Anda di halaman 1dari 46

MODUL PRAKTIKUM

PENGUKURAN DAN KALIBRASI

DISUSUN OLEH :
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA
SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL Akamigas
STEM
Akamigas 2015

PENDAHULUAN
A. Umum

Kesungguhan dan ketertiban dalam melakukan praktikum


merupakan prasyarat utama
untuk
mecpai
keberhasilan
praktikum anda. Oleh karena itu selama anda melaksanakan
praktikum di laboratorium instrumentasi dan elektonika ada
beberapa hal yang perlu anda perhatikan:
1. Selama praktikum, praktikan dibimbing oleh dosen/Instruktur dan untuk
itu praktikan
harus mempersiapkan segala sesuatu tentang percobaan yang
akan dilakukan.
2. Sebelum melaksanakan praktikum, periksa semua peralatan yang
akan digunakan dan pinjamlah peralatan yang belum ada.
3. Dalam melaksanakan praktikum perlu diperhatikan penggunaan
waktu yang ada, karena waktu pelaksanaan praktikum rinciannya
adalah sebagai berikut:
a. Persiapan: persiapan praktikum diberi waktu 20 menit, dan
selama persiapan tugas praktikan adalah menyerahkan tugas
pendahuluan dan meminjam peralatan yang ada.
b. Melakukan Percobaan praktikan diberi sesuai dengan waktu
yang ditentukan dan digunakan untuk mencatat hasil
praktikum dalam lembar laporan sementara.
4. Praktikan dilarang mengerjakan
tugas
pendahuluan
dilingkungan
laboratorium elektronika
5. Sebelum
melakukan
percobaan
setiap
praktikan
harus
mempersiapkan laporan resmi yang telah ditulisi dengan tujuan
percobaan, teori, cara kerja, serta persiapkan pula kertas karbon
dan kertas grafik bila diperlukan.
B. Tata Tertib

Tata Tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama melakukan


praktikum adalah:
1. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai
2. Praktikan baru diijinkan
masuk laboratorium setelah
percobaan yang akan dilaksanakan dinyatakan siap oleh
Dosen/Instruktur.
3. Tas atau pelengkapan (alat komunikasi) tidak diperkenankan
dibawa kedalam ruang praktikum, kecuali buku petunjuk praktikum.
4. Sebelum memulai praktikum mahasiswa melakukan peminjaman
dengan mengunakan bon pinjam sesuai kebutuhan praktikum
melalui instruktur praktikum.
5. Selama melakukan praktikum,praktikan harus berpakaian rapih dan
sopan dan tidak
diperbolehkan memakai sandal, bertopi, merokok, membuat gaduh
dan lain-lain.Setiap praktikan harus melakukan praktikum dengan
rekan yang telah ditentukan.

6. Selama melakukan praktikum, praktikan hanya diperbolehkan


mengerjakan tugas
dimeja yang telah disediakan
7. Selama melakukan percobaan, semua data hasil percobaan ditulis
dalam kolom-kolom table yang telah disediakan, dan membuat
laporan sementara.
8. Berdasarkan laporan sementara yang telah disetujui, praktikan
membuat laporan resmi dengan tugas yang diberikan dalam modul
praktikum
9. Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus
melaporkan kepada Dosen/Instruktur.

10.Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas-tugasnya, diharuskan


meninggalkan ruang praktikum
11.Ketidakhadiran
peserta
dalam
ruang praktikumharus
atas
sepengetahuan
dosen/instruktur yang bersangkutan. Ketidakhadiran tanpa izin akan
mengurangi nilai sebesar 20%
12.Setelah melakukan praktikum selesai mahasiswa mengembalikan
peralatan praktikum
ketempat semula.
C. Sanksi
1. Pelanggaran terhadap:
a. Point A-4 dosen/instruktur berhak melakukan pencoretan
terhadap tugas yang telah dikerjakan
b. Point A-5, B-1, B-5, dan B-10 diberikan sanksi pembatalan
percobaan yang dilakukan
c. Point A-5, B-3, B-4, dan B-10 diberikan sanksi peringatan dan
apabila peringatan sudah sampai 3 kali, praktikan akan
dikeluarkan dan mendapat nilai E
2. Praktikan yang melakukan kecurangan dapat dikenaan sanksi
berupa pembatalan
terhadap seluruh praktikum dan diberi nilai E
3. Praktikan yang karena kelalaianya menyebabkan kerusakan atau
menghilangkan alat milik laboratorium harus mengganti alat
tersebut.

Sanksi lain yang ada diluar sanksi-sanksi diatas ditentukan


kemudian oleh Kepala Laboratorium.

Cepu, Januari 2015

Tim Laboratorium Ins dan


Eleka

[Halaman Judul]

L
A
P
O
R
A

N PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI DAN
KONTROL

CONTOH FORMAT
LAPORAN

Judul: [Topik + buat judul sendiri sesuai tema praktikum]

Nama: [Nama
Lengkap] NIM:
Program Studi:

[LOGO AKAMIGAS]

LABORATORIUM INSTRUMENTASI
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI
PTK AKAMIGASSTEM 2013

[Spasi: 1.5, kecuali tabel dan judul tabel atau gambar


dengan spasi: 1]
Judu
l:
[Topik + buat judul sendiri sesuai tema
praktikum]
Pendahulu
an
[Berisi tentang latar belakang praktikum (dilengkapi dengan pustaka
yang menunjang)
dan
tujuan
dari
praktikum]
Bahan
dan
Metode
[Berisi tentang waktu dan tempat pelaksanaan praktikum dan detail
metode yang serta
analisis
yang
digunakan]
Has
il
[Hasil praktikum, meliputi (i) hasil kelompok dan (ii) hasil kompilasi
dari keseluruhan kelompok. Disebutkan nama-nama anggota kelompok.
Lengkapi dengan tabel dan gambar sesuai dengan petunjuk dalam
praktikum. Bila diperlukan juga bisa diberikan lampiran data mentah.
Di dalam hasil, hanya mendiskripsikan data hasil pengamatan, bukan
melakukan pembahasan.]
Pembaha
san
[Membahas hasil, meliputi hasil kelompok dan hasil kompilasi
keseluruhan kelompok.
Bahas secara spesifik kemudian diperluas sesuai dengan topic
dari praktikum.
Pembahasan harus disertai dengan pustaka yang
menunjang.]
Daftar
Pustaka
[Sesuai dengan format penulisan
pustaka]
Lampir
an
[Apabila
diperlukan]

LAMPIRAN ANALISA DATA


1. Ketidakpastian pada pengukuran berulang
Agar ketepatan hasil percobaan lebih akurat lagi, maka kita harus
mengulang-ulang suatu percobaan. Makin banyak percobaan
dilakukan, hasilnya akan lebih baik.
Dalam ilmu statistika dasar disebutkan bahwa :
nilai terbaik dari suatu percobaan berulang adalah rata-rata dari
sampel :
x x
....x1
3
x 2
n

.(1.2)

n menunjukan banyaknya percobaan yang dilakukan dan angka


x1, x2, x3 dan seterusnya menunjukan hasil percobaan ke 1, ke 2,
ke 3 dan seterusnya.
Ketidakpastiannya adalah standar deviasi dari rata-rata :
S

nx i (x i )2 .(1.3a)
1 2

n 1
x n
atau boleh juga menggunakan :
n

i 1

X 2

(n 1)

Deviasi standar inilah yang digunakan sebagai x pengukuran


berulang.
Contoh :
Sebuah pengukuran berulang panjang suatu besaran fisika
menghasilkan : 10,1 ;
10,3 ; 10,3 ; 10,4 ; 10,4 ; 10,5 ; 10,6 ;10,6 ; 10,6 ; 10,7 (cm)
Berapakah hasil pengukuran beserta
ketidakpastiannya ? Agar lebih mudah maka bisa
dituliskan dalam bentuk tabel :
i
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

xi
10,1
10,3
10,3
10,4
10,4
10,5
10,6
10,6
10,6
10,7

xi 2
102,01
106,09
106,09
108,16
108,16
110,25
112,36
112,36
112,36
114,49

104,5

1092,33

Dengan menggunakan persamaan (1.2) maka rataratanya adalah : x = 104,5/10 = 10,45 cm


dan ketidakpastiannya dihitung menurut rumus (1.3) :
1 10(1092,33) (104,5)2

x
10

0.06
sehingga hasil pengukurannya :
x = (10,45 0,06) = (1,045 0,006) x 101 cm
dan dianalisa dengan regresi linier sederhana hal 1 3 sampai
kesalahan standar estimasi saja.
2. Regresi Linier
Sederhana
Dalam mengolah data sering digunakan analisis regresi dan
korelasi. Analisa
regresi
dan
korelasi
telah
dikembangkan
untuk
mempelajari pola dan
mengukur hubungan statistik antara dua atau lebih variabel.
Namun karena bab ini hanya membahas tentang regresi linier
sederhana, maka hanya dua variabel yang digunakan. Sedangkan
sebaliknya jika lebih dari dua variabel yang terlibat maka disebut
regresi dan korelasi berganda . Analisa ini akan memberikan hasil
apakah antara variabel-variabel yang sedang diteliti atau sedang
dianalisis terdapat hubungan, baik saling berhubungan, saling
mempengaruhi dan seberapa besar tingkat hubungannya. Pada
dasarnya analisis ini menganalisis hubungan dua variabel dimana
membutuhkan dua kelompok hasil observasi atau pengukuran
sebanyak n ( data ).
Data hubungan antara variabel X dan Y berdasarkan pada
dua hal yaitu :
1. Penentuan bentuk persamaan yang sesuai guna meramalkan ratarata Y melalui
X atau rata-rata X melalui Y dan menduga kesalahan selisih
peramalan. Hal ini menitikberatkan pada observasi variabel
tertentu, sedangkan variabel- variabel lain dikonstantir pada
berbagai tingkat atau keadaan, hal inilah yang dinamakan
Regresi.
2. Pengukuran derajat keeratanantara variabel X dan Y. Derajat
ini tergantung pada pola variasi
atau interelasi yang
bersifat simultan
dari variabel
X dan Y. Pengukuran ini disebut Korelasi.
Hubungan antara variabel X dan Y kemungkinan
merupakan
hubungan dependen sempurna dan kemugkinan merupakan
hubungan independen sempurna. Variabel X dan Y dapat
dikatakan
berasosiasi atau
berkorelasi secara statistik jika
terdapat batasan antara dependen dan independen sempurna.
Metode analisis ini juga digunakan untuk mengestimasi atau
menduga besarnya suatu variabel yang lain telah diketahui nilainya.

Salah satu contoh adalah untuk menganalisis hubungan antara


tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi.
Rumusan Regresi Linier
Sederhana Persamaan
regresi linier sederhana :
= +

()
Dimana
:
a
=
konstanta
b = koefisien
regresi
Y = Variabel dependen ( variabel tak bebas ) X = Variabel
independen ( variabel bebas)
Untuk mencari rumus a dan b dapat digunakan metode
Least Square sbb:

.
=
2 ( )2
.
=

3. Aturan Baku
Penulisan
Dalam hal penulisan suatu hasil pengukuran, khususnya
pengukuran berulang, terdapat suatu aturan yang baku, yaitu :
(x x) x 10

Dengan ketidakpastian (ktp) relatif adalah x dan x nilainya ada


diantara 10<x<- 10, a adalah bilangan bulat. Sehingga hasil
pengukuran pada contoh di atas, yaitu (10,45 0,06), adalah :
Ktp relatifnya = 0,006/10,45
0,0006
Untuk mengetahui jumlah angka berarti dipergunakan aturan jika
angka pertama pada x selain nol 1, 2,3 atau 4, maka diambil
dua angka penting. Jika angka pertama selain nol adalah 5, 6, 7,
8 atau 9, maka cukup menuliskan satu angka penting. Cara
membulatkan angka mengikuti aturan pembulatan, yaitu :
Jika angka awal yang akan dihilangkan kurang dari 5, maka
dibulatkan ke bawah Jika angka awal yang akan dihilangkan lebih
dari 5, maka dibulatkan ke atas
Jika angka yang akan dihilangkan sama dengan 5, maka angka
sebelumnya harus genap jika ganjil, dan dibiarkan jika genap.
(digenapkan)
Di bawah ini sebuah
contoh :
Misal sebuah pengukuran 123,2 + 0,02, bagaimana cara
menuliskan angka dalam
aturan
baku ?
Jawab :
Karena angka pertama selain nol pada 0,02 adalah 2 maka
dituliskan dalam dua angka penting yaitu 0,020, sehingga hasil
pengukuran dituliskan :
(1,232 0,020) x
102

MEASUREMEN
T AND
CALIBRATION

Waktu (JP)

PRESSURE TRANSMITTER
STEM
AKAMIGAS

INS

PRAK

01

001

: 10/100

Disusun tanggal
Halaman

: 1/8

1. Sifat

Ketrampilan

Pembuktian

Pengenalan

Percobaan

2. Tujuan :
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan metoda pengukuran tekanan
b. Menyebutkan tujuan pengukuran tekanan pada proses
c. Menyebutkan jenis alat-alat ukur tekanan.
d. Menggambar skema alat ukur tekanan barometer, manometer,
pressure
gauge.
e. Menjelaskan
prinsip
kerja
dari masing-masing
alat
ukur tekanan
barometer, manometer dan pressure gauge.
f. Menyebutkan
penggunaan
tabung
bourdon,
pengembus
dan diapragma
sebagai elemen utama.
g. Menjelaskan faktor-faktor yang merusak penampilan
alat ukur tekanan dan cara mengatasinya.
3. Bahan/Reagen :
Kebutuhan bahan untuk satu kali praktikum (5 orang praktikan)
yaitu sbb :
No. Nama Barang
1.

Tubing plastic

2.

Volum
e

Satuan
5

Meter

Fitting plastic

10

Pcs

3.

Majun

0,2

Kg

4.

Seal tape

Buah

Gambar 1.1. Multifunction Calibrator

Gambar 1.2. Electronic Pressure Transmitter

Gambar 1.3. Multimeter


4. Keselamatan
Kerja :
a. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik
(workshop), mahasiswa

wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)


b. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik,
jika menggunakan
sumber tegangan listrik, lakukan dengan hati-hati dan
perhatikan indikasi yang ada pada sumber listrik tersebut.
c. Pada saat melakukan koneksi antara peralatanperalatan yang digunakan dilakukan dengan hati-hati
(sesuai dengan SOP) peralatan itu sendiri.
d. Pastikan peralatan yang menggunakan sumber listrik,
sebelum dikoneksikan
peralatan tersebut dalam kondisi OFF.
e. Lakukan percobaan ini dengan hati -hati, baik
dan jangan bergurau.
5. Dasar Teori
Beda tekanan yang dihasilkan oleh sisi tekanan rendah (low)
dengan sisi tekanan tinggi (high) dideteksi oleh sensor
diaphragm capsule melalui cairan perantara (filling liquid) yang
terdapat di dalamnya. Gerakan sensor diaphragm capsule
sebanding dengan beda tekanan yang berasal dari kedua sisi
tersebut.
Sensor diaphragm
capsule
berfungsi
sebagai
electrode
bergerak (moving electrode) yang di dalamnya terdapat dua
buah capasitor yang berbeda. Perbedaan nilai kapasitansi
antara kedua sisi kapasitor oleh unit amplifier diubah menjadi
signal 4 ~ 20 mA DC atau 10 ~ 50 mA DC untuk kemudian
dikirim ke alat penerima (receiver).

Gambar 1.4. Konstruksi Diaphragm Capsule


Gerakan yang terjadi di pusat diaphragm sebanding dengan
perubahan beda tekanan yang diterimanya dan dapat
diformulasikan sebagai berikut :
x = A . (PH PL) ..
(1.1) dimana:
x
= gerakan (pergeseran) pusat
diaphragma
A
=
constanta

PH
= sisi tekanan tinggi
diaphragma PL
= sisi tekanan
rendah diaphragma
Jarak antara pusat fixed electrode (dH) dengan pusat moving
electrode (dL) masing-masing adalah :
dH
= d0
+x
dL
= d0
-x
d0

= jarak antara sensing diaphragma dengan fixed


electrode pada saat tidak terjadi pergeseran.
Capasitance antara moving electrode (CH) dengan masing-masing fixed
electrode (C L) adalah:

CH
=
CH
=

S
S
dH d0
x
S
d L S
d 0 x

.. (1.2)
.. (1.3)

di mana :

= dielectric constant
S
= electrode surface area
Arus yang mengalir pada masing-masing
capasitance adalah: iH = CH eD
iL = CL eD
dimana :
= angular
frequency eD =
exciting voltage
Pada saat iL + iH (=IC) constant terhadap eD, iL - iH (=Iout) adalah:
iL + iH = eD (CL + CH) = IC
. Constant
IC
eD
CL CH
=
CL - CH
Iout = iL - iH = eD (CL CL CH IC (1.4)
CH ) =
Apabila formula (1.1), (1.2), (1.3) dan (1.4) digabungkan, maka
akan didapat:

x IC = A IC (P P ) (1.5)
Iout
H
d0
d0
=
Disini terlihat bahwa Iout (output) adalah sebanding dengan beda
tekanan (P H PL)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
1.5 berikut:

Gambar 1.5. Prinsip Operasi Diaphragm Capsule


Dari sinyal yang dihasilkan oleh sensor capasitif didalam
pressure transmiiter kemudian data tersebut diolah oleh signal
conditioning sehingga sinyal atau data yang dihasilkan berupa
sinyal standar dan diantara tipe elektronik pressure transmitter
ada dua tipe signal conditioning diantaranya adalah :

Gambar 1.6. smart transmitter dan analog tranmitter signal


conditioning
Hampir Presure Transmitter dan Differential Pressure Transmitter
yang ada dalam industri tidak memiliki perbedaan, tapi
perbedaan itu dapat terlihat seperti gambar berikut :

Gambar 1.7. Perbedaan Pressure Transmitter


Untuk mengukur tekanan label H high yang digunakan untuk
mengukur tetapi pada L low connection seperti ditutup rapat
sebenarnya apabila kita lihat lebih jauh ada bagian sensor yang
tetap terhubung dengan tekanan ambient (atmospheric).
6. Langkah Kerja
Peralatan di rangkai
kalibrasi, seperti
rangkaian
berikut.

untuk

dilakukan

pengukuran

dan

Gambar 1.8. Rangkaian Kalibrasi Pressure


Transmitter Keterangan :
a. Pada
saat
membuat
rangkaian
Pengukuran dan
Kalibrasi Pressure
Transmitter Elktronik, dipastikan semua peralatan dalam
kondisi OFF.

b. Rangkaian instalasi Pressure Transmitter Elektronik


dilakukan dengan cermat,dan benar, karena jika sampai
terjadi kesalahan akan merusak peralatan yang
digunakan. Sebelum melakukan kalibrasi alangkah
baiknya dimengerti masing-masing peralatan yang
digunakan :

1) Multifunction Calibrator,
merupakan
perangkat
yang membangkitkan tekanan yang dibutuhkan oleh
Pressure Transmitter. Multifunction Calibrator dapat di
set sesuai dengan kebutuhan/disesuaikan dengan
Input Pressure Transmitter.
2) Pressure Transmitter Elektronic, merupakan equipment yang
akan di
kalibrasi, dan Pressure Transmitter Elektronik mempunyai
batasan pengukuran sesuai dengan plat tag transmitter
dan output 4 20 mA. Dan Pressure Transmitter
Elektronik ini juga dilengkapi dengan display. Sehingga
apabila input tekanan yang diberikan dapat ditampilkan di
display tersebut.
3) Multimeter, merupakan alat ukur standard dan dapat
disesuaikan
dengan kebutuhan, penunjukkan di display Pressure
Transmitter
Elektronik
harusnya
sesuai
dengan
penunjukkan di Multimeter
c. Setelah rangkaian pengukuran dan kalibrasi pressure
transmitter elektronik dan perangkat lainnya diyakinkan
sudah
benar,
maka langkah pengukuran dilakukan,
pertama perhatikan range ukur transmitter yang
sebelumnya telah terkalibrasi dan lakukan pemetaan
terhadap range yang ada dalam transmitter seperti tabel
pengambilan data dibawah.
d. Berikan input udara bertekanan ke dalam Junction upstream
transmitter
berlabel H high secara bertahap sesuai pemetaan range awal.
Setelah itu
perhatikan pula current output yang dihasilkan transmistter
dan lakukan pengambilan data sesuai dengan tabel dibawah.
7. Pehitungan
Formula yang digunakan sebagai berikut :
Output= (Imax - Imin ) . ((Ref.Pressure - Min.Pressure) / (Max.Pressure - Min.Pressure)) +
(Imin )

Keterangan :
Nilai (Imax)
= Maximum Range dari Pressure
Nilai (Imin)
= Minimum Range dari Pressure
Ref. Pressure = Pembacaan actual saat
Min.
= Minimum Range Pressure
Max.
= Maximum Range Pressure
Pressure
Transmitter
8. Tugas
a. Menyelesaikan perhitungan manual
b. Membandingkan hasil perhitungan manual dengan data
yang didapat dari kalibrasi.
c. Membuat laporan hasil perhitungan dengan data hasil kalibrasi.
d. Lakukan pengukuran sebanyak 5 kali pengambilan data
dan dilanjutkan dengan melakukan analisa dengan cara
perhitungan dalam lampiran analisis data.

9. Data hasil praktikum


Data hasil praktikum sebagai berikut :
Nilai
Tekanan (%) Perhitun
gan
Multimeter
(mA)
0
4
25

Multifunctio
Nilai
n
Perhitungan
Calibrator
(bar)
0
0
2,
5

2,
5

Keterangan
Error = 0
Error = 0

50

12

Error = 0

75

16
20

7,
5
10

Error = 0

10
0

7.
5
10

10. Pembahasan dan Kesimpulan

Error = 0

MEASUREMENT
AND
CALIBRATION

Waktu (JP)

LEVEL MEASUREMENT
STEM AKAMIGAS

INS

PRAK

01

002

: 10/100

Disusun tanggal
Halaman

: 1/8

1. Sifat :

Ketrampilan

Pengenalan

Pembuktian

Percobaan

2. Tujuan :
Setelah mengikuti praktikum, ini mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan metoda pengukuran level
b. Menyebutkan tujuan pengukuran level pada proses
c. Menyebutkan jenis alat-alat ukur level.
d. Menjelaskan prinsip kerja dari salah satu alat ukur level.
e. Menjelaskan faktor-faktoryang merusak alat ukur level dan
cara kalibrasinya.
3. Bahan/Reagen :
Kebutuhan bahan untuk satu kali praktikum (5 orang praktikan)
yaitu :
No.

Nama Barang

Volume

1.

Tubing plastik

2.

Fitting plastik

10

3.

Majun

4.

Seal
tape

0,
2
1

Satuan
Mete
r
Pc
s
K
g
Bua
h

Gambar 2.1. Diferential Pressure Transmitter

Gambar 2.2. Multimeter

Gambar 2.3. Power supply

Gambar 2.4. Bejana (Tangki Terbuka)


4. Keselamatan Kerja :
a. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik
(workshop), mahasiswa
wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
1
7

b. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik, jika


menggunakan sumber tegangan listrik, lakukan dengan hatihati dan perhatikan indikasi yang ada pada sumber listrik
tersebut.
c. Pada saat melakukan koneksi antara peralatan-peralatan
yang digunakan
dilakukan dengan hati-hati (sesuai dengan SOP) peralatan itu
sendiri.
d. Pastikan peralatan yang menggunakan sumber listrik,
sebelum dikoneksikan peralatan tersebut dalam kondisi OFF.
e. Lakukan percobaan ini dengan hati -hati, baik dan jangan
bergurau.
5. Dasar teori
Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam
sesuai dengan
namanya (hidro: air dan statik: diam). Atau lebih
lengkapnya Tekanan
Hidrostatik didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan oleh
cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya gravitasi.
Hal ini berarti setiap benda yang berada pada zat cair yang
diam, tekanannya tergantung dari besarnya gravitasi. Hal
lain yang mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik yaitu:
kedalaman/ketinggian dan massa jenis zat cair.
Coba perhatikan gambar dan penjelasannya dibawah ini:

Dari Penjelasan penurunan rumus tekanan hidrostatik di


atas diperoleh kesimpulan beberapa hal:
a. Volume tidak mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik .
b. Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh
kedalaman, gravitasi dan massa jenis zat cair (fluida).
Sehingga rumus tekanan hidrostatik fluida
statis adalah: P = .g.h...................(2.1)
dengan (dalam satuan SI),

P adalah tekanan hidrostatik (dalam pascal);


adalah kerapatan fluida (dalam kilogram per meter kubik);
g adalah percepatan gravitasi (dalam meter per
detik kuadrat); h adalah tinggi kolom fluida (dalam
meter).

(a)

(b)
Gambar 2.4. (a). Open Tank, (b). Closed Tank

Pada gambar diatas telah dijelaskan model pemasangan atau


instalasi yang digunakan oleh DPT (Diferential Pressure
Transmitter) jika tangki model tidak tertutup, maka DPT
pada sisi down stream (L) tapping dihubungan dengan
tekanan atm (atmosfer) sedangkan tangki model tertutup,
maka
DPT
pada
sisi
down
stream
(L)
tapping
dikompensasikan ke bagian atas tangki sehingga didapat P
dari tekanan dalam tangki.
6. Langkah Kerja
Peralatan di rangkai
kalibrasi, seperti
rangkaian
berikut :

untuk

dilakukan

pengukuran

Gambar 2.5. Skema Rangkaian

dan

Diffrential Pressure Transmitter

Gambar 2.6. Rangkaian Kalibrasi Differential Pressure


Transmitter
Keterangan :
a. Pasang rangkaian unit proses level sesuai dengan skema gambar
2.5.
b. Pada saat membuat rangkaian Pengukuran dan Kalibrasi
Diferential Pressure Transmitter (DPT) Elktronik, dipastikan
semua peralatan dalam kondisi OFF.
c. Rangkaian level proses dan instalasi DPT dilakukan dengan
cermat,dan benar, karena jika sampai terjadi kesalahan akan
merusak peralatan yang digunakan. Sebelum melakukan
kalibrasi alangkah b aiknya dimengerti masing-masing peralatan
yang digunakan :
1) Power Supply, merupakan perangkat yang membangkitkan
power
yang dibutuhkan oleh DPT. Power Supply dapat di set sesuai
dengan kebutuhan/disesuaikan dan pada percobaan ini
power supply diset pada 24 VDC.
2) Diferential Pressure Transmitter (DPT) Elektronic, merupakan
equipment yang akan di kalibrasi, dan Diferential Pressure
Transmitter Elektronik mempunyai batasan pengukuran sesuai
dengan plat tag transmitter dan output 4 20 mA. Dan DPT ini
juga dilengkapi dengan display. Sehingga apabila input tekanan
yang diberikan dapat ditampilkan di display tersebut.
3) Multimeter, merupakan alat ukur standard dan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan, penunjukkan di display DPT Elektronik
harusnya sesuai dengan penunjukkan di Multimeter
4) Bejana (Tangki Terbuka), merupakan tempat atau fasilitas yang
akan diukur oleh DPT dan akan diketahui berapa ketinggian fluida
didalamnya dengan hasil pengukuran DPT dan dikonversi dengan
persamaan hidrosatis.
d. Setelah rangkaian pengukuran dan kalibrasi DPT dan perangkat
lainnya diyakinkan sudah benar, maka langkah pengukuran
dilakukan, pertama perhatikan range ukur transmitter yang
sebelumnya telah terkalibrasi dan lakukan pemetaan terhadap
range yang ada dalam transmitter seperti tabel pengambilan
data dibawah.
e. Berikan level fluida ke dalam Junction upstream transmitter
berlabel H high secara bertahap sesuai pemetaan range
awal. Setelah itu perhatikan pula current output yang

dihasilkan transmistter dan lakukan pengambilan data sesuai


dengan tabel dibawah

7. Pehitungan
Formula yang digunakan sebagai berikut :

Output= (Imax - Imin ) . ((Ref.Pressure - Min.Pressure) / (Max.Pressure Min.Pressure)) + (Imin )

Keterangan :

= Maximum Range dari Pressure


Nilai (Imax)
= Minimum Range dari Pressure
Nilai (Imin)
Ref. Pressure = Pembacaan actual saat
Min.
= Minimum Range Pressure
Max.
= Maximum Range Pressure
Pressure
Transmitter
8. Tugas
a. Menyelesaikan perhitungan manual
b. Membandingkan hasil perhitungan manual dengan data
yang didapat dari kalibrasi.
c. Membuat laporan hasil perhitungan dengan data hasil kalibrasi.
d. Lakukan pengukuran sebanyak 6 kali pengambilan data dan
dilanjutkan dengan melakukan analisa dengan cara
perhitungan dalam lampiran analisis data.
9. Data hasil praktikum
Data hasil praktikum sebagai berikut :

Nilai
Perhitun
gan
Multimeter
(mA)
4

25

50

12

75

16

10
0

`2
0

Level (%)

Multifunctio
Nilai
n
Perhitungan
Calibrator
(bar)
0
0

10. Pembahasan dan Kesimpulan

Keterangan
Error = 0

2,
5
5

2,5

Error = 0

Error = 0

7.
5
10

7,
5
10

Error = 0
Error = 0

MEASUREMENT
AND
CALIBRATION

Waktu (JP)

Disusun tanggal

FLOW MEASUREMENT
STEM AKAMIGAS

INS

PRAK

01

: 10/100

003

: 21/09/2013
Halaman
: 1/8

1. Sifat :

Ketrampilan
Pembuktian

Pengenalan
Percobaan

2. Tujuan :
Setelah mengikuti praktikum, ini mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan metoda pengukuran Flow (aliran)
b. Menyebutkan tujuan pengukuran Flow (aliran) pada proses
c. Menyebutkan jenis alat-alat ukur Flow (aliran) Flow (aliran).
d. Menjelaskan faktor-faktor
yang merusak alat ukur Flow
(aliran) dan
cara kalibrasinya.
3. Bahan/Reagen :
Kebutuhan bahan untuk satu kali praktikum (5 orang praktikan)
yaitu :
No.

Nama Barang

Volume

1.

Tubing plastik

2.

Fitting plastik

10

3.

Majun

4.

Seal
tape

0,
2
1

Satuan
Mete
r
Pc
s
K
g
Bua
h

Gambar 3.1. Modul flens orifice Plate

Gambar 3.2. Jangka Sorong

Gambar 3.3. Orifice Plate

Gambar 3.4. Pressure Gauge

Gambar 3.5. Simulator test stand for control valve (RT390)


4. Keselamatan Kerja :
a. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik
(workshop), mahasiswa wajib menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD)
b. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik, jika
menggunakan sumber tegangan listrik, lakukan dengan hatihati dan perhatikan indikasi yang ada pada sumber listrik
tersebut.
c. Pada saat melakukan koneksi antara peralatan-peralatan
yang digunakan
dilakukan dengan hati-hati (sesuai dengan SOP) peralatan itu
sendiri.
d. Pastikan peralatan yang menggunakan sumber listrik,
sebelum dikoneksikan
peralatan tersebut dalam kondisi OFF.
e. Lakukan percobaan ini dengan hati -hati, baik dan
jangan bergurau.
5. Dasar teori
Orifice Plate (Sebuah plat lubang) adalah pelat tipis dengan
lubang di tengah. Hal
ini biasanya ditempatkan dalam pipa aliran fluida di mana.
Ketika cairan mencapai pelat orifice, dengan lubang di tengah,
cairan dipaksa untuk berkumpul untuk pergi melalui lubang kecil,
titik konvergensi maksimum sebenarnya terjadi tak lama hilir
orifice fisik, pada titik kava disebut contracta (lihat gambar
sebelah kanan). Seperti tidak demikian, kecepatan dan
perubahan tekanan. Di luar contracta vena, cairan mengembang
dan kecepatan dan tekanan perubahan sekali lagi. Dengan
mengukur perbedaan tekanan fluida antara bagian pipa normal

dan di vena contracta, tingkat aliran volumetrik dan massa dapat


diperoleh dari persamaan Bernoulli.

Gambar 3.6. Orifice Plate (Flow Meter)

Gambar 3.7. Vena Contracta & Diameter of pipe


Dengan asumsi steady-state, mampat (densitas fluida
konstan), inviscid, aliran laminar dalam pipa horizontal
(tidak ada perubahan elevasi) dengan kerugian gesekan
dapat diabaikan, persamaan Bernoulli tereduksi menjadi
persamaan yang berkaitan dengan konservasi energi antara
dua titik pada sama arus :
atau:

...........................
(3.1)
.............................
(3.2)

Dengan persamaan kontinuitas:

.............................................(3.3)
: atau V 1 = Q / A 1 dan V 2 = Q / A 2:
.....................(3.4)

Penyelesaian untuk Q :

........................................(3.5)
Dan :
...................(3.6)
Ungkapan di atas untuk Q memberikan laju aliran
volume teoritis. Memperkenalkan beta faktor = d2 / d1
serta koefisien debit Cd :
...........................(3.7)

Dan akhirnya memperkenalkan C meter koefisien yang


didefinisikan sebagai
..........................................................(3.8)
untuk mendapatkan persamaan akhir untuk aliran
volumetrik c airan melalui mulut:
..............................(3.9)
Mengalikan dengan kepadatan fluida untuk mendapatkan
persamaan untuk tingkat aliran massa pada setiap bagian
dalam pipa:
..................(3.10)
dimana:
Q = laju aliran volumetrik (pada setiap bagiansilang), m / s m = laju aliran massa (pada setiap
bagian-silang), kg / s
Cd = koefisien debit,
berdimensi
C = koefisien aliran orifice,
berdimensi A1 = luas penampang
pipa, m Penampang A2 = luas
lubang orifice, m d1 = diameter
pipa, m
d2 = diameter lubang
orifice, m

= rasio diameter lubang orifice diameter pipa,


berdimensi V1 = hulu kecepatan m, cairan / s
V2 = kecepatan fluida melalui lubang
orifice m, / s
P1 = tekanan fluida hulu, Pa dengan dimensi kg
/ ( m s ) P2 = tekanan hilir fluida, Pa dengan
dimensi kg / ( m s ) = densitas fluida, kg /
m
Menderivasi persamaan di atas digunakan penampang dari
lubang orifice dan tidak realistis menggunakan minimum
cross -section di contracta vena. Selain itu, kerugian gesek
tidak mungkin dapat diabaikan dan viskositas

dan efek turbulensi dapat hadir. Untuk alasan itu, koefisien


debit Cd diperkenalkan. Metode ada untuk menentukan
koefisien debit sebagai fungsi dari bilangan Reynolds.
Parameter

sering disebut sebagai kecepatan faktor

pendekatan dan membagi koefisien debit dengan parameter


yang (seperti yang telah dilakukan di atas) menghasilkan
koefisien aliran C. Metode juga ada untuk menentukan
koefisien aliran sebagai fungsi dari fungsi beta dan lokasi
tekanan hilir penginderaan sentuh. Untuk perkiraan kasar,
koefisien aliran mungkin dianggap antara 0,60 dan 0,75.
Untuk pendekatan pertama, aliran koefisien 0,62 dapat
digunakan karena hal ini mendekati mengalir sepenuhnya
dikembangkan.
Sebuah lubang hanya bekerja dengan baik bila diaktifkan
dengan profil aliran sepenuhnya dikembangkan. Hal ini
dicapai dengan panjang hulu panjang (diameter pipa 20
hingga 40, tergantung pada bilangan Reynolds) atau
penggunaan kondisioner aliran. Orifice piring kecil dan murah
tetapi tidak memulihkan penurunan tekanan serta nosel
venturi tidak. Jika memungkinkan ruang, meter venturi lebih
efisien daripada sebuah flowmeter.
6. Langkah Kerja
Peralatan di rangkai untuk dilakukan
kalibrasi, seperti rangkaian berikut :

pengukuran

dan

Gambar 3.8. Skema Rangkaian Flow Meter

Gambar 3.9. Rangkaian Pengukuran Flow Meter


Keteranga
n:
a. Pasang rangkaian unit proses flow meter sesuai dengan
skema gambar 3.9.
b. Pada saat membuat rangkaian Pengukuran dan Kalibrasi
flow meter,
dipastikan semua peralatan dalam kondisi OFF.
c. Rangkaian
instalasi
flow
meter
dilakukan
dengan
cermat,dan benar, karena jika sampai terjadi kesalahan
akan merusak peralatan yang digunakan. Sebelum
melakukan kalibrasi alangkah baiknya dimenge rti masingmasing peralatan yang digunakan :
1) Pressure gauge digital, merupakan alat ukur tekanan
yang digunakan sebagai referensi perhitungan debit
fluida yang mengalir dan pada pressure gauge digital
ini satuan unit dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Gunt RT 390, merupakan simulator test control valve
tapi dalam percobaan ini, simulator ini digunakan
sebagai master flow meter atau pembanding dalam hal
ini menggunakan magnetic flow meter dengan orifice
sebagai alat ukur yang akan dikalibrasi.
3) Orifice plate, merupakan pelat tipis dengan lubang di
tengah media
untuk mengukur flow meter dengan menggunakan
perbedaan tekanan antara upstream side dan
downstream side.
d. Setelah rangkaian pengukuran dan perangkat lainnya
diyakinkan sudah benar, maka langkah pengukuran
dilakukan, pertama perhatikan range ukur yang tertampi
pada simulator Gunt RT390 sebagai referensi untuk orifice

plate dan kemudian catat perbedaan


upstream dan downstream tapping.
e. Tahap lanjutan :
1) Penambahan Alat:

tekanan

antara

Gambar 3.10. Diferential Pressure Transmitter


2) Rangkaian :

Gambar 3.11. Instalasi DPT Orifice Plate Tapping


(flange)

Diffrential Pressure Transmitter

Gamb 3.12. Instlasi wiring DPT Transmitter


Rangkai
diferential
pressure
transmitter
untuk
menggantikan posisi pressure gauge, dimana fungsi
pengukuran tekanan pada kedua sisi akan terbaca
sebagai P.

3) dSetelah
rangkaian
pengukuran
dan
perangkat
lainnya diyakinkan sudah benar, maka
langkah
pengukuran dilakukan, pertama perhatikan range ukur
yang tertampil pada simulator Gunt

RT390 sebagai referensi untuk orifice plate dan


kemudian catat perbedaan tekanan antara upstream
dan downstream tapping pada DPT dan kemudian catat
yang dihasilkan oleh DPT.
7. Pehitungan
a. Formula perhitungan Pressure Gauge :
Lakukan perhitungan dengan data yang diperoleh
pressure gauge dan jangka sorong dengan persamaan 3.7.
b. Formula perhitungan DPT yang digunakan sebagai berikut :
Output= (Imax - Imin ) . ((Ref.Pressure - Min.Pressure) / (Max.Pressure Min.Pressure)) + (Imin )

Keterangan :
Nilai (Imax) = Maximum Range dari Pressure Transmitter
Nilai (Imin) = Minimum Range dari Pressure Transmitter

Ref. Pressure = Pembacaan actual saat pengukuran


Min. Pressure = Minimum Range Pressure Transmitter

Max. Pressure = Maximum Range Pressure Transmitter

8. Tugas
a. Menyelesaikan perhitungan manual
b. Membandingkan hasil perhitungan manual dengan data
yang didapat
dari kalibrasi.
c. Membuat laporan hasil perhitungan dengan data hasil
kalibrasi.
d. Lakukan pengukuran sebanyak 6 kali pengambilan data dan
dilanjutkan
dengan melakukan analisa dengan cara perhitungan
dalam lampiran
analisis data.
9. Data hasil praktikum
Data hasil praktikum sebagai berikut :
a. Pressure Gauge

Flow (%)
0
25

(Q) Debit
(Q) Debit
Fluida master Fluida
(indicator
perhitungan
RT390) (l/h) (l/h)

Error
Error = 0
Error = 0

50

Error = 0

75

Error = 0

100

Error = 0

b. Pressure Gauge

Flo
w
(%)

(Q) Debit
Fluida
master
(indicator
RT390)

(Q) Debit
P
Fluida
(Diferenti
perhitunga
al
Pressure
n (l/h)
Transmitte

Arus
Actu
al
(mA)

25

50

12

75

16

100

20

10. Pembahasan dan Kesimpulan

Arus
Teruku
r (mA)

Error

Error
0
Error
0
Error
0
Error
0
Error
0

=
=
=
=
=

Anda mungkin juga menyukai