KEBIJAKAN PUBLIK
LATAR BELAKANG
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Kota Makassar, maka meningkat
pula jumlah kendaraan pribadi milik masyarakat. Problema yang sangat krusial
yang dialami oleh berbagai kota-kota di Indonesia saat ini yaitu minimnya
ketersedian lahan parkir kendaraan dikarenakan pesatnya peningkatan jumlah
kendaraan yang tidak seimbang dengan ketersedian lahan parkir yang ada.
Minimnya lahan parkir yang tersedia tentunya akan memicu eksistensi parkir liar.
Banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan hal ini
sebagai pekerjaan. Mereka membuka parkir-parkir liar yang tidak semestinya
seperti mengambil badan jalan atau bahkan jalur pedestrian untuk parkir.
Penyedian utilitas parkir dalam hal ini juga sangat diperlukan guna menciptakan
parkir yang berkualitas. Oleh sebab itu, sangat diperlukannya regulasi yang
mewadahi segala kebijakan-kebijakan terkait parkir di Kota Makassar.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana isu permasalahan terkait sistem perparkiran di Kota Makassar?
TUJUAN
Mengetahui gambaran isu permasalahan terkait sistem perparkiran di Kota
Makassar;
Mengetahui proses perumusan kebijakan Perda Kota Makassar No.17 tahun
2006 tentang sistem perparkiran di Kota Makassar;
Mengetahui proses implementasi Perda Kota Makassar No.17 tahun 2006
tentang sistem perparkiran di Kota Makassar;
Mengetahui proses monitoring Perda Kota Makassar No.17 tahun 2006
tentang sistem perparkiran di Kota Makassar;
Mengetahui proses evaluasi Perda Kota Makassar No.17 tahun 2006 tentang
sistem perparkiran di Kota Makassar;
Mengetahui faktor penghambat dan pendukung terkait Perda Kota Makassar
No.17 tahun 2006 tentang sistem perparkiran di Kota Makassar.
ISI KEBIJAKAN
PARKIR TEPI JALAN
Berdasarkan Perda nomor 17 tahun 2006, klasifikasi tempat parkir
ditetapkan oleh Direksi berdasarkan kegiatan dan atau kepadatan
lalulintas kendaraan. Dalam perda terdapat larangan menempatkan
kendaraan bermotor dan atau alat angkut lainnya di luar tempat parkir
yang ditetapkan, larangan mengotori/merusak tempat parkir dan
larangan melakukan kegiatan lain selain kegiatan perparkiran pada
tempat parkir kecuali mendapat izin Direksi.
Selain itu dalam Perda ini juga mengatur tentang kewenangan PD
parkir dalam menentuan Titik / tempat-tempat parkir, Pembagian
tempat parkir, Pengelompokan jenis kendaraan pengguna tempat dan
jasa parkir, Pengguna areal / pelataran parkir, Tanda / garis tempat
parkir, Struktur Tarif Jasa penggunaan / pemanfaatan fasilitas parkir,
Perbaikan / rehabilitasi sarana dan prasarana parkir dan Pemasangan
dan pemanfaatan fasilitas parkir.
ISI KEBIJAKAN
SISTEM PEMBAYARAN DAN JURU PARKIR
Berdasarkan Perda nomor 17 tahun 2006, Juru parkir dan pengguna tempat
parkir wajib memenuhi aturan yang ditetapkan oleh PD parkir. Selain itu,
Direksi berhak mengambil alih tempat parkir bilamana juru parkir dan atau
pengguna tempat parkir tidak memenuhi aturan yang diberlakukan dalam
Perda. Dalam perda juga diatur tentang kewajiban juru parkir dalam menjaga
keamanan, ketertiban, dan kebersihan tempat parkir, menempatkan
kendaraan dengan teratur sehingga tidak menggangu lalulintas (orang, barang
dan kendaraan) dan menataati ketentuan jasa dan tarif parkir yang berlaku.
Juru parkir juga wajib memberi karcis parkir kepada pengguna tempat parkir
serta juru parkir wajib menggunakan seragam dan atau tanda pengenal yang
ditetapkan oleh Direksi.
Pelanggaran terhadap Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman
kurungan selam-lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Denda ini disetor seluruhnya ke kas
daerah. Selain sanksi tersebut, pelanggaran atas Peraturan Daerah ini
dijatuhkan sanksi administrasi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
ISI KEBIJAKAN
TARIF PARKIR
Berdasarkan Perda nomor 17 tahun 2006, Jenis pungutan dan tarif jasa parkir
ditetapkan oleh Direksi. Direksi dapat menetapkan tarif progresif pada tempat
dan waktu tertentu. Tarif progresif ini dapat dikenakan kepada orang atau
badan hukum. Penetapan aturan ini, diberlakukan setelah mendapat
persetujuan Walikota dengan memperhatikan pertimbangan Badan
Pengawas. Jadi tariff yang diberlakukan terhadap pengguna parkir tepi jalan
sesuai dengan tariff yang diberikan oleh PD parkir.
Pengumpulan
Data
Identifikasi
Pengolahan dan
Analisis Data
1. Mobilisasi personil
2. Pemanfaatan
metodologi
3. Perancangan
4. Penyiapan
laporan
pendahuluan
Data Sekunder :
a.
Peraturan Parkir
yang ada
b. Referensi
yang
terkait
c.
Kebijakan neara lain
Data Primer :
a. Volume lalu lintas
b. Demand dan supply
sarana parkir
c. Tata guna lahan
d. Geometrik jalan
e. Dimensi parkir
Analisis Standar
Pelayanan Parkir
1. Identifikasi masalah
2. Analisis hasil survei
lapangan
3. Analisis lanjutan
4. Evaluasi terhadap
pedoman yang ada
5. Kajian terhadap
referensi negara lain
6. Penyusunan Outline
Kebijakan
7. Penyusunan Konsep
Kebijakan
Draft Konsep
Standar
Pelayanan
Perparkiran
1. Focus Group
Discussion
2. Penyempurnaan
kebijakan
3. Perencanaan
implementasi
kebijakan
4. Penyusunan laporan
akhir
PERAN STAKEHOLDER
Perumusan
Kebijakan
1. Walikota Makassar
2. DPRD Kota Makassar
Pennyusunan
Kebijakan
Implementasi
Kebijakan
Monitoring
Evaluasi
Pelaksana :
1. Walikota Makassar
2. DPRD Kota Makassar
1. Walikota Makassar
2. DPRD Kota Makassar
Sasaran :
Masyarakat
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Kebijakan Peratuan daerah mengenai parkir tepi jalan umum harus memiliki kejelasan, yaitu bahwa
petunjuk-petunjuk pelaksanaan kebijakan tidak hanya harus diterima oleh pelaksana kebijakan tetapi
harus juga diketahui dengan jelas oleh masyarakat Kota Makassar agar kebijakan dapat berjalan dengan
efektif maka perintah-perintah pelaksanaan dapat konsisten dan jelas.
Terjalinnya komunikasi yang terpadu antara dari pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yaitu :
Penertiban juru parkir liar
Pada poin ini pemerintah Kota Makassar akan bekerjasama dengan dinas perhubungan Kota
Makassar dan Satuan Polisi pamong praja (Satpol PP) untuk menertiban juru parkir liar. Satpol PP
akan turun langsung ke jalan dan membekukan para pelaku juru parkir.
Juru Parkir memiliki tanda pengenal yang resmi dari pemerintah daerah
Dinas perhubungan daerah akan mendata seberapa banyak juru parkir resmi yang ada di Kota
Makassar, kemudian akan dibagi tanda pengenal berupa rompi oranye yang bertuliskan Juru
Parkir Resmi Kota Makassar. Dalam hal ini, Kepala Dinas Perhubungan memegang peran penting.
Pemberian gaji yang layak bagi para juru parkir resmi
Pada poin ini, pemerintah akan mendata sebarapa banyak juru parkir resmi yang ada. Pemerintah
lalu melakukan sosialisasi bahwa juru parkir yang resmi akan diberikan gaji yang layak. Hal ini
dilakukan agar para pelaku juru parkir liar lebih tertarik untuk mendaftarkan diri menjadi juru
parkir resmi.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Peningkatan sanksi-sanksi tertentu yang akan dikenakan apabila tidak melaksanakan suatu
kebijakan.
Penetapan sanksi berupa denda pada pelaku parkir liar
Pada poin ini, kepala dinas perhubungan akan menetapkan denda dengan nominal Rp
50.000.000,-. Pengumuman penetapan sanksi akan sebelumnya disosialisasikan melalui
media cetak koran atau reklame-raklame yang tersedia. Setelah proses sosialisasi
dilaksanakan, maka satuan polisi pamong praja akan melakukan pengawasan dan langsung
menindaklanjuti apabila terdapat pelanggaran.
Meningkatkan fasilitas-fasilitas parkir yang memadai agar tidak menimbulkan gangguan-gangguan
atau hambatan-hambatan dalam pelakasanaannya.
Menambah jumlah utilitas parkir
Untuk mengimplementasikan kebijakan ini, maka diperlukan data terkait titik-titik parkir,
jumlah utilitas yang telah tersedia di titik tersebut sehingga penambahan utilitas dapat
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Penentuan batas garis parkir
Untuk mengimplementasikan kebijakan ini, maka diperlukan data terkait titik-titik parkir,
luas area lahan parkir sehingga dapat disesuaikan dengan jenis/bentuk parkir yang sesuai
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PROSES PENETAPAN
1. Rancangan peraturan daerah yang telah disetujui oleh DPRD kepada Walikota,
disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Walikota untuk ditetapkan sebagai peraturan
daerah;
2. Penyampaian rancangan peraturan daerah oleh pimpinan DPRD kepada Walikota,
dilakukan dalam jangka waktu paling lama tujuh hari, terhitung sejak tanggal
persetujuan bersama diberikan;
3. Rancangan peraturan daerah ditetapkan Walikota paling lambat tiga puluh hari sejak
rancangan tersebut mendapat persetujuan bersama.
Peraturan daerah yang sudah ditetapkan atau dinyatakan sah disampaikan kepada
pemerintah pusat selambat-lambatnya tujuh hari setelah ditetapkan . Apabila peraturan
daerah tersebut ternyata bertentangan dengan kepentingan-kepentingan umum dapat
dibatalkan oleh pemerintah pusat.
MONITORING
1. Badan pengawas, adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Parkir
Makassar Raya :
Pemakaian atribut bagi para juru parkir resmi;
Penempatan kendaraan yang hendak memarkir kendaraan;
Penetapan tarif jasa parkir yang ditetapkan oleh para juru parkir
resmi.
2. Dinas Perhubungan, selaku instansi yang bekerja sama denga PD Parkir
Makassar Raya :
Pengawasan yang ditujukan kepada para juru-juru parkir yang tersebar di
seluruh wilayanya yang ada di Kota Makassar dan sehari-harinya bekerja.
3. Satuan Polisi Lalu Lintas Polrestabes Makassar
Mengawasi dan melakukan pembinaan langsung terhadap pengendara
kendaraan bermotor yang tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
EVALUASI KEBIJAKAN
1. TITIK PARKIR
Efektifitas titik parkir di Kota Makassar dapat dikatakan masih kurang sebab
masih banyak titik parkir yang tidak mempertimbangkan ukuran jalan serta
dampak terhadap kelancaran lalu lintas disekitar lokasi pakir.
2. SISTEM PEMBAYARAN DAN JURU PARKIR
Pada eksistingnya, sistem pembayaran retribusi parkir di Kota Makassar masih
kurang efektif sebab sistem pembayaran parkir masih menyebabkan berbagai
permasalahan seperti pungutan liar. Pungutan liar terjadi sebab sulitnya
pengawasan terhadap juru parkir yang melakukan pungutan retribusi parkir
pengguna lahan parkir.
3. TARIF PARKIR
Kondisi sekarang dengan tarif yang telah ditetapakan PD parkir dapat dilihat
pendapatan asli daerah meningkat namun disebabkan oleh peningkatan
jumlah penguna lahan yang parkir, dari kejadian tersebut dapat dikatakan tarif
yang berlaku sekarang masih kurang dapat mengatur jumlah kendaraan yang
parkir.
FAKTOR PENDUKUNG :
FAKTOR PENGHAMBAT :
+ Terdapat Standard
Operating System (SOP);