Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(PERSONALITY DISORDER)
1. Pengertian Gangguan Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai gabungan emosi dan tingkah laku
yang membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk menghadapi
kehidupan sehari-hari. Kepribadian individu relatif stabil dan memungkinkan
orang lain untuk memprediksi pola pikir atau tindakan yang akan diambilnya.
Istilah gangguan kepribadian (personality disorder) pada wacana dahulu
sering disebut sebagai psychopathy, artinya adalah adanya kekurangan atau
gangguan dalam jiwa yang tampil dalam perilakunya sehari-hari. Kadangkadang juga disebut sebagai sociopathy, karena yang diperhitungkan adalah
perilaku yang menimbulkan atau memberikan dampak negatif terhadap
masyarakat. Di Eropa disebut psychopathy sedangkan di Amerika disebut
sociopathy.
Gangguan kepribadian (personality disorder) pada umumnya ditandai oleh
masalah-masalah dimana individu secara tipikal (khas) mengalami paling
sedikit kesukaran dalam melaksanakan kehidupan dengan orang lain
sebagaimana yang ia kehendaki. Orang-orang yang mengalami personality
disorder ini melihat orang lain sebagai hal yang membingungkan, tidak dapat
diduga, dan pada derajat yang bervariasi tidak dapat diterima. Artinya, dia
juga
akan
demikian,
melakukan
tindakan-tindakan
sosial
secara
mental
Kekerasan verbal, kekerasan fisik atau seksual selama masa kanak-
kanak
Pengabaian selama masa kanak-kanak
Sebuah kehidupan keluarga tidak stabil atau kacau selama masa kanak-
kanak
Yang didiagnosis dengan gangguan perilaku pada anak anak
Kehilangan orang tua melalui kematian atau perceraian traumatis
selama masa kanak-kanak
Gangguan Kepribadian sering mulai dari masa anak dan berlangsung
dengan
gangguan
kepribadian)
memandang
seluruh
pembentukan
distres
atau
memburuknya
hubungan
sosial,
dan
menampakkan
-
narsistik.
perilaku
Individu
yang
pada
dramatis
gangguan
atau
tersebut
berlebih-lebihan,
kaum minoritas, kaum imigran dan pada individu yang tuli daripada populasi
individu pada umumnya.
Selama ini tampaknya belum ada penelitian yang cukup memadai.
Berdasarkan pengalaman, biasanya individu dengan gangguan kepribadian
paranoid memiliki gangguan ini sepanjang hidup mereka. Beberapa di antara
mereka menunjukkan gangguan ini sebagai pertanda awal sebelum akhirnya
menderita skizofrenia. Secara umum, individu dengan gangguan ini memiliki
masalah seumur hidup mereka, terutama berkaitan dengan pekerjaan dan
kehidupannya dalam berelasi dengan orang lain. Masalah dalam perkawinan
pun seringkali terjadi.
Ahli-ahli teori psikoanalisa berpendapat bahwa paranoid personality
disorder adalah hasil dari kebutuhan orang-orang untuk menolak perasaan
yang sebenarnya dan memproyeksikan perasaan tersebut kedalam diri orang
lain (Freud, 1958; Shapiro, 1965). Bagi beberapa orang yang mengalami
paranoid, rasa permusuhan mereka terhadap orang lain mungkin berasal dari
adanya perasaan self-worth (penghargaan diri) secara berlebih-lebihan,
sedangkan pada yang lainnya mungkin hal tersebut berasal dari poor selfconcept (konsep diri yang lemah/kurang) dan harapan bahwa orang lain akan
mengkritisi dan menyalahkan mereka atas berbagai masalah (Millon dkk.,
2000). Sikap ini dapat tumbuh pada anak-anak yang memiliki orang tua yang
kasar, suka mengkritik, dan intolerance (tidak mentoleransi atau tidak
menerima) berbagai kelemahan, tetapi juga orang tua yang selalu menekankan
pada anak-anak mereka bahwa mereka special (khusus) dan different
(berbeda) dengan orang lain (Millon dkk., 2000; Turkat, 1985). Adapun pesanpesan orang tua yang mungkin membawa anak-anak mereka menjadi
hypersensitive (sangat sensitif) terhadap evaluasi (penilaian) orang lain,
membuat mereka meyakini bahwa dunia merupakan tempat yang penuh
permusuhan sehingga mereka berpikir bahwa ia tersiksa ketika merasakan
dirinya berbeda dengan orang lain.
menuduh bahwa suaminya selingkuh dan memiliki wanita lain. Pernah pula
istrinya curiga bahwa suaminya telah menikah dengan wanita lain.
Keluarganya dan keluarga suami sudah berulang kali meyakinkan bahwa
suaminya selama ini tetap setia, namun sulit sekali diterima oleh sang istri.
Tetangga sekitar rumah pun kadangkala dicurigai oleh sang istri, sampaisampai kadangkala suami tidak berani bertegur sapa dengan para tetangga.
Gangguan Kepribadian Skizoid (Schizoid Personality Disorder)
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid biasanya menampilkan
perilaku atau pola menarik diri dan biasanya telah berlangsung dalam jangka
waktu yang lama. Mereka merasa tidak nyaman dalam berinteraksi dengan
orang lain, cenderung introvert, dan afek mereka pun terbatas. Mereka senang
kesunyian dan cenderung menunjukkan sedikit emosi dalam berinteraksi
dengan orang lain. Mereka memandang hubungan dengan orang lain sebagai
hal yang tidak menyenangkan, kacau, dan mengganggu. Individu dengan
gangguan ini seringkali dilihat oleh orang lain sebagai individu yang
eksentrik, terkucil, dan penyendiri.
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid biasanya memberikan
tampilan bahwa mereka dingin dan penyendiri. Mereka pun sangat sedikit
terlibat dengan kejadian sehari-hari dan tidak menaruh perhatian pada orang
lain. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kebutuhan yang sangat rendah
untuk berhubungan secara emosional dengan orang lain.
Kehidupan individu dengan gangguan ini biasanya diwarnai dengan
kegemaran pada aktivitas yang tidak melibatkan orang lain (aktivitas mandiri)
dan berhasil pada bidang-bidang yang tidak melibatkan persaingan dengan
orang lain. Mereka biasanya terlibat dengan pekerjaan yang mungkin akan
sangat menyebalkan bagi orang lain pada umumnya karena mereka melakukan
pekerjaan tersebut seorang diri.
Kehidupan seksual mereka biasanya hanya sebatas fantasi dan mereka
sedapat mungkin berusaha menunda kematangan seksualnya. Kaum pria
biasanya tidak menikah karena mereka tidak dapat melakukan hubungan yang
intim dan kaum wanita biasanya secara pasif akan menyetujui untuk menikah
dengan kaum pria yang agresif dan sangat menginginkan mereka untuk
menikah dengannya.
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid biasanya mengalami
kesulitan untuk mengekspresikan kemarahan. Mereka menyalurkan energi
afektifnya (misalnya kemarahan) kepada bidang-bidang yang tidak melibatkan
orang lain, seperti misalnya matematika dan astronomi. Mereka pun
kadangkala sangat dekat dengan hewan.
Walaupun individu ini sangat penyendiri dan memiliki impian-impian atau
fantasi, namun tidak berarti bahwa individu dengan gangguan ini mengalami
masalah kontak realitas. Mereka tetap mampu membedakan antara realitas
dengan fantasi atau impian. Kadangkala individu dengan gangguan ini mampu
memberikan dan membentuk ide-ide yang kreatif dan original bagi dunia di
sekitarnya.
Sulit untuk menentukan secara pasti prevalensi dari gangguan ini, namun
sejauh ini diketahui bahwa gangguan kepribadian skizoid terjadi pada 7,5
persen populasi pada umumnya. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan
juga tidak diketahui secara pasti namun diperkirakan sekitar 2 : 1 (laki-laki :
perempuan). Sebagian besar dari mereka memilih bekerja di malam hari
sehingga meminimalkan kemungkinan mereka untuk mengadakan kontak
dengan orang lain. Awal munculnya gangguan ini biasanya pada masa kanakkanak awal. Biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang lama walaupun
belum tentu seumur hidup mereka. Jumlah individu dengan gangguan ini yang
kemudian menjadi penderita skizofrenia, belum diketahui secara pasti.
Ahli-ahli teori psikoanalisis berpendapat bahwa schizoid personality
disorder dibangun melalui hubungan ibu dan anak yang terganggu, dimana
anak tidak pernah belajar untuk memberi atau menerima kasih sayang
(Blueler, 1942; Klein, 1952). Anak ini menunjukkan hubungan dan emosi-
emosi sebagai hal yang berbahaya dan selanjutnya mereka berdua tetap jauh
dari orang lain dan juga dari perasaan-perasaan mereka sendiri.
Para ahli teori kognitif menggambarkan gaya berpikir (cognitive style) dari
orang-orang
schizoid
sebagai
orang
yang
tidak
memperbaiki
diri
dengan schizotypal personality disorder cenderung meyakini bahwa kejadiankejadian acak yang ada di sekitarnya berkaitan dengan mereka.
Kategori ketiga dari kognisi (pikiran) yang ganjil adalah odd beliefs and
magical thinking (keyakinan aneh dan pemikiran-pemikiran magis). Sebagai
contoh, mereka mungkin mempercayai atau meyakini bahwa orang lain
mengetahui apa yang mereka inginkan.
Kategori keempat dari pikiran yang aneh adalah illusions (ilusi) yang
merupakan halusinasi yang singkat. Pada prinsipnya terdapat perbedaan antara
ilusi dan halusinasi. Halusinasi adalah persepsi yang tidak berobyek,
sedangkan ilusi adalah persepsi yang salah atau objek. Sebagai contoh, mereka
mungkin berpikir bahwa mereka melihat orang-orang dalam pola-pola dari
kertas gambar yang menempel di dinding. Sebagai tambahan atas adanya
pikiran-pikiran yang aneh ini, orang-orang dengan schizotypal personality
disorder cenderung memiliki pembicaraan yang kurang jelas, berputar-putar,
samar-samar, atau sangat rumit. Dalam berinteraksi dengan orang lain mereka
mungkin memiliki respon-respon emosional yang tidak pantas atau tidak
menunjukkan respon emosi atas apa yang orang lain katakana atau lakukan.
Individu dengan gangguan ini mengalami masalah dalam berpikir dan
berkomunikasi. Mereka sensitif terhadap perasaan atau reaksi orang lain
terhadap dirinya, terutama reaksi yang negatif seperti rasa marah atau tidak
senang. Kadangkala cara bicara individu dengan gangguan skizotipal sangat
aneh dan ganjil sehingga hanya diri mereka sendiri yang mampu mengerti
artinya. Mereka pun memiliki kemampuan yang rendah dalam berinteraksi
dengan orang lain dan kadangkala bertingkah laku aneh sehingga akhirnya
mereka seringkali terkucil dan tidak memiliki banyak teman.
Individu dengan gangguan skizotipal kadangkala juga menampilkan gejala
yang ditampilkan oleh individu dengan gangguan kepribadian borderline.
Apabila hal ini terjadi, terapis boleh sekaligus mendiagnosis individu tersebut
dengan 2 diagnosis, skizotipal dan borderline. Kadangkala terapis harus lebih
personality
disorder
merupakan
salah
satu
gangguan
Gangguan
kepribadian
ini
lebih
menekankan
pada
dengan kasus penyiksaan pada pasangan hidup, pada anak, pelacuran dan
mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk.
Prevelensi gangguan kepribadian antisocial adalah 3 persen pada laki laki
dan 1 persen pada perempuan. Kepribadian ini lebih umum tampak pada
daerah yang miskin. Usia kemunculan gangguan ini adalah sebelum usia 15
tahun. Gangguan kepribadian antisocial biasanya muncul pada masa remaja
akhir, prognosisnya bervariasi. Biasanya dilaporkan bahwa kecenderungan
antisocial ini menurun sejalan dengan usia pasien yang semakin lanjut atau
tua. Gangguan yang umum terjadi pada individu dengan kepribadian antisocial
adalah gangguan depresi, penggunaan alcohol dan zat zat tertentu.
Membedakan gangguan kepribadian antisosial dengan gangguan lain
Biasanya cukup sulit untuk membedakan antara individu antisocial dan
individu yang mengkonsumsi zat zat (substance abuse). Cara membedakannya
apabila masalah itu muncul sejak kecil dan terus berlangsung hingga dewasa
maka kedua diagnosis tersebut boleh ditegakan. Namun apabila tingkah laku
antisosial muncul karena individu tersebut mengkonsumsi zat tertentu maka
diagnosis gangguan kepribadian tidak perlu diberikan.
Contoh Kasus :
Seorang laki laki berusia 19 tahun dan sedang menjalani rehabilitasi di
tempat ketergantungan obat-obatan terlarang untuk yang kesekian kalinya.
Berdasarkan penuturan ibunya, diketahui bahwa sejak SD anaknya sudah
sering melawan nasehat orangtua dan gurunya. Dia pun sering melawan
membolos dari sekolah, walaupun prestos akademiknya memadai, wali
kelasnya sering memanggil orangtua dan mengeluh tentang perilaku sang
anak. Sejak kelas 5 SD sudah mulai merokok dan dilanjutkan menghisap
ganja semasa awal SMP. Sang anakpun akhirnya putus sekolah dikelas 1 SMA
dan lebih memili kegiatan bermain band dengan teman temannya. Tidak ada
satupun orang yang berhasil mengajaknya kembali ke sekolah. Hingga saat
ini dia masih terus mendapatkan biaya dari kedua orangtuanya
orang
lain,
untuk
mengekspresikan
kemarahan
mereka,
atau
kepribadian
borderline
tidak
menunjukan
tanda-tanda
Tingkah laku merayu umum terjadi baik pada kaum pria maupun wanita
dengan gangguan ini. Mereka pun kadangkala memiliki fantasi fantasi seksual
dengan siapa mereka akan berhubungan, namun mereka tidak selalu
mengatakan fantasinya tersebut. Mereka cenderung untuk pura pura malu
daripada agresif secara seksual. Pada kenyataannya, individu dengan
gangguan kepribadial ini biasanya memiliki masalah atau disfungsi seksual.
Relasi social yang dibentuk oleh individu dengan gangguan ini biasanya
hanya dipermukaan saja. Disisi lain mereka juga cenderung bergantung
kepada orang lain sehingga mereka sangat penuh kepercayaan kepada orang
lain, hingga akhirnya mereka tertipu.
Individu dengan gangguan ini cenderung untuk tidak menyadari perasaanerasaan mereka dan tidak pula menyadari serta mampu menjelaskan motivasi
dari berbagai tindakan yang dilakukannya karena salah satu mekanisme
pertahanan diri yang mereka gunakan adalah represi. Apabila individu ini
berada dalam kondisi stress, kontak dengan realitas dapat saja terganggu.
Prevelensi gangguan ini sekitar 2 hingga 3 persen. Ada pra pasien rawat
jalan dan rawat inap dirumah sakit jiwa, prevelensinya meningkat menjadi
sekitar 10 hingga 15 persen.
Membedakan gangguan kepribadian histrionic dengan gangguan lain
Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionic dan borderline cukup
sulit untuk ditentukan. pada gangguan borderline, tampak percobaan bunuh
diri, ketidakjelasan identitas dan episode psikotik singkat yang lebih dominan.
Gangguan somatisasi dapat muncul bersamaan dengan gangguan kepribadian
histrionic. Pasien yang di diagnose mengalami gangguan psikotik singkat dan
gangguan disosiatif, perlu mendapatkan perhatian lebih karena pada ganguan
tersebut biasanya terdapat pula gangguan kepribadian histrionic.
Contoh Kasus :
Seorang wanita berusia 20-an dan telah menikah serta memiliki seorang anak
yang masih bayi. Dia dikeluhkan oleh keluarganya karena seringkali pingsan
dan setelah diperiksakan ke dokter ternyata tidak ditemukan gangguan fisik
apapun. Ibunya menuturkan bahwa hingga SMP sang anak masih tidur
dengan kedua orangtuanya. Seluruh keinginan anak harus dipenuhi, si anak
cenderung bandel namun sangat disayang oleh ayahnya. Sejak kecil sang
anak memang seringkali terjatuh, namun setelah menikah gejalanya semakin
parah. Apabila sedikit tersinggung biasanya akan langsung pingsan dan baru
akan membaik setelah orang disekitarnya tampak panic dan membantu dia.
Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic personality disorder)
Individu dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki perasaan yang
kuat bahwa dirinya adalah orang yang penting serta merupakan individu yang
unik. Mereka merasa bahwa dirinya special dan berharap mendapatkan
perlakuan khusus pula. Oleh karena itu mereka sangat sulit untuk tidak
menerima kritik dari orang lain. Mereka selalu ingin mengerjakan sesuatu
sesuai dengan cara yang sudah mereka tentukan dan seringkali ambisius serta
mencari ketenaran.
Sikap mereka mengakibatkan hubungan yang mereka miliki biasanya
rentan (mudah pecah) dan mereka dapat membuat orang lain sangat marah.
Mereka juga tidak mampus menampilkan empati kalaupun mereka
memberikan empati atau simpati, biasanya mereka memiliki tujuan tertentu
untuk kepentingan diri sendiri.
Individu dengan gangguan kepribadian narsistik tidak memiliki selfesteem yang mantap dan mereka rentan untuk menjadi depresi. Masalah
masalah yang biasanya muncul karena tingkah laku individu yang narsistik
misalnya sulit membina hubungan interpersonal, penolakan diri orang lain,
kehilangan sesuatu atau masalah dalam pekerjaan.
David juga bertanya kepada terapis tentang mobil yang digunakan dan
berapa banyak klien kelas atas yang ditangani terpis tersebut. David sangat
ingin memastikan bahwa dia sedang berhubungan dengan yang terbaik
dibidangnya. David bercerita tentang kesuksesannya dalam bidang akademis
dan olahraga, tanpa mampu memberikan bukti apapun yang memastikan
keberhasilannya. Selama bersekolah di sekolah hukum, dia adalah seorang
work-aholic, penuh dengan fantasi akan keberhasilannya sehingga tidak
memiliki waktu untuk istrinya. Setelah anak mereka lahir, David semakin
sedikit menghabiskn waktu bersama keluarganya. Tidak lama setelah dia
memiliki pekerjaan yang mapan, David menceraikan istrinya karena tidak
lagi membutuhkan bantua ekonomi dari sang istri. Setelah perceraian
tersebut, david memutuskan bahwa dia benar-benar bebas untuk menikmati
hidupnya. Dia sangat suka menghabiskan uang untuk dirinya sendiri,
misalnya dengan mengias apartemennya dengan berbagai benda-benda yang
sangat menarik perhatian. Dia juga seringkali berhubungan dengan wanitawanita yang sangat menarik. Dalam pergaulannya, David merasa nyaman
apabila dirinya menjadi pusat perhatian semua orang. Dia pun merasa
nyaman ketika dia berfantasi mengenai kepopuleran yang akan diraihnya,
mendapatkan suatu penghargaan, ataupun memiliki kekayaan berlimpah.
Kelompok C
Pada Kelompok ini, kecemasan dan perasaan-perasaan takut sering
terlihat. Oleh karena itu disebut sebagai gangguan-gangguan yang didasari
oleh anxiety, karena orang-orang yang menderita gangguan ini sering tampak
membutuhkan bantuan orang lain
Gangguan Kepribadian Avoidance (Menghindar)
Gangguan
ini
ditandai
oleh
adanya
cirri
sangat
sensitive
tidak aman (insecurity) dalam berinterak sisosial, dan dalam memulai suatu
relasi sosial.
Mereka memiliki rasa rendah diri (inferiority complex), tidak percaya diri,
takut untuk berbicara di depan public atau meminta sesuatu dari orang lain.
Mereka sering kali mensalahartikan komentar dari orang lain sebagai menghina
atau mempermalukan dirinya. Oleh karena itu, individu dengan gangguan
avoidance biasanya tidak memiliki teman dekat.Secara umum dapat dikatakan
bahwa sifat yang dominan pada individu ini adalah cenderung merasagugup
dan malu mengenai dampak yang mereka timbul kan pada orang lain atau
bagaimana diri mereka di mata orang lain
Individu dengan gangguan kepribadian avoidance mampu berfungsi dengan
baik dalam kehidupannya, selama mereka berada dalam lingkungan yang
mendukungnya.
Adapun
criteria
gangguan
kepribadian
menghindar
hal
baru
karena
takutdipermalukan.
Membedakan gangguan kepribadian avoidance dengan gangguan lain
Individu dengan gangguan kepribadian menghindar sebenarnya memiliki
keinginan untuk berinteraksi dengan lingkungan social dan hal ini sangat
berbeda dengan indivdu dengan gangguan kepribadian schizoid yang memang
ingin sendirian. Individu dengan gangguan menghindar tidak terlalu menuntut,
tidak mudah marah, dan tidak terlalu sulit untuk diprediksi bila dibandingkan
dengan individu dengan gangguan kepribadian borderline dan histrionic.
Individu dengan kepribadian menghindar relative serupa dengan
kepribadian dependen. Perbedaanya pada kepribadian dependen individu
memiliki perasaan ketakutan yang lebih besar akan penolakan dan kehilangan
kasih saying daripada individu dengan kepribadian menghindar.
Contoh Kasus :
Jane tumbuh dan dibesarkan oleh seoarang ibu yang merupakan pecandu
alkohol dan sering kali melakukan penyiksaan terhadap jane baik secara fisik
maupun verbal. Sejak kecil jane menganggap bahwa perilaku ibunya
disebabkan karena dirinya sangat tidak berharga hingga layak diperlakukan
seperti itu. Saat ini jane telah berusia akhir 20an tahun dan dia tetap berharap
bahwa dirinya akan ditolak oleh orang lain, begitu orang lain menyadari
bahwa dirinya tidak berharga atau buruk. Selain itu jane sangat kritis terhadap
dirinya sendiri dan selalu meramalkan bahwa dirinya tidak akan dapat diterima
oleh lingkungan. Dia selalu berfikir bahwa orang lain tidak akan menyukai
dirinya, bahwa orang lain akan melihat dirinya sebagai pecundang dan dia
tidak mungkin dapat melawan hal-hal itu.apabila seorang penjual koran tidak
tersenyum pada jane, maka secara otomatis jane akan berfikir bahwa itu
disebabkan karena dirinya tidak berharga dan tidak disukai oleh orang lain.
Setelah itu dia akan merasa sangat sedih . bahkan ketika jane mendapatkan
respon yang positif dari teman-temannya, dia tidak pernah memperdulikan hal
itu. jane lebih terfokus pada pemikirannya sendiri. Oleh karena itu dia hanya
memiliki sedikit teman dan tidak ada satupun yang dekat dengan dirinya
Gangguan Kepribadian Dependen
Gangguan ini ditandai adanya kesukaran dalam berpisah dengan orang lain,
dan interaksi sosialnya diwarnai oleh adanya kecemasan tetapi bukan karena
takut mendapat kritik dari lingkungannya melainkan karena ingin senantiasa
dirindukan, disayangi, yang pada akhirnya membuat ia menjadi pribadi yang
bergantung pada orang lain dan merasa tidak nyaman apabila harus sendirian
(walaupun dalam waktu yang singkat).Mereka juga cenderung bersikap
submisif atau patuh.
Individu dengan kepribadian dependen cenderung mengalami kesulitan
dalam fungsi pekerjaan apabila merekadituntut untuk bekerja secara mandiri
dan tidak disertai adanya pengawasan atau supervise yang intensif. Terapi
kognitif-keperilakuan (cognitive-behavioral therapy) dilakukan dengan teknikteknik keperilakuan untuk meningkatkan perilaku asertif dan untuk mengurangi
kecemasan.Mereka juga harus belajar relaksasi untuk meredakan rasa
cemasnya.
Adapun criteria gangguan kepribadian Dependen dalam DSM-IV-TR, antara
lain ;
a. Sulit mengambil keputusan tanpa saran dan dukungan berlebihan dari
orang lain.
b. Membutuhkan orang lain untuk mengambil tanggung jawab atas sebagian
besar aspek kehidupannya yang utama.
c. Sulit tidak menyetujui orang lain karena takut kehilangan dukungan
mereka.
d. Sulit melakukan segala sesuatu sendiri Karena kurangnya rasa percaya
diri.
e. Melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan sebagai suatu cara untuk
mendapat kan persetujuan dan dukungan orang lain.
f. Merasa tidak berdaya bila sendirian karena kurangnya rasa percaya diri
terhadap kemampuannya untuk menangani segala sesuatu tanpa intervensi
orang lain.
g. Berupaya untuk sesegera mungkin menjalani hubungan baru bila
hubungan yang dimilikinya saat ini berakhir.
h. Dipenuhi ketakutan bila harus mengurus diri sendiri.
dia akan makan malam bersama istrinya, lalu berurusan lagi dengan
disertasinya. Danil selalu rutin mengerjakan disertasinya hingga pukul
23.00, walaupun sebagian besar dari waktu tersebut digunakannya untuk
koneksi internet yang tidak berkaitan dengan disertasinya. Danil sama sekali
tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan menyelesaikan disertasinya
sejak 4,5 tahun yang lalu. Istrinya pun sudah mengancam akan meninggalkan
danil karena tidak tahan lagi dengan tingkah lakunya. Danil kemudian
mendatangi terapist dengan keluhan cemas akan hubungan dengan istrinya,
namun dia kemudian didiagnosa memiliki gangguan kepribadian obsesifkompulsif.
REFERENSI :
Davison, Gerald C, John M. Neale , Ann M. Kring. 2012. Psikologi Abnormal
edisi Ke 9. Jakarta:Rajwali Pers
Fausiah, Fitri dan Julianti Widury. 2008. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Wiramihardja, Sutardjo A. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT.
Refika Aditama.