Anda di halaman 1dari 5

1.

Keluarnya Ford dari Indonesia


PT Ford Motor Indonesia (FMI) mengeluarkan pernyataan yang membuat "gempar" para
pecinta otomotif, khususnya pengguna mobil Ford di tanah air: FMI akan menghentikan semua
operasinya di dalam negeri mulai paruh kedua tahun ini. Keputusan manajemen FMI, tentu saja,
bukan tanpa dasar. Pasar otomotif Indonesia dinilai prinsipal Ford Motor tidak memberikan
keuntungan bisnis yang diharapkan. Paling tidak, penjualan Ford di Indonesia dalam beberapa
tahun terakhir semakin menciut.
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gakindo), dalam lima
tahun terakhir sejak 2011, penjualan Ford di Indonesia memang terus mengalami penurunan.
Pangsa pasarnya pun tergerus.
Tahun 2011, misalnya, penjualan Ford masih mencapai 15.620 unit atau 1,75% dari total
penjualan mobil saat itu. Setahun kemudian, penjualan Ford merosot 23,69% menjadi 11.958
unit. Pangsa pasarnya pun turun menjadi 1,07%.
Sejak 2013 hingga tahun 2015 lalu, pangsa pasar Ford pun berada di bawah 1%. Tahun
2013, misalnya, total penjualannya mencapai 9.907 unit, turun 17,4% dibandingkan tahun 2012.
Tahun 2014, volume penjualan memang naik sebesar 21.21% menjadi 12.008 unit. Namun,
tetap saja pangsa pasarnya tidak bisa terdongkrak ke level di atas 1%, tetapi hanya 0,99%.
Sementara pada 2015, penjualan Ford kian merosot menjadi 4.986 unit atau anjlok 58.48%
dibandingkan tahun 2014. Pangsa pasarnya pun semakin berkurang menjadi 0,49%.
Namun Ford dapat dengan cepat menguasai pasar di Thailand karena basis manufaktur
mereka di sana.

Penyebab :
-

Penjualan mobil yang hingga kini masih cenderung kecil dari tahun ke tahun, penjualan juga
mengalami penurunan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memang melambat. Kondisi
ini membuat daya beli masyarakat menurun. Imbasnya dirasakan kalangan industri, terutama
sektor otomotif.

Segmen pasar Ford tidak jelas. Untuk segmen kelas bawah atau pasar mobil murah, jelas
sudah dikuasai para pemain dari Jepang. Sedangkan di kelas menengah, rasanya tidak ada
produk Ford yang bisa diunggulkan. Adapun di kelas atas memang ada celah, tetapi di sini
harga produk Ford kurang bersaing.

Ford kalah bersaing karena kompetitornya memproduksi komponen di Indonesia, Ford yang
hanya menjadikan pasar Indonesia sebagai basis penjualan saja. Ini membuat harga produk
mereka menjadi sulit bersait dengan pabrikan Jepang yang telah memiliki basis manufaktur.

Selain persoalan harga distribusi, pajak impor juga membuat harga mobil Ford sulit
bersaing. Berbagai macam pajak juga mempengaruhi harga jual unit kendaraan bila tidak
diproduksi di Indonesia. Jika didatangkan secara utuh paling tidak akan selisih harga 30%
dengan yang diproduksi di dalam negeri. Pajak tersebut termasuk bea masuk barang mewah,
pajak penjualan barang mewah, pajak kendaraan bermotor, serta beragam pajak industri lain.

Pasar kita ini memang didominasi oleh merek Jepang sedangkan Ford merupakan
perusahaan otomotif asal Amerika Serikat (AS).

efek domino dari keberhasilan Jepang memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan
mobil murah, irit dan berkualitas. Tiga kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi pabrikan
lain, dan akhirnya produk Jepang banyak disukai.

Psikologi pasar juga menjadi permasalahan tersendiri yang membuat Ford tak mampu
bersaing Indonesia. Pertama, konsumen otomotif Indonesia masih melihat harga sebagai
pertimbangan utama. Uniknya lagi, calon pembeli mobil bahkan berpandangan sangat jauh
ke depan. Sebelum membeli, konsumen sudah berpikir untuk menjual. Kedua, masyarakat
Indonesia mencari mobil mungil berkapasitas besar. Hal itu yang tidak banyak ditawarkan
produk non-Jepang. Rhenald menyebut ini dapat dipenuhi Jepang karena keterbatasan
Negeri Sakura. Berbeda dengan AS yang jalanannya lebar dan panjang, Jepang jalanan kecil

dan lahannya terbatas. Akhirnya mereka buat mobil kecil dan irit, menjaga kualitas, lalu
tidak menimbun sparepart. Ketiga, konsumen Indonesia suka fitur-fitur yang merefleksikan
modern dan keren. Tidak peduli butuh atau tidaknya. Seringkali hanya sebagian kecil
fitur yang dimanfaatkan konsumen mobil. Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lebih
peduli fitur dan tren ketimbang teknologi mobil terlihat dari penjualan mobil selain pabrikan
Jepang yang rendah.

Akibat :
-

Bila Ford Motor Indonesia (FMI) pergi begitu saja tanpa tanggung jawab pada konsumen,
maka FMI terancam sanksi yang bertentangan dengan Undang-undang Perlindungan
Konsumen Nomor 8 Tahun 1999.

2. Pemalsuan ijin terbang Airfast


Kemenhub melaporkan maskapai swasta ke Bareskrim karena mengajukan flight approval
palsu. Ini dia surat laporan pada Kemenhub.
Dari sumber detikcom, surat laporan ke Kemenhub itu berkop Kementerian Perhubungan
Ditjen Perhubungan Udara Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, yang dikeluarkan di
Denpasar 26 Januari 2016. Surat bernomorAU.010/175/1/Otwil.IV/2016 dengan perihal
Laporan Awal Tindakan Pemalsuan Dokumen Persetujuan Terbang (Flight Approval)
AINTBDN PT Airfast Indonesia.
Dalam surat yang ditujukan ke Dirjen Perhubungan Udara tersebut, selain tercantum nama
maskapai Airfast Indonesia, juga tercantum tipe pesawat yang digunakan yakni MD-82 dengan
nomor registrasi PK-OCU dengan rute DPS-UPG (Denpasar-Makassar-red).

Disebutkan ground handling yang menyampaikan rencana terbang (flight plan)


menggunakan persetujuan terbang (flight approval) adalah PT JAS Airport Service Station
Denpasar. Dokumen surat tersebut menyampaikan kronologi penemuan flight approval palsu
tersebut.
Pada poin 3 c surat tersebut, disebutkan bahwa:
Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kasubdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal
Direktorat Angkutan Udara diperoleh hasil bahwa seluruh Flight Approval yang disampaikan PT
Airfast Indonesia kepada Unit AIS Perum LPPNPI Kantor Cabang Denpasar melalui PT. JAS
Airport Service Station DPS yang berjumlah sebanyak 7 (tujuh) dokumen adalah seluruhnya
TIDAK VALID (PALSU) karena nomor izin yang diberikan tidak diperuntukkan bagi
penerbangan PT Airfast Indonesia, melainkan milik operator penerbangan lainnya.
Dalam surat tersebut, flight approval itu seharusnya ditujukan bagi maskapai PT Nusantara
Air Charter dan PT Trigana Air Charter.
3. Perbandingan website perusahaan maskapai penerbangan
a. Garuda Indonesia (www.garuda-indonesia.com)
Berikut ini akan membahas tentang website yang digunakan Garuda terhadap
customernya. Dibawah ini merupakan website maskapai Garuda Indonesia :
1. Pada website Garuda Indonesia, terdapat adanya flash yang berisikan promosi harga tiket,
maupun promosi lokasi liburan, hal ini membuat website Garuda lebih terasa hidup,
selain itu corak warnanya yang lembut membuat orang nyaman terhadap situs tersebut.
2. Jika anda meng-klik check my flight, nah disanalah kunci dari website Garuda, karena
mereka memberikan informasi mengenai keberangkatan dan kedatangan pesawat Garuda,
anda tinggal klik kota mana yang menjadi tujuan atau keberangkatan pesawat, maka
secara langsung akan muncul jadwal penerbangannya.
3. Adanya layanan Check-in, hal ini sangat membantu customer dari Garuda itu sendiri,
khususnya kalangan profesional yang sangat sibuk, dimana tidak sempat antri untuk
check in pesawat yang dimana biasanya harus check-in, 2 jam sebelum keberangkatan.
b. Lion Air (www.lionair.co.id)

Website maskapai Lion Air sangat terkenal di Indonesia, dimana proses bisnisnya yang
selalu mengadakan penerbangan murah baik antar wilayah di Indonesia, maupun penerbangan ke
luar negeri. Yang dapat dinyatakan dari website Lion Tersebut adalah
1. Tampilan yang diberikan terkesan standart, sehingga terkesan websitenya datar.
2. Lion Air lebih mempromosi diri, hal itu dapat dilihat pada gambar depan website.
3. Adanya fasilitas online paymen, hal ini dapat mempermudah dalam proses pembayaran
dari customer.
4. Dari website tersebut dapat kita lihat bahwa customer yang menggunakan booking tiket
dari website adalah one-line, maksudnya adalah pembeli hanya mengecek jadwal
keberangkatan, memilih jam dan harga yang cocok, lalu jika sesuai maka melakukan
pembayaran.
Berdasarkan hasil dari traffic pada kedua website pada penelusuran khusus di Indonesia,
maskapai lion air memiliki pengunjung lebih banyak dibandingkan dengan maskapai garuda
Indonesia ini mungkin disebabkan karena harga tiket dari maskapai lion air lebih murah
dibandingkan garuda indonesia, lion air lebih banyak promo ke daerah dibandingkan dengan
garuda Indonesia, karena lion memiliki jam penerbangan lebih banya, dan lion air lebih banyak
rute perjalanan ke daerah-daerah Indonesia.
Dari kawasan wilayah terlihat bahwa website lion air lebih banyak dikunjungi dari pulau
luar jawa seperti kalimanta timur, Sumatra utara, sedangkan garuda Indonesia lebih banyak
dikunjungi dari pulau jawa seperti DKI Jakarta dan jawa timur.
Pada website Garuda Indonesia, lebih mempromosikan service, yang mereka berikan
kepada para calon penumpangnya, selain itu website Garuda Indonesia, menurut saya lebih hidup
dengan penempatan warna dan adanya flash. Sedangkan website dari Lion Air, terkesan datar,
dan adanya promosi dari produk Lion itu sendiri.
Kedua website sama-sama menampilkan promosi terhadap lokasi wisata yang ada di
Indonesia, dan promosi dari penjualan tiket mereka, selain itu kedua website sama-sama
menunjang penjualan tiket secara elektronik.

Anda mungkin juga menyukai