Lap Post Op Bmm2
Lap Post Op Bmm2
ODONTEKTOMI
Definisi
Istilah odontektomi digunakan dalam tindakan operasi untuk
mengeluarkan gigi impaksi (terpendam). Gigi impaksi adalah gigi yang
jalan erupsi normalnya terhalang atau terhambat, biasanya oleh gigi
didekatnya atau jaringan patologis sehingga gigi tersebut tidak dapat
keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal di dalam
deretan susunan gigi geligi lain yang sudah erupsi. Umumnya, suatu
gigi mengalami impaksi akibat panjang lengkung gigi yang kurang
adekuat dan ruangan erupsi lebih kecil dibandingkan dengan panjang
total lengkung gigi.
Fragiskos (2007) menyatakan bahwa odontektomi atau surgical
extraction adalah metode pengambilan gigi dari soketnya setelah
pembuatan flap dan mengurangi sebagian tulang yang mengelilingi
gigi tersebut.
secara keseluruhan. Bila hal ini yang terjadi gigi akan menyimpang dari
posisi erupsi normal dan akhirnya menjadi impaksi. Jalan erupsi yang
salah dari gigi permanen, kemungkinan besar dapat disebabkan oleh
kegagalan
resorpsi
gigi
desidui
sehingga
gigi
desidui
menjadi
caninus atas
premolar bawah
caninus bawah
premolar atas
2. Indikasi
Miloro Michael (2004) menyatakan bahwa indikasi yang paling
sering untuk dilakukan odontektomi adalah gigi yang impaksi. Gigigeligi yang seringkali mengalami impaksi adalah gigi molar tiga
rahang atas dan bawah, gigi kaninus rahang atas dan premolar
rahang bawah. Gigi molar tiga paling sering mengalami impaksi
karena merupakan gigi yang paling terakhir erupsi. Ruangan erupsi
yang dibutuhkannya kurang adekuat.
Indikasi odontektomi menurut Pedersen (1996) antara lain:
a. Kegagalan pencabutan dengan tang :
Mahkota fraktur.
Adaptasi tang yang tidak tepat / gagal (mahkota / akar rusak
atau malposisi).
Tidak berhasil mengekspansi alveolus.
b. Kemungkinan terjadinya fraktur akar :
Akar yang panjang dan kecil.
Celah ligamen periodontal yang sempit.
Gigi yang dirawat endodontik (getas).
Akar yang mengalami delaserasi.
Tulang pendukung yang padat.
c. Kedekatan dengan struktur disekitarnya :
Sinus maksilaris.
Gigi yang lain (arah pengeluaran terhalang gigi lain).
Canalis mandibularis.
d. Untuk mempertahankan tulang alveolus yang mendukungnya.
Gigi kaninus atas.
Gigi ankilosis.
Fragiskos (2007) menambahkan indikasi odontektomi yang
lainnya, yaitu:
a.
b.
c.
d.
preventif
ini
sangatlah
penting
yaitu
untuk
serta
pada
kondisi
tertentu
dapat
mencegah
karena
pencegahan
terjadinya
patologi
dan
gigi
yang
impaksi.Adapun
tindakan
pencegahan
itu
meliputi:
-
Pencegahan
Pencegahan
Pencegahan
Pencegahan
Pencegahan
Pencegahan
penyakit periodontal
caries dental
perikonitis
resorpsi akar
munculnya kista odontogenik dan tumor
terjadinya fraktur rahang karena gigi impaksi
3. Kontraindikasi
Pencabutan
gigi
impaksi
juga
tergantung
pada
f.
untuk
menghadapi
tindakan
Pemeriksaan
Ada banyak penderita gigi terpendam atau gigi impaksi.
Terkadang diketahui adanya gigi impaksi pada seseorang diawali
karena adanya keluhan, namun tidak semua gigi impaksi menimbulkan
keluhan dan kadang-kadang penderita juga tidak mengetahui adanya
kelainan pada gigi geliginya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gigi
impaksi dapat diketahui dengan pemeriksaan klinis.
1. Riwayat dan pemeriksaan klinis
Gigi impaksi dapat menimbulkan gangguan ringan sampai serius jika
gigi tersebut tidak erupsi. Tidak semua gigi impaksi menimbulkan
masalah klinis yang signifikan, namun setiap gigi impaksi memiliki
potensi tersebut. Gigi yang tidak erupsi akan menimbulkan rasa
nyeri jika terjadi infeksi. Saat pemeriksaan, ketiadaan gigi, karies
juga
tetangganya.
dapat
Hal
terjadi
ini
bila
dapat
suatu
gigi
mendesak
menyebabkan
gigi
terjadinya
periodontitis.
c. Pada penderita yang tidak bergigi
Rasa sakit ini dapat timbul karena penekanan protesa sehingga
terjadi perikonitis.
d. Parastesi dan neuralgia pada bibir bawah
Terjadinya parastesi atau neuralgia pada bibir bawah mungkin
disebabkan karena tekanan pada n.mandibularis. Tekanan pada
n.mandibularis dan dapat juga menyebabkan rasa sakit pada
gigi premolar dan kaninus.
3. Pemeriksaan Ekstra Oral
Pada pemeriksaan ekstra oral yang menjadi perhatian adalah :
a. Pembengkakan
b. Pembesaran limfenode(KGB)
c. Parastesi
4. Pemeriksaan Intra Oral
Pada pemeriksaan intra oral yang menjadi perhatian adalah :
1) Pemeriksaan visual
a. Keadaan gigi, erupsi atau tidak
b. Adanya karies, perikoronitis
c. Adanya parastesi
d. Warna mukosa bukal, labial dan gingival
e. Adanya abses gingival
f. Posisi gigi tetangga, hubungan dengan gigi tetangga
nasal atau
sinus maksilaris
Hubungan atau kedekatan gigi-geligi rahang bawah dengan
saluran interdental,
foramen mentale, batas bawah mandibula.
pengambilan
radiografi
oklusal
yang
memberikan
Anestesi
Pembuatan flap
Pengurangan tulang disekitar gigi impaksi
Pemecahan gigi, ekstraksi gigi atau akar gigi dengan elevator
atau tang.
Suturing dan perawatan post operasi.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
klasifikasi impaksi
flap mukoperiosteal (full thickness flap)
direct vision
vaskularisasi
dukungan tulang
pengembalian flap pada posisi semula
10.
11.
12.
13.
14.
Bein
Benang jahit
Gunting
Hand piece low speed
Kapas, alkohol, iod, dll.
Anestesi
Untuk anestesi disesuaikan dengan kebutuhan, gigi mana yang
akan dilakukan odontektomi. Untuk odontektomi gigi premolar bawah,
prosedur anestesinya adalah sebagai berikut :
1) Pasien dianestesi dengan teknik Blok
Mandibula
untuk
di
antara
kedua
premolar
pada
tulang)
sisi
yg
jarum
di
antara
ramus
&
ligamentum-
demi
sedikit
dengan
tekanan
perlahan-lahan
anestetikum pada
0,5 cc.
10
atas tulang (paling tidak 3-4 mm dari tepi tulang yang rusak)
d. Ukuran
ukurannya sebaiknya lebih besar
jangan terlalu kecil
jangan diperluas berlebihan
b. Ketebalan
untuk flap mukoperiosteal, periosteum diambil secara
menyeluruh jangan sampai terkoyak
pada waktu mengangkat flap jangan sampai sobek
Menurut Fragiskos (2007), tipe-tipe flap adalah sebagai berikut:
a) Trapezoid
- Dibentuk dengan membuat insisi horizontal sepanjang gingival
dan dua insisi melintang pada mukosa bukal
11
b) Triangular
- Dibentuk dengan membuat insisi bentuk l dan insisi horizontal
sepanjang gingival
- Saat flap jaringan dibuka pada insisi pembebas, akan diperoleh
lapangan pandang yang lebih luas, terutama pada aspek apikal
daerah pembedahan.
- Diindikasikan untuk pengambilan ujung akar, kista kecil dan
apikoektomi
c)
Envelope
- Flap tipe ini adalah hasil perluasan insisi horizontal sepanjang
garis servikal gigi
- Insisi envelope dibuka ke arah lateral sehingga tulang yang
menutupi gigi impaksi terbuka.
- Biasa digunakan untuk pembedahan gigi insisivus, premolar dan
molar
12
d) Semilunar
- Insisi flap berbentuk kurva
- Memberikan fasilitas jalan masuk ke apikal
- Melindungi terkoyaknya tepi gingival
e) Pedikel
- Flap pedikel dibuat baik dibukal, lingual atau palatal
- Digunakan untuk migrasi atau transposisi untuk memperbaiki
suatu cacat (contoh : fistula oroantral atau nasoalveolar).
f)
Flap insisi
dan
- Dibuat pada midline palatum.
- Flap insisi
:
13
- Flap insisi
Suturing
Suturing
adalah
memasukkan
benang
ke
dalam
flap
Jarum masuk sejauh 2-3 mm dari tepi flap dan keluar dengan
jarak yang sama dari tepi yang berlawanan.
14
2) Continuous suture
Biasanya ditujukan untuk luka permukaan yang panjang (contoh:
untuk reconturing alveolar ridge rahang atas dan rahang
bawah).
Continuous suture terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Continuous simple suture
15
3) Mattress sutures
Terdiri dari dua tipe :
Horizontal mattres suture, yang terbagi menjadi dua lagi
antara lain :
- Horizontal mattres interrupted suture
16
17
dan
aplikasi
antibiotik
pada
soket
ekstraksi.
saraf
sensoris
biasanya
terjadi
jika
pembedahan
menimbulkan
masalah.
Dalam
hal
ini,
dibutuhkan
18
:
:
:
:
Satriyo Wahyudi
114300
16 tahun 6 bulan
margomulyo RT 1 RW 13 Kregolan Seyegan
Sleman
Pekerjaan
No HP
Tanggal
Nama operator
Dokter jaga
:
:
:
:
:
Pelajar
085777244161
18 Februari 2013
Cita Darmastuti, drg
drg. Cahya Yustisia, Sp.BM
19
a. Pemeriksaan subyektif
a. Chief complain
gigi
belakang
bawah
yang
masih
terbenam
untuk
: kesehatan baik
Social History
: 110/70 mmHg
Nadi
Respirasi
: 16x
Suhu
: 36C
TRL
: (-)
per menit
Mata
Sklera
Leher
: Trakea: lurus
Kelenjar tiroid
20
- Pipi
- Bibir
- Kelenjar limfe
Intra Oral
- Mukosa pipi
(-)
- Palatum
(-)
- Lidah
(-)
- Gingiva rahang atas
(-)
- Gingiva Rahang Bawah
Pembengkakan
(-),
massa
abnormal (-)
- Karang gigi
interpapil
dental
34
dan
36,
kedalaman dentin.
Pemeriksaan :
CE
Sonde
: (+)
: (-)
berlubang
dengan
21
Assesment / Diagnosa
Planning
Odontektomi 35
Medikasi
Kontrol pasca odontektomi (1 minggu kemudian)
c. Persetujuan Tindakan Medis
Sebelum
di
lakukan
tindakan
medis,
pasien
diberikan
dilakukan
yaitu
pengambilan
gigi
35
dengan
tehnik
maka
pasien
menandatangani
lembar
tindakan medis.
d. Tindakan
a. Pemeriksaan Vital Sign :
Tensi
: 120/70 mmHg
Respirasi
: 20x/ menit
Nadi
: 92x/ menit
Temperatur
: 36,3C
b. Durante : Jalannya Operasi Odontektomi gigi 35
- Persiapan Ruangan Operasi
persetujuan
22
- Persiapan pasien
Pada saat kunjungan pertama. Pasien diinstruksikan
untuk
tidur
&
makan
secukupnya
sebelum
tindakan
prosedur
desinfektan
yaitu
23
Operator
harus
sudah
menguasai
tentang
prosedur
Blok
Mandibula
untuk
blok
mandibula
bereaksi,
kemudian
diteruskan
24
- Pembuatan flap
Tipe flap : Buat full thickness flap (mucoperiosteal flap)
dengan desain flap triangular. Insisi dimulai dari bagian
sepertiga distal gigi 34 arah vertikal kemudian flap diperluas
sampai bagian mesial mahkota gigi 37 (tapi tidak pada
interdental papilla), untuk memperluas lapangan pandang
operasi. Kemudian ditarik kearah kaudal sampai vestibulum.
Jaringan yang sudah di insisi, dibuka / diseparasi dengan
menggunakan
rasparatorium,
sampai
tulang
didaerah
tulang
bagian
yang
menutupi
25
- Pengeluaran gigi
Setelah
dilakukan
pengurangan
tulang
disekitar
gigi,
26
menghilangkan
tepi-tepi
tulang
yang
tajam,
untuk
mencegah
terjadinya
infeksi
dan
mempercepat
penyembuhan.
- Suturing
Kemudian lakukan pengembalian jaringan yang telah di insisi,
dengan cara melakukan hetcing (suturing) dengan teknik
interrupted suture 2 simpul di bagian insisi vertikal sepertiga
distal gigi 34 dan satu simpul pada interdental papila gigi 35
dan 36.
- Lamanya operasi
Operasi berlangsung selama 25 menit, di mulai dari insisi flap
sampai suturing.
- Obat-obatan yang diberikan:
Amoksisilin capl 500 mg No XV (3 x 1) sebagai antibiotik,
untuk mencegah terjadinya infeksi pasca odontektomi &
untuk mempercepat penyembuhan.
27
kemudian
pasien
di
instruksikan
untuk
jika
tidak
terjadi
perdarahan,
selanjutnya
pada
28