Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Asiklovir
Tidak terdapat perbedaan yang signikan secara statistik dalam hal
komplikasi varisela maupun titer antibodi terhadap VZV pada kelompok asiklovir
dan plasebo. Dua penelitian di atas juga menyatakan bahwa anak yang menderita
varisela yang ditularkan dari tempat tinggal yang sama umumnya memiliki
manifestasi klinis yang lebih berat, seperti jumlah lesi kulit yang lebih banyak dan
lesi yang lebih lama menghilang. 3
Uji klinis oleh Balfour HH dkk memperkirakan bahwa manifestasi klinis
varisela pada remaja lebih berat dibandingkan anak yang lebih muda sehingga
pada tahun 1992 Balfour HH dkk melakukan uji klinis acak ganda pada 62 remaja
umur 13-18 tahun untuk mengkonrmasi hipotesis ini.

Pada penelitian ini

didapatkan kelompok remaja memiliki gejala yang lebih berat dibandingkan pada
anak, dan sebaiknya diberikan asiklovir oral dengan dosis 800mg/kali 4 kali
selama lima hari yang terbukti aman dan efektif. Jumlah lesi baru lebih sedikit
dibandingkan kelompok placebo (p<0,001). Pada tahun 1992 Food and Drug
Administration (FDA) menyetujui penggunaan asiklovir oral sebagai terapi
varisela pada anak sehat. Komite penyakit infeksi AAP menyatakan bahwa terapi
asiklovir per oral yang diberikan dalam 24 jam penyakit pada anak sehat dengan
varisela akan mengurangi lama demam satu hari dan sekitar 15%-30% lesi kulit
serta manifestasi klinis.3
Balfour HH dkk pada tahun 2001 melakukan suatu uji klinis acak ganda
pada 177 pasien sehat yang terdiri dari anak-anak (2-11 tahun), remaja (12-18
tahun) dan dewasa (19 tahun) yang didiagnosis varisela. Pada penelitian ini pasien
dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan waktu onset ruam pada saat 10
mengikuti penelitian, yaitu dalam 24 jam setelah onset ruam dengan >24- 48 jam
setelah onset ruam. Kedua kelompok diberi asiklovir per oral dosis antara 20
mg/kg hingga maksimal 800 mg 4 kali per hari, diberikan selama 5-7 hari. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian dini asiklovir (dalam 24 jam setelah
timbul lesi kulit) akan memperpendek lama sakit dan pemberian asiklovir cukup
untuk lima hari karena tidak ditemukan manfaat lebih bila diberikan tujuh hari.3
Fisiokimia
Mengandung 98 - 101% C8H11N5O3 dihitung terhadap zat anhidrat. Berupa
serbuk kristal putih. Tingkat kelarutan 2,5 mg/ml dlm air pd T:25 0C, pKa 2,27 &
9,25. Maks kelarutan obat < 100 mg/ml pd air dgn T:250C .2
Farmakokinetik2
Absorbsi : Bioavailabilitas 10-30% dan tidak dipengaruhi makanan
Didistribusikan secara luas ke seluruh jaringan tubuh.
Metabolisme : diikat oleh protein plasma sebesar 9-33 %, sebagian
dimetabolisme menjadi 9 carboxymethoxymethylguanine, sebagian diubah
menjadi asiklovir trifosfat, bentuk aktif farmakologi obat, waktu paruh
asiklovir 2,5-3 jam
Ekskresi : melalui sekresi tubular, kurang dari 15% diekskresikan sebagai
9-carboxymethoxymethylguanine atau metabolit lain dan sisanya dalam
bentuk asiklovir tidak dimetabolisme
Mekanisme Kerja
Asiklovir merupakan analog 2deoksiguanosin. Asiklovir adalah suatu
prodrug yang baru memiliki efek antivirus setelah dimetabolisme menjadi
asiklovir trifosfat. Langkah yang penting dari proses ini adalah pembentukan
asiklovir monofosfat yang dikatalisis oleh timidin kinase pada sel hospes yang
terinfeksi oleh virus hespes tau varicella zoster atau oleh fosfotransferase yang
dihasilkan oleh sitomegalovirus. Kemudian enzim seluler menambahkan gugus
fosfat untuk membentuk asiklovir difosfat dan asiklovir trifosfat. Asiklovir
trifosfat menghambat sintesis DNA virus dengan cara berkompetisi dengan 2deoksiguanosin trifosfat sebagai substrat DNA polimerase virus. Jika asiklovir
(dan bukan 2-deoksiguanosin) yang masuk ke tahap replikasi DNA virus, sintesis
berhenti. Inkorporasi asiklovir monofosfat ke DNA virus bersifat irreversible
4

karena enzim eksonuklease tidak dapat memperbaikinya. Pada proses ini, DNA
polimerase virus menjadi inaktif.1

Resistensi
Resistensi terhadap asiklovir disebabkan oleh mutasi pada gen timidin
kinase virus atau pada gen polimerase.1
Efek samping
Asiklovir pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Asiklovir topikal
dalam pembawa polietilen glikol dapat menyebabkan iritasi mukosa dan rasa
terbakar yang sifatnya sementara jika dipakai pada luka genitalia. Asiklovir oral,
walaupun jarang, dapat menyebabkan mual, diare, ruam atau sakit kepala; dan
sangat jarang dapat menyebabkan insufiensi renal dan neurotoksisitas.1

Anda mungkin juga menyukai