Anda di halaman 1dari 8

INFLUENSA DAN KAITANNYA DENGAN FLU BABI

DAN FLU BURUNG

Disusun Oleh :
DWI INDRIANTI FIRMATASARI (0902005149)
ALIMENTARY SYSTEM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2009
0

1. Pendahuluan
Flu Burung dan Flu Babi memiliki gejala awal yang sama dengan flu
biasa sehingga masyarakat dapat terkecoh olehnya namun setelah melalui masa
inkubasi tertentu flu dapat berubah menjadi sangat mematikan dan dapat
menyebabkan kematian.Oleh karena itu sebagai masyarakat yang berpendidikan
kita hendaknya harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk membedakan flu
burung atau flu babi dengan flu biasa dan bagaimana cara
penanggulangannya.Berikut beberapa informasi yang bisa digunakan untuk
menunjang hal tersebut

2.Definisi
2.a. Flu Burung
Flu burung ( avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus influenza yang biasanya menjangkiti unggas. Virus ini kemudian
ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing,
harimau, dan manusia. Penyebab Flu burung adalah virus influenza tipe A.Virus
influenza tipe A ini dapat berubah bentuk dan dapat menyebabkan pandemic.
Strain yang sangat virulen / ganas dan dapat menyebabkan flu burung dapat kita
kenal dengan sebutan subtipe H5N1.Virus itu dapat bertahan hidup di air sampai 4
hari pada suhu 22o C dan lebih dari 30 hari pada suhu 0o C. Virus akan mati
dengan pemanasan 60o C selama 30 menit atau 56o C selama 3 jam dengan
deterjen atau desinfektan seperti formalin,atau cairan yang mengandung iodine.
2.b.Flu Babi
Flu babi (Swine influenza) adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan
oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu
babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus
C atau subtipe genus influenza virus A.
Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada
orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-

kasus penularan dari manusia ke manusia. Flu babi diketahui disebabkan oleh
virus influenza A subtipe H1N1.

3. Gejala Penyakit dan Cara Membedakan


3.1.Gejala Flu Burung pada Manusia
Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejalagejala seseorang terkena flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :
1. Menderita ISPA
2. Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius)
3. Sakit tenggorokan yang tiba-tiba
4. Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot
5. Sakit kepala
6. Lemas mendadak
7. Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan
penanganan tepat dapat menyebabkan kematian
3.2.Gejala Flu Babi pada Manusia
Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat,
gejalan influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk,
sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu.
Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.
3.3.Cara Membedakan Flu Burung,Flu Babi dan Flu biasa
Mengingat gejala Flu burung atau flu babi mirip dengan flu biasa, maka
tidak ada yang bisa membedakan flu burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang
batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung turun, maka disarankan untuk segera
mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat.
Penderita yang diduga mengidap virus Flu burung disebut penderita
suspect flu burung dimana penderita pernah mengunjungi peternakan yang berada
di daerah yang terjangkit flu burung, atau bekerja dalam laboratorium yang
sedang meneliti kasus flu burung, atau berkontak dengan unggas dalam waktu
beberapa hari terakhir.Demikian pula flu babi,dimana penderita yang diduga
mengidap virus Flu babi disebut penderita suspect flu babi.Gejala yang
dimunculkan oleh virus H5N1 berbeda-beda dimana ada kasus seorang anak laki-

laki yang terinfeksi virus H5N1 yang mengalami diare parah dan diikuti dengan
koma panjang tanpa mengalami gejala-gejala seperti influenza,demikian pula
H1N1 yang disertai dengan diare dan muntah-muntah.Oleh karena itu
pemeriksaan secara medis penting dilakukan terutama bila mendapati timbulnya
gejala penyakit yang tidak wajar.

4.Cara Penanganan
4.1. Flu Burung
4.1.1.Pengobatan pada Penderita
1. Oksigenasi bila terjadi sesak nafas
2. Hidrasi dengan pemberian cairan parenfal (infus)
3. Pemberian obat antivirus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari
4. Amantadin diberikan pada awal infeksi,sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
pertama selama 3 5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB per hari dibagi dalam dua
dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg dua kali sehari.
4.1.2.Penanganan yang Telah Diambil Pemerintah
1. Mengadakan investigasi pada pekerja, penjual, dan penjamahayam di
beberapa daerah KLB flu burung pada ayam di Indonesia (untuk mengetahui
infeksi flu burung pada manusia )
2. Melakukan monitoring secara ketat terhadap orang-orang yang pernah kontak
dengan suspect flu burung,hingga terlewati 2 kali masa inkubasi yaitu 14 hari.
3. Menyiapkan 44 rumah sakit di seluruh Indonesia untuk menyiapkan ruangan
observasi terhadap pasien yang dicurigai mengidap Avian Influensa.
4. Memberlakukan kesiapsiagaan di daerah yang mempunyai resiko yaitu
provinsi Jabar,DKI Jakarta dan Banten.
5. Menginstruksikan kepada gubernur pemerintah provinsi untuk meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjangkitnya flu
burung di wilayah masing-masing.
6. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan departemen peertanian dan
pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan flu burung.

7. Meningkatkan upaya penyuluhan kesehatan masyarakat dan membangun


jejaring kerja dengan berbagai pihak untuk edukasi terhadap masyarakat agar
masyarakat waspada dan tidak panik.
8. Mengumpulkan informasi yang meliputi aspek lingkungan dan faktor resiko
untuk mencari kemungkinan sumberpenularan oleh tim investigasi yang
terdiri ats Depkes,Deptan,dan WHO.
4.2. Flu Babi
Cara penanganan flu burung dan flu babi sama karena kedunya memiliki
karakter penyakit yang sama. Obat yang digunakanpun pada dasarnya sama
dengan flu burung, yaitu tamiflu atau oseltamivir. Menurut Direktur
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Departemen Kesehatan Rita
Kusriastuti, saat ini persediaan obat oseltamivir yang didanai dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara 3 juta dosis. Adapun persediaan obat
oseltamivir yang berasal dari bantuan internasional untuk Asia 1,9 juta dosis.
Selain itu seperti halnya flu burung setelah hasil laboratorium menunjukkan
positif flu babi, pasien akan diisolasi di ruang intensive care unit atau ICU.
Kamar isolasi ini dilengkapi fasilitas medis seperti tempat tidur, ventilator,
dan mobile X-ray.

5.Upaya Pencegahan
5.1. Flu Burung
5.1.1. Pada Unggas
1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
2. Vaksinisasi pada unggas yang sehat
5.1.2. Pada Manusia
5.1.2.1. Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)
1. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja
2. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu
burung.
3. Menggunakan alat pelindung diri (contoh : masker dan pakaian kerja )
4. Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja.
5. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.

6. Imunisasi
5.1.2.2. Masyarakat umum
1. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi dan
istirahat yang cukup
2. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
a. Pilih unggas yang sehat ( tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)
b. Memasak daging ayam sampai dengan suhu 80o C selama 1 menit dan
telur sampai dengan suhu 64o C selama 4,5 menit.
5.2. Flu Babi
5.2.1. Upaya Pencegahan oleh Pemerintah
1. Mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai
sumber,
2. Berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan.
3. Membuat surat edaran kewaspadaan dini
4. Melakukan rapat koordinasi dengan para kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan
5. Berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan
spesimen, dan
6. Berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri
untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.
5.2.2. Upaya Pencegahan oleh Individu
1. Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat
2. Menutup hidung dan mulut apabila bersin
3. Mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas
4. Segera memeriksa kesehatan apabila mengalami gejala flu.
Cara penularan flu babi melalui udara dan dapat juga melalui kontak
langsung dengan penderita. Masa inkubasinya 3-5 hari. Sama halnya dengan flu
burung masyarakat diimbau untuk juga mewaspadai flu babi.Pemerintah telah
mengusahakan hal yang terbaik yang bisa dilakukan baik itu dalam hal
penanganan maupun pencegahan menjangkitnya flu burung dan flu babi.Namun,

hal itu tidak akan berhasil tanpa kerjasama dari masyarakat itu sendiri. Karena itu
marilah kita bersama-sama berusaha untuk menghindari terjangkitnya flu burung
yang dapat kita mulai dari kebersihan diri sendiri lingkungan maupun sekitar.
Masyarakat yang sadar akan hal ini diminta agar membantu pemerintah untuk
menggalakannya kepada masyarakat yang tidak mengerti namun berpotensial
untuk tertular.Apabila hal ini dapat dipercaya akan memberi sumbangan besar
dalam upaya menghilangkan pandemik H5N1 dan H1N1 dari bumi Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
1. Soejoedono,Retno D,Ekowati handharyani.2004.Flu Burung. Indonesia:
Penebar Swadaya.
2. Yuliarti,Nurheti.2009. Menyingkap Rahasia Flu Burung. Indonesia : Andi.

Anda mungkin juga menyukai