THYPOID
DISUSUN OLEH :
PSIK KELAS 1 2013 KELOMPOK 2
Lala Aisyana
135070200111003
Dewi Pujiastuti
135070200111004
Angga Dwi Saputra 135070200111005
Minchatul Fitri
135070200111006
Esthi Dwi Yuliawati 135070200111007
Anjang Feronika P 135070200111008
Aulia Dian Trissilowati
135070200111010
Arinda Rizky F
135070200111011
Raudatus Sholehah 135070200111012
Cicilia Gorreti P
135070200111013
Cici Sutaningdiah 135070201111015
Kenny Maharani
135070201111016
Anunggal Lulus W 135070201111017
Fiddiyah Galuh A 135070201111018
yang terkontaminasi.
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan
oleh Salmonella Thypi yang masih dijumpai secara luas diberbagai negara
berkembang yang terutama terletak didaerah tropis dan subtropis. Penyakit
ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena
penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk,
kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar
higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah ( Simanjuntak,
C,H, 2009)
Klasifikasi Thypoid
Menurut WHO (2003), ada 3 macam klasifikasi demam tifoid dengan perbedaan
gejala klinis:
1. Demam tifoid akut non komplikasi
Demam tifoid akut dikarakterisasi dengan adanya demam berkepanjangan
abnormalis fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa, dan diare pada
yang
meliputi
tubuh
kuman
dan
melindungi
yang dicuci dengan air yang terkontaminasi (seperti sayur dan buah
buahan), sayuran yang dipupuk dengan tinja manusia, makanan yang
tercemar dengan debu, sampah, dihinggapi lalat air minum yang tidak
dimasak dan sebagainya.
3 Sanitasi lingkungan yang kumuh dimana pengelola air limbah, kotoran dan
4
5
6
7
Pathophysiology Thypoid
Manifestasi klinis Thypoid
Penyakit ini bias menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui
makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaanya itu
usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati
dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri
saat diraba. Gejala klinis demam tifoid pada anak dapat bervariasi dari yang
ringan hingga yang berat. Biasanya gejala pada orang dewasa akan lebih
ringan disbanding pada anak-anak. Kuman yang masuk kedalam tubuh anak
tidak segera menimbulkan gejala. Biasanya memerlukan masa tunas sekitar
7-14 hari. Masa tunas ini lebih cepat bila kuman tersebut masuk melalui
makanan, disbanding melalui minuman.
Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran
klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis
besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain :
1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun
menjelang malamnya demam tinggi.
2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya
anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asamasam atau pedas.
3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembangbiak di
hati dan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan
setelah
pemeriksaan
visualisasi
perubahan
lumen
dinding
Meningkat,
juga
dengan
kolesterol
serum
dan
dan
diet
bubur
saring
pada
penderita
dengan
d.
diare.
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual
muntah dengan dosis 3 x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat
dihentikan kapan saja penderita sudah tidak mengalami mual lagi.
e. Pemberian Antimikroba
Obat obat antimikroba yang sering digunakan dalam melakukan
tatalaksana tifoid adalah:
Pada demam typhoid, obat pilihan yang digunakan adalah
chloramphenicol dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara
oral maupun intravena, diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
Chloramphenicol bekerja dengan mengikat unit ribosom dari kuman
salmonella, menghambat pertumbuhannya dengan menghambat sintesis
protein. Chloramphenicol memiliki spectrum gram negative dan positif. Efek
samping
penggunaan
klorampenikol
adalah
terjadi
agranulositosis.
dalam gallblader dibanding dengan obat yang lain. Obat golongan ini
mampu memberikan respon terapeutik yang cepat, seperti menurunkan
keluhan panas dan gejala lain dalam 3 sampai 5 hari. Penggunaan obat
golongan fluriquinolon juga dapat menurunkan kemungkinan kejadian karier
pasca pengobatan.
Kombinasi 2 antibiotik atau lebih diindikasikan pada keadaan tertentu
seperti toksik tifoid, peritonitis atau perforasi, serta syok septik. Pada wanita
hamil,
kloramfenikol
tidak
dianjurkan
pada
trimester
ke-3
karena
b. Komplikasi Darah
Anemia hemolitik, trombositopenia, koagulasi, intravaskuler diseminata,
c.
d.
e.
f.
g.
Pencegahan Thypoid
Pencegahan yang akan dilakukan ditujukan pada orang sehat untuk
mempertahankan kesehatan dan mencegah orang tersebut menderita penyakit
demam typhoid. Menurut Widoyono (2008) terdapat beberapa pencegahan
demam typoid yang dapat dilakukan diantaranya adalah
1. Pemberian imunisasi atau pemberian vaksin. Imunisasi yang diberikan
berupa vaksin yang terbuat dai stain Salmonella typhi yang dilemahkan.
Indikasi pemberian vaksin adalah ditujukan saat berkunjung ke daerah
endemik terjadinya typhoid, orang yang terpapar dengan penderita karier
typhoid, dan petugas laboratorium. Menurut Cahyono (2010) terdapat tiga
jenis vaksin typhoid di Indonesia yaitu:
a. Vaksin oral Ty 21 a Vivotif Betrna yang tersedia dalam kapsul dan
diminum selang sehari dalam 1 minggu 1 jam sebelum makan. Vaksin
tersebut dapat memproteksi tubuh selama 5 tahun dengan kontra
indikasi pada wanita hamil, ibu menyusui, demam, dan obat antibiotik.
b. Vaksin parental sel utuh; Typa Bio Farma yang memiliki dua jenis
vaksin yaitu K vaccine dan L vaccine. Kedua vaksin tersebut
mempunyai efek samping berupa demam, nyeri kepala, lesu, dan
adanya edem pada area inj. Kontraindikasi pada demam dan
kehamilan.
dan
linkungan,
dengan
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesehatan yaitu:
a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, serta
sesudahBAB (Buang AirBesar).
b. Tidak BAK dan BAB disembarang tempat.
c. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
d. Mencuci buah, sayur, dan ikan hingga bersih sebelum di masak atau
dimakan langsung.
e. Mengkonsumsi makan sehat (makanan yang dimasak sendiri dengan
cermat dan bersih. dalam pengolahan dan penyajian makanan sejak
awal pengolahan, pendinginan, hingga disajikan).
f. Memperbaiki sanitasi dengan baik untuk mencegah kontaminasi
makanan dan air oleh kuman atau bakteri salmonella.
g. Memasak daging dan telur sampai matang agar tidak ada kuman yang
dapat menginfeksi.
h. Menutup hidangan makanan agar terhindar dari lalat dan kontaminasi
bakteri yang lainnya.
Daftar pustaka
Brunner and Sudart. 2002. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta: EGC.
Cahyono, J.B. Suharjo, R.A. Lusi, dkk. 2010. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah
Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
364/MENKES/SK/V/2006
Suryadi, R. Y. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Semarang: Erlangga.