Ebis
Ebis
NIM : 1106124190
4. Layanan:
Dalam setiap industri ada pilihan yang berbeda bagi pelanggan, sehingga
setiap industri berusaha memberikan layanan khusus, fasilitas lebih untuk
mempertahankan pelanggan mereka. Air Asia juga memiliki beberapa
fasilitas atau layanan khusus, misalnya pelanggan dapat memesan di
bagasi diperiksa untuk tingkat yang lebih rendah atau mereka dapat
melihat daftar hotel secara online atau menyewa taksi dan juga AirAsia
memiliki voucher untuk menunda penerbangan.
Selain itu Airasia juga memiliki supporting value yaitu :
1. Infrastruktur perusahaan:
Air Asia berfokus pada tujuan mereka, memberikan harga termurah bagi
pelanggan. Mereka memperluas layanan ke berbagai negara.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia:
AirAsia mempekerjakan beberapa pekerja keterampilan. Kebijakan ini
akan meningkatkan kualitas dan efisiensi dan mengurangi dan
menyeimbangkan biaya bagi perusahaan.
3. Pengembangan teknologi:
Teknologi yang dikembangkan oleh Air Asia untuk mengurangi biaya
secara efisien :
Sistem reservasi komputer (CRS) sebagai web-base untuk
reservasi.
Air Asia menggunakan sistem manajemen hasil yang
memperhitungkan biaya operasional dan pendapatan sesuai dengan
yang diharapkan.
Sistem perencanaan sumber daya perusahaan untuk mempercepat
pelaporan dan proses pengambilan data
Analisis 5 Competing Force :
a. Ease of entry of Competitor
Untuk masuk kedalam industri penerbangan ini kesulitannya
sangat tinggi. Hal utama yang menyebabkan sulitnya untuk masuk dalam
industri penerbangan ini adalah modal (capital requirement ) yang
dibutuhkan sangat tinggi untuk mengatur semuanya seperti pembelian atau
sewa pesawat udara, mendirikan kantor, menyewa staf, dan lain-lain.
Selain itu, kesadaran merek sangat penting dalam industri ini, untuk
memasuki industri ini tidak hanya modal yang tinggi dibutuhkan tetapi
juga harus mengambil beberapa waktu untuk menciptakan brand
awareness. Konsumen selalu memilih produk atau layanan yang benarbenar dipercaya. Selain itu adalah mengenai product differentiation dan
d. Power of supplier
Dalam industri penerbangan, kekuatan pemasok cukup tinggi
karena hanya ada dua pemasok utama yaitu Airbus dan Boeing sehingga
tidak ada banyak pilihan untuk industri penerbangan. Namun demikian,
krisis ekonomi global telah membatasi pendatang baru dan juga
mengurangi upgrade dari pesawat dalam waktu dekat. Namun, kedua
pemasok menyediakan pesawat standar yang hampir sama dan karenanya
kemungkinan beralih bagi Air Asia jadi rendah. Karena itu kekuatan
pemasok tinggi pada industri penerbangan ini.
Selain itu terdapat Model Bisnis dan Model Revenue pada perusahaan AirAsia
yaitu:
Model bisnis AirAsia mengikuti model bisnis LCC pada umumnya.
Pertama, AirAsia menggunakan tipe pesawat yang hampir serupa untuk setiap
penerbangannya. Dengan cara ini AirAsia dapat menghemat biaya untuk suku
cadang, perawatan, dan pelatihan awak pesawat.
Kedua, AirAsia melakukan kegiatan layanannya dengan sistem
penerbangan transit daripada sistem penerbangan langsung. Dengan cara ini
AirAsia meningkatkan produktifitas pesawat dan awak kabin.
Untuk layanan kepada penggunanya, AirAsia menggunakan layanan kabin
tunggal, dimana tidak ada kelas premium yang ditawarkan. Hal ini disebabkan
karena AirAsia dan LLC fokus pada biaya rendah dan penggunanya yang relatif
sensitif terhadap harga.
Selain itu Airasia juga melakukan Bisnis dengan 2 model yaiu Business to
Business (B2B) yang mana model ini merupakan bisnis antara maskapai
penerbangan dengan agen penjualan seperti traveloka.com dan tiket.com dan
Business to Customer (B2C) yaitu penjualan tiket langsung dari website airasia ke
calon penumpang (Customer).