Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai calon pendidik perlu mempelajari perkembangan peserta didik
sehingga dapat memperoleh ekspetasi nyata tentang anak dan remaja, calon
pendidik lebih mengetahui psikologi perkembangan anak sehingga kita
mampu mengatasi permasalahan anak, mampu mengenali penyimpangan yang
terjadi pada perkembangan anak serta tujuan utamanya adalah mampu
mempelajari diri sendiri. Calon pendidik juga harus mengerti tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat pada waktu yang normal, dan perkembangan merupakan
perubahan pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, sehingga
perkembangan penekanannya terletak pada fungsi psikologis yang
termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis. Untuk lebih memahami
tentang pertumbuhan dan perkembangan maka disusunlah makalah yang
berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan peserta didik?
2. Apa sajakah aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik?
3. Bagaimanakah prinsip-prinsip perkembangan ?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik?
5. Bagaimanakah teori-teori pertumbuhan dan perkembangan?
6. Apa sajakah tugas-tugas perkembangan?
1

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Untuk mengetahui aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan individu
3. Untuk memahami prinsip-prinsip perkembangan
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik
5. Untuk memahami teori-teori pertumbuhan dan perkembangan
6. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Sepanjang rentang kehidupannya, dari masa kehamilan sampai meninggal
manusia selalu mengalami perubahan, baik perubahan dalam bentuk fisik
maupun kemampuan mental psikologis. Perubahan-perubahan tersebut terus
berlangsung karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada dirinya. Secara
umum pertumbuhan dan perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang
bersifat progresif dan terus menerus. Makna pertumbuhan sering diartikan sama
dengan perkembangan sehingga kedua istilah ini seringkali dipertukarkan untuk
makna yang sama, padahal pertumbuhan merupakan dua hal yang berbeda
namun hal yang tak terpisahkan.
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan
sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif
yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran
kuantitatif badan anak, seperti panjang, berat dan kekuatnnya. Begitupula
pertumbuhan akan mencakup perubahan yang makin sempurna tentang system
jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan

demikian, pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan dan


proses pematangan fisik. Pertumbuhan seringkali akan berhenti bila seseorang
telah mencapai kematangan fisik.

b. Perkembangan
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)
bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke
keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara
bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri
anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan
menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam kerangka keseluruhan
Sejak bayi dilahirkan,ia telah mempunyai gambaran total atau
gambaran lengkap tentang dunia ini, hanya saja gambaran tersebut masih
kabur dan samar-samar. Terbawa oleh perkembangannya gambaran total yang
samar-samar tadi berangsur-angsur menjadi terang dan bagian-bagiannya
bertmbah nyata, jelas dan strukturnya semakin lengkap. Timbullah kemudian
kompleks dan unsur-unsur seperti unsure gerak,jarak, bentuk, struktur, warna
dan lain-lain. Namun semuanya merupakan bagian dari satu totalitas atau
keseluruhan dan mengandung sifat-sifat totalitas tersebut.
Perkembangan umumnya lebih mengarah pada perubahan pada
kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, sehingga perkembangan penekanannya
terletak pada fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ
fisiologis. Contoh perkembangan yaitu perubahan dalam hal pola
pikir,emosional dan kepribadian. Proses perkembangan akan berlangsung
sepanjang kehidupan manusia.
c. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan

PERTUMBUHAN

PERKEMBANGAN

O
1
2
3
4
5
6
7

Perubahan secara fisik


Perubahan bersifat kuantitatif
Tidak ada pengaruh belajar
Pada saatnya bisa berhenti
Perubahan cenderung cepat
Bersifat irreversibel
Dapat diukur dan diamati

Perubahan secara non fisik


Perubahan bersifat kualitatif
Ada pengaruh belajar
Berkelanjutan
Perubahan cenderung lambat
Bersifat reversibel
Tidak dapat diamati langsung

langsung

.2.2 Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu


Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi Faktor genetik. Para
ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti
tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah
yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek,emosi, social, bahasa,
bakat khusus, nilai dan moral,serta sikap. Berikut ini diuraikan pokok-pokok aspek
pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupkan perubahan fisik menjadi lebih besar dan
lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia

dewasa. masa sebelum lahir merupakan pertumuhan dan perkembangan


manusia yang sangat komleks, karena pada masa itu merupakan awal
terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang
membentuk sistem yang lengkap.
Pertumbuhan fisik manusia setelah lair merupakan kelanjutan
pertumbuhan sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung
sampai masa dewasa. selama tahun pertama dalam pertumbuhannya, ukuran
panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang badan semula
dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir
hingga dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan manusia, dari
pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya
manusia samapi dengan proporsi yang ideal dimasa dewasa.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi prilaku anak sehari-hari. Secara langsung pertumbuhan fisik
seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak
langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan memepengaruhi
bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang
orang lain.

2. Kecerdasan (Intelek)
Kecerdasan atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf
otak. Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya dengan
baik, dan oleh karena itu seorang manusia akan juga mengalami perkembangan
kemampuan berpikirnya. Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya
bahwal kecerdasan itu diwariskan (diturunkan). Ia juga mengemukakan bahwa
lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minim dalam kecerdasan.

Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan kecerdasan ini


ditunjukkan pada prilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu.
Tindakan itu telah mendapatkan proses pertimbangan atau lebih dikenal dengan
proses analisis, evaluasi, sampai dengan kemanpuan menarik kesimpulan dan
keputusan. Ketika seseorang bisa melakukan peramalan atau perediksi,
perencanaan dan berbagai kemampuan analisis dan sintesis, hal ini dikenal
dengan perkembangan kognitif

c. Temperamen (Emosi)
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh
manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. kebutuhan setiap orag dapat
dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan-kebutuhan itu ada yang primer yang harus segera
dipenuhi kebutuhannya dan kebutuhan sekunder yang pemenuhannya dapat
ditundakan. Jika kebutuhan primer tidak segera dipenuhi maka seseorang akan
merasa kecewa dan sebaliknya.
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam
merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi.
Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya
dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi
lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak
demikian.
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau prilaku
fisik, seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah

laku yang lainnya. Begitu pula sebaliknya seseorang yang gembira akan
melonjak-lonjak sambil tertawa lebar dan sebagainya.

d. Sosial
Sejalan dengnan pertumbuhan badannya, bayi yang telah menjadi anak dan
seterusnya dan menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan
mengenal banyak manusia. Perkenalan dengan oranbg lain dimulai dengan
mengenal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan saudara-saudaranya dan
akhirnya mengenal manusia diluar keluarganya. Selanjutnya manusia yang
dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen, namunp pada umumnya setiap
anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya. Anak membentuk kelompok
sebanya sebagai dunianya, memahami dunia anak, dan kemudian dunia
pergaulan yang lebih luas. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama,
kemudian bermasyarakat atau berkehidupan social. Dalam perkembangannya
setiap manusia pada akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu
dan dibantu, memberi dan diberi.

e. Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi. Setiap orang senantiasa
berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang disekitarnya.
Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan tanda, gerak dan
suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Bicara adalah bahasa
suara, bahasa lisan.
f. Bakat Khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh


seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan,
kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam definisi bakat yang
dikemukakan Guilford (Sumadi; 1984), bakat mencakup tiga dimensi yaitu:
dimensi perceptual, dimensi psikomotor dan dimensi intelektual.
Seseorang yang emilki bakat akan lebih cepat dapat diamati, sebab
kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat
khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam
bidang seni, olah raga ataupun keterampilan.

g. Sikap, Nilai dan Moral


Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan bahwa tujuan
akhir dari proses belajar kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaaan
pengetahuan (kognitif), penguasaaan nilai dan sikap (afektif) dan penguasaan
psikomorik.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikis manusia, manusia mulai
dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan hal-hal yang
tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang. Menurut Piaget, pada
awal pengenalan nilai dan prilaku seta tindakan iti masih bersifat paksaan.
Akan tetspi sejalan dengan perkembangan inteleknya berangsur-angsur manusia
mulai berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama
semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan
Negara.

2.3 PinsipPrinsip Perkembangan

Gambaran tentang pola perkembangan secara tepat akan dipakai sebagai dasar
untuk memahami anak-anak,sekaligus mempunyai nilai ilmiah yang bersifat
praktis yaitu :

Bahwa perkembangan melibatkan perubahan. Tujuan perkembangan adalah


realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap
perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan perubahan tersebut, bagaimana
pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social terhadap perubahan ini,
bagaimanan mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimana mereka
mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok sosial bereaksi

terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.


Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya. Bahwa
perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya,
karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman.
Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak,

ia dapat diubah sebelumnya menjadi pola kebiasaan.


Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari
interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas

dari perkembangan.
Pola perkembangan dapat diramalkan. Walaupun pola yang dapat diramalakan
ini dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir

dan pasca lahir.


Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan. Yang
penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak,
perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik,
perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang
perkembangan dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam
perkembangan.

10

Terdapat perbedaan individu dalam berkembang. Bahwa terdapat perbedaan


individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan
sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan
fisik maupun psikologis. Kepentingan untuk mengetahui bahwa terdapat
perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia mennekankan
pentingnya melatih anak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak

mengharapkan perilaku yang sama pada semua anak.


Periode pola perkembangan. Periode perkembangan biasanya diebut periode
pralahir, masa neonatus, masa bati, masa kanak-kanak, akhir masa kanakkanak, dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat
keseimbangan dan ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan
yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku

bermasalah.
Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial. Harapan sosial ini
terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru
mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasaiberbagai pola

perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.


Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial. Bahaya
tersebut terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola

perkembangan.
Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan. Tahun pertama
kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling
tidak bahagia.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

11

1.Faktor Internal
Faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan
dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
Faktor Genetika (HEREDITAS)
Hereditas merupakan totalitas karakeristik individu yang diwariskan orang
tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen.
Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), seluruh bawaaan
hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23
kromosom (pasangan xy) dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat
beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau
yang memnentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan dipandang sebagai periode yang kritis dalam
perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat
pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan
kemampun-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu
terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung
karena dipengaruhi gen secara langsung adalah kualitas system syaraf,
keseimbangan biokimia tubuh, dan struktur tubuh.
Dengan demikian faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam yaitu
faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan

12

bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.


Sebalikrtya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya
hasil belajar yang maksimal.
Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka
perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi
hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik
akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,
pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan
ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan
telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra
dengan baik, baik secara preventif maupun yang,bersifat kuratif, dengan
menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan
kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan
yang bergizi, dan lain sebagainya.
b. Faktor Psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap
orang itu berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang
berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik.
Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik,
dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan
dan kecerdasan dalam perkembangan sosial anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan
modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai

13

oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi, berbeda dengan anak yang
mempunyai daya intelektual kurang, mereka selalu tampak murung, pendiam,
mudah tersinggung karenanya suka menyendiri, tingkat kecerdasan yang
lambat dan temperamen.
Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

2. Faktor Eksternal
Yaitu hal hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang
meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi
siswa tersebut dengan lingkungan. faktor eksternal yang memengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan
faktor lingkungan nonsosial.
a) lingkungan sosial
Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi
kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi
keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan
siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar
yang kebetulan belum dimilikinya.

14

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan temanteman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.
Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi
siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua,
dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh
anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang
tidak sesuai dengan bakatnya.
b) Lingkungan nonsosial
Yaitu hal hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang
meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman
berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. faktor eksternal yang
memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

Beberapa aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi


perkembangan siswa
1. Aliran Nativisme
Perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya sedangkan
pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Kaum nativisme ini berpendapat bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat
pada pembawaannya sementara pengaruh lingkungan hidupnya hanya sedikit
saja, baik-buruknya perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada
pembawaannya.
Jadi menurut kaum nativisme sifat pembawaan itu mempunyai peranan yang
sangat penting bagi perkembangan individu. Pendidikan dan pengaruh
lingkungan hidup hampir tidak ada terhadap perkembangan anak, akibatnya
para ahli pengikut aliran nativisme mempunyai pandangan yang pesimistis
15

terhadap pengaruh pendidikan dan pada umumnya teori nativisme dijaman


sekarang telah ditinggalkan orang.
2. Aliran Environmentalisme atau Aliran Empirisme
Perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan
pengalaman, pendidikan, pembawaan dan bakat tidak ada pengaruh.
Dimana dipelopori oleh John Lock dengan teori tabula rasa yang
diungkapkannya bahwa anak lahir seperti kertas putih yang belum
mendapatkan coretan sedikitpun akan dijadikan apa kertas itu terserah kepada
yang menulisnya. Aliran ini menimbulkan adanya optimisme dalam bidang
pendidikan dan menimbulkan keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang
terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan, watak, sikap, dan
tingkah laku manusia dianggapnya bisa dipengaruhi seluas-luasnya oleh
pendidikan yang dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas. Bahaya
yang ditimbulkan dari pandangan ini dapat mengakibatkan anak tidak
diperlakukan sebagai anak tetapi diperlakukan semata-mata menurut
keinginan orang dewasa sedangkan pribadi anak sering diabaikan dan
kepentingannya tidak diperdulikan.
3. Aliran Konvergensi
Gabungan antara aliran enviromentalisme dengan aliran nativisme.
Aliran konvegensi menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan)
dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan manusia.
Para penganut aliran konvergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa
depan seseorang.
Banyak bukti yang menunjukan bahwa watak dan bakan seseorang tidak sama
dengan orangtuanya setelah ditelusuri ternyata watak dan bakat orang tersebut

16

sama dengan kakek atau ayah dan ibu kakeknya. Dengan demikian tidak
semua bakat dan watak seseorang dapat diturunkan secara langsung.

2.5 Teori-Teori Pertumbuhan dan Perkembangan


Teori pertumbuhan dan perkembangan menurut para ahli antara lain :
a. Teori Perkembangan Arnold Gesell
Menurut Gesel, perkembangan merupakan suatu proses kematangan
atau fisiologi. Selagi kematangan fisiologi tidak dicapai, apa saja yang
dilakukan seperti berjalan tidak akan bisa tercapai. Menurut teori kematangan
yang dibuat oleh Arnorld Gesell, beliau telah membagi kepada 5 tahap dalam
proses perkembangan kanak-kanak. Tahap pertama lahir sehingga 1 tahun
iaitu 1 bulan menghasilkan tangisan berbeda-beda untuk menyatakan
kehendak berlainan seperti lapar dan popoknya basah, 4 bulan koordinasi fisik
berlaku seperti mata mengikut objek yang bergerak, 6 bulan tangan bayi mulai
menggenggam objek, 7 bulan bayi mulai duduk dan merangkak dan 12 bulan
bayi mampu berdiri dengan berpegang pada alatTahap kedua, 1 - 2 tahun yaitu
kemantangan fisik dan mental mulai meningkat, mulai memahami makna
jangan dan pada umur 2 tahun mampu untuk berjalan tetapi dengan bantuan.
Tahap ketiga, 2-3 tahun yaitu koordinasi mata, tangan dan kaki mulai
terbentuk, bisa bercakap menggunakan kata-kata mudah dan bisa mengurus
diri seperti makan dan memakai kasut. Tahap ini kanak-kanak sudah pandai
untuk berimaginasi yaitu membentuk sesuatu dengan menggunakan
permainan yang berada di sampingnya atau di sekitar kanak-kanak tersebut.
Tahap keempat, 3-4 tahun yaitu koordinasi dan kematangan fisik semakin
kukuh dan bisa mengikuti perintah ibu dan bapak. Tahap kelima, 4-5 tahun
yaitu proses berinteraksi terbentuk, mula bersosialisasi, mengemukakan

17

soalan berperingkat-peringkat dan bersedia untuk ke kelas prasekolah


Pengawasan dari bapak ibu sangat penting supaya tidak terjadi kecelakaan
terhadap kanak-kanak. Antara psikomotor yang terlibat ialah motor kasar dan
motor anak-anak dipengaruhi oleh halus.
b. Teori Tugas Perkembangan Robert Havighurst
Robert Havighurst menyatakan bahwa perkembangan seseorang faktor
lingkungan. Ini merupakan satu elemen penting yang berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak. Beliau memfokuskan
kepada keadaaan sekeliling atau lingkungan di mana tempat seseorang anakanak itu membesar yang akan memberi dan meninggalkan sama ada positif
atau negatif bergantung kepada ibu bapak yang memberikan ciri mereka
Havighurst menyatakan bahwa tugas-tugas dalam perkembangan anak-anak
hanya perlu dipelajari sekali saja seperti berjalan, berlari, perbedaan nama
benda dan sebagainya. Jadi ini dapat disimpulkan bahwa setiap perkembangan
yang dialami oleh anak-anak perlulah dengan suka rela anak-anak itu sendiri,
bukan dengan paksaan yang diberikan oleh ibu bapak kerana dengan paksaan
akan membuatkan kanak-kanak itu tidak berupaya untuk mandiri sendiri dan
akan memberi kesan yang dalam terhadap perkembangan mereka.
Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mata
fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri.
Penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi
psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik, perkembangan akan
berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya. Sementara itu
pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan fisik. Yang
artinya, orang tak akan bertambah tinggi atau besar jika batas pertumbuhan
tubuhnya telah mencapai tingkat kematangan. Selanjutnya, pembahasan
mengenai perkembangan pada bagian ini akan penyusun fokuskan pada
proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung
18

dengan kegiatan belajar siswa. Proses perkambangan tersebut meliputi:1.


Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang
progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik
anak (motor skills).2. Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni
perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan atau
kecerdasan otak anak.3. Perkembangan sosial dan moral (social and moral
development), yakni proses perkambangan mental yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan obyek atau
orang lain, baik sebagai individu maupun sebagi kelompok
c. Teori Kognitif Jean Peaget
Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980),
mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka
sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk
menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah
pemahaman mereka terhadap dunia. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua
proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian
dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita
melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi.
Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi
dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi
baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi
adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Seorang anak 7 tahun dihadapkan dengan palu dan paku untuk memasang
gambar di dinding. Ia mengetahui dari pengamatan bahwa palu adalah obyek
yang harus dipegang dan diayunkan untuk memukul paku. Dengan mengenal
kedua benda ini, ia menyesuaikan pemikirannya dengan pemikiran yang sudah
ada (asimilasi). Akan tetapi karena palu terlalu berat dan ia mengayunkannya
dengan keras maka paku tersebut bengkok, sehingga ia kemudian mengatur
19

tekanan pukulannya. Penyesuaian kemampuan untuk sedikit mengubah


konsep disebut akomodasi. Piaget mengatakan bahwa kita melampui
perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing
tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda.
d. Teori Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud
Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud adalah salah satu teori
yang paling terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling
kontroversial. Freud percaya kepribadian yang berkembang melalui
serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari kesenangan-energi
dari id menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi psikoseksual,
atau libido, digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia
lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan
kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari. Jika tahaptahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang
sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi
dapat terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual.
Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap terjebak dalam tahap
ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin terlalu
bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan oral melalui
merokok, minum, atau makan.
e. Teori Perkembangan Psikososial
Teori Erik Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori
perkembangan psiko-sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah
satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud,
Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan.
Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah
perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang
20

kita kembangkan melalui interaksi sosial. Menurut Erikson, perkembangan


ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita
dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa
kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan
menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori
perkembangan psikososial. Ericson memaparkan teorinya melalui konsep
polaritas yang bertingkat/bertahapan. Ada 8 (delapan) tingkatan
perkembangan yang akan dilalui oleh manusia. Menariknya bahwa tingkatan
ini bukanlah sebuah gradualitas. Manusia dapat naik ketingkat berikutnya
walau ia tidak tuntas pada tingkat sebelumnya. Setiap tingkatan dalam teori
Erikson berhubungan dengan kemampuan dalam bidang kehidupan. Jika
tingkatannya tertangani dengan baik, orang itu akan merasa pandai. Jika
tingkatan itu tidak tertangani dengan baik, orang itu akan tampil dengan
perasaan tidak selaras.
Dalam setiap tingkat, Erikson percaya setiap orang akan mengalami
konflik/krisis yang merupakan titik balik dalam perkembangan. Erikson
berpendapat, konflik-konflik ini berpusat pada perkembangan kualitas
psikologi atau kegagalan untuk mengembangkan kualitas itu. Selama masa
ini, potensi pertumbuhan pribadi meningkat. Begitu juga dengan potensi
kegagalan.
2.6 Tugas-Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu
dalam kehidupan seseorang. Adapun menurut Robert Havighurst, tugas
perkembangan ialah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang,
yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam
tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut
dijalani dengan berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas

21

pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan


kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya kelak.
Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Pertama adalah tugas
yang berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita
membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan
untuk tahap perkembangan berikutnya, misalnya untuk bermain bersama temanteman. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa
ketertarikan pada lawan jenis. Di sini ada tugas perkembangan untuk belajar
menjaga sikap pada lawan jenis.
Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian.
Yang ini terkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia
SD mulai muncul kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di
usia ini ada tugas perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan
tersebut. Ketika beranjak remaja muncul harapan tentang karier, sehingga di sini
muncul tugas untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai
persiapan kerja.
Selanjutnya, jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal
darituntutan masyarakat, contohnya di usia SD, anak diharapkan sudah bisa
baca tulis. Di usia dewasa, seseorang dituntut melakukan tanggung jawab sebagai
warga sipil seperti membayar pajak dan memiliki pekerjaan.
Di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap tahapan
menurut (Havighurst) :
1. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-6 bulan)
a) Belajar Berjalan pada usia 9 15 bulan.
b) Belajar makan-makanan padat.
c) Belajar berbicara.
d) Belajar buang air besar dan kecil.
e) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
22

g) Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.


h) Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua, saudara,
dan orang lain.
i) Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata
hati.
2.Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak Sekolah (612 tahun)
a) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
b) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis.
c) Belajar bergaul dengan teman sebaya.
d) Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
f) Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
g) Mengembangkan kata hati.
h) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i) Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun)
a) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b) Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
c) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
d)Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
e) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
f) Memilih dan mempersiapkan karier.
g) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.

23

h) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang


diperlukan bagi warga negara.
i) Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
j) Memperoleh

seperangkat

nilai

sistem

etika

petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.


4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-30 tahun)
a) Memilih pasangan.
b) Belajar hidup dengan pasangan.
c) Memulai hidup dengan pasangan.
d) Memelihara anak.
e) Mengelola rumah tangga.
f) Memulai bekerja.
g) Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
h) Menemukan suatu kelompok yang serasi.

24

sebagai

BAB III
PENUTUP
3.I Kesimpulan

Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses


pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat pada waktu yang normal, dan perkembangan merupakan
perubahan pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, sehingga
perkembangan penekanannya terletak pada fungsi psikologis yang

termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis


Setiap individu akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan
nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek,emosi, social, bahasa, bakat
khusus, nilai dan moral,serta sikap. Berikut ini diuraikan pokok-pokok aspek

pertumbuhan dan perkembangan tersebut.


Prinsip-prinsip perkembangan merupakan gambaran tentang pola
perkembangan secara tepat akan dipakai sebagai dasar untuk memahami anak-

anak
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu faktur hereditas dan

faktor lingkungan
Dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan para ahli psikologi
mengemukakan berbagai konsepsi yang menggambarkan mekanisme

perubahan yang dialami manusia sepanjang masa perkembangannya


Tugas perkembangan merupakan kemampuan atau keterampilan yang harus
dikuasai atau dimiliki anak pada periode perkembangan tertentu.

25

Anda mungkin juga menyukai