Anda di halaman 1dari 6

KEGIATAN 3

MENGHITUNG SEL DARAH MERAH


A. Tujuan
1. Menghitung jumlah SDM
B. Alat dan Bahan
Mikroskop
Toma hemasitometer
Blood lancet steril disposable
Etil alkohol 70%
Kapas
C. Cara Kerja

D. Hasil dan Pembahasan


Tabulasi data pada Naracoba laki-laki

. Pipet 101
. Larutan hayem

No
1
2
3
4

Probandus
Rifqi Rasis
Andi
Theophile
Ade
Total
Rata-rata
Stabdar deviasi

Umur
19
19
29
20

Jumlah
Eritrosit
6,510,000
6,280,000
3,750,000
4,040,000
20,580,000
5,145,000
1451263.817

Tabulasi data pada Naracoba perempuan


No

Probandus

Umur

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Senja
Teolina
Nurul
Yenni
Neny
Hindun
Laila
Agustina
Fitri
Nia
Machmudah
Ulfa
Siti
Milade
Fajar
Rini
Afiannisa
Putri
Novita
Afit
Rika
Amaliyah
Aza
Total
Rata-rata
Standar deviasi

18
18
19
19
19
18
19
19
19
21
18
19
18
19
20
19
19
19
19
19
18
19
19

Jumlah
Eritrosit
(sdm/mm)
3,400,000
5,320,000
6,560,000
4,595,000
6,560,000
5,960,000
4,990,000
5,650,000
5,270,000
2,190,000
7,190,000
4,710,000
5,060,000
4,140,000
4,730,000
2,870,000
7,310,000
5,570,000
4,160,000
4,020,000
7,210,000
7,130,000
7,130,000
121725000
5292391.3
1454750.736

Praktikum ini berjudul menghitung sel darah merah (eritrosit) bertujuan untuk
menghitung jumlah sel darah merah pada manusia. Darah adalah jaringan cair yang
terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga

jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.Volume darah secara keseluruhan adalah
satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma
darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. Fungsi utama darah dalam sirkulasi
adalahsebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan
cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh
(Guyton, 2006 ).
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap milliliter darah
mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah), yang secara klinis
sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta per millimeter kubik
(mm3). Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin.
Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit
akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada
oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka
warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebirubiruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat
keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada
darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri (Benson: 1999)
Sel darah merah yang matang sangat mudah dikenali disebabkan oleh morfologinya yang
unik. Pada keadaan normal, bentuk sel darah merah adalah dwi cekung dengan diameter ratarata 8m, ketebalan 2m. Ia tidak mempunyai nukleus atau mitokondria, tidak dpat
bereproduksi atau melakukan metabolisme ekstensif. Air menempati 70% dari
volume sel, dan haemoglobin menempati 25% volume, sementara itu sisanya adalah
protein dan lipid. Tanpa nukleus dan jalur metabolik protein, sel ini mempunyai
masa hidup yang singkat yaitu selama 100-120 hari. Tetapi, struktur sel darah merah
matang yang unik ini memberikan daya lenturan yang maksimal saat sel ini melewati
pembuluh darah yang sempit (Soewolo, 2005: 200).
Meskipun penampilannya sederhana, darah merupakan jaringan yang sangat
kompleks, mengangkut sejumlah zat yang penting demi menjaga homeostasis tubuh.
Berikut merupakan zat-zat yang diangkut oleh darah (soewolo, 2005: 198):
Oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh sel
Karbondioksida dari sel tubuh ke paru-paru
Nutrisi dari organ pencernaan ke sel tubuh
Zat sisa metabolisme dari sel tubuh ke ginjal
Hormon dari kelenjar endokrin ke sel tubuh
Enzim dari sel sekretori ke sel bagian tubuh lain
Panas dari bagian dalam tubuh ke permukaan kulit dan sebaliknya.

Konsentrasi eritrosit selalu mendekati normal, setiap perubahan dari normal


digunakan sebagai indikator bagi beberapa gangguan. Nilai konstan eritrosit
menggambarkan kenyataan bahwa laju produksi dan destruksi sel benar-benar
seimbang. Pria sehat mempunyai kadar eritrosit 4.500.000-6.000.000 sdm per mm 3
sedangkan pada perempuan sehat memiliki kadar eritrosit 4.000.000-5.500.000 sdm
per menit. Untuk menjaga jumlah sel darah tetap seimbang, tubuh harus
menghasilkan sel dewasa beu pada kecepatan 2 juta setiap detik. Pada orang dewasa,
produksi eritrosit dilakukan pada jaringan mieloid yang terletak di sum-sum tulang
dari tulang kranial, rusuk, dada, korpus vertebrae, epifisis proksimal humerus, dan
femur. Proses pembentukan eritrosit disebut dengan eritropoesis (Soewolo, 2005:
202-203).
Pada praktikum kali

ini dilakukan penghitungan sel darah merah

menggunakan beberapa alat antara lain yang utama


adalah alat hitung sel darah merah (Haemocytometer).
Haemocytometer adalah perangkat yang diciptakan oleh
Louis-Charles Malassez untuk menghitung el darah dan
sel mikroskopis lainnya. Alat ini terdiri dari kaca tebal
mikroskopslide dengan lekuka persegi panjang yang
menciptakan

ruang.

Ruangan

ini

diukir

dengan

menggunakan laser tergores grid dari tegak lurus. Perangkat ini disusun dengan hatihati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui, dan kedalaman ruang juga
dapat dikenali. Sehingga memungkinkan untuk menghitung sel atau partikel dalam
volume cairan tertentu (Evelyn, 2006).
Penghitungan sel darah merah dilakukan dengan cara, mengambil darah
terlebih dahulu menggunakan blood lanct steril. Pastikan ujung jari tangan telah
dibersihkan dengan alkohol, hal ini untuk menghindari darah terkena bakteri dan
virus. Setelah menusuk, kumpulkan darah pada ujung jari dan sedot menggunakan
selang yang terhubung pada pipet 101. Pipet ini merupakan pipet khusus yang
didesain menggelembung dibagian tengahnya. Pada bagian tengah gelembung ini
terdapat kristal berwarna merah yang berfungsi sebagai pengaduk. Darah kemudian
disedot sampai batas 0,5. Kemudian bersihkan ujung jari menggunakan alkohol agar
pendarahan berhenti.

Selanjutnya menyedot larutan hayem pada pipet yang berisi darah tadi sampai
tanda 101. Larutan hayem merupakan larutan pengenceran untuk sel darah merah.
Larutan ini khusus untuk sel darah merah, karena prinsip larutan ini isotonis terhadap
sel darah merah yang akan dihitung dan menyebabkan lisis sel darah yang tidak
dihitung, termasuk juga sel darah putih sehingga tidak nampak dalam pengamatan.
Jumlah sel darah merah yang diperoleh merupakan akumulasi dari 5 bidang
pandang, yakni pojok kanan atas, pojok kiri atas, pojok kanan bawah, pojok kiri
bawah serta bagian tengah. Hal ini berfungsi untuk menghemat waktu sehingga
diambil data acak yang dianggap mewakili jumlah sel darah. Penghitungan sel darah
merah menggunakan alat bantu counter, sehingga lebih mudah karena ukuran sel
darah merah sangat banyak dan kecil. Untuk menghindari penghitungan ganda,
penghitungan sel darah yang menempel pada garis dilakukan dengan menghitung sel
darah yang menempel pada garis atas dan kiri saja. Begitu pula kotak selanjutnya,
sehingga terhindar dari penghitungan ganda.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, diperoleh data yang sangat
bervariasi. Pada naracoba laki-laki, diperoleh jumlah sel darah merah rata-rata
5,145,000 sdm per mm3, dengan jumlah sel darah terendah pada theophille yaitu
3.750.00 sdm per mm3, sementara itu menurut literatur jumlah sel darah merah pada
pria sehat adalah 4.500.000-6.000.000 sdm per mm3. Sedangkan pada perempuan
diumpai data yang lebih bervariasi lagi, yaitu dengan standar deviasi 1,454,750.736
sdm per mm3. Jumlah sel darah merah berkisar dari 2.100.000 sampai 7.300.000,
sementara menurut literatur jumlah sel darah wanita sehat adalah 4.000.0005.500.000 sdm per mm3. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara kain
kesehatan praktikan, ketelitian dalam melakukan uji coba terutama dalam
penyedotan darah sampai batas 0,5 dimungkinkan ada gelembung udara sehingga
jumlahnya tida tepat 0,5 ml.
E. Kesimpulan
Jumlah sel darah merah pada pria rata-rata 5,145,000 sdm per mm3, sementara
itu pada perempuan rata-rata 5,292,391.3 sdm per mm3.
F. Daftar Pustaka

Benson, U.J., Gunstream, S.E., Talaro, A, and Talaro, K.P. (1999). Anatomy and
Physiology Laboratory Textbook. 7th ed. New York : The McGraw-Hill
Companies.
Guyton, A.C(2006).Textbook of Medical Physiology. Philadelphia: W.B
Saunders Company,
Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Soewolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM press

Anda mungkin juga menyukai