Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
No. Dokumen
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
01
1/1
a. Lokasi bangunan
Ruang tunggu 6 x 6 m2
4. Ruang bangunan yang digunakan
untuk ruang perawatan
mempunyai:
Rasio TT dengan kamar mandi
10TT :1
bebas serangga dan tikus
kadar debu maksimal 150uq/m3
dengan pengukuran rata rata 24
jam
tidak berbau terutama h2s dan
atau NH3
Pencahayaan 100 200 lux
Suhu 26 27 0 c dengan AC atau
suhu kamaar dengan sirkulasi
udara baik
Kelembaban 40 50% dengan AC
dan kelembaban udara ambivalen
tanpa AC
Kebisingan < 45Dba
b. Lantai-lantai ruangan
bahan yang kuat,kedap air.tidak licin mudah dibersihkan dan
bewarna terang
-lantai kamar mandi dan wc dari bahan kedap air,tidak licin,
mudah dibersihkan,mempunyai kemiringan yang cukup dan
tidak ada genangan air
ruang operasi lantai rata tidak mempunyai pori,menggunakan
bahan vinyl anti elektrostatik dan tidak mudah terbakar
c. dinding
-dinding bewarna terang,rata,cat tidak luntur dan tidak
mengandung logam berat
-sudut dinding dengan dinding.dinding dengan lantaidinding
dengan langit langit membentuk konus ( tidak membentuk
siku)
-dinding kamar mandi dan wc dari bahan kedap air dan kuat
permukaan dinding keramik rata,,sisa permukaan keramik
dibagi sama kiri dan kanan
-khusus ruang radilogi dinding dilapisi Pb minimal 2mm atau
setara dengan dinding bata ketebalan 30cm serta dilengkapi
jendela kaca anti radiasi
-dinding ruang laboratorium dibuat dari bahan porselen atau
keramik setinggi 1.5m dari lantai
d. pintu/ jendela
pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan lebar 120 cm
pintu dapat dibuka dari luar
khusus pintu darurat menggunakan pegangan panic( panic
handle ).penutup pintu otomatisdan membuka kearah tangga
darurat/ arah evakuasi dengan bahan tahan api minimal 2 jam
ambang bawah jendela minimal 1m dari lantai
khusus jendela yang berhubungan langsung keluar memakai
jeruji
khusus ruang operasi pintu terdiri dari 2 daun,mudah dibuka
tetapi dapat menutup sendiri
khusus ruang radiologi pintu terdiri dari 2 daun pintu dan
dilapisi Pb 2mm atau setara dinding bata ketebalan 30cm
dilengkapi dengan lampu merah tanda bahaya radiasi serta
dilengkapi jendela kaca anti radiasi
e.Plafound
rangka plafond kuat dan anti rayap
permukaan plafound bewarna terang,mudah dibersihkan,tidak
mengandung bahan asbes
llangit dengan ketinggian minimal 2,8m dari lantai
langit langit menggunakan bahan anti jamur
khusus ruang operasi harus disediakan gantungan lampu
bedah dengan profil baja double INP 20 yang dipasang
sebelum pemasangan langit langit
f. ventilasi
pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan udara yang
cukup , luas minimum 15% dari luas lantai
ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan
ruangan,untuk ruang operasi kombinasi antara
AC,fan,Exhauser harus dapat memberikan tekanan positif
ventilasi AC dilengkapi dengan filter bahteri
g. Atap
atap kuat ,tidak bocor,tidak menjadi perindukan serangga,tkus
dan binatang lainnya
atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter harus
menggunakan penangkal petir
h. Sanitasi
closet,urinoar ,wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas
baik, utuh dan tidak cacat, serta mudah dibersihkan
140 cm, khusus ramp koridor dapat dibuat dua arah dengan
lebar minimal 240 cm, kedua ramp tersebut dilengkapi
pegangan rambatan,kuat,ketinggi an 80 cm
Area awal dan akhir ramp harus bebas dan datar, mudah untuk
berputar tidak licin
Setiap ramp dilengkapi lampu penerangan darurat, khusus
ramp evakuasi dilengkapi dengan pressure fan untuk
membuat tekanan udara positif
m. tangga
lebar tangga minimum 120 cm jalan searah dan 160 cm jalan
dua arah
lebar injakan minimum 28 cm
tinggi injakan maksimum 21 cm
tidak berbentuk bulat/spiral
memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam
memiliki kemiringan injakan <90 derajat
dilengkapi pegangan minimum pada salah satu
sisinya.Pegangan rambat mudah dipegang ketinggian 60-80
cm dari lantai, bebas dari segala instalasi
tangga diluar bangunan dirancang ada penutup tidak kena air
hujan
n.jalur pejalan kaki (pedestrian track)
tersedia jalur kursi roda dengan permukaan keras/stabil kuat
dan tidak
kemiringan 7 derajat setiap jarak 9 meter ada border
drainase searah jalur
ukuran minimum 120 cm (jalur searah), 160 (jalur 2 arah)
tepi jalur pasang pengaman
o.area parkir
area parkir harus tertata dengan baik
mempunyai ruang bebas disekitarnya
untuk penyandang cacat disediakan ramp trotoar
diberi rambu penyandang cacat yang bisa membedakan untuk
mempermudah dan membedakan dengan fasilitas parkir bagi
umum
parkir dasar (basement)dilengkapi dengan exhauster yang
memadai untuk menghilangkan udara tercemar didalam ruang
dasar (basement) dilengkapi petunjuk arah dan disediakan
tempat sampah yang memadai serta pemadam kebakaran
p.Pemandangan (landscape): jalan, taman
Achmad Mochtar
RUANG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
operasi
bersalin
pemulihan/perawatan
Observsi bayi
Perawataan bayi
Pperawatan premature
Icu
Jenazah
Pengindraan medis
Laboratorium
Radiologi
Sterilisasi
Dapur
Gawat darurat
Administrasi/pertemuan
Ruang luka bakar
KONSENTRASI MAKSIMUM
MIKROORGANISMME PER
M2 UDARA( CFU/M2)
10
200
200 500
200
200
200
200
200 500
200
200 500
200 500
200
200 500`
200
200 500
200
HASIL
RATA WAKTU
PENGUKURAN
1
2
3
4
5
6
7
8
8 jam
8 jam
1 tahun
1 jam
-24 jam
30 menit
---
Karbon monoksida
Carbon dioksida
Timbale
Nitrogen dioksida
Radon
Sulfur dioksida
Formaidehida
Total senyawa organic yg
mudah menguap
KONSENTRASI
MAKSIMUM
SEBAGAI
STANDAR
10.000uq/m3
1 ppm
0.5 uq/m3
200 uq/ m3
4/ pci/liter
125 uq/m3
100 g/m3
1 ppm
HASIL
INTENSITAS
CAHAYA
( LUX )
100 200
Maksimal 50
2
3
300 500
10.000 20.000
4
5
6
7
8
9
10
300 500
75 100
Minimal 60
Minimal 100
Minimal 100
Minimal 100
KETERANGAN
Warna cahaya
sedang
Sedang tanpa
bayangan
Malam hari
HASIL
Hasil
Jumlah Toilet
1
2
3
4
Tempat tidur harus
Hasil
Kamar mandi
Jumlah Toilet
Karyawan
Hasil
Keterangan
Kegiatan pembersihan ruang minimal dilakukan pagi dan sore hari
Pembersihan lantai diruangan perawatan pasien
Hasil
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
01
1/1
A. TERENCANA
1. Ruangan membuat perencanaan sesuai
kebutuhan,setiap tahun melalui rapat ruangan
2. Perencanaan tersebut dikumpulkan pada bidang
masing terkait
3. Masing masingbidang melakukan pengelompokan
sesuai jenis alat dan proiritas
4. Masing masing bidang mengirimkan kebutuhan
kebidang perencanaan
5.
Bidang perencanaan meMbawa kerapat direksi/
struktural tentang rekapitulasi kebutuhan alat medis
tersebut.
6. Melalui rapat bersama diputuskan pembelian alat
medis tersebut dengan melibatkan unsur terkait seperti
komite medis, smf,ka instalasi dan karu/kapoli
7. Pembelian alat medis dialkukan setelah dana belenja
teralisasi seperti APBN/ APBD/ atau melalui dana
BLUD
8. Barang yang sudah dibeli akan didistribusikan kepada
ruangan setelah melalui panitia penerima sesuai
spesifikaasi yang diminta.
9. Barang yang dibeli sudah terakumulasi dengan SOP
Achmad Mochtar
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
01
1/1
PROSEDUR
1. Ruangan membuat laporan kerusakan alat pada IPS
2. IPS melakukan pemeriksaan keruangan terkait dan
memberikan SPK dengan kesimpulanalat tersebut
tidak dapat diperbaiki dan dipergunakan lagi
3. Ruangan melaporkan pada bagian rumah tangga
bahwa ada alat/ barang yang akan di recall dengan
menyertai surat serah terima dan lampiran SPK dari
IPS
4. Rumah tangga menjemput barang keruangan dan
menerima barang tersebut, memasukan pada gudang
sampai dilakukan penghapusan aset
5. Ruangan melakukan penghapusan aset pada kartu
kendali alat yang terdapat diruangan masing - masing
UNIT TERKAIT
Achmad Mochtar
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
01
1/1
PROSEDUR
a. Mamiliki Perizinan
b. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh balai pengujian
fasilitas Kesehatan dan /atau instistusi pengujian fasilitas
fasilitas kesehatan yang berwenang
c. Tersertifikasi badan atau lembaga terkait
d. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus
memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang
berwenang
e. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di rumah sakit
harus dilakukasn sesuai dengan indikasi medis pasien
f. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah sakit
harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di
bidangnya.
g. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi
berkala dan bersinabungan.
UNIT TERKAIT
Achmad Mochtar
STANDAR PENGGUNAAN
SUMBER AIR MINUM
No. Dokumen
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
01
1/1
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
.a. Inspeksi sanitasi air minum dan air bersih 1 tahun 1 kali
b. Pengambilan pengiriman , dan pemeriksaan sampel air
bersih dengan kapasitas tempat tidur 101 s/d 400 air minum
6 sampel dan air bersih 6 sampel
c. Melakukan analisis inspeksi sanitasi pemeriksaan
laboratorium
d.Pemeriksaan kimia air minum dan/atau air bersih dilakukan
minimal 2 (dua) kali setahun (sekali pada musim kemarau
dan sekali pada musim hujan)dan titik pengambilan sampel
masing-masing pada tempat penampungan (reservoir), dan
keran terjauh dari reservoir
e. . Titik pengembalian sampel air air untuk pemeriksaan
mikrobiologik terutama pada air kran dari ruang dapur, ruang
operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan ruang makan tempat
penampungan (reservair) secara acak pada kran-kran
sepanjang sitem distribusi pada sumber air dan titik lain yang
rawan percemaran
f. Pengambilan dan pengiriman sampel air dapat
dilaksanakan sendiri oleh pihak rumah sakit atau pihak ketiga
yang direkomendasikan oleh dinas Kesehatan
g. Sewaktu-waktu dinasn kesehatan provinsi, kabupaten/kota
dalam rangka pengawasan (uji petik) penyelenggarakan
penyehatan lingkungan rumah sakit, dapat mengambil
langsung sampel air pada sarana penyediaan air minum dan
atau air bersih rumah sakit untuk diperiksakan laboratorium
h. Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan
pemeriksaan kualitas air pengukuran sisa khlor bila
menggunakan disinfektan kaporit, pH dan kekeruhan air
minum atau air bersih yang berasal dari sistem perpipaan dan
pengelolaan air pada titik tempat yang dicurigai rawan
pencemaran
j.. Petugas Sanitasi atau penanggung jawab pengelolaan
kesehatan lingkungan melakukan analisis hasil inspeksi
sanitasi dan pemeriksaan laboratorium
k. . apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat
parameter yang tidak sesuai dari satandar maka harus
dilakukan pengelolaan sesuai parameter yang menyimpan
UNIT TERKAIT
Achmad Mochtar
tabel 1.9
Jumlah sampel untuk pemeriksaan Mikrobiologi Menurut jumlah tempat tidur
Jumlah tempat tidur
25-100
101-400
401-1000
1000
4.Pemeriksaan kimia air minum dan/atau air bersih dilakukan minimal 2 (dua)
kali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim hujan)dan titik
pengambilan sampel masing-masing pada tempat penampungan (reservoir), dan
keran terjauh dari reservoir
5. Titik pengembalian sampel air air untuk pemeriksaan mikrobiologik terutama
pada air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan
ruang makan tempat penampungan (reservair) secara acak pada kran-kran
sepanjang sitem distribusi pada sumber air dan titik lain yang rawan percemaran
6. sampel air pada butir 3 dan 4 tersebut diatas dikirim dan diperiksakan pada
laboratorium yang berwenang atau yang ditetapkan oleh menteri kesehatan atau
pemerintah daerah setempat
7. Pengambilan dan pengiriman sampel air dapat dilaksanakan sendiri oleh pihak
rumah sakit atau pihak ketiga yang direkomendasikan oleh dinas Kesehatan
8. Sewaktu-waktu dinasn kesehatan provinsi, kabupaten/kota dalam rangka
pengawasan (uji petik) penyelenggarakan penyehatan lingkungan rumah sakit,
dapat mengambil langsung sampel air pada sarana penyediaan air minum dan
atau air bersih rumah sakit untuk diperiksakan laboratorium
9. Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan pemeriksaan kualitas air
pengukuran sisa khlor bila menggunakan disinfektan kaporit, pH dan kekeruhan
air minum atau air bersih yang berasal dari sistem perpipaan dan pengelolaan air
pada titik tempat yang dicurigai rawan pencemaran
10. Petugas Sanitasi atau penanggung jawab pengelolaan kesehatan lingkungan
melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi dan pemeriksaan laboratorium
11. apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang dari
standar maka harus dilakukan pengelolaan sesuai parameter yang menyimpan
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
01
1/1
.
SK Direktur tentang kebijakan pelayanan standar pelayanan
PROSEDUR
.a. Inspeksi sanitasi air minum dan air bersih 1 tahun 1 kali
b. Pengambilan pengiriman , dan pemeriksaan sampel air
bersih dengan kapasitas tempat tidur 101 s/d 400 air minum
6 sampel dan air bersih 6 sampel
c. Melakukan analisis inspeksi sanitasi pemeriksaan
laboratorium
d.Pemeriksaan kimia air minum dan/atau air bersih dilakukan
minimal 2 (dua) kali setahun (sekali pada musim kemarau
dan sekali pada musim hujan)dan titik pengambilan sampel
masing-masing pada tempat penampungan (reservoir), dan
keran terjauh dari reservoir
e. . Titik pengembalian sampel air air untuk pemeriksaan
mikrobiologik terutama pada air kran dari ruang dapur, ruang
operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan ruang makan tempat
penampungan (reservair) secara acak pada kran-kran
sepanjang sitem distribusi pada sumber air dan titik lain yang
rawan percemaran
Achmad Mochtar
Meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Limbah padat
Limbah cair
Gas
Infeksius
Sangat infeksius
sitoktosisi