Anda di halaman 1dari 3

Nama

Kelas
NIM
Jurusan

: Ecki Abdullah
: B.3.5
: 111310065
: S1 Manajemen

Soal Topik
2.
Membangun Budaya Anti Korupsi

Budaya tidak terbatas pada acara-acara seremonial atau hasil karya fisik yang
indah bernilai seni tinggi yang membuat para penikmatnya berdecak kagum. Budaya
juga bukan sekedar pakaian yang unik, bukan hanya bagaimana masyarakatnya
menjalankan ajaran-ajaran agama dalam tataran seremonial. Namun lebih luas dari
itu, budaya adalah keseluruhan cara atau pola berpikir, dan perilaku yang ditunjukkan
sebuah masyarakat di segala bidang yang berguna untuk menjalankan kehidupannya
Sikap Permisif Terhadap Korupsi Terkait dengan sikap hidup masyarakat yang mulai
menganggap korupsi kecil-kecilan atau menganggap perilaku koruptif adalah hal
biasa, atau bahkan cenderung permisif. Ada beberapa contoh yang dapat membangun
dialektika misalnya : memberi uang rokok atau uang bensin kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) golongan rendah adalah hal biasa, bahkan orang-orang yang rajin
menebar uang receh ini justru dianggap baik hati sehingga menjadi populer di
tengah masyarakat. Kita tidak gelisah jika ada juru parkir yang tidak mau memberikan
karcir parkir setelah kita membayar, bahkan ada yang justru malas meminta karcis
parkir dengan alasan yang mungkin membuat kita tersenyum kasihan, biarkanlah
tukang parkir menerima rejeki lebih banyak. Eratnya hubungan kekeluargaan dan
pertemanan yang dibawa-bawa kedalam sistem birokrasi-dalam tataran tertentu
disebut sebagai nepotisme- membentuk jaringan yang sulit diputus. Anggota keluarga
PNS atau penyelenggara negara sering meminta bantuan untuk melancarkan
urusannya (mendahulukannya dibandingkan dengan masyarakat lain) karena tidak
mau repot berurusan langsung dengan birokrasi. Kebiasaan mengadakan acara-acara
seremonial di instansi publik yang sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan
tugas sehari-hari namun membutuhkan dana besar yang pada kenyataannya tidak bisa
dibiayai dari anggaran resmi, juga berpotensi mendorong terjadinya penyalahgunaan
kewenangan atau tindakan-tindakan yang menyalahi aspek-aspek etika.
4.

Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini


Pendidikan anti korupsi memang harus ditanamkan sejak dini. Dalam hal ini,
keluarga memegang peranan penting dalam mendidik dan membentuk akhlak anak.
Selain itu, mengenalkan prinsip kebaikan, kebenaran dan kesalehan hidup kepada

anak juga menjadi tugas utama bagi orang tua. Jika orang tua telah mengajarkan nilainilai kebaikan dan kejujuran pada anak sejak dini, maka saat anak tersebut mulai
beranjak dewasa nilai-nilai tersebut akan terpatri dalam jiwa mereka. Dengan
demikian keluarga turut andil dalam memberi warna budaya sebuah bangsa, termasuk
di dalamnya adalah menciptakan budaya anti korupsi. Anak-anak merupakan peniru
yang ulung. Karena seorang anak belajar bertingkah laku dengan meniru tingkah laku
orang lain yang ditransmisikan melalui contoh-contoh, terutama yang datang dari
keluarga, lingkungan sekitar dan media massa. Oleh karena itu, teladan yang baik dari
seluruh anggota keluarga seperti ketaatan beribadah, berperilaku sopan sesuai budaya
dan bangsa, bertindak jujur dalam perkataan dan perbuatan sangatlah penting
ditanamkan sejak usia dini. Tetapi meskipun demikian, tidaklah adil rasanya jika
teladan itu hanya datang dari keluarga. Pemerintah juga harus turut serta berperan
aktif dalam upaya menciptakan budaya anti korupsi pada anak-anak, misalnya melalui
Kementerian Pendidikan Nasional dengan memperbaiki kurikulum pembelajaran di
sekolah, yaitu dengan tetap memasukkan mata pelajaran budi pekerti di dalam
kurikulum sekolah. Selain itu, saat ini sudah banyak contoh sekolah yang
memberlakukan kantin kejujuran sebagai upaya untuk menanamkan sikap jujur pada
anak didiknya. Hal ini merupakan suatu contoh yang baik untuk membudayakan sikap
anti korupsi. Karena kejujuran adalah kunci untuk menjauhkan diri dari tindakan
5.

korupsi.
Parahnya Korupsi Mengancam Pertahanan Dan Kesatuan Negara
Sekarang di Indonesia dijuluki Negara tempat tinggalnya para koruptor. Pasti
kita merasa sedih, kecewa dan mungkin juga kalian merasa marah karena tersinggung
dengan pernyataan tersebut. Namun pada kenyataannya memanglah benar bahwa
Negara kita ini adalah tempat tinggal bagi para koruptor. Kita pun tidak bisa
memungkiri pernyataan tersebut, banyak tindak korupsi yang dilakuakan oleh para
pejabat negara bahkan penegak hukum juga ikut melakukan korupsi, baik yang
terang-terangan maupun tidak. Sekarang ini banyak penegak hukum satu persatu
mulai terjerat kasus korupsi, hal ini membuat para masyarakat semakin resah dan
geram, pasalnya para oknum tersebut bukannya menegakkan hukum malah ikut
melanggar hukum. Secara tidak sadar tindakan para oknum tersebut telah mengancam
pertahanan dan kesatuan negara, karena masyarakat semakin tidak mempercayai
hukum yang berlaku dinegara ini.

Soal Wajib

1.

Anda mungkin juga menyukai