process
chart
(OPC)
merupakan
suatu
diagram
yang
Tujuan Praktikum
1. Memahami proses pembuatan dan perakitan produk.
2. Mahasiswa dapat memperkirakan kebutuhan bahan baku.
3. Mahasiswa mampu menentukan tata letak pabrik.
4. Mampu menentukan Urutan kerja/proses produksi dan merancang Operation
Process Chart (OPC) dari sebuah produk.
C. REFERENSI
Sutalaksana, Iftikar.Z, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua, ITB,
Bandung, 2006.
Barnes, Ralph M., Motion and Time Study Design and Measurement of Work, Seventh
Edition, University of California, Los Angles, 1990, 61 pages.
Maynard, B H., Industrial Engineering Handbook, Third Edition, McGraw-Hill Inc.,
1971.
D. LANDASAN TEORI
1. Peta Kerja
Peta kerja merupakan salah satu alat sistematis dan jelas untuk berkomunikasi
secara luas dan sekaligus melalui peta-peta kerja ini kita bisa mendapatkan informasiinformasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja (Maynard, 1971).
Studi terhadap suatu peta kerja dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu
proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan,
antara lain: menghilangkan operasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi
dengan yang lainnya, menemukan sistematika kerja/proses produksi yang lebih baik,
menentukan mesin yang lebih ekonomis, menghilangkan waktu menunggu antar
operasi, dan sebagainya. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk
mengurangi biaya produksi secara keseuruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan
alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam
perencanaan perbaikan kerja.
2. Macam-macam Peta Kerja
Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi dalam dua
kelompok besar berdasarkan kegiatannya (Sutalaksana, 2006), yaitu:
A. Peta Kerja Keseluruhan
Peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan secara keseluruhan.
a) Peta Proses Operasi (OPC)
b) Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)
c) Peta Proses Kelompok Kerja
d) Diagram Aliran
B. Peta Kerja Setempat
Peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat.
a) Peta Pekerja, dan Mesin
b) Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
DEFINISI KEGIATAN
NAMA KEGIATAN
INSPEKSI
digunakan
untuk
pemeriksaan
terhadap
melakukan
suatu
objek
lain.
Bilamana
gerakan
bukan
termasuk
kegiatan
transportasi.
Proses menunggu terjadi jika material,
benda kerja, operator atau fasilitas kerja
MENUNGGU
terpaksa
menunggu
atau
SIMBOL
DEFINISI KEGIATAN
NAMA KEGIATAN
AKTIVITAS
GANDA
operasi
dan
pemeriksaan
dilakukan
4. 2.
Dengan adanya informasi yang bisa dicatat melalui Peta Proses Operasi, dapat
diperoleh manfaat sebagai berikut:
Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai
4. 3.
Untuk bisa menggambarkan OPC dengan baik, ada beberapa prinsip yang
perlu diikuti sebagai berikut:
Agar diperoleh gambar Peta Operasi yang baik, produk yang biasanya paling
banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu, berarti dipetakan
dengan garis vertikal disebelah kanan halaman kertas. Menurut Sutalaksana
(2006) prinsip-prinsip pembuatan Operation Proces Chart (OPC) dapat
deskripsikan pada gambar 7.2.
BESI PROPIL
Komponen :
1. Komponen rangka, terbuat dari profil besi
2. Komponen tempat duduk kursi, terbuat dari kayu jati
3. Komponen sandaran kursi, terbuat dari kayu jati
4. Komponen alas tempat menulis, terbuat dari kayu jati
Dalam hal ini, komponen rangka merupakan komponen utama, sehingga dalam
peta proses operasi dipetakan disebelah kanan halaman kertas. Waktu yang
dihabiskan di masing-masing kegiatan, biasanya dinyatakan dalam jam, walaupun
tidak mengikat.
Untuk pemeriksaan tidak diberikan waktu tertentu. Dalam hal ini para pemeriksa
dianggap sudah mampu bekerja secara tetap/biasa. Keterangan yang lebih lengkap
tentang operasi dan pemeriksaan untuk pembuatan kursi kuliah adalah sebagai
berikut :
Operasi 1. Besi propil yang panjangnya rata-rata 6 meter diukur sesuai ukuran
rangka-rangka untuk kursi tersebut.
Operasi 2. Setelah ukurannya sesuai, kemudia profil besi tersebut dipotongpotong dengan menggunakan gergaji besi.
Operasi 3. Untuk keperluan penggabungan nanti, ada beberapa bagian dari profil
tersebut yang perlu dilubangi sesuai dengan ukuran baut, dengan menggunakan
mesin bor.
Operasi 4. Bagian profil yang dipotong dan yang dilubangi, dihaluskan oleh
gerinda dan secara keseluruhan profil tersebut disisihkan dari kotor-kotoran
karat oleh amplas.
Pemeriksaan 1 Profil-profil yang telah dipotong diperiksa ukurannya sekali lagi
agar pada saat disambung-sambungkan dengan las tidak merubah keseimbangan
(comfortable) kursi tersebut.
Operasi 5. Profil-profil yang telah dipotong disambung-sambungkan dengan las
karbit, membentuk rangka kursi.
Pemeriksaan 2 Hasil pengalasan diperiksa, mungkin ada bagian yang belum
tersambung dengan baik atau sebaliknya ada bagian hasil las yang berlebih,
sehingga perlu dikikir/dibuang.
Operasi 6. Setelah rangka kursi selesai dibuat, kemudian rangka tersebut dicat
dengan menggunakan penyemprot cat.
Operasi 7. Kayu jati yang dibentuk papan diserut sehingga mencapai ketebalan
yang sesuai dan cukup halus.
Operasi 8. Papan yang sudah cukup halus digambar dengan menggunakan mal
untuk membuat tempat duduk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Operasi 9. Setelah diukur (digambar dengan alat tulis), kemudian dipotong
dengan gergaji.
Pemeriksaan 3 Hasil pemotongan diperiksa ukurannya agar kita yakin bahwa
proses pengukuran dan pemotongan kita sudah baik.
Operasi 10. Agar kursi tersebut enak (nyaman) dipakainya, maka tempat duduk
tersebut harus dibentuk sesuai dengan keadaan tubuh manusia dengan
menggunakan serutan.
Operasi 11. Setelah membentuk, kemudian dihaluskan dengan amplas dan dempul
berulang-ulang sampai betul-betul halus.
Operasi 12. Tempat duduk yang sudah halus, dibersihkan dari kotor-kotoran,
kemudian dipernis sampai mengkilap sambil diperiksa baik warna maupun
kualitas hasil pernisnya.