5.1 Kesimpulan Dari hasil Kuliah Kerja Profesi yang dilakukan di laboratorium kultur jaringan services laboratory SEAMEO BIOTROP, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kultur jaringan tanaman pisang raja bulu di laboratorium kultur jaringan services laboratory SEAMEO BIOTROP menggunakan media 0 (media untuk menumbuhkan eksplan) dan media PB (media untuk multiplikasi). Untuk media PB ditambahkan BAP sebanyak 0,5 mg.l-1 dan IAA sebanyak 0,1 mg.l-1. Subkultur pada tanaman pisang raja bulu hanya dibatasi sampai 15 kali karena apabila lebih dari 15 kali maka tanaman akan mengalami mutasi yang menyebabkan tanaman tidak sama seperti induknya. 2. Berdasarkan hasil inokulasi dari eksplan tanaman pisang raja bulu, tingkat kontaminasi mencapai lebih dari 50 %. Tingkat kontaminasi paling tinggi terjadi pada tahap inokulasi atau penanaman eksplan, karena pada saat sterilisasi eksplan kurang sempurna sehingga masih terkandung kontaminan dari tanah. 3. Teknik perbanyakan tanaman pisang raja bulu secara in vitro di laboratorium kultur jaringan services laboratory SEAMEO BIOTROP sudah cukup baik karena sesuai prosedur dalam teknik kultur jaringan, sehingga ketersediaan bibit pisang raja bulu yang seragam dapat tepenuhi. Perbanyakan ini efektif untuk tanaman pisang raja bulu yang permintaannya tinggi tetapi pasokannya rendah, karena laju perbanyakan secara konvensional dianggap lambat dan tidak dapat memenuhi permintaan dalam skala luas dan dalam waktu yang relatif singkat. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebaiknya bahan tanam (eksplan) tanaman pisang raja bulu yang digunakan harus disterilisasi dengan benar agar bakteri-bakteri yang terkandung dalam eksplan tersebut dapat hilang untuk meminimalisasi terjadinya kontaminasi.