Anda di halaman 1dari 2

Saat ini, kita dengan santainya tinggal menginjak rem jika hendak memperlambat

kendaraan. Tak perlu takut rem mengunci karena sudah ada ABS, tak perlu khawatir
blong mengingat material remnya sudah hebat. Cukup menginjak dengan tenaga sedikit
saja karena ada sistem hidraulis yang membantu kekuatan pengereman.Selain itu ada
sederet fitur elektronik lain yang siap membantu kerja rem agar semakin efektif, dan
dapat menghentikan kendaraan secara aman.
Balik ke 120 tahun lalu, sistem rem begitu sederhana. Sistem ini hanya berbentuk balok
kayu yang melalui tuas ditempelkan ke roda sehingga menimbulkan gesekan untuk
memperlambat kendaraan. Sistem ini bahkan lebih sederhana daripada rem
sepedamini.Tentu saja saat itu rem tadi dianggap cukup karena kecepatan kendaraan
pun sedemikian rendahnya, bahkan lebih pelan daripada seseorang yang berlari. Tapi
seiring meningkatnya teknologi dan kecepatan, mau tak mau rem pun mengalami
evolusi.
Baru pada 1902, atau sekitar 17 tahun setelah mobil bermesin pertama dibuat, timbul
kebutuhan akan rem yang lebih memadai. Louis Renault disebut sebagai salah satu
pionir rem teromol. Rem model drum dengan sepatu rem di dalamnya, membuat sistem
pengereman ini sangat efektif di zamannya.
Masih di tahun sama, William Lanchester dari Inggris mematenkan jenis rem baru
yakni cakram. Modelnya lebih sederhana dan mampu membuang panas lebih cepat.
Sayangnya, konsep itu belum bisa diterima di masanya. Bentuk rem terbuka membuat
debu mudah mengotori sepatu rem, lagipula ketika itu belum diperlukan rem yang
mampu melepas panas secara cepat. Alhasil, hampir semua mobil di dunia
menggunakan rem teromol.
Perkembangan Teknologi Memasuki era 1910-an, kegilaan orang akan balap mulai
berkembang. Sistem rem pun lantas mengalami lompatan signifikan di 1918 ketika
Malcolm Loughead, salah satu pendiri Lockheed Aircraft Corporation menemukan
sistem hidraulis. Memanfaatkan hukum bejana dari Bernoulli, Sistem rem hidraulis
memungkinkan kita mengerem dengan tenaga injakan pedal lebih sedikit.
Memasuki era 1950-an yang banyak disebut sebagai era keemasan dunia otomotif pasca
Perang Dunia, kecepatan mobil semakin menggila. Di saat inilah pabrikan mobil
teringat kembali akan penemuan William Lanchester yakni rem cakram. Chrysler pun

menjadi pabrikan pertama yang mengaplikasikan rem cakram yang digabung dengan
sistemhidraulis.Sejak saat itu perkembangan teknologi rem agak tersendat karena
sudah dianggap memadai. Butuh sekitar 20 tahun untuk menyadari bahwa sistem
pengereman mobil memiliki cacat bawaan yang mengerikan.Saat direm keras hingga
mengunci, mobil tidak akan bisa dikendalikan sama sekali. Fenomena ini merenggut
banyak nyawa sampai akhirnya ABS ditemukan. ABS di keempat roda yang
dikendalikan penuh oleh komputer pertama kali hadir di Mercedes Benz S-Class pada
1978.
Dan era pengereman modern berbasis komputer pun dimulai.Peranti elektronik lantas
banyak memainkan peranan penting dalam memaksimalkan sistem rem. Kehadiran
EBD (Electronic Brake- Force Distribution) makin menyempurnakan ABS dengan
membagi daya pengereman sesuai kebu tuhan masing-masing roda. Bahkan memasuki
1990an, sistem pengereman dipakai sebagai salah satu perangkat penunjang sistem
kontrol kestabilan. Saat mobil tidak terkendali, komputer akan mengaktifkan rem
secara individual untuk mengembalikan posisi mobil.
Dan sekarang, kita tinggal menikmati hasil jerih payah para penemu teknologi rem.
Berkendara pun semakin nyaman dan am

Anda mungkin juga menyukai