PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SOP Panen Teh (Pemetikan)
Fungsi dari pemetikan pucuk tanaman teh agar memenuhi syarat-syarat
pengolahan dimana tanaman mampu membentuk suatu kondisi yang
berproduksi secara berkesinambungan. Kecepatan pertumbuhan dari tunas
baru tergantung dari tebal lapisan daun pendukung pertumbuhan tunas 15-20
cm. Kecepatan pembentukan tunas menentukan aspek-aspek pemetikan
seperti: jenis pemetikan, jenis petikan, daun petik, areal petik, tenaga petik,
dan pelaksanaan pemetikan. Pada Gambar 14 disajikan penamaan daun teh
agar aspek-aspek pemetikan mudah dimengerti.
Petikan imperial, dimana hanya kuncup peko (p) yang dipetik (p+0)
Petikan kepel, daun yang tinggal pada perdu hanya kepel (p+n/k, b+n/k)
b. Jenis Pemetikan
Dalam satu daur pangkas jenis pemetikan dapat dibagi atas:
pemetikan jendangan dan pemetikan produksi. Nama pemetikan jendangan
bila pemetikan dilakukan pada tahap awal setelah pemangkasan tanaman.
Tinggi bidang petik jendangan dari bidang pangkasan tergantung pada
tinggi pangkasan.
Pemetikan ringan, apabila daun yang tertinggal pada perdu satu atau
dua daun di atas kepel (rumus k+1 atau k+2)
Petikan berat, apabila tidak ada daun yang tertinggal pada perdu di atas
kepel (k+0)
4
Petikan halus, pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung (b)
dengan satu daun muda (m), rumus p+1 atau b+1m
Petikan medium, pucuk peko dengan dua atau tiga daun muda, serta
pucuk burung dengan satu, dua atau tiga daun muda (p+2, p+3, b+1m,
b+2m, b+3m)
Petikan kasar, pucuk peko dengan lebih empat daun dan pucuk burung
dengan beberapa daun tua (t) { (p+4 atau lebih, b+(1-4t)}
d. Daur Petik
Pengertian tentang daur petik adalah jangka waktu pemetikan yang
pertama dan jadwal selanjutnya. Lamanya waktu daur petik tergantung
pertumbuhan pucuk teh. Beberapa faktor yang menentukan pertumbuhan
pucuk teh antara lain:
Umur pangkas yang makin lambat berakibat pada daur petik yang
semakin panjang
Daur petik lebih panjang pada musim kemarau dibanding musim hujan
Tanaman makin sehat maka daur petik lebih cepat dibandingkan dengan
yang kurang sehat.
c. Jika waring banyak, dibuat rak-rak dalam bak angkutan agar tidak
tumpang tindih
d. Kalau pucuk diangkut dalam waring bambu tidak perlu dibuat rak
e. Penurunan keranjang harus hati-hati jangan terbongkar
f. Keranjang dalam truk tidak boleh ditindih dengan barang lain termasuk
orang yang menumpang
g. Pucuk yang diangkut setengah dari bak truk dan hatihati menjalankan
truknya
karena Indonesia sudah terkenal sejak abab 17 sebagai salah satu penghasil
teh terbesar di dunia.
Di bawah ini disajikan beberapa manfaat dari bagianbagian tanaman
teh:
a. Hasil pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam, teh hijau, teh oolong dan
teh wangi, selanjutnya dapat dibuat :
Air seduhan, teh botol, teh kotak, tetra pack, teh karbonasi, teh
beralkohol
Ekstrak teh, teh instant murni, teh instant dan aroma, teh instant campur
bahan lain, teh mee, teh berupa kapsul, teh permen, kue+teh, dll.
Teh bungkus, langsung diseduh, teh celup, teh campur aroma melati, teh
campur aroma culan
Arang aktif
tanaman teh, dapat menyebabkan erosi serta menjadi inang hama dan
penyakit. Khusus untuk menambah pendapatan petani pohon pelindung di
areal tanaman teh yang dapat berperan ganda sebagai naungan dan memiliki
nilai ekonomi tinggi dapat direkomendasikan, antara lain : sengon, lamtoro,
dan dadap.
2.4. Pengolahan Teh
Teh diperoleh dari hasil pengolahan daun teh (Camelia sinensis) dari
enzyme Tehaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari pegunungan
Himalaya dan daerah daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik
Rakyat Cina, India dan Birma, Tanaman the tumbuh subur di daerah tropis
dan sub tropis asalkan mendapat cukup sinar matahari dan hujan sepanjang
tahun. Di Indonesia tanaman the telah di tanam Sejas penjajahan Belanda,
dan umumnya ditanam di daerah dataran tinggi seperti Puncak di Bogor,
Cipanas di sekitar Bandung, dan daerah Purwosari di Malang.
Tanaman teh umumnya mulai dipetik daunnya secara terus menerus
setelah umur 5 tahun dan dapat memberi hasil daun the cukup besar selama
kurang lebih 40 tahun. Di Indonesia perkebunan the banyak ditemukan di
daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sumatera
Selatan. Hasil the diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman yang dipetik
setiap selang 7 hari .
Daun teh diolah menjadi minuman segar sejak berabad lalu, dan
menjadi minuman kehormatan bagi para kaisar di China, Jepang bahkan
kaum bangsawan Eropa. Minuman the memiliki aroma yang menyegarkan,
rasa yang khas dan sedikit kandungan
nzyme
menghilangkan kelelahan.
Pada umumnya the dikelompokkan dalam tiga golongan yakni (1) the
hitam (fermented tea) atau the yang difermentasi pada saat pengolahannya,
(2) the hijau (green tea) yakni the yang tidak difermentasikan saat proses
pengolahannya dan the oolong (semi fermented) yakni the yang tidak
difermentasikan secara sempurna saat pengolahannya. Dalam pengolahan
the, biasanya digunakan pula aroma-aroma lain yang disukai konsumen,
seperti bunga melati atau aroma buah-buahan yang saat ini banyak digunakan
untuk menambah cita rasa the segar.
Di masyarakat, the hitam lebih luas digunakan dibandingkan the hijau
atau the oolong. Dari segi mutu the hitam dapat dibagai dalam tiga golongan
yakni :
a. Teh daun (leaf tea) : adalah the yang dibuat dari daun pucuk dan dua daun
pertama. Terdapat the pekoe yakni the yang dibuat daun ke 3 dan 4
sedangkan the pekoe seuchong adalah the yang dibuat dari daun ke 4-7.
The kualitas utama adalah the yang dibuat dari daun pucuk, daun pertama
dan kedua
b. Teh remuk : adalah the yang dibuat dari remahan daun, baik pucuk hingga
daun ke-7
c. Teh bubuk
Kualitas the kering dinilai dengan cara melihat kenampakan visualnya,
warnanya, kerataannya, contoh air seduhannya, warna dan aroma ampas
seduhannya. The mengandung unsur-unsur seperti kafein, tannin dan minyak
essensial. Kafein memberikan rasa segar pada konsumen yang mendorong
kerja jantung. Tannin memberikan rasa yang khas pada the dan minyak
esensial memberikan aroma yang disukai masyarakat.
Di Indonesia terdapat beberapa perkebunan the, yang mensuplai
kebutuhan the lokal dan juga mengekspornya ke berbagai negara. Komposisi
kimia the sebagai penentu kualitas the yang diproduksi oleh suatu pabrik
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen. Faktor eksogen yang tidak
bisa dikendalikan produsen antara lain adalah iklim, kesuburan tanah,
kemiringan dan tinggi lokasi di atas permukaan air laut. Sedangkan faktorfaktor endogen yang berpengaruh antara lain adalah kualitas bibit, nzyme
atas
penyakit,
cara-cara
pemetikan
cara-cara
pengangkutan
dan
pengolahannya.
Secara umum proses produksi the meliputi langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Produksi Teh Hijau
10
Proses Pelayuan
Teh dilayukan selama 14-18 jam secara merata, dan dibalik setiap 6 jam
sekali. Pelayuan akan menurunkan kadar air daun hingga 55-65%
Proses Penggilingan
Daun the digiling agar memar sehingga daun akan menggulung.
Proses Fermentasi
Daun teh yang telah digulung dimasukkan dalam ruang fermentasi dan
disimpan dalam rak-rak khusus selama 45 menit- 4 jam sejak mulai
daun digiling. Kelembaban udara yang diperlukan adalah 98% dan suhu
ruangan adalah 220C. Tujuan fermentasi adalah agar aroma, rasa dan
warna
the
menjadi
lebih
baik.
Selama
proses
ini
nzyme
Proses Pengeringan
Teh dikeringkan dalam suatu alat pengering. Tujuannya adalah untuk
menghentikan proses fermentasi pada mutu optimal dan membatasi
kadar air the kering agar tahan lama. Kadar air yang dikehendaki untuk
the kering adalah 2-3%.
Proses Sortasi
Sortasi dilakukan berdasarkan tingkat kualitas the yang dihasilkan
selama pengolahan dengan memperhatikan warna, rasa, aroma, dan
keutuhan daun.
Proses Pengemasan
Teh dikemas dengan alumunium foil, kertas atau pada skala bessar
dikemas dengan menggunakan peti-peti khusus dan siap dikirimkan
kepada pengecer atau untuk diekspor ke luar negeri.
Prospek industri the masa depan cukup potensial, mengingat
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Fungsi dari pemetikan pucuk tanaman teh agar memenuhi syarat-syarat
pengolahan dimana tanaman mampu membentuk suatu kondisi yang
berproduksi secara berkesinambungan.
2. Kegiatan untuk menyediakan daun teh segar adalah pemetikan daun teh.
Kegiatan ini berupa pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi
syarat pengolahan. Pemetikan menjadi sangat penting karena dapat
menentukan mutu teh yang akan diolah. Apabila petikan merupakan
petikan halus maka potensi kualitas teh jadi tinggi. Makin kasar
petikannya maka makin rendah potensi kualitas teh . Pemetikan berfungsi
pula sebagai usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi
tinggi secara berkesinambungan.
3. Prospek
industri
teh
masa
depan
cukup
potensial,
mengingat
13
DAFTAR PUSTAKA
Johan, M.E., dan S.L. Dalimoenthe. 2009. Pemetikan pada tanaman teh. PPTK,
Gambung.
Sumber Internet :
http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wpcontent/uploads/2011/02/perkebunan_budidaya_teh.pdf diakses pada 21
Oktober 2015 pukul 18:35
14