Anda di halaman 1dari 14

18 April 2015

LAPORAN SEDIAAN ELIKSIR


PARASETAMOL
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID
Formulasi Eliksir Parasetamol 120 mg/5 mL

Disusun Oleh
Putri Yunita Nurjanah
P2.06.30.1.14.025
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
JURUSAN FARMASI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Formulasi Suspensi

Parasetamol. Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas yang


diberikan dalam mata kuliah Teknologi Sediaan Liquida dan Semi Solid.
Laporan ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan makalah. Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Tasikmalaya,

Maret 2015
Penulis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR..
ii
DAFTAR
ISI..
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang.

1.2

Dosis..

BAB II

ISI

2.1

Monografi

2.2

Permasalahan Farmasetika..

2.3

Penyelesaian Farmasetika

2.4

Tabel Formula Lengkap

2.5

Perhitungan Bahan..

2.6

Penimbangan Bahan

2.7

Prosedur Kerja

2.8

Hasil Evaluasi.

2.9

Hasil Pengamatan.

BAB III

PENUTUP

3.1

Pembahasan..

10

3.2

Kesimpulan

10

DAFTAR
PUSTAKA
.
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat
pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna dan zat wewangia; digunakan
sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan Etanol 90 %, yang
dimaksud untuk mempertinggi kelarutan obat dapat ditambahkan gliserol,

sorbitol, propilenglikol, sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup


simplex.Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau
sedap, selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau zat
pemanis lain, zat warna, zat pewangi dan zat pengawet, dan digunakan
sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama eliksir adalah etanol yang
dimaksudkan mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol,
sorbitol dan propilenglikol. Sirop gula dapat digunakan sebagai pengganti
gula. Eliksir supaya disimpan dalam wadah tertutup rapat. Mixture dan
solution tidak ada perbedaan prinsip dalam pengertian, hanya dikatakan
larutan (Solutio) apabila zat yang terlarut hanya satu dan disebut Mixtura
apabila zat yang terlarut adalah banyak. Contoh Solutio Citratis Magnesici
dan Mixtura Brometorum.
Asetaminofen atau disebut juga Parasetamol digunakan sebagai analgetik
antipiretik. Obat ini mampu meringankan atau meredakan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan
ketagihan. Kebanyakan zat ini bersifat antipiretis atau anti radang. Oleh
karena itu tidak hanya digunakan sebagai anti nyeri, melainkan juga sebagai
penurun demam (infeksi virus, kuman, selesma, pilek) dan peradangan
seperti rema dan encok. Obat ini banyak diberikan dari nyeri ringan sampai
nyeri sedang yang menyebabkan sakit kepala, gigi, otot atau sendi, perut,
nyeri haid, atau benturan
1.2 Dosis
Dosis lazim ( anak anak ) sekali 50 mg, sehari 200 mg
Dosis lazim ( dewasa ) sekali 500mg, sehari 500 mg 2 gram
BAB II
ISI
2.1 Monograf
1.
Acetaminophenum (Asetaminofen)
Sinonim
: Parasetamol
Struktur

Pemerian
pahit.

: Serbuk hablur atau kristal, putih, tidak berbau, rasa sedikit

Kelarutan
: Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P,
dalam 13
bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian
propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Dosis

: Dewasa 0,5 1 gram tiap 4 jam. Maksimal 4 g / hari

Titik Leleh

: 168 C sampai 172 C.

pH

: 3,8 6,1

OTT
: Penggunaan bersama dengan antikoagulan akan
meningkatkan
potensi antikoagulan.
Stabilitas
katalisis

: Paracetamol stabil dalam larutan. Degradasi paracetamol di

oleh asam dan basa, terdegradasi menjadi asam asetat dan


p-aminofenol.
1.

Glycerolum (Gliserol)
Sinonim
: Gliserin
Struktur

Pemerian
diikuti rasa

: seperti sirop; jernih. tidak berwarna; tidak berbau; manis

hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah

dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak


melebur hingga suhu mencapai 20O.
Kelarutan
: Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P;
praktis tidak
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Titik Leleh
OTT
seperti

: 17,8 OC
: Gliserin bisa meledak jika bercampur dengan oksidator kuat

kromium trioksida, potasium klorat atau potasium permanganat.


Adanya kontaminan besi bisa menggelapkan warna dari campuran
yang terdiri dari fenol, salisilat dan tanin. Gliserin membentuk
kompleks asam borat, asam gliseroborat yang merupakan asam
yang lebih kuat dari asam borat.
Stabilitas
: Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan
pemanasan yang
bisa menghasilkan akrolein yang beracun. Campuran gliserin dengan
air, etanol 95% dan propilena glikol secara kimiawi stabil. Gliserin
bisa mengkristal jika disimpan pada suhu rendah yang perlu
dihangatkan sampai suhu 200OC untuk mencairkannya.
1.
Propylenglycolum (Propilenglikol)
Struktur
:
Pemerian
: Cairan kental, jenuh, tidak berwarna, rasa khas, praktis
tidak berbau,

menyerap air pada udara lembab.


Kelarutan
: Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan
dengan
kloroform P; larut dalam aseton dan dengan kloroform larut dalam
eter dan dalam beberapa minyak esensi tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
OTT
oksidasi

: Propilenglikol memiliki inkompatibilitas dengan reagen

seperti kalium permanganat.


1.

Glycerolum (Gliserol)
Struktur
:
Pemerian
rasa manis.

: Serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih;

Titik Leleh
metastabil :
93o C
Kelarutan
dalam

: Anhidrat : 110-112o C; Kristal polimorf : 97,78oC; Kristal

: Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol,

metanol dan asam asetat.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Titik Leleh
pH

: 174-179OC
: 4,5 7,0

OTT
: Inert dan cocok dengan berbagai eksipien. Dapat
membentuk khelat
dengan ion logam divalen atau trivalen pada kondisi asam atau basa
kuat. Larutan sorbitol bereaksi dengan besi oksida menjadi tidak
berwarna. Dapat menurunkan laju degradasi penisilin pada larutan
netral.
Stabilitas
Bulk

: Stabil di udara, tidak terdekomposisi pada kenaikan suhu.

bersifat higroskopis.
1.

Aethanolum (Etanol)
Struktur
:
Pemerian
: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas
dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun
pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 oC.
Kelarutan
: bercampur dengan air, praktis bercampur dengan semua
pelarut
organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk
dan jauh dari nyala api.
Titik leleh

: 112oC

OTT
oksidasi,

: Etanol berinkompatibilitas dengan aluminium, material

alkali, dan garam organik.


1.

Aqua Destilata (Air Suling)


Rumus Bangun: H2O
Pemerian
: Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
OTT
lainya yang

: Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient


mudah terhidrolisis.

Stabilitas
bentuk Fisik

: Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam

(es,air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai.
Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari
kontaminasi partikel pertikel ion dan bahan organik yang dapat
menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus
terlindungi dari partikel partikel lain dan mikroorganisme yang
dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
2.2 PERMASALAHAN FARMASETIKA
1.

Parasetamol memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan mudah


terhidrolisis
1.
Parasetamol memiliki rasa yang pahit
1.
Sediaan multiple dose rentan terhadap kontaminasi mikroba
2.3 PENYELESAIAN FARMASETIKA

1.
1.
1.

Parasetamol dibuat eliksir dan dilarutkan dengan etanol dan sorbitol


Untuk mengatasi rasa pahit ditambahkan pemanis
Untuk menghindari mikroba ditambahkan pengawet

2.4 FORMULA LENGKAP


Resep Standar
Menurut Formularium Nasional hal. 3
R / Parasetamol

120 mg / 5ml

Gliserol

2,5 ml

Propilenglikol

500 L

Sorbitol Solution1 25 mL
Etanol

500 L

Zat Tambahan

q.s

Aquadest

ad 5 ml

NAMA

JUMLAH

KEGUNAAN

Paracetamol

120 mg/5ml

Analgetik, antipiretik

Sorbitol 70 %

1,25 mL

Wetting Agent

PropilenGlikol

500 L

Antimikroba, pengawet

Etanol

500 L

Pelarut

Esence Strawberry

q.s

Suspending Agent

Gliserol

2,5 mL

Penambah kelarutan

Pewarna Strawberry

q.s

Pewarna

Aquadest

Ad to 5 ml

Pelarut

2.5 PERHITUNGAN BAHAN


Paracetamol
= 1440 mg

Gliserol
= 30 mL

Propilen Glikol
= 6 mL

Sorbitol 70 %
= 15 mL

Etanhol
= 6 mL

Aquadest ad to 100 ml
Esence Strawberry q.s
Pewarna Strawberry q.s
2.6 PENIMBANGAN BAHAN

Paracetamol 1440 mg
Propilenglikol 6 ml
Sorbitol 70 % 15ml
Gliserol 30 ml
Ethanol 6 ml
Esence Strawberry q.s
Pewarna Strawberry q.s
Aquadest Ad to 60 ml
2.7 CARA KERJA

1.
2.
3.
4.
5.

Siapkan alat dan bahan.


Setarakan timbangan.
Timbang semua bahan.
Tandai botol sediaan 60 mL.
Larutkan Parasetamol dengan Sorbitol Solution 70 %, di dalam beaker
glass sampai larut.
6.
Tambahkan Gliserol, aduk sampai larut.
7.
Tambahkan Propilenglikol, aduk sampai larut.
8.
Tambahkan Etanol, aduk sampai larut.
9.
Tambahkan sedikit perasa dan pewarna secukupnya.
10.
Masukan kedalam botol, Kocok homogen.
11.
Beri etiket dan label.

2.8 HASIL EVALUASI


PH : 7,7
Volume Terpindahkan : 60 ml
Warna : Merah
Bau : Harum Strawberry
Rasa : Manis, pahit
Laju alur : 18,29 detik

2.9 Hasil Pengamatan


Jumat
tidak ad
Pertumbuhan
mikroorganism a
e
Pengkristalan
pada leher
botol

Sabtu

Minggu

Senin

Selasa

Rabu

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ti
dak ada

tidak a
da
tidak ada

tidak ada

tidak ada

merah

merah

tidak ada

m
erah
Warna

merah

merah

merah

Bau

strawberr strawberr strawberr strawberr strawberr strawberr


y
y
y
y
y
y

Rasa

manis
agak
pahit

manis
agak
pahit

manis
agak
pahit

manis
agak
pahit

manis
agak
pahit

manis
agak
pahit

BAB III
PENUTUP
3.1 Pembahasan
Pada praktikum ini, praktikan membuat sedian obat dalam bentuk Eliksir
dengan formula Paracetamol 120 mg / 5 cc. yang berkhasiat sebagai
analgetik dan antipiretik. Selain itu juga ditambahkan zat seperti gliserol,
sorbitol, propilenglikol, etanol, pewarna dan perasa strawberry.
Dalam hasil evaluasi sediaan eliksir parasetamol ini memiliki pH sebesar 7,7
yang mana termasuk basa lemah. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
mana parasetamol ini memiliki rentang pH sebesar 3,8 6,1. Pembuatan
sediaan ini diberikan pewarna merah karena parasetamol memiliki warna
yang putih sehingga kurang menarik. Selain itu juga diberikan perasa
strawberry karena parasetamol memiliki rasa yang cukup pahit. Untuk rasa,
masih terdapat rasa yang sedikit pahit karena sediaan eliksir agak berbeda
dari sirup yang mana pelarutnya adalah etanol. Laju alur eliksir parasetamol
yang telah dibuat adalah sekitar 18,29 detik.
3.2 Kesimpulan

Sediaan obat ini berupa eliksir parasetamol dan yang berkhasiat

sebagai analgetik dan antipiretik.


Sediaan ini diberi pewarna dan perasa strawberry untuk menutupi rasa
pahit dan warna yang kurang menarik dari parasetamol.
DAFTAR PUSTAKA
British Pharmacopoeia Commision. 2009. British Pharmacopoeia Volume 1.
London: The Stationery Office.
C, Ansel Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat.
Jakarta

Moh. Anief. 1988. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of
Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Association
Tentang iklan-iklan
ini
BAGIKAN
INI:

Twitter

Facebook

Google

Tinggalkan komentar

BERIKAN BALASAN

NAVIGASI POS
Pos Sebelumnya
Blog di WordPress.com. | Tema Cubic.

Anda mungkin juga menyukai