DI
S
U
S
U
N
OLEH :
Eka Wahyuni
12071009
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA (UNPI)
MANADO
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi
psikologis untuk menemukan identitas diri. Pada masa transisi dari masa anakanak ke masa remaja, individu mulai mengambangkan ciri-ciri abstrak dan konsep
diri menjadi lebih berbeda. Remaja mulai memandang diri dengan penilaian dan
standar pribadi, tetapi kurang dalam interpretasi perbandingan sosial. (Kusmiran,
2011)
Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin meniru
sesuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan di sekitarnya.
Di samping itu remaja mempunyai kebutuhan akan kesehatan seksual, di mana
pemenuhan kebutuhan seksual tersebut sangat bervariasi. (Kusmiran, 2011)
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi,
serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit atau
kecacatan (ICPD, 1994). (Kusmiran, 2011)
Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan
perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor
penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Merawat organ reproduksi
bertujuan untuk menjaga
kebersihannya,
mempertahankan
keseimbangan
keasaman vagina, mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal
gatal (Siswono, 2001).
Perawatan kesehatan reproduksi remaja putri saat ini cenderung kurang
mendukung terciptanya remaja berkualitas. Angka aborsi di kalangan remaja saat
ini diperkirakan sekitar 700 - 800 ribu kasus pertahun, perempuan usia 15 19
tahun yang telah menjadi ibu mencapai 10 %. Proporsi remaja di daerah pedesaan
yang sudah mengandung dua kali lebih tinggi dari remaja di perkotaan,
perempuan yang kurang berpendidikan cenderung mulai mengandung pada usia
lebih muda. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesi (SDKI) (2002 2003)
menemukan bahwa sebanyak 13% perempuan yang berpendidikan sekolah dasar
telah menjadi ibu, sedangkan perempuan yang tamat SLTP keatas hanya 4%.
Presentase remaja yang terjangkit Penyakit Menular Seksual (PMS) serta HIV /
AIDS cenderung meningkat. (Pinem, 2009)
Dari survei yang dilakukan Youth Center Pilar PKBI Jawa Tengah 2004 di
Semarang mengungkapkan bahwa dengan pertanyaan-pertanyaan tentang proses
terjadinya bayi, Keluarga Berencana, cara-cara pencegahan HIV/AIDS, anemia,
cara-cara merawat organ reproduksi, dan pengetahuan fungsi organ reproduksi,
diperoleh informasi bahwa 43,22 pengetahuannya rendah, 37,28 % pengetahuan
cukup sedangkan 19,50 % pengetahuan memadai (Husni, 2005).
Upaya-upaya kesehatan reproduksi remaja yang perlu dilakukan adalah pemberian
informasi kesehatan reproduksi dalam berbagai bentuk sedini mungkin kepada
seluruh segmen remaja, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pemberian
informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang pada gilirannya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan yang akan
diteliti yaitu Apakah Ada Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku
Remaja Puteri dalam Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Eksternal di SMPN 59
Bacan ?
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku
Remaja Puteri Dalam Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Eksternal di
SMPN 59 Bacan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja puteri dalam menjaga kebersihan
organ genitalia eksternal di SMPN 59 Bacan.
b. Untuk mengetahui perilaku remaja puteri dalam menjaga kebersihan organ
genitalia eksternal di SMPN 59 Bacan.
c. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan perilaku remaja
puteri dalam menjaga kebersihan organ genitalia eksternal di SMPN 59 Bacan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah wawasan mengenai pengetahuan remaja putri tentang
pentingnya menjaga organ reproduksi eksternal.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang kesehatan tentang bagaimana menjaga kebersihan organ genitalia
eksternal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Umum Pengetahuan
1.1. Defenisi pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan
(Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan
seseorang.
Pengetahuan
diperlukan
sebagai
dukungan
dalam
menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga
dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Rogers (Notoatmodjo, 2003) sebelum orang mengadopsi perilaku
baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan:
a. Awarenes, di mana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek).
b. Interest, di mana orang mulai tertarik pada stimulus.
c. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik
buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.
d. Trial, di mana orang telah mulai mecoba perilaku baru.
untuk
menghubungkan
bagian-bagian
dalam
bentuk
keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
1.2.6. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek
tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang sudah ada (Notoatmodjo, 2003).
pengaruh
jangka
pendek
(immediate
impact)
sehingga
10
informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar
maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
g. Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan
bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
2. Tinjauan Umum Perilaku
2.1. Devinisi Perilaku
Menurut Skinner 1938 dalam (Notoatmodjo, 2003) perilaku adalah respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
Perilaku tidak sama dengan sikap. Perilaku seseorang dibentuk melalui
sesuatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya
(Notoatmodjo, 2003).
2.2. Proses Adopsi Perilaku
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku didalam diri orang tersebut terjadi
proses berurutan, penelitian Rogers (Notoatmodjo, 2003) yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
11
12
kesehatan
remaja
di
klasifikasikan
menjadi
kelompok
b.
c.
13
kebersihan alat genitalnya dengan tidak bertukar handuk dengan orang lain
setelah selesai BAK/BAB untuk mencegah penularan penyakit menular
seksual.
4. Tinjauan Umum Organ Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri atas genitalia eksterna dan genitalia interna
(Setiadi, 2007)
1. Organ Genitalia eksterna
Organ genitalia eksterna terbagi atas beberapa bagian (Setiadi, 2007)
yaitu :
a. Vulva
Vulva yaitu alat kelamin yang tampak dari luar mulai dari pubis sampai perineum,
yaitu mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, selaput darah (hymen),
vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar dan struktur vascular.
b. Mons Veneris
Mons veneris adalah bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang
menutupi bagian depan simphisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris
tertutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan umumnya batas atas rambut
melintang sampai pinggir atas simphisis, sedangkan kebawah sampai ke sekitar
anus dan paha.
c. Labia Mayora
Labia mayora (bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil
kebawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris
ke bawah dan ke belakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk komisura
posterior. Labia mayora analog dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum
berakhir diatas labia mayora. Labia mayora sinistra dan dextra bersatu di sebelah
belakang dan merupakan batas depan dari perineum, disebut renulum.
Yang terdiri dari 2 permukaan, yaitu :
1) Bagian luar, menyerupai kulit biasa, dan ditumbuhi rambut.
2) Bagian dalam, menyerupai selaput lender dan mengandung banyak kelenjar
sebasea.
d. Labia minora
Labia minora adalah lipatan kulit diantara labium mayora, tetapi mengandung
kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat. Pertemuan lipatan-lipatan labia
minor di bawah klitoris disebut frenulum.
14
e. Klitoris
Klitoris merupakan suatu tunggal yang erektil. Terdiri dari caput/glans clitoridis
yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam
didalam dinding anterior vagina. Yang mengandung banyak urat-urat saraf
sensoris, dan pembuluh-pembuluh darah.
f. Vestibulum
Vestibulum adalah area yang dikelilingi oleh labia minor yang menutupi mulut
uretra, mulut vagina dan duktus kelenjar bartholini. Kelenjar bartholini homolog
dengan kelenjar bulbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa
tetes sekresi mucus untuk membantu melumasi orifisium vaginal saat eksitas
vaginal seksual. Bulbura vestibular masa jaringan erektil dalam disubtansi
jaringan labial.
g. Orifisum Uretra
Orifisum uretra yaitu jalur keluarnya urin dari kandung kemih, tapi lateralnya
mengandung duktus untuk kelenjar parauretral (skene) yang dianggap homolog
dengan kelenjar prostat pada laki-laki.
h. Hymen (Selaput Darah)
Hymen merupakan selaput putih yang menutupi sebagian lubang vagina luar.
Pada umumnya hymen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah
menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar
endometrium.
i. Perineum
Perineum merupakan kulit antara pertemuan dua lipatan labia mayor dan anus
yang areanya berbentuk seperti intan yang terbentang dari simpisis pubis disisi
anterior sampai ke koksiks disisi posterior dan ketuberositas iskial disisi lateral
15
Fungsi utama Tuba ialah untuk membawa ovum yang dilepaskan ovarium
kejurusan cavum uteri. Alat ini terdapat pada tepi ligamentum latum, berjalan
kearah lateral, mulai dari cornu uteri kanan kiri. Panjangnya 12 cm, diameter 38 mm.
Pada tuba ini dibedakan menjadi 4 bagian (Sastrawinata, 1983) yaitu :
1)
2)
3)
4)
17
19
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
Variabel Dependen
Variabel Independen
Perilaku remaja
putri dalam
menjaga
kebersihan
organ genitalia
eksterna
Pengetahuan
20
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan tentatif atau jawaban sementara dari sebuah
masalah.
1. H0 : Tidak ada hbungan antara pengetahuan dengan perilaku remaja putri dalam
menjaga kebersihan organ genitalia ekstera di SMPN 59 Bacan.
2. H1 : Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku remaja puteri dalam
menjaga kebersihan alat genitalia eksterna di SMPN 59 Bacan.
C.Defenisi Operasional
No
Variabel
dependen
Pengetahuan
tentang kebersihan
organ reproduksi
menjaga kebersihan
eksterna
organ genitalia
eksternal
21
Kuesioner
Skala
Ordinal
Independen
Perilaku remaja
aktifitas remaja
putri terhadap
puteri, untuk
kebersihan organ
mempertahankan atau
genitalia eksterna
menjaga kebersihan
Kuesioner
Ordinal
organ genitalia
eksternal
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Jenis penelitian ini menekankan waktu pengukuran atau observasi
22
data variable independen dan variable dependen hanya satu kali saja pada waktu
yang bersamaan. (Nursalam, 2008).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi perempuan yang bersekolah di
SMPN 59 Bacan dengan jumlah populasi yaitu kelas VII sebanyak 29,
kelas VIII sebanyak 20, kelas IX sebanyak 22. Jumlah populasi seluruhnya
sebanyak 71 orang remaja putri.
2. Sampel Penelitian
Sampel dan penelitian ini di ambil dari keseluruhan populasi yakni remaja
putri yang berjumlah 71 orang.
23
2. Coding
Setelah selesai melakukan editing data selanjutnya yang di lakukan adalah
pengkodean data dalam bentuk angka.Coding ini perlu di lakukan karena data
yang di terkumpul banyak macamnya.setiap responden memberikan jawaban
tersendiri tergantung dari pengetahuan, sikap serta perilaku responden
terhadap materi yang di ajukan (Azwar & Prihartono).
3. Tabulating
Mengelompoka data kedalam tabel menurut sifat yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
24
25
26
27