PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Untuk mengetahui aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu
3. Untuk memahami prinsip-prinsip perkembangan
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik
5. Untuk memahami teori-teori pertumbuhan dan perkembangan
6. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan
BAB II
KERANGKA TEORI
b. Perkembangan
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)
bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke
keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara
bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri
anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan
menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam kerangka keseluruhan
Sejak bayi dilahirkan,ia telah mempunyai gambaran total atau
gambaran lengkap tentang dunia ini, hanya saja gambaran tersebut masih
kabur dan samar-samar. Terbawa oleh perkembangannya gambaran total yang
samar-samar tadi berangsur-angsur menjadi terang dan bagian-bagiannya
bertmbah nyata, jelas dan strukturnya semakin lengkap. Timbullah kemudian
kompleks dan unsur-unsur seperti unsure gerak,jarak, bentuk, struktur, warna
dan lain-lain. Namun semuanya merupakan bagian dari satu totalitas atau
keseluruhan dan mengandung sifat-sifat totalitas tersebut.
Perkembangan umumnya lebih mengarah pada perubahan pada
kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, sehingga perkembangan penekanannya
terletak pada fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ
fisiologis. Contoh perkembangan yaitu perubahan dalam hal pola
pikir,emosional dan kepribadian. Proses perkembangan akan berlangsung
sepanjang kehidupan manusia.
c. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
PERTUMBUHAN
PERKEMBANGAN
O
1
2
3
4
5
6
7
langsung
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupkan perubahan fisik menjadi lebih besar dan
lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia
2. Kecerdasan (Intelek)
Kecerdasan atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf
otak. Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya dengan
baik, dan oleh karena itu seorang manusia akan juga mengalami perkembangan
kemampuan berpikirnya. Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya
bahwal kecerdasan itu diwariskan (diturunkan). Ia juga mengemukakan bahwa
lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minim dalam kecerdasan.
c. Temperamen (Emosi)
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh
manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. kebutuhan setiap orag dapat
dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan-kebutuhan itu ada yang primer yang harus segera
dipenuhi kebutuhannya dan kebutuhan sekunder yang pemenuhannya dapat
ditundakan. Jika kebutuhan primer tidak segera dipenuhi maka seseorang akan
merasa kecewa dan sebaliknya.
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam
merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi.
Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya
dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi
lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak
demikian.
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau prilaku
fisik, seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah
laku yang lainnya. Begitu pula sebaliknya seseorang yang gembira akan
melonjak-lonjak sambil tertawa lebar dan sebagainya.
d. Sosial
Sejalan dengnan pertumbuhan badannya, bayi yang telah menjadi anak dan
seterusnya dan menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan
mengenal banyak manusia. Perkenalan dengan oranbg lain dimulai dengan
mengenal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan saudara-saudaranya dan
akhirnya mengenal manusia diluar keluarganya. Selanjutnya manusia yang
dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen, namunp pada umumnya setiap
anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya. Anak membentuk kelompok
sebanya sebagai dunianya, memahami dunia anak, dan kemudian dunia
pergaulan yang lebih luas. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama,
kemudian bermasyarakat atau berkehidupan social. Dalam perkembangannya
setiap manusia pada akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu
dan dibantu, memberi dan diberi.
e. Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi. Setiap orang senantiasa
berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang disekitarnya.
Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan tanda, gerak dan
suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Bicara adalah bahasa
suara, bahasa lisan.
f. Bakat Khusus
Gambaran tentang pola perkembangan secara tepat akan dipakai sebagai dasar
untuk memahami anak-anak,sekaligus mempunyai nilai ilmiah yang bersifat
praktis yaitu :
dari perkembangan.
Pola perkembangan dapat diramalkan. Walaupun pola yang dapat diramalakan
ini dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir
10
bermasalah.
Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial. Harapan sosial ini
terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru
mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasaiberbagai pola
perkembangan.
Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan. Tahun pertama
kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling
tidak bahagia.
11
1.Faktor Internal
Faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan
dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
Faktor Genetika (HEREDITAS)
Hereditas merupakan totalitas karakeristik individu yang diwariskan orang
tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen.
Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), seluruh bawaaan
hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23
kromosom (pasangan xy) dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat
beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau
yang memnentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan dipandang sebagai periode yang kritis dalam
perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat
pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan
kemampun-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu
terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung
karena dipengaruhi gen secara langsung adalah kualitas system syaraf,
keseimbangan biokimia tubuh, dan struktur tubuh.
Dengan demikian faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam yaitu
faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan
12
13
oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi, berbeda dengan anak yang
mempunyai daya intelektual kurang, mereka selalu tampak murung, pendiam,
mudah tersinggung karenanya suka menyendiri, tingkat kecerdasan yang
lambat dan temperamen.
Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
2. Faktor Eksternal
Yaitu hal hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang
meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi
siswa tersebut dengan lingkungan. faktor eksternal yang memengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan
faktor lingkungan nonsosial.
a) lingkungan sosial
Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi
kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi
keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan
siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar
yang kebetulan belum dimilikinya.
14
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan temanteman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.
Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi
siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua,
dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh
anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang
tidak sesuai dengan bakatnya.
b) Lingkungan nonsosial
Yaitu hal hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang
meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman
berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. faktor eksternal yang
memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
16
sama dengan kakek atau ayah dan ibu kakeknya. Dengan demikian tidak
semua bakat dan watak seseorang dapat diturunkan secara langsung.
17
21
23
seperangkat
nilai
sistem
etika
24
sebagai
BAB III
PENUTUP
3.I Kesimpulan
anak
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu faktur hereditas dan
faktor lingkungan
Dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan para ahli psikologi
mengemukakan berbagai konsepsi yang menggambarkan mekanisme
25