Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1

LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses yang alami bagi seorang wanita,

ditandai dengan perubahan bentuk fisik maupun emsional dari ibu serta perubahan
social didalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal
dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat , selama masa bulan kandungan yang
dilalui tidak ada dugaan yang diharapkan. Terjadi kemungkinan timbul resiko resiko yang bisa menyebabkan kematian ibu.(1)
Angka kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
masih sangat tinggi. Menurut Word Healt Organization (WHO), sekitar 500.000
wanita hamil didunia menjadi korban proses reproduksi setiap tahun. Sekitar 4
juta bayi meninggal karena sebagian besar penanganan kehamilan dan persalinan
yang kurang bermutu. WHO memperkirakan 15.000 dari sekitar 4,5 juta wanita
melahirkan di Indonesia mengalami komplikasi yang menyebabkan kematian
salah satunya preeklamsia.(2)
Diagnosa preeklamsia ditegakkan berdasarkan tiga gejala ; hypertensi ,
edema , dan proteinuria. Frekuensi kejadian preeklamsia dilaporkan setiap 3-10 %
dari kehamilan dengan gejala ditemukannnya protein dalam urin. (3)
Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal.
Dari 1200 ml darah yang melalui glomeluri per menit akan terbentuk filtrat 120
ml per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorbsi , difusi dan ekskresi oleh
tubuh ginjal yang akhirnya terbentuk 1 mili urin per menit.(4)
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus
yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi
protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10
mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut
proteinuria.(5)
Protein dalam urin adalah indikasi akibat kerusakan glomerulus atau
gangguan absorbs tubulus atau kedua duanya. Diagnosa itu sendiri tentunya
disertai dengan tes tes faal ginjal yang lain. Proteinuria juga ditemukan pada
penderita toksisitas obat dan pada keadaan stress emosi dan fisiologi.(6)

Wanita hamil memerlukan kesehatan yang optimal mulai saat hamil ,


melahirkan dan setelah melahirkan, maka harus memeriksa dini secara rutin,
terutama pemeriksaan protein urin dan tekanan darah agar kesehatan ibu dan bayi
terjaga sehingga jika ada kelainan dapat diketahui secara dini sehingga dapat cepat
teratasi.(7)
Pada beberapa kejadian ibu hamil, saya mendapati bahwa ada pemeriksaan
ibu hamil bersama pemeriksaan protein pada urine. Penetapan kadar protein dalam
urin biasanya dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin.
Untuk mengetahui adanya protein di dalam urin dilakukan pemeriksaan.
Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar 0.19/L (> +2 dengan
cara dipstik) atau lebih dalam sekurang-kurangnya dua kali spesimen urin yang
dikumpulkan sekurang-kurangnya dengan jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24
jam, proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per 24 jam.(8)
Susunan urin tidak banyak berbeda dari hari ke hari, tetapi pada pihak lain
mungkin banyak berbeda dari waktu ke waktu sepanjang hari, karena itu penting
untuk mengambil contoh urin menurut tujuan pemeriksaan. Untuk pemeriksaan
urin seperti pemeriksaan protein, glukosa dan sedimen dapat dipergunakan urin sewaktu, ialah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan dengan
khusus, kadang kadang bila unsur sedimen tidak ditemukan karena urin- sewaktu
terlalu encer, maka dianjurkan memakai urin pagi.(9)
Jika pada pemeriksaan protein urin bila didiamkan dalam beberapa jam,
maka akan terjadi perubahan susunan oleh kuman kuman. Kuman kuman
biasanya ada karena urin untuk pemeriksaan biasa tidak dikumpulkan dan
ditampung secara steril.(11) Sehingga bisa menimbulkan pH alkalinitas pada urine
normal dan bisa menimbulkan hasil protein positif false.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh salah satu mahasiswi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta yang bernama Nadi Sari Utami
pada Tahun 2013 Gambaran Protein Urin pada Ibu Hamil di RSU Assalam
Gemolong Sragen memperlihatkan bahwa hasil pemeriksaan negative yang
diperoleh 83,3 % hal ini mungkin karena deteksi preeklamsia telah dilakukan
sedini mungkin. Dari hasil yang diperoleh terdapat protein urin positif pada ibu
hamil sebanyak 16,7 % yang terdiri dari 10 % positif 1 dan 1,67% positif 2.(10)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengadakan suatu


penelitian mengenai PERBANDINGAN PEMERIKSAAN PROTEIN URIN
DENGAN VARIASI WAKTU TUNDA 0 , 2 DAN 4 JAM PADA IBU HAMIL DI
RSUD KABUPATEN TANGERANG , agar dapat ditentukan hubungan yang
masih dapat diterima, sehingga mendapatkan hasil yang akurat.
2

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan latar belakang, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut :


1

Bagaimana hasil pemeriksaan protein urin dengan variasi waktu tunda 0 ,

2, dan 4 jam di RSUD Kabupaten Tangerang?


Apakah terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan protein urin dengan
variasi waktu tunda 0, 2, dan 4 jam di RSUD Kabupaten Tangerang ?

TUJUAN PENELITIAN
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, penuis mempunyai tujuan yaitu :

Untuk mengetahui bagaimana hasil pemeriksaan protein urin dengan

variasi waktu tunda 0 , 2 ,dan 4 jam di RSUD Kabupaten Tangerang.


Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan
protein urin dengan variasi waktu tunda 0 , 2, dan 4 jam di RSUD
Kabupaten Tangerang.

4
1

MANFAAT PENELITIAN
Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan bagi peneliti sebagai bekal untuk diterapkan
dalam dunia kerja ,dan dapat dipakai dalam referensi pada praktek sehari
hari dilaboratorium.
Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh data akurat tentang
perbedaan protein urin segera dengan ditunda 2 dan 4 jam.

Bagi Institusi
Menambah referensi karya tulis ilmiah sebagai acuan untuk peneliti
berikutnya.

Bagi Masyarakat
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada ibu
hami akan manfaat pemeiksaan urin dan member masukan kemungkinan
terjadinya preeklampsia pada ibu hamil dari tes proteinuria.

Anda mungkin juga menyukai