Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Paling tidak, seorang muslim adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Siapapun
dia, seorang muslim tentu akan dimintai pertanggung jawaban atas apa
yang telah diperbuat terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itulah, Islam
memandang bahwa setiap muslim harus menunaikan etika dan akhlak yang
baik terhadap dirinya sendiri, sebelum ia berakhlak yang baik terhadap
orang lain. Dan ternyata hal ini sering dilalaikan oleh kebanyakan kaum
muslimin.
Secara garis besar, akhlak seorang muslim terhadap dirinya dibagi
menjadi tiga bagian; terhadap fisiknya, terhadap akalnya dan terhadap
hatinya. Karena memang setiap insan memiliki tiga komponen tersebut, dan
kita dituntut untuk memberikan hak kita terhadap diri kita sendiri dalam
ketiga unsur yang terdapat dalam dirinya tersebut:
1. Terhadap Fisiknya
Setiap insan, Allah berikan anugerah berupa fisik yang sempurna.
Kesempurnaan fisik manusia ini, Allah katakan sendiri dalam Al-Qur'an
(QS. 95 : 4)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Jika fisik kaum muslimin kuat, tentulah hal ini akan dapat
menggetarkan para musuh-musuh Islam, yang tiada hentihentinya membuat makar terhadap agama Allah ini. Oleh
karenanya kita melihat betapa Allah memerintahkan kita untuk
mempersiapkan kekuatan kita. Dan olah raga merupakan salah
satu cara untuk mempersiapkan kekuatan tersebut. Allah
berfirman (QS. 8 : 60)
Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang, yang dapat
2. Bersih rambut.
Selain mulut dan gigi, Islam juga menganjurkan kita agar
senantiasa membersihkan rambut. Karena rambut juga
memiliki hak untuk dibersihkan. Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW bersabda:
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang
memiliki rambut, maka hendaklah ia memuliakan rambutnya
tersebut." (HR. Abu Daud)
3. Bersih badan.
Hal ini terbukti dengan diperintahkannya kita untuk
senantiasa membersihkan diri kita dengan mandi. Dalam
sebuah hadits, Rasulullah SAW berasbda:
Rasulullah SAW bersabda, 'Mandilah kalian pada hari jum'at.
Bersihkanlah kepala kalian, meskipun tidak sedang junub. Dan
sentuhlah dengan wewangian. (HR. Bukhari)
4. Bersih pakaian.
Jasad atau fisik kita, juga memiliki hak untuk
mendapatkan pakaian yang bersih dan sehat. Pakaian
disamping untuk menutupi aurat, namun juga menjaga
dirinya dari penyakit-penyakit yang terkait dengan
pakaian, seperti gatal-gatal, jamur dan lain sebagainya.
Dari Jabir ra, beliau berkata, suatu ketika rasulullah SAW berziarah
mengunjungi kami. Lalu beliau melihat seseorang yang memakai
pakaian yang kotor. Beliau berkata, 'Tidakkah ada yang dapat
menyucikan bajunya?' (HR. Ahmad dan Nasa'I)
5. Berpenampilan rapi
Berpenampilan rapi juga merupakan salah satu sunnah
Rasulullah SAW. Sehingga seseorang akan terlihat
terhormat di mata orang lain. Dalam sebuah riwayat
5. Terhadap Akalnya.
Sebagaimana fisik, akal memiliki hak yang harus kita tunaikan. Akal
juga membutuhkan 'makanan', sebagaimana fisik membutuhkannya.
Namun kebutuhan tersebut jelas berbeda dengan kebutuhan fisik.
Oleh karenanya, kita perlu memberikan porsi kepada kita,
sebagaimana kita memberikannya pada fisik. Berikut adalah diantara
hal-hal yang harus kita tunaikan terhadap akal kita:
6. Menuntut ilmu sebagai kewajiban dan kemuliaan bagi setiap
muslim
Hal pertama yang harus kita lakukan bagi setiap muslim
terhadap akalnya adalah dengan mengisinya dengan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat. Karena disamping sebagai suatu
kewajiban, belajar juga merupakan kemuliaan tersendiri bagi
dirinya. Karena Allah SWT senantiasa akan mengangkat derajat
orang-orang yang berilmu. Dalam Al-Qur'an Allah mengatakan
(QS. 35 : 28) :
9. Spesialisasi.
Namun demikian, setiap muslim juga harus memiliki bidang
spesialisasi yang harus ditekuninya. Spesialisasi ini tidak harus
bersifat ilmu syariah, namun bisa juga dalam bidang-bidang lain,
seperti ekonomi, tehnik, politik dan lain sebagainya. Dalam
sejarahnya, banyak diantara generasi awal kaum muslimin yang
memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu.