DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
ALIFIYAN FITHRIYANA
AMADEA NOOR AWALIA
THERESIA HARUM
VIA RAFITA
( 10310030 )
( 10310032 )
(10310385 )
(10310399 )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan anugerah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan
kegiatan pembinaan keluarga rumah sehat di Puskesmas Batang Kuis,
Medan. Laporan ini kami susun berdasarkan informasi dan data yang kami
peroleh selama berada di Puskesmas Batang Kuis, Medan.
Dalam kesempatan ini kami sebagai penyusun mengucapkan banyak
terima kasih kepada Kepala Puskesmas Batang Kuis Medan yang telah
membimbing kami dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
Kami menyadari banyak kekurangan dari laporan ini, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan program ini. Akhir kata kami sebagai penyusun berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 20 Februari 2016
Hormat kami
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya
semakinmeningkat
akhir-akhir ini Dari sisi epidemiologis, telah terjadi pula transisi yang cukup cepat
terhadap beberapa penyakit menular, seperti penyakit SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome), Flu Burung, Leptospirosis. Demikian pula dengan
penyakit demam berdarah, keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah
kembali di beberapa daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan
kematian.
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh
bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan
kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari
semakin besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan
cakupan air bersih dan jamban keluarga yang masih rendah, perumahan yang
tidak sehat, pencemaran makanan oleh mikroba, telur cacing dan bahan kimia,
penanganan sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan, vektor
penyakit yang tidak terkendali (nyamuk, lalat, kecoa, ginjal, tikus dan lain-lain),
pemaparan akibat kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian, industri kecil
dan sektor informal lainnya), bencana alam, serta perilaku masyarakat yang belum
mendukung ke arah pola hidup bersih dan sehat.
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan
derajat kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan
dibandingkan faktor yang lain. Bahkan, lebih jauh menurut hasil penelitian para
ahli, ada korelasi yang sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan
dengan kejadian penyakit menular maupun penurunan produktivitas kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping
kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya.
Rumah juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk
menghabiskan sebagian besar waktunya. Bahkan bayi, anak-anak, orang tua, dan
orang sakit menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992,
rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga. Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut
World Health Organization (WHO) Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna
baik fisik, mental, maupun Sosial Budaya, bukan hanya keadaan yang bebas dari
penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Rumah
Sehat sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat
sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun
sosial budaya.
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut : (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007)
1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah,
adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-masing
penghuni;
2. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup;
yang
dipergunakan
untuk
menentukan
rumah
sehat
adalah
Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah sehat adalah :
1) Langit-langit
b. Ruang dapur
Pencahayaan alamiah
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam
ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang
terbuka, selain untuk penerangan, sinar ini juga mengurangi
kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan
Pencahayaan buatan
Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya buatan, seperti
lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Azwar, 1996).
Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang
berkaitan dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut :
1) Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI
No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009).
Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain :
a) Syarat fisik
Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara
sehingga menimbulkan rasa nyaman.
b) Syarat kimia
Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia, terutama yang
berbahaya bagi kesehatan.
2) Jamban (sarana pembuangan kotoran)
Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan yang digunakan oleh
keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang air besar. Cara pembuangan
tinja, prinsipnya yaitu :
Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang lazim dikenal adalah :
Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan dapur.
Limbah industri.
Sampah
Perilaku
penghuni,
meliputi
membuka
jendela
ruangan
dirumah,
Lingkungan (45%)
Perilaku (35%)
Pelayanan Kesehatan (15%)
Keturunan (5%)
3 Bobot perilaku : 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot, dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Memenuhi Syarat Rumah Sehat : 1.068 1.200
2. Tidak memenuhi syarat : < 1.068
BAB III
HASIL PEMBINAAN KELUARGA
A. Keluarga no. 1
Nama
: Ny. Emi
Usia
: 36 tahun
Alamat
Tanggal kunjungan
: 11 februari 2016
: Tn. Paijan
Usia
: 47 tahun
Alamat
Tanggal kunjungan
: 11 februari 2016
C. Keluarga no. 3
Nama
Usia
: 38 tahun
Alamat
Tanggal kunjungan
: 11 februari 2016
: Ny. Sonia
Usia
: 35 tahun
Alamat
Tanggal kunjungan
: 11 februari 2016
LAM PI R AN
Rumah no. 1
Rumah no. 2
Rumah no. 3
Rumah no. 4