Anda di halaman 1dari 32

ANALISA HASIL SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN BUSUR

LISTRIK DENGAN METODE PENDINGINAN CEPAT.

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan
dari pertumbuhan peningkatan industri karena
memegang peranan utama dalam rekayasa dan
reparasi produksi logam.
Di samping itu proses las dapat juga
dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi
lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras
pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang
sudah aus dan lain-lain. Pengelasan bukan tujuan
utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk
mencapai pembuatan yang lebih baik.

Dalam memilih proses pengelasan harus


dititik beratkan pada proses yang paling sesuai
untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada
konstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah
efisiensi yang tinggi, biaya yang murah,
penghematan tenaga dan penghematan energi
sejauh mungkin.

Maka dari itu untuk mengusahakan


hasil pengelasan yang baik dan berkualitas
maka perlu memperhatikan sifat-sifat
bahan yang akan dilas. Untuk itu penelitian
tentang
proses
pendinginan
pada
sambungan hasil pengelasan sangat
mendukung dalam rangka memperoleh
hasil pengelasan yang lebih baik.

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan


sebelumnya, maka penulis mengambil judul :

Analisa Hasil Sambungan Las


Pada Pengelasan Busur Listrik
Dengan Metode Pendinginan
Cepat

Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tentang proses
pendinginan pada sambungan las maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan, yaitu:

Bagaimanakah sifat mekanis yang dimiliki pelat baja setelah dilas


dengan menggunakan las busur listrik dengan metode
pendinginan cepat.

Adakah pengaruh kekuatan sambungan las dengan menggunakan


las busur listrik dengan pendinginan cepat terhadap kekuatan Tarik
dan kekerasan pada benda kerja, daerah HAZ, dan logam induk.

Batasan Masalah
Agar dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini lebih mengarah
ketujuan penelitian dengan membatasi pokok permasalahan sebagai
berikut :

Bahan yang digunakan adalah pelat baja.

Pengelasan yang dilakukan dengan mesin las busur listrik lalu didinginkan secara
cepat dengan menyiram sambungan pada benda kerja menggunakan Oli dan Air serta
dibiarkan dingin dengan udara sebagai bahan perbandingan.

Arus listrik yang digunakan dalam proses pengelasan listrik yaitu 110 Ampere.

Kampuh yang digunakan adalah Kampuh X atau V ganda 900.

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian terhadap sifat mekanik.

TujuanPenelitian
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui pengaruh hasil sambungan lasan
dengan las busur listrik dengan pendinginan cepat
menggunakan media pendingin oli dan air
terhadap kekuatan tarik serta kekerasannya.

ManfaatPenelitian
Untuk

mengetahui nilai hasil Tarik dan kekerasan yang terjadi pada proses

penyambungan

setelah

proses

pengelasan

busur

listrik

dengan

pendinginan cepat menggunakan pendingin oli dan air.


Membandingkan

hasil pengelasan dengan cara mengetahui pengaruh hasil

pengelasan listrik dengan pendinginan cepat menggunakan pendingin oli


dan air terhadap kekuatan tarik serta kekerasan sambungan las pada pelat
baja.
Dari

data-data ini dapat menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya tentang

pengelasan busur listrik maupun jenis pengelasan lainnya dengan


pendinginan cepat menggunakan pendingin oli dan air.

BAB II
TEORI DASAR

Pengelasan

Pengelasan

adalah

proses

penyambungan

antara dua bagian logam atau lebih dengan


menggunakan energi panas.

Pengelasan merupakan salah satu bagian yang


tak terpisahkan dari proses manufaktur.

Las Listrik
Las busur nyala listrik adalah proses
pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengubah
arus listrik menjadi panas untuk melelehkan
permukaan benda yang akan disambung dengan
membangkitkan busur nyala listrik melalui sebuah
elektroda.
Pengelasan jenis ini cukup sederhana dan tidak
memerlukan peralatan yang mahal serta fleksibel
dan sering dipakai bengkel-bengkel besar dan kecil.

Prinsip Kerja Las Busur Listrik


Pengelasan dengan las busur listrik merupakan
pelelehan dengan nyala busur listrik, yang
diperoleh karena adanya perbedaan tegangan
antara Elektroda dan Dan Benda Kerja. Suhu
busur ini bisa mencapai 5000OC, sehingga
mampu melelehkan elektroda dan benda kerja
untuk membentuk paduan.

Pengelasan Pelat Baja Karbon


Rendah
Baja karbon rendah yang juga disebut baja
lunak adalah baja mudah dilas. Baja karbon
rendah memiliki sifat kepekaan retak las atau
weldability yang baik dibandingkan dengan baja

karbon sedang dan baja karbon tinggi. Las


pada baja ini dapat terjadi dengan mudah pada
pengelasan pelat tebal atau didalam baja
tersebut terdapat belerang bebas yang cukup
tinggi.

Metalurgi Las
Metalurgi adalah ilmu tentang struktur logam dan hubungan
struktur tersebut dengan kemampuan logam tersebut. Topik - topik
yang berhubungan dengan pengelasan adalah :
1.

Padatan dan cairan

2.

Pelelehan dan pembekuan

3.

Ekspansi panas

4.

Perlakuan panas

5.

Difusi

6.

Campuran dan paduan

Sifat Mekanis
Pengujian mekanik yang biasa dilakukan
seperti uji tarik, kekerasan, impact (benturan),
creep (pemuluran) dan fatigue (kelelahan)
bertujuan untuk memeriksa kualitas produk
yang dihasilkan berdasarkan suatu standar
spesifikasi. Sifat-sifat mekanik meliputi
kekuatan
tarik,
kekerasan,
keuletan,
ketangguhan dan kelelahan.

BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN

Diagram Alir Penelitian

BAB IV
ANALISA DATA DAN
PEMBAHASAN

Grafik Hasil Pengujian Kekerasan

PENDINGINAN UDARA

PENDINGINAN AIR

PENDINGINAN OLI

Nilai Rata-Rata Kekuatan Tarik


1930
1920
1910
1900
1890

Nilai Rata-Rata Kekuatan Tarik

1880
1870
1860
1850
1840
1830
Raw

Udara

Air

Oli

Perhitungan Hasil Pengujian Kekuatan Tarik

180.0
160.0
140.0
120.0
100.0

Pendinginan Udara
Pendinginan Air
Pendinginan Oli
Raw Material

80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
L

(kg/mm2)

E (kg/mm2)

BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN

Kesimpulan
1.

Pada Uji Kekerasan specimen pengelasan busur listrik dengan metode


pendinginan cepat dihasilkan peningkatan nilai kekerasan yang berbeda
sesuai media yang digunakan. Nilai kekerasan yang tinggi diperoleh
dari Proses pengelasan dengan media pendinginan Oli pada daerah
lasan dengan nilai kekerasannya 30,2 HR A sedangkan daerah HAZ 28,2
HRA dan daerah logam induk 16,8 HRA.

2.

Pada uji tarik hasil busur listrik dengan metode pendinginan cepat
diperoleh nilai kekuatan tarik yang berbeda, nilai kekuatan tarik yang
tinggi terletak pada Pengelasan dengan pendinginan Oli yaitu 32,69
Kg/mm2.

Saran
1.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan setelah selesai pengelasan


hendaknya benda kerja dilakukan postweld heat treatment untuk
meminimalis terjadinya retak dan mengurangi tegangan sisa yang
terjadi.

2.

Bentuk dan ukuran Spesimen Uji Tarik sebaiknya dibentuk sebaik


mungkin, Agar saat beban maksimum benda kerja putus di area
yang diharapkan agar didapat hasil yang lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai