Anda di halaman 1dari 14

PERATURANPRESIDENREPUBLIKINDONESIA

NOMOR1TAHUN2008
TENTANG
PERUBAHANATAS
PERATURANPRESIDENNOMOR19TAHUN2005TENTANG
PEMBIAYAANSEKUNDERPERUMAHAN
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
PRESIDENREPUBLIKINDONESIA,
Menimbang

a. bahwadalamrangkamenunjangtersedianyadanapembangunanperumahanyanglebihefektif
danefisienmelaluipembiayaansekunderperumahan,perludidukungolehketentuanmengenai
pembiayaansekunderperumahanyangmemadai;
b. bahwa Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pembiayaan Sekunder Perumahan,
perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan perumahan dan perkembangan skim
pembiayaansekunderperumahan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
PeraturanPresidententangPerubahanAtasPeraturanPresidenNomor19Tahun2005tentang
PembiayaanSekunderPerumahan;
Mengingat

1. Pasal4ayat(1)UndangUndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945;
2. KitabUndangUndangHukumPerdata(BurgerlijkWetboek,Staatsblad1847Nomor23);
3. UndangUndangNomor7Tahun1992tentangPerbankan(LembaranNegaraRepublikIndonesia
Tahun1992Nomor31,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNo3472)sebagaimana
telah diubah dengan UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3790);

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ES/|SMF

4. UndangUndang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3608);
5. UndangUndang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor4297);
6. UndangUndangNomor40Tahun2007tentangPerseroanTerbatas(LembaranNegaraRepublik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4756);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO)
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara
Republik Nomor 3731) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun2001(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2001Nomor68,TambahanLembaran
NegaraRepublikIndonesiaNomor4101);
8. PeraturanPresidenNomor19tahun2005tentangPembiayaanSekunderPerumahan(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor4479);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURANPRESIDENTENTANGPERUBAHANATASPERATURANPRESIDENNOMOR19TAHUN
2005TENTANGPEMBIAYAANSEKUNDERPERUMAHAN.
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal1
1. Aset keuangan adalah piutang yang diperoleh dari penerbitan KPR, termasuk hak agunan
yangmelekatpadanya.
2. BankadalahbanksebagaimanadimaksuddalamUndangUndangPerbankan.
3. Dokumen Transaksi adalah seluruh dokumen yang dibuat oleh para pihak dalam proses
Sekuritisasi.
4. Efek Beragun Aset adalah surat berharga yang dapat berupa Surat Utang atau Surat
Partisipasi yang diterbitkan oleh Penerbit yang pembayarannya terutama bersumber dari
KumpulanPiutang.
2

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/| SMF

5a. Pendukung Kredit (Credit Enhancer) adalah pihak yang memberikan fasilitas untuk
meningkatkan kualitas dan nilai Aset Keuangan dan/atau surat berharga dalam transaksi
Sekuritisasimaupununtukpemberianfasilitaspinjaman.
5. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah fasilitas kredit yang diterbitkan oleh Kreditor Asal
untukmembelirumahsiaphuni.
6. KreditorAsaladalahsetiapBankataulembagakeuanganyangmempunyaiAsetKeuangan.
7. KumpulanPiutangadalahkeseluruhanAsetKeuanganyangdibeliolehPenerbitdariKreditor
Asal.
8. KustodianadalahlembagasebagaimanadimaksuddalamUndangUndangPasarModal.
9. MenteriadalahMenteriKeuangan.
10. Pembiayaan Sekunder Perumahan adalah penyelenggaraan kegiatan penyaluran dana
jangkamenengahdan/ataupanjangkepadaKreditorAsaldenganmelakukanSekuritisasi.
11. Pemodaladalahorangataubadanpemegang/pembeli EfekBeragunAset.
12. Penerbit adalah pihak yang melakukan penerbitan efek beragun aset dalam rangka
sekuritisasi.
13. Sekuritisasiadalahtransformasiasetyangtidakliquidmenjadiliquiddengancarapembelian
AsetKeuangandariKreditorAsaldanpenerbitEfekBeragunAset.
14. Special Purpose Vehicle (SPV) adalah perseroan terbatas yang ditunjuk oleh lembaga
keuangan yang khusus didirikan untuk membeli Aset Keuangan dan menerbitkan Efek
BeragunAset.
15. Surat Partisipasi adalah bukti pemilikan secara proporsiaonal atas Kumpulan Piutang yang
dimilikibersamaolehsejumlahPemodalyangditerbitkanolehPenerbit.
16. Surat Utang adalah bukti utang yang dikeluarkakn oleh Penerbit yang memberikan hak
kepadapemegangnyauntukmemperolehpembayaransebagaiPemodal.
17. WaliAmanatadalahpihakyangmewakilikepentinganPemodaldalamtransaksisekuritisasi
danterdaftardiBadanPengawasPasarModaldanLembagaKeuangan.
BABII
PEMBIAYAANSEKUNDERPERUMAHAN
Pasal2
Pembiayaan Sekunder Perumahan bertujuan memberikan fasilitas pembiayaan dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan perumahan yang terjangkau oleh
masyarakat.
3

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

Pasal3
Pembiayaan Sekunder Perumahan dilakukan oleh suatu lembaga keuangan yang didirikan
khususuntukitu.
BABIII
MEKANISMEPEMBIAYAANSEKUNDERPERUMAHAN
Pasal4
(1) Pembiayaan SekunderPerumahan dilakukandengancarapembelian kumpulanAsetKeuangan
dariKreditorAsaldanpenerbitanEfekBeragunAset.
(2) EfekBeragunAsetdapatberbentukSuratUtangatauSuratPartisipasi.
(3) EfekBeragunAsetharusdiperingkatolehlembagapemeringkat.
(4) SuratUtangatauSuratPartisipasisebagaimanadimaksudpadaayat(2)diterbitkanatastunjuk
(aantoonder)dan/atauatasnama(aanorder).
Pasal5
Pembelian kumpulan Aset Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) setinggi
tingginya80%(delapanpuluhpersen)daritotalAsetKeuangan.
Pasal6
(1) Dalam hal Efek Beragun Aset berbentuk Surat Utang, SPV membeli kumpulan Aset Keuangan
dariKreditorAsaldanmenerbitkanSuratUtang.
(2) Dalam hal efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi, lembaga keuangan sebagaimana
dimaksuddalampasal3atauWaliAmanatmembelikumpulanAsetKeuangandariKreditorAsal
danmenerbitkanSuratPartisipasi.
Pasal6A
Dalamrangkamelaksanakankegiatansebagaimanadimaksuddalampasal6ayat(1),SPVhanya
dapatmelakukansatutransaksisekuritisasi.
Pasal7
(1) DalamhalEfekBeragunAsetberbentukSuratUtang,KumpulanPiutangmerupakanagunannya.
(2) Dalam hal Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi, Kumpulan Piutang merupakan milik
bersamaPemodalyangtidakterbagi.
Pasal8
PembeliankumpulanAsetKeuangansebagaimanadimaksuddalamPasal4ayat(1)hanyadapat
dilakukan atas Aset Keuangan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga
keuangansebagaimanadimaksuddalamPasal3.
4

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

Pasal9A
Lembaga keuangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dapat melakukan pembelian Efek
BeragunAset.
Pasal10
(1) Pembayaran atas Efek Beragun Aset kepada Pemodal terutama bersumber dari arus kas yang
diperolehdariKumpulanPiutang.
(2) Dalam hal arus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi pembayaran
kekurangannyabersumberdariPendukungKredit.
(3) Pembayaran atas Efek beragun Aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
dilaksanakanolehWaliAmanat,Kustodianataupihaklainyangditunjukolehparapihakdalam
DokumenTransaksi.
Pasal12
(1) PihakpihakdalamSekuritisasiantaralainKreditorAsal,Penerbit,Pemodal,penatasekuritisasi,
WaliAmanat,Kustodian,PendukungKredit,danpemberijasa.
(2) Lembagakeuangansebagaimanadimaksuddalampasal3dapatbertindaksebagaikoordinator
global,penjamin,penatasekuritisasi,dan/atauPendukungKreditdalamtransaksiSekuritisasi.
Pasal12A
Lembaga keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat menunjuk penata sekuritisasi
untukmengaturdanmenyiapkanprosessekuritisasi.
BABIV
PEMBINAANDANPENGAWASAN
Pasal13
Pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan Pembiayaan Sekunder Perumahan dilakukan
olehMenteri.
Pasal14
LembagakeuangansebagaimanadimaksuddalamPasal3wajibmenyampaikanlaporan
kepadaMenteri,berupa:
a. Laporankeuangantriwulanan;
b. Laporankegiatanusahasemesteran;
5

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

c. LaporankeuangantahunanyangtelahdiauditAkuntanPublik;
d. Laporandan/atauhalhallainyangdiperlukan.
BABV
PENDIRIANPERUSAHAAN
Pasal15
(1) DalamrangkapelaksanaankegiatanPembiayaanSekunderPerumahan,Pemerintahmendirikan
perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan sebagai lembaga keuangan sebagaimana
dimaksuddalamPasal3.
(2) Perusahaansebagaimanadimaksudpadaayat(1)berbadanhukumperseroanterbatas.
Pasal16
Pendirian dan penyertaan modal negara untuk pendirian perusahaan sebagaimana dimaksud
dalamPasal15,dilakukansesuaiperaturanperundangundanganyangberlaku.

Pasal17
Dalammelakukankegiatanusahanya,perusahaanwajibmenerapkanprinsippengelolaanusaha
yangsehat,meliputitingkatkewajaran,transparansi,akuntabilitas,danpertanggungjawaban.
Pasal18
(1) Dalam rangka melaksanakan Pembiayaan Sekunder Perumahan, perusahaan dapat melakukan
penyertaanlangsung.
(2) Penyertaansebagaimanadimaksudpadaayat(1)hanyadapatdilakukanpadaperusahaanyang
kegiatan usahanya terkait langsung dengan pembangunan dan pengembangan pasar
pembiayaansekunderperumahan.
(3) Penyertaansebagaimanadimaksudpadaayat(1)harusterlebihdahulumendapatpersetujuan
daripemegangsaham.
(4) Perusahaandilarangmelakukanpembeliansahammelaluipasarmodal.
Pasal19
Perusahaan dapat menempatkan dana dalam bentuk Surat Utang Negara, Sertifikat Bank
Indonesia,Deposito,dan/atauinstrumenkeuanganlainnyayangditetapkanolehMenteri.
Pasal20
(1) Dalamrangkamembangundanmengembangkanpasarsekunderperumahan,perusahaandapat
memberikan fasilitas pinjaman kepada Bank dan/atau lembaga keuangan untuk disalurkan
kepadaKPRdengantatacaradanpersyaratanyangditetapkanperusahaan.
6

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

(2) Pemberian fasilitas pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 10
(sepuluh)tahunsejaktanggalditetapkannyaPeraturanPresidenini.
(3) Jangkawaktupenyaluranfasilitaspinjamansebagaimanadimaksudpadaayat(1)palinglama15
(limabelas)tahun.
Pasal21
(1) DalammendukungkegiatansebagaimanadimaksuddalamPasal20ayat(1),perusahaandapat
menerbitkanSuratUtang.
(2) JatuhtempoSuratUtangsebagaimanadimaksudpadaayat(1),tidakmelampauibataswaktu
sebagaimanadimaksuddalamPasal20ayat(3).
BABVII
KETENTUANPENUTUP
Pasal22
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan yang mengatur
tentangPerusahaanFasilitasPembiayaanSekunderPerumahan,dinyatakantidakberlaku.
Pasal23
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Peraturan Presiden ini ditetapkan
denganPeraturanMenteriKeuangan.
Pasal24
PeraturanPresideninimulaiberlakupadatanggaldiundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini
denganpenempatannyadalamLembaranNegaraRepublikIndonesia.
PasalII

PeraturanPresideninimulaiberlakupadatanggalditetapkan.

DitetapkandiJakarta
padatanggal26Januari2008
PRESIDENREPUBLIKINDONESIA,
Ttd

DR.H.SUSILOBAMBANGYUDHOYONO

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

PENJELASAN
ATAS
PERATURANPRESIDENREPUBLIKINDONESIA
NOMOR1TAHUN2008
TENTANG
PERUBAHANATAS
PERATURANPRESIDENNOMOR19TAHUN2005TENTANG
PEMBIAYAANSEKUNDERPERUMAHAN

UMUM
SejalandenganprogramPemerintahuntukmeningkatkankegiatanpembangunandibidangperumahan
sebagai salah satu upaya penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau oleh masyarakat, perlu
diupayakan tersedianya dana yang memadai melalui pembiayaan sekunder perumahan. Untuk
melakukan kegiatan pembiayaan dimaksud, Pemerintah telah mendirikan perusahaan pembiayaan
sekunderperumahan.

Perusahaaan pembiayaan sekunder perumahan mempunyai tugas untuk membangun dan


mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan melalui sekuritisasi, penyaluran pinjaman
kepada bank dan atau lembaga keuangan. Selain itu, perusahaan dapat juga melakukan penyertaan
langsung pada perusahaan yang kegiatan usahanya terkait langsung dengan pembangunan dan
pengembangan pasar pembiyaan sekunder perumahan, dan berfungsi sebagai mortgage guarantor
sertadapat melakukanpembelianefekyangberkaitandengan mortgagedalamrangkamenggerakkan
pasar(marketmaker).

Untuk membangun pasar pembiayaan sekunder perumahan melalui sekuritisasi, Perusahaan membeli
kumpulan aset keuangan dari bank dan/atau lembaga keuangan dan selanjutnya menjual kepada
investor, baik melalui penawaran umum maupun penawaran terbatas (private placement). Selain itu,
dalamtransaksisekuritisasi,perusahaandapatbertindaksebagaikoordinatorglobal,penjamin,penata
sekuritisasi, dan/atau Pendukung Kredit. Selanjutnya, mengenai penyaluran pinjaman kepada bank
dan/ataulembagakeuangandimaksudkanuntukmemperbanyakvolumeKPRyangdisalurkanolehbank
dan/ataulembagakeuangandimaksud.

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

Sumber pembiayaan sekunder perumahan di samping berasal dari modal sendiri, juga diperoleh dari
penerbitanEfekBeragunAsetdalambentukSuratUtangdanSuratPartisipasi.Dalamrangkapenerbitan
Surat Utang, Special Purpose Vehicle (SPV) bertindak sebagai penerbit. Sedangkan dalam rangka
penerbitanSuratPartisipasiyangbertindaksebagaipenerbitadalahPerusahaanatauWaliAmanat.

Berkenaan dengan belum siapnya pasar primer perumahan, sehingga belum terdapat kumpulan aset
KPR yang eligible untuk dilakukan sekuritisasi, maka Perusahaan dapat memberikan pinjaman kepada
bankataulembagakeuanganuntukmenerbitkanKPRdenganpersyaratanmenggunakanstandardisasi
dokumenyangditetapkanolehPerusahaan.Terkaitdenganhaltersebut,makajangkawaktupemberian
pinjamandisesuaikandenganrataratajangkawaktuKPR.Dengandemikian,perludilakukanperubahan
jangkawaktupemberianpinjamanolehPerusahaan.

Dengandilakukannyaperubahanterhadapbeberapasubstansitersebut,diharapkanPerusahaandapat
menjalankanfungsinyasebagaipembangundanpengembangpasarpembiayaansekunderperumahan.

PASALDEMIPASAL
PasalI

Angka1
Cukupjelas
Angka2

Pasal4

Ayat(1)
PembeliankumpulanAsetKeuangandariKreditorAsaldimaksudkanuntukmengalihkan
hakmilikKreditorAsalataskumpulanAsetKeuangankepadapihakpembeli.Pengalihan
hak milik dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 584 Kitab UndangUndang Hukum
Perdata (KUHPer) yang mengatur cara diperolehnya hak milik, dimana salah satunya
adalah adanya penyerahan (levering) benda tersebut berdasarkan peristiwa perdata
pemindahan hak milik. Dalam kaitanya dengan Sekuritisasi, benda yang akan
dipindahkan adalah hak tagih atau piutang sehingga untuk penyerahan piutang
dilakuakn berdasarkan ketentuan Pasal 613 ayat (1) KUHPer dengan membuat suatu
perjanjian penyerahan yang dikenal sebagai cessie, sedangkan peristiwa perdatanya
berupa perjanjian jual beli. Dengan demikian, kepastian hukum pemindahan hak milik
9

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

atas kumpulan Aset keuangan dari Kreditor Asal kepada pembeli telah terjadi dengan
adanyaperjanjianjualbelidanperjanjianpenyerahan(cessie)dapatdigabungkandalam
satuperjanjian.

Ayat(2)

Cukupjelas

Ayat(3)

Cukupjelas

Ayat(4)

Pasal5

Cukupjelas

PembatasanpembeliankumpulanAsetKeuangandimaksudkanuntukmemenuhiprinsip
kehatihatian.

Angka3

Pasal6

Ayat(1)
DalamtransaksiinikepemilikanKumpulanPiutangtersebutberpindahkepadaPenerbit
(SPV).

Ayat(2)
Dalam transaksi ini yang menjadi pemilik akhir dari Kumpulan Piutang tersebut adalah
Pemodalsecarabersamasama.LembagakeuangansebagaimanadimaksuddalamPasal
3 atau Wali Amanat hanya menjadi perantara saja dalam rangka mentransformasi
kumpulan piutang menjadi surat berharga (Efek Beragun Aset yang berbentuk Surat
Partisipasi)

Angka4

Pasal6A
SPV merupakan perseroan terbatas yang khusus didirikan untuk mendukung satu
transaksi sekuritisasi. SPV tidak bersifat permanen namun hanya sementara waktu
sampaiberakhirnyafungsidantugasSPVdalamtransaksisekuritisasitersebut.
10

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

Pasal7

Ayat(1)
Cukupjelas
Ayat(2)
Masingmasing pembeli/pemilik Surat Partisipasi dalam melaksanakan haknya terikat
pada ketentuan dalam Dokumen Transaksi yang mengatur pelaksanaan hak secara
bersama, sebagai konsekuensi kepemilikan bersama, juga melaksanakan hak tagih/hak
eksekusisecarabersama.
Angka5

Pasal8
Persyaratan Aset Keuangan yang dapat dibeli dalam transaksi sekuritisasi sekurang
kurangnya memenuhi standardisasi dokumen KPR yang antara lain meliputi
standardisasidesain,pedomananalisarisiko,dampedomanpenilaianrealestat.

Angka6

Pasal9

Angka7

Cukupjelas

Pasal9A
LembagakeuangansebagaimanadimaksuddalamPasal 3dapatmelakukanpembelian
Efek Beragun Aset yang terkait dengan KPR (mortgage related securities), sehingga
dalam hal ini lembaga keuangan tersebut bertindak sebagai penggerak pasar (market
maker).

Angka8

Pasal10

Ayat(1)

Ayat(2)

Ayat(3)

Angka9

Pasal11

Angka10

11

Cukupjelas

Cukupjelas

Cukupjelas

Cukupjelas

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

Pasal12

Ayat(1)
Penata Sekuritisasi adalah pihak yang menyiapkan dan mengatur seluruh transaksi
sekuritisasi.
YangmenjadiPendukungKreditadalahKreditorAsalataupihaklainsepertiperusahaan
asuransi,bankdanperusahaanefek.
Pemberi jasa adalah pihak yang ditunjuk oleh Wali Amanat untuk mengurus Aset
Keuangan.PemberiJasabertugas:
a. Mengatur,memproses,memantau,danmenagihAsetKeuangan;
b. MeneruskanhasiltagihansebagaimanadimaksudpadahurufakepadaWaliAmanat
atauKustodian;
c. MelaksanakaneksekusiagunanyangmelekatpadaAsetKeuangan;dan
d. MelaksanakanhalhallainsebagaimanadimuatdalamDokumenTransaksi.

DalamhalPemberiJasatidakdapatmelaksanakantugasnya,makatugastugastersebut
dilakukan oleh pemberi jasa cadangan yang ditunjuk oleh Penerbit atau Wali Amanat
yangpenunjukannyadimuatdalamDokumenTransaksi.

Ayat(2)
Koordinator global adalah pihak yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan
secarakeseluruhanprosestransaksi,termasukmelakukanpenunjukanparapihakyang
terlibat dalam transaksi sekuritisasi, mengkoordinir dan menjadi penghubung dengan
instansi dan lembaga pemerintah terkait, serta bertanggung jawab terhadap kinerja
pihakpihakpenunjangtransaksisekuritisasiKPR.
PenjaminadalahpihakyangmenjaminpembayaranefekberagunasetsesuaiDokumen
Transaksi.

Angka11

Pasal12A

Angka12

Cukupjelas

Pasal14
12

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/|SMF

Cukupjelas

Angka13

Pasal18

Ayat(1)

Ayat(2)

Cukupjelas

Yang dimaksud perusahaan yang kegiatan usahanya terkait langsung dengan


pembangunan dan pengembangan pasar pembiayaan sekunder perumahan, misalnya
perusahaanyangmempunyaifungsidibidangmortgageinsurance.

Ayat(3)

Ayat(4)

Angka14

Pasal19

Cukupjelas

Cukupjelas

Penempatan dana dalam Pasal ini dimaksudkan dalam rangka manajemen likuiditas
padainstrumenkeuanganyangaman.

Angka15

Pasal20

Ayat(1)

Pemberian fasilitas pinjaman kepada Bank dan/atau lembaga keuangan harus


dipergunakan untuk penyaluran KPR termasuk untuk rumah yang dalam proses
pembangunan.

Ayat(3)

Ayat(4)

Cukupjelas

Cukupjelas

PasalII

Cukupjelas
_________***_________

13

RekapGabunganPerpresNo.1Tahun2008&PerpresNo.19Tahun2005/ER/| SMF

Anda mungkin juga menyukai