerjanya bergerak dan berubah lebih cepat
demi meraih kemajuan.
3. Balancing Between Reward and Punishment.
Pemimpin dapat melakukan keseimbangan dalam mengelola perusahaan.
Yang berprestasi dan berkontribusi akan mendapatkan promosi jabatan,
kenaikan gaji, pujian dll. Sementara yang tidak mampu akan menerima sangsi
peringatan agar mau bangkit dan berubah atau pemecatan. Dengan sikap ini
pemimpin menciptakan keseimbangan perlakuan secara fairness atau
berkeadilan yang mendorong semua orang memberikan kinerja terbaiknya.
4. Good Listener
Pemimpin yang efektif akan meramu semua informasi yang didengar dari
semua pihak tanpa kecuali. Kemudian menganalisis sesuai dengan kenyataan
di lapangan dan mengambil tindakan.
5. Anger Management
Ketika perusahaan mengalami hambatan dan masalah, pemimpin dapat
melakukan dorongan lebih keras seperti ekspresi marah. Mengelola
kemarahan atau anger management memerlukan kontrol emosi yang cerdas.
Artinya, ekspresi marah dituangkan sebagai bentuk shock therapy dan lecutan
agar semua orang sadar akan situasi yang buruk dan bergerak melakukan
pembenahan.
6. Discipline Oriented
Disiplin bisa dijadikan budaya perusahaan karena mengandung makna positif
dan membangun. Disiplin akan mengangkat moral karyawan dalam pekerjaan
dengan fokus kepada sasaran yang hendak dicapai.
7. Cybernetics Control

Metode kontrol ini seperti jaringan atau sibernetika yang berkesinambungan


dan saling terhubung antara informasi yang satu dengan lainnya. Dengan
melihat langsung ke lapangan akan mempertajam dan melengkapi intuisinya
sebagai pendengar yang baik.
8. Meritocracy
Pemimpin yang efektif akan menciptakan karyawan sebagai aset bernilai
tinggi dan ujung tombak perusahaan. Maka penempatan karyawan andal
dapat dilakukan melalui sistem meritokrasi yaitu berdasarkan kemampuan,
prestasi, dan talenta.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seorang pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian untuk
mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang
timbul sebagai konsekwensi daripada keputusan yang diambilnya Tentunya dalam

mengambil

keputusan.

Seorang

pemimpin

harus

punya

pengetahuan,

keterampilan, informasi yang mendalam dalam proses menyaring satu keputusan


yang tepat. Disamping itu, seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang
dapat mempengaruhi dan mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan
sedemikian rupa sehingga segala tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan
pimpinan yang bersangkutan. Untuk itu seorang pemimpin setidaknya harus
memiliki kriteria-kriteria tertentu, misalnya kemampuan bisa "perceptive" dan
objektif. Dalam mengarahkan dan memotivasi bawahan agar melakukan pekerjaan
dengan sesuai, seorang pemimpin bisa memilih suatu gaya kepemimpinan tertentu
apakah gaya autokratis, gaya partisipatif dan bahkan gaya Free Rein yang sesuai
dengan situasi dan lingkungan para bawahan. Hanya dengan jalan demikian
pencapaian tujuan dapat terlaksana dengan efisien dan efektif.
B. SARAN
Dari penjelasan tentang gaya kepemimpinan dan pemimpin yang efektif,
marilah kita menjadi pribadi-pribadi yang perbedaannya adalah kemampuan untuk
mengubah yang biasa, menjadi yang luar biasa. Perhatikanlah, sebuah organisasi,
tidak mungkin bisa bergerak mendekati bentuk kreatifitas apapun, bila sang
pemimpin menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh utama dalam penolakan
cara-cara yang lebih baik. Darimana memulainya ? Seperti dalam hal apapun,
mulailah dari diri kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Biner dkk, 2014, Perilaku Organisasi, Penerbit Alfabeta, Bandung

Aun Falestian Faletehan. 2006. Dasar-dasar manajemen. Fakultas Dakwah. IAIN


Sunan Ampel Surabaya.
Drs. Mamduh. M Hanafi, MBA. 1987. Manajemen. Yogyakarta : Percetakan
akademi manajemen perusahaan YKPN

Drs.Amin Tunggal Ak MBA. 2002 Manajemen Sutatu Pengantar. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.
Heidjrachman Ranupandojo. Suad Husnan. 1996. Manajemen Personalia,
BPFE.Yogyakarta
Drs. Ec. Alex S. Natisemito. 1989. Manajemen Statu Dasar danPengantar.
Yakarta : Balai Aksara. Yudhistira. dan Pustaka Saadiyah.
Robert J. Thie Rauf, 1984. Effective Management Information Systems. E. Merril
Publishing Co. Ohio. USA.
Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1984. Organizational Behavior. A
Managerial View point. Dryden Press. Texas.
M. Manulang. 1990. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Saul. W. Gellerman, 1983. Manajer dan bawahan, Seri Manajemen No 83,
Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen. (LPPM).
Winardi, 1990. Manajemen Personalia, Bandung : Abardin,
Miftah Thoha, 1985. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : CV. Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai