Penyadapan merupakan salah satu kegiatan penting pada budidaya karet. Penyadapan
yang salah akan mengakibatkan tanaman karet yang diusahakan masa produksinya pendek,
sedangkan penyadapan yang sesuai dengan aturan penyadapan umur produksi karet bisa
mencapai 25 30 tahun. Penyadapan merupakan kegiatan yang kritis pada budidaya karet,
maka penyadapan dianjurkan mematuhi aturan aturan penyadapan karet yang benar. Aturan
aturan penyadapan karet meliputi kegiatan penentuan matang sadap, menggambar bidang
sadap, waktu penyadapan, arah kemiringan sadap,
berkesinambungan.
Simbol sadapan
S (Spiral)
= keratan sadapan sepanjang 1 spiral dengan susut 40o
D (Day)
= hari, menunjukkan hari sadap
Pedoman
S = angka pertama di depan S menunjukkan jumlah atau panjang keratin
D3 = angka di belakang D menunjukkan hari sadap (rotasi sadap)
= tanda panah menunjukka arah sadapan
Contoh : Sd3
Artinya : satu irisan sadap dengan panjang spiral, satu hari sadap dua hari istirahat
(disadap 3 hari sekali).
d. Waktu penyadapan
Latek bisa mengalir keluar dari pembulh latek akibat adanya tekanan turgor. Turgor
adalah tekanan pada dinding sel oleh isi sel. Banyak sedikitnya isi sel bepengaruh pada
besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel, semakin besar pula
tekanan pada dinding sel. Tekanan yang besar akan memperbanyak latek yang keluar
dari pembuluh latek. Oleh sebab itu, penyadapan dianjurkan dimulai saat turgor masih
tinggi, yaitu saat belum terjadi pengurangan isi sel melalui penguapan oleh daun atau
pada saat matahari belum tinggi. Penyadapan hendaknya dilakukan pada pagi hari
antara pukul 05.00 06.00 pagi, sedangkan pengumpulan latek dilakukan antara pukul
08.000 10.00 ( Tim Penulis, 1993).
Penyadapan hendaknya dilaksanakan sepagi mungkin, antara pukul 04.00 hingga
07.30. pada pagi hari, tekanan turgor sel tanaman maksimal sehingga jumlah lateks dan
aliran lateks yang keluar juga maksimal. Selain itu, belum terbitnya matahari juga
meminimalkan menggumpalnya lateks sebelum mencapai mangkuk sadap akibat panas
yang ditimbulkan cahaya matahari.
e. Frekuensi dan intensitas penyadapan
baik pertumbuhannya. Sedangkan kelemahannya adalah kulit bidang sadap akan cepat
habis, kemungkinan kerusakan kulit bidang sadap lebih besar, tenaga kerja yang
dibutuhkan lebih banyak dan sangat sulit meningkatkan produksi jika diinginkan.
Jangka waktu yang digunakan untuk eksploitasi konvensional adalah 30 tahun.
Teknik lain terkait penyadapan adalah Double Cutting. Double Cutting adalah sistem
sadap yang dilaksanakan secara bersamaaan antara Sadap Arah Atas dengan Sadap
Arah Bawah pada satu bidang. Double Cutting juga dilakukan S, artinya satu bidang
terlebih dahulu baru setelah 5 tahun berganti ke bidang yang lain. Pisau yang
digunakan untuk untuk Sadap Arah Atas berbeda dengan pisau untuk Sadap Arah
Bawah. Sadap Arah Atas menggunakan pisau sadap dorong, sedangkan Sadap Arah
Bawah menggunakan pisau sadap tarik.
5. Pemberian Stimulan
Stimulan merupakan zat yang digunakan untuk menstimulasi atau merangsang
produksi lateks. Secara umum stimulant digunakan untuk meningkatkan produksi lateks
dan mengontrol Kering Alur Sadap. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam
menggunakan stimulant adalah sebagai berikut: tanaman sehat dengan per daun tidak
meranggas, status hara tanaman baik, tanaman tidak mengalami Kering Alur Sadap,
stimulasi dilakukan pada sistem penyadapan dengan frekuensi rendah, tanaman berumur
sekitar 15 tahun atau ketika mulai sadap ke arah atas.
Pemberian stimulant berpengaruh terhadap 3 fisiologis tanaman karet. Ketiganya
adalah semakin membuat elastis dinding sel, mempercepat dan meningkatkan aktivitas
enzimetik dalam biosintetis lateks, dan membuat daerah pengatusan lateks menjadi
semakin luas. Ketiganya berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan aliran lateks
sehingga hasil lateks yang dihasilakan menjadi lebih besar.
Selama ini, ada dua jenis stimulant yang digunakan, yaitu stimulant cair dan
stimulant gas.
a. Stimulan Cair
Bahan aktif untuk stimulan cair adalah etefon (2-chloroethylphosponicacid), seperti
ethrel, flotex, katrol, dan guela. Ada tiga aplikasi stimulant cair. Groove application,
bark application, dan panel application.
Groove application dilakukan dengan cara menarik scrap pada alur sadap kemudian
mengolesinya dengan stimulan 2,5%. Pada klon slow starter, interval aplikasi dua
minggu sekali atau 18 kali dalam setahun. Pada klon quick starter, interval aplikasi
sebulan sekali atau 4 kali dalam setahun.
Pada bark aplication, kulit di atas bidang sadap dikerok selebar 1,5 cm,kemudian
diolesi stimulan dengan konsentrasi 2,5%. Interval aplikasi 2 minggu, dengan 18 kali/
tahun untuk klon slow starter, dan 12 kali/tahun untuk klon quick starter.
Panel aplication, stimulan dengan konsentrasi 2,5% dioles di atas / di bawah alur
sadap. Pengolesan dilakukan pada kulit pulihan selebar 1 cm. Interval pengolesan
adalah 2 minggu.
Secara umum, stimulan diberikan pada bulan-bulan basah dan dihentikan saat mulai
gugur daun (Juli-Oktober). Pemberian etefon harus sesuai dengan konsentrasi karena
jika berlebihan dapat menyebabkan hal-hal seperti: perubahan elastisitas dinding sel
pembuluh lateks, perubahan tekanan turgor, penurunan jumlah produksi lateks, dan
penambahan persentase dan ukuran sel batu.
b. Stimulan Gas
Bahan aktif untuk stimulan gas adalah etilen. Di Balai Penelitian Getas, injeksi
dilakukan dengan menggunakan RIGG-7 dan RIGG-9. Perbedaan antara keduanya
hanya terletak pada bahan dan ukuran plat yang digunakan untuk menginjeksi ke
tanaman karet. RIGG-7 berbahan dasar plastik dan memiliki permukaan yang relatif
kecil. RIGG-9 berbahan logam dan memiliki luas permukaan yang lebih besar.
Permukaan yang lebih besar membuat pemberian stimulant lebih efektif. Akan tetapi,
permukaan plat yang menginjeksi tanaman tidak boleh terlalu besar agar luka yang
dialami oleh tanaman juga tidak terlalu besar.
Gas etilen dimasukkan ke dalam RIGG dengan menggunakan tabung yang sudah
diberi regulator sehingga tekanan bisa konstan. Stimulan gas diberikan ke tanaman
setelah 3 kali sadap atau sepuluh hari sekali pada frekuensi penyadapan d/3.
DAFTAR PUSTAKA
Hendratno,Sinung dan K Amypalupy. 2008. Formula buka sadap kebun karet pada kondisi
perekonomian yang dinamis. Jurnal Penelitian Karet. 26(1):65-75.
Khasanah, Nurul,dkk. 2008. Pertumbuhan karet dalam sistem monokultur dan campuran
dengan akasia. Jurnal Penelitian Karet. 26(1): 31-48.
Rouf, Akhmad. 2012. Sistem Eksploitasi yang Optimal dan Berkelanjutan pada Tanaman
Karet. Balai Penelitian Getas (Pusat Penelitian Karet).
Siregar T.H.S,. Suhendry I. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet. Penebar swadaya. Jakarta.
Tim Penulis.1993. Karet Strategi Pemasaran Tahun 2000. Budidaya dan Pengolahan.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Widianti ,Novi. 2009. Ikuti Anjuran, Produksi Tinggi Kan Diraih. Hevea Nomor 1 Volume 1
April 2009
Sumber Internet :
http://bbppbinuang.info/news92-teknik-penyadapan-karet.html
http://www.anakagronomy.com/2013/04/sistem-eksploitasi-lateks-karet-yang.html
https://prezi.com/gtv4jduc7lsp/tbt-karet-sistem-sadap-rumusan-kriteria-dan-frekuensi-sa/