Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
2.2.
2.2.1.
Identitas Proyek................................................................................................... 15
2.2.2.
Dimensi Proyek.................................................................................................... 16
2.2.3.
2.2.4.
2.2.5.
2.2.6.
Pendanaan........................................................................................................... 18
2.2.7.
2.3.
2.3.1.
2.3.2.
Konsultan perencana........................................................................................... 22
2.3.3.
2.3.4.
2.3.5.
2.3.6.
3.2.
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.3.
3.3.1.
3.3.2.
3.3.3.
3.4.
3.5.
4.1.1.
Air ........................................................................................................................ 49
4.1.2.
Semen.................................................................................................................. 50
4.1.3.
Agregat halus....................................................................................................... 52
4.1.4.
Agregat kasar....................................................................................................... 53
4.1.5.
4.1.6.
4.1.7.
Beton ................................................................................................................... 56
4.1.8.
Kayu ..................................................................................................................... 58
4.1.9.
4.1.10.
Cat ....................................................................................................................... 59
4.1.11.
Multiplek ............................................................................................................. 60
4.1.12.
Paku ..................................................................................................................... 60
4.1.13.
Bahan-bahan lain................................................................................................. 60
4.2.
4.2.1.
4.2.2.
4.2.3.
Truck Mixer.......................................................................................................... 64
4.2.4.
4.2.5.
4.2.6.
4.2.7.
Bar cutter............................................................................................................. 68
4.2.8.
Scaffolding ........................................................................................................... 69
4.2.9.
Air compressor..................................................................................................... 72
4.2.10.
Theodolyte ........................................................................................................... 72
4.2.11.
4.2.12.
Kereta dorong...................................................................................................... 75
5.2.
5.2.1.
5.3.
5.3.1.
5.3.2.
5.4.
5.4.1.
5.4.2.
5.4.3.
5.4.4.
5.4.5.
5.4.6.
5.5.
5.5.1.
5.5.2.
5.5.3.
5.6.
5.6.1.
5.6.2.
5.6.3.
5.7.
5.8.
6.2.
6.3.
6.4.
7.2.
Kata pengantar
Atas berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, penyusun dapat
menyelesaikan Kerja Praktek pada proyek pembangunan Gedung PT.Jasa Raharja
(Persero) Wilayah Jawatengah, selama tiga bulan penuh dengan baik dan selamat.
Seperti kita ketahui, salah satu syarat dalam menyelesaikan program Studi Strata
satu (S1) pada jurusan Teknik Sipil fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945
Semarang adalah harus melaksanakan Kerja Praktek selama tiga bulan pada suatu
pelaksanaan proyek dilapangan. Kerja Praktek bertujuan untuk lebih mematangkan
pengetahuan teoritis mahasiswa yang telah didapat pada bangku kuliah dalam
membandingkan kenyataan dilapangan, sehingga melalui pekerjaan yang terlihat
dilapangan inilah akan membantu proses pemikiran mahasiswa terhadap pelaksanaan
pembangunan suatu proyek yang secara nyata nantinya.
Dengan selesainya penyusun melaksanakan Kerja Praktek dan pembuatan
Laporan Kerja Praktek ini, perkenanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Rudjito, MT selaku Dekan Fakultas Teknik UNTAG Semarang.
2. Ir. Agus BS, MT selaku Ketua Prodi Teknik Sipil UNTAG Semarang.
3. Ir. Diyah Lestari, MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik UNTAG Semarang.
5. Teman-teman yang sudah membantu dan mendukung dalam penyusunan
Laporan Kerja Praktek ini.
Penyusun menyadari, bahwa Laporan Kerja Praktek ini jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan pengalaman
penyusun yang belum mencukupi serta terbatasnya waktu, sehingga tidak semua hal
dapat penyusun laporkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik kearah perbaikan agar Laporan Kerja Praktek ini
menjadi lebih sempurna.
Akhir kata, semoga laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi kita semua.
Semarang,2011
Penyusun
BAB I : PENGANTAR
1.1.
Provinsi
Jawatengah,
sehingga
mobilitas
masyarakat
santunan Jasa Raharja kepada korban atau ahli waris korban kecelakaan
lalulintas di jalan raya.
PT. Jasa Raharja (Persero) adalah Badan usaha Milik Negara
( BUMN) yang bergerak dibidang perasuransian, pembinaannya dibawah
Departemen Keuangan. Badan usaha inilah yang mengelola iuran dan
sumbangan wajib, untuk selanjutnya disalurkan kepada korban atau ahli
waris korban yang mengalami kecelakaan di jalan raya sebagai santunan
asuransi Jasa Raharja.
Untuk memperluas jaringan, maka Dirjen PT. Jasa Raharja
membuat Kantor cabang Jasa Raharja baru yang bertempat dikawasan jalan
Sultan Agung No.100 Semarang.
1.2.
1.3.
Lokasi Proyek
Lokasi Pekerjaan proyek pembangunan Gedung Jasa Raharja
(Persero) cabang Semarang berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai
berikut :
-
Batas Utara
: tanah kosong
Batas Timur
: Perumahan
Batas Selatan
: JNE Express
Batas barat
10
1.4.
2.
11
c. Pelaksana Proyek
d. Pengawas Proyek
e.
1.5.
12
13
14
proyek yang berskala besar karena banyak hal yang terkait dalam pelaksanaan
proyek. Sasaran proyek dimaksudkan untuk menghasilkan suatu bangunan yang
dapat dipertanggungjawabkan seperti yang diharapkan pemilik proyek.
Manajemen berguna untuk merencanakan dan mengendalikan waktu
perencanaan, pelaksanaan supervisi sehingga sesuai dengan tujuan akhir.
Adapun tujuan akhir manajemen proyek adalah :
1. Tepat waktu.
2. Tepat Kuantitas (dimensi proyek).
3. Tepat Kualitas ( Standart mutu).
4. Tepat biaya ( sesuai biaya rencana).
a.
Nama Proyek
b.
Lokasi
c.
Pemilik
d.
Konsultan Perencana
e.
Konsultan Pengawas
f.
Kontraktor Pelaksana
15
g.
Waktu pekerjaan
: hari kerja
h.
Dana
: Rp.24.480.000.000
: ( Dua puluh empat milyar empat ratus
delapan puluh juta ribu rupiah.
i.
Sumber Dana
: BUMN
a.
Luas bangunan
: 5064,31 m2
b.
c.
Lantai Basement
: 1054,90 m2
: 1051,21 m2
Lantai satu
: 1272,20 m2
Lantai dua
: 513,6 m2
Lantai tiga
: 513,6 m2
Lantai empat
: 658,8 m2
Lantai basement
: tempat parkir
: tempat parkir
Lantai satu
Lantai dua
: Ruang kerja
Lantai tiga
: Ruang kerja
Lantai empat
16
d.
Lantai basement
: 3 meter
: 3 meter
Lantai satu
: 4 meter
Lantai dua
: 3,78 meter
Lantai tiga
: 3,78 meter
Lantai empat
: 3,78 meter
e.
: 15 cm = 0,15 m
f.
g.
Mutu Baja
i.
Pondasi
Pile Cap
Sloof
Kolom
Balok
Kolom
17
j.
Balok
k.
: 10-15 mm
18
19
OWNER
PT. Jasa raharja
PERENCANA
SUPERVISI
KONTRAKTOR
PT. Adhi Karya (persero)
Divisi IV
20
keputusan
dengan
terhadap
perubahan
memperhatikan
waktu
pertimbangan-
atas
saran
konsultan
supervise
maupun
perencana.
21
7. Menetapkan
denda
kepada
kontraktor
jika
terjadi
pada
segi
arsitektur
dengan
tepat
kepada
pemilik
proyek
agar
sesuai
dengan
fungsinya
dengan
aman.
23
instalasi
dan
mesin-mesin
pada
pelaksanaan konstruksi.
d. Perencanaan biaya
Perencanaan biaya merupakan pihak yang dipercaya dan
bertanggung jawab mengurusi masalah
anggaran dan
24
25
a. Hubungan Kontrak
Hubungan kontrak adalah hubungan antara dua belah
pihak mengenai suatu perjanjian suatu pekerjaan dengan
imbalan sejumlah uang tertentu. Satu pihak mempunyai
kewajiban untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan pihak
lainnya dan mempunyai kewajiban membayar sejumlah sesuai
dengan perjanjian yang disepakati. Hubungan ini terdapat pada
hubungan antara pemilik dengan kontraktor, pemilik dengan
perencana, perencana dengan konsultan supervisi.
b. Hubungan Koordinasi
Hubungan koordinasi adalah hubungan antara satu pihak
mengenai koordinasi dan supervision pelaksanaan suatu
pekerjaan tanpa ada kaitannya dengan pembayaran. Disatu
pihak melaksanakan pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
dipihak lain melakukan supervision atas pekerjaan tersebut.
Hubungan
ini
misalnya
terdapat
antara
konsultan
26
dan
sebaliknya
pemilik
proyek
berkewajiban
pelaksana
berkewajiban
melaksanakan
27
ataupun
pekerjaan
Sebaliknya
pemilik
yang
belum
proyek
sempat
berkewajiban
berhak
menilai
dan
memutuskan
terhadap
28
29
b.
c.
Permasalahan administrasi.
d.
e.
Koordinasi pekerjaan.
f.
g.
h.
30
3.1.Kriteria Perancangan
Terciptanya hasil karya teknik suatu rekayasa bangunan dilatar belakangi
adanya proses perencanaan yang kompleks, oleh karena itu sebelum
pelaksanaan pembangunan gedung PT. Jasa Raharja (persero) wilayah Jawa
tengah ini mutlak perlu dibuat perencanaannya terlebih dahulu. Perencanaan
ini dibuat karena banyak sekali faktor yang harus diperhatikan serta
dipertimbangkan guna memenuhi segala persyaratan yang diperlukan bagi
berdirinya suatu bangunan sesuai dengan kegunaannya. Perencanaan
merupakan pekerjaan awal yang paling menentukan dalam keberhasilan suatu
proyek.
Perencanaan arsitektur merupakan tahap awal dari perencanaan
bangunan, termasuk didalamnya perencanaan interior, eksterior dan utilitas.
Setelah perencanaan arsitektur disetujui oleh pihak pemilik, dilanjutkan
dengan perancangan struktur untuk menghitung kekuatan gedung.
Pembangunan gedung PT. Jasa Raharja (Persero) wilayah Jawa tengah
ini menggunakan criteria perencanaan antara lain, dalam hal dibawah ini.
1. Biaya/ Dana
Pembangunan gedung PT. Jasa Raharja (persero) wilayah Jawa
tengah, dalam perencanaan, suatu konsultan perencana harus
merencanakan dan yang disediakan untuk suatu proyek yang
ditangani, sehingga dapat ditentukan beberapa alternatif perencanaan
31
32
pemakai
pembangunangedung
PT.
juga
Jasa
diperhitungkan
Raharja
(persero)
dalam
wiilayah
33
Hitungan Struktur
Gambar lengkap
Shop Drawing
Pelaksanaan
34
b.
c.
d.
e.
f.
35
pondasi yang akan dibuat dengan berdasarkan kondisi tanah tersebut dan
struktur yang akan didirikan, dengan demikian beban dapat disalurkan atau
didukung dengan baik.
Untuk mengetahui jenis pondasi yang akan dipergunakan, harus
diketahui tentang keadaan, susunan dan sifat lapisan tanah serta daya
dukungnya. Masalah-masalah teknis yang sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik
sipil adalah dalam menentukan daya dukung tanah dan kemungkinan
penurunan yang terjadi. Oleh karena itu diperlukan penyelidikan terhadap
kondisi tanah terlebih dahulu.
3.2.1. Perencanaan Pondasi
ditentukan jenis pondasi yang akan dipakai. Jenis pondasi yaitu Bored
Pile.
36
37
Gambar 5. Poer
3.2.3. Perencanaan Tie beam
Tie
beam
merupakan
balok
yang
berfungsi
untuk
menghubungkan antara pile cap yang satu dengan yang lainnya pada
arah memanjang dan arah melintang. Dengan demikian seluruh pile cap
saling berhubungan dan membentuk formasi yang teratur.
Penggabungan pile cap bertujuan untuk menghindarkan adanya
penurunan setempat dari salah satu atau sebagian pile cap yang
merupakan bahaya serius yang dapat mengakibatkan kegagalan
konstruksi. Jadi dengan adanya tie beam bila terjadi penurunan pada
struktur bawah maka penurunan akan disalurkan keseluruh struktur, jadi
38
penurunan
yang
terjadi
merupakan
perununan
struktur
secara
39
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
4. Lantai dua
K1 berbentuk lingkaran dengan 85, 20D22
K2 berbentuk lingkaran dengan 85, 20D22
6. Lantai empat
K1 berbentuk lingkaran dengan 80, 20D22
41
Gambar 7.Kolom
42
: K-350
3. Mutu Tulangan
4. Sengkang
5. Tulangan utama
: 10 15 mm
6. Selimut beton
: 3 cm
43
Gambar 8. Balok
2.
3.
: K-350
: 25 cm
c. Mutu tulangan
: U-24
d. Diameter
: 10 15 mm
44
3.4.Metode Perancangan
Struktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban,
baik beban vertikal (beban mati dan beban hidup) yang direncanakan serta berat
sendiri bangunan, tanpa mengalami perubahan bentuk yang berarti. Dalam
perencanaan proyek pembangunan gedung PT. jasa Raharja (persero) wilayah
Jawatengah ini dilakukan secara bertahap yaitu tahap pekerjaan pondasi,
struktur dan finishing didasarkan pada pedoman perancangan sebagai berikut :
1. Perhitungan konstruksi beton bertulang didasarkan pada Peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971.
2. Penetapan pembebanan didasarkan pada peraturan Muatan Indonesia
1970 (PMI- 1970).
45
komponen-komponen
pokok
konstruksi,
penyelesaian
46
47
48
terdapat
keraguan
mengenai
air,
dianjurakn
untuk
49
Pengeluaran
semen
harus
diatur
secara
Gambar 10.Semen
51
52
Split adalah agregat dengan butir lebih dari 3 cm. Split yang
digunakan terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpori. Besar
butiran maksimal yang diijinkan tergantung maksud pemakaiannya
seperti halnya dengan semen dan pasir, maka untuk agregat kasar sebagai
campuran beton mempunyai kualitas yang baik. Berarti telah memenuhi
persyaratan yang tertera dalam spesifikasi teknik, untuk mendapatkan
suatu hasil beton yang baik, maka agregat kasar yang digunakan harus
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Syarat agregat kasar yang
digunakan sebagai campuran beton bertulang menurut PBI 71 adalah
sebagai berikut :
a. Harus terdiri dari butir-butir keras, tajam, dan tidak berpori.
b. Butir-butir Split harus bersifat kekal.
c. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering.
d. Agregat kasar yang digunakan dalam proyek ini adalah terbuat dari
batu pecah hasil dari batu alam yang dipecah dengan alat berat.
53
54
a. Baja tulangan harus bebas dari karat, minyak dan lainnya yang dapat
mengurangi lekatan pada beton.
b. Pengadaan baja harus disesuaikan dengan pelaksanaan pekerjaan
sehingga tidak terjadi penyimpanan terlalu lama yang dapat berakibat
korosi.
c. Untuk besi pengikat digunakan baja lunak berdiameter 1 mm atau
disebut sebagai kawat bendrat.
55
beton
mutu
tinggi
perlu
diperhatikan
komponen
56
dengan beton mutu rendah, artinya beton mutu rendah akan mengalami
keruntuhan pada regangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton
mutu tinggi. Pembangunan gedung PT. jasa Raharja cabang Jawa tengah
ini menggunakan beton mutu tinggi dengan mutu K-350 yang diproduksi
oleh PT. Pioner Beton Industri ( Semarang) dengan di cor ditempat.
57
4.1.8. Kayu
58
59
60
61
maupun
tulangan,
karena
akan
mengganggu
kedudukannya,
4. ujung getar harus ditarik setelah dimasukkan kedalam adukan beton
kurang lebih 30 detik, karena jika terlalu lama akan menyebabkan
pemisahan bahan-bahannya,
5.
62
untuk
pekerjaan
pengangkatan
tulangan,
pekerjaan
63
Truck Mixer
64
65
66
67
68
4.2.8. Scaffolding
Scaffolding
digunakan untuk menyangga bekisting plat lantai dan balok agar kuat
dalam menahan beban beton ataupun beban yang bekerja pada
Scaffolding. Keuntungan menggunakan Scaffolding adalah :
1. Efektif, dapat diatur sesuai dengan ukuran ketinggian yang
dikehendaki,
2. murah, karena dapat diapaki berulang kali,
3. mudah dan cepat waktu pemasangan dan pembongkarannya.
69
70
71
4.2.10. Theodolyte
72
73
Back hoe merupakan salah satu jenis alat berat yang dikenal
dengan istilah excavator. Alat berat ini dipergunakan untuk menggali
tanah dan batuan. Back hoe bisa menggali tanah dengan kedalaman yang
lebih dalam. Keuntungan menggunakan back hoe adalah :
1. Mampu menggali tanah pada berbagai kondisi,
2. manufer lebih mudah,
3. dapat beroperasi pada areal yang lebih sempit,
4. mempunyai jangkauan gali keatas dan kebawah lebih besar
daripada shovel.
74
bak
tamping
kelokasi
pengecoran
apabila
proyek
tidak
75
76
77
78
5.3.Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu cetakan yang dibuat untuk membentuk beton agar
sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bekisting digunakan sebagai cetakan
agar struktur beton sesuai dimensi, bentuk rupa ataupun posisi. Bekisting harus
mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bias memikul berat sendiri,
beton basah selama beton itu belum kuat menahan berat sendiri, beban hidup
dan beban peralatan kerja selama pekerjaan pengecoran berlangsung.
Perencanaan dan pembuatan bekisting harus mempertimbangkan kemudahan
pemasangan dan pembongkaran, kekuatan dan kekokohan, tidak mudah
berubah bentuk, dan memenuhi persyaratan permukaan serta tidak bocor.
79
peralatan
yang
dipakai
dalam
pemasangan
dan
pembongkaran bekisting,
7. jumlah dan jenis bahan bekisting sejenis yang tersedia.
Salah satu prinsip atau syarat pekerjaan bekisting adalah tidak bocor,
sehingga kualitas beton tetap terjaga, bekisting yang kurang rapat
mengakibatkan keluarnya air semen. Selain mengakibatkan beton keropos,
kebocoran dapat mengakibatkan permukaan beton yang tidak rata, yang berarti
akan mengurangi kualitas beton, terutama untuk pekerjaan beton.
Umumnya celah-celah banyak terjadi pada sambungan pelat bekisting,
sambungan sudut, bekas lubang paku, tempat pipa mekanikal dan elektrikal
serta sambungan antara beton lama dengan bekisting untuk beton baru.
Beberapa bahan yang dimanfaatkan untuk mengatasi kebocoran diantaranya
adalah karet lunak dan lakban/plaster.
Pelaksanaan bekisting dibantu oleh tim surveyor dalam penentuan lokasi
kolom, penentuan ketinggian bekisting slab dan ketegak lurusan bekisting
tangga dengan memberikan marking atau tanda-tanda dengan alat auto level.
80
81
setelah
itu
dipasang
horfybeam
sebagai
penyangga multiplek,
2. Multiplek dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan,
3. balok kayu diltekkan diaytaas scaffolding sebagai penumpu
bekisting, kemudian multipleks dipakukan pada balok kayu
tersebut,
82
5.4.Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian adalah pembuatan rangka baja tulangan pada suatu
konstruksi beton bertulang. Perhitungan pekerjaan ini dilakukan dengan cermat
dan teliti serta diusahakan pemakaian bahan yang seefisien mungkin. Mengenai
jumlah, panjang dan diameter tulangan harus benar-benar diperhatikan karena
bila terjadi kesalahan akan sulit memperbaikinya.
Untuk semua pelaksanaan pembesian harus disesuaikan dengan
spesifikasi yang telah ditentukan baik jenis, mutu maupun dimensi tulangannya.
Dalam pekerjaan pembesian diatur sedemikian rupa sehingga tebal selimut
yang diperlukan serta jarak bersih antar tulangan dalam beton sesuai dengan
perencanaan. Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pembesian yaitu :
1. Alat pemotong tulangan ( Bar cutter),
2. alat pembengkok tulangan ( Bar bender),
3. alat pendukung lain.
83
batang
yang
dibengkokkan
mempunyai
toleransi
25 mm,
85
86
pembesian
harus
dibuat
dengan
overlap
87
88
89
90
5.5.Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton dilakukan setelah pekerjaan pembesian benar-benar
selesai dilaksanakan dan lokasi pengecoran benar-benar telah bersih dari
kotoran-kotoran yang dapat mengurangi kekuatan beton seperti pemotongan
kawat, kayu dan lain-lain.
Pada proyek ini adukan beton yang digunakan adalah beton readymix.
Beton ini digunakan untuk pekerjaan struktur.
91
Rencana
campuran
beton
adalah
pekerjaan
pencampuran/
92
dengan
memasukkan
bahan-bahan
kedalam
mixer.
Selanjutnya
93
b.
c.
94
2. Pemeriksaan pembesian
Sebelum pengecoran semua pekerjaan pembesian pada
lokasi yang akan dilaksanakan pengecoran harus sudah selesai
dan
diperiksa.
Pemeriksaan
pemasangan
tulangan
b.
c.
d.
e.
f.
3. Pembersian lokasi
Tempat-tempat yang akan diisi dengan adukan beton
(yang akan dicor) beserta tulangan yang terpasang harus
dibersihkan dulu dari potongan kawat, serbuk gergajian,
potongan-potongan kayu dan bahan-bahan lainnya yang tidak
terpakai. Cara pembersihan dengan menggunakan semprotan
udara yang berasal dari kompresor dan menggunakan tongkat
yang ujungnya diberi magnet. Bidang-bidang beton lama yang
akan berhubungan dengan beton baru harus dikasarkan dan
95
pengecoran
harus
dipersiapkan
dilokasi
96
6. Pengujian beton
Anggapan kelecekan spesi beton dalam praktik sering
menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Seseorang dapat
berpendapat spesi tersebut cukup kental, sedangkan orang
yang lain berpendapat spesi itu sangat encer. Guna
mencegah ketidak sependapatan itu perlu dilakukan suatu
pengujian yang sederhana untuk menilai kecelakaan spesi
beton. Pengujian itu adalah pengujian slump. Adapun
pelaksanaan slump test yaitu sebagai berikut :
1.
2.
Memasukka
adukan
tersebut
kedalam
kerucut
97
98
99
hingga
selesainya
pengecoran
pada
batas-batas
pemberhentiam pengecoran,
f. beton yang dicor harus dipadatkan secara sempurna dengan alat
penggetar agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar tulangan, alat
konstruksi dan alat instalasi yang akan tertanam dalam beton dan
daerah sudut bekisting.
Pelaksanaan pengecoran pada proyek ini dibedakan atas
pengecoran bored pile dan tie beam, pengecoran kolom, balok, dan plat
lantai.
100
Langkah-langkah
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
pengecoran
101
102
Tujuan pemadatan beton adalah untuk menghilangkan ronggarongga udara dan untuk mencapai kepadatan yang maksimal. Pemadatan
juga menjamin suatu perekatan yang baik antara beton dengan
permukaan baja tulangan atau sarana lain yang ikut dicor.
Pada proyek ini beton yang dipadatkan menggunakan vibrator
yang digerakkan dengan tenaga listrik. Pada saat pengecoran beton
vibrator harus dapat bekerja dengan baik dan harus cukup jumlahnya
sesuai dengan banyaknya beton yang dicor, ukuran-ukuran beton dan
penulangan. Vibratot ini harus bekerja dengan baik didalam acuan dan
sekelililing penulangan dan barang-barang lain yang diletakkan
didalamnya tanpa harus memindahkannya. Penggetaran yang berlebihan
103
b.
c.
d.
e.
f.
104
g.
h.
5.7.Perawatan Beton
Setelah pengecoran selesai, kemudian beton akan mengeras yaitu pada
masa pengikatan awal. Proses pengikatan ini harus diiringi dengan perawatan
beton yaitu dengan pemberian air pada permukaan beton dengan berbagai cara
sesuai dengan jenis struktur yang dilaksanakan. Perawatan beton berfungsi
untuk melindungi beton selama berlangsungmya proses pengerasan terhadap
sinar matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan permukaan
secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Tujuan utama dari
perawatan beton adalah untuk menghindari hal-hal sebagai berikut :
a. Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton
yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton,
b. penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari pertama,
c. perbedaan temperature dalam beton, yang akan mengakibatkan retakretak pada beton.
Cara perawatan beton yang dilakukan pada proyek pembangunan gedung
PT. Jasa Raharja (persero) wilayah Jawa tengah adalah sebagai berikut :
a. Permukaan beton ditutup dengan lapisan plastic yang berfungsi untuk
memperlambat penguapan air,
b. Melakukan penyiraman air pada lapisan beton setiap hari.
106
Apabila terjadi hujan maka cukup air hujan itu saja yang
digunakan. Cara ini tidak hanya memberikan perawatan yang baik tetapi
juga menurunkan suhunya sebagai akibat dari penguapan yang terjadi.
5.8.Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan setelah beton
mencapai umur 28 hari, karena pada umur ini beton sudah mengeras dan
bekisting sudah tidak lagi memikul beban dari kolom, balok dan plat lantai
setelah beton mengeras. Pembongkaran bekisting pada lantai dan balok
dilakukan secara bertahap mulai dari pinggir bentang kearah tengah bentang.
Hal ini dimaksudkan agar balok dan lantai tidak secara mendadak memikul
berat sendiri yang dpat mengakibatkan keretakan pada struktur. Bekisting harus
dibongkar dengan tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada
beton, sedangkan untuk pembongkaran bekisting kolom dapat dilakukan pada
esok harinya.
107
: 35,0 Mpa
Mutu baja
: 240 Mpa
Ly
: 2,60 m
Lx
: 4,90 m
490
260
108
a. Pembebanan Plat
=
h=
260
=
= 0,53
490
0,8 +
1500
36 + 5 0,12 1 +
= 12,803 cm
h min =
0,875
1500
36 + 9
0,8 +
240
1500
=
36 + 9 0,875
490 0,8 +
= 10,721 cm
h max =
=
0,8 +
400 0,8 +
36
36
1500
240
1500
= 10,667 cm
h diambil 10 cm sesuai SKSNI T-15-1991-03
Berat sendiri plat ( 0,10 x 2400)
= 240 kg/m2
Berat spesi
= 21 kg/m2
Lapis ubin
= 24 kg
= 285 kg/m2
= 350 kg/m2
109
1
3 4
2
2
36
+
490
=
= 1,884
260
x=
1
3
2 1 +
1
2
2 1,8842
x = 1,516
1
3 2
2
1
2
36
+
= 127,909 kgm
127,909
=
= 127,909
110
b =
0,85
0,85
600
240
600 + 240
0,85 35,0
600
240
600 + 240
= 0,087
= 0,75 * pb
= 0,75 * 0,087
= 0,065
d = h d *
= 100 30 * 10
= 65 mm
Mencari luas penampang tulangan permeter :
Mn = As * fy * d
=
127909
=
= 346,42
240 102 65
Dipakai tulangan 10
kontrol momen
syarat :
111
0,85
833 24
0,85 3,5 1000
= 15,453 mm
Mn timbul :
=
= 833 24 65
15,453
= 1.145.011,812 kgmm
Mn perlu < Mn timbul
Pembesian Mx :
Mencari momen Ultimate (Mu)
=
1
3 2
2
2
72
+
490
=
= 1,884
260
112
x=
x=
1
3
2 1 +
1
2
2
3
1
2 1,8842 1 +
1
2 1,8842
2
x = 0,608
Mu =
3 2
1
2
1
2
72
+
Mu =
3 2 0,608
1
902 1,884 2,62
1
2
2 1,884
72
1,884 + 0,608
Mu = 41,812 kgm
41,812
=
= 41,812
0,85
600
240
600 + 240
0,85 35,0
600
240
600 + 240
= 0,087
= 0,75 * pb
= 0,75 * 0,087
= 0,065
113
= 100 30 * 10
= 65 mm
Mn = As * fy * d
=
41802
=
= 409,968
240 102 65
0,85
417 24
0,85 3,5 1000
= 41,209 mm
Mn timbul :
114
= 417 24 65
41,209
= 444.310,164 kgmm
6.3.Perhitungan Balok
Direncanakan
fc = 35,0 Mpa
fy = 400 Mpa
Dimensi balok
Tinggi balok
h = (1/10 1/12)* L
= (1/10 1/12) *800
= ( 80,00 66,67)
= diambil h = 80 cm
Lebar balok
115
b = (1/2 2/3) * 80
= (40,00 53,34)
Diambil h = 40 cm
Pembebanan
Pembebanan akibat plat lantai
qx = Wu Lx
= *902*8
= 3608 kg/m
q ekivalen (qx)
= (1-1/3(Lx/Ly)2) qx
= (1-1/3(8/8)2 * 3608
= 2405 kg/m
= 2405 kg/m
= 1000 kg/m
= 518,4 kg/m
= 3923,4 kg/m
Perhitungan momen
Momen lapangan
Mu
= 1/11*Wu*L2
= 1/11*3923,4*82
= 22827,05 kgm
116
Momen tumpuan
= -1/18*Wu*L2
Mu
= -1/18*3923,4*82
= -13949,86 kgm
Perhitungan penulangan
Tebal penutup beton
p= 50 mm
D = 19
Sengkang diperkirakan
Tinggi efektif (d)
10 mm
b =
0,85
600
400
600 + 400
b = 0,85
0,85 35,0
600
400
600 + 400
117
min =
1,4
1,4
=
= 0,0035
400
penulangan tumpuan
Mu tumpuan
= 13949,86 kg/m
13949,86
=
= 237,24 /
2
0,3 142
0,237 = (1 0,59
4000
)
350
P2 0,098 0,002 = 0
1,2 =
=
2 4
2
1 = 0,069 ; 2 = 0,029
Dipakai pmin = 0,0036
As
= pbd
= 0,0036*30*140
= 15,12 cm2
118
Digunakan tulangan 3 16
Penulangan lapangan
Mu lapangan
= 22827,05 kg/m
22827,05
=
= 388,21 /
2
0,3 142
0,388 = (1 0,59
4000
)
350
P2 0,098 0,002 = 0
1,2 =
=
2 4
2
1 = 0,069 ; 2 = 0,029
Dipakai pmin = 0,0036
As
= pbd
= 0,0036*30*140
= 15,12 cm2
Digunakan tulangan 3 16
119
6.4.Perhitungan Kolom
Menghitung kapasitas dukung Kolom
Diketahui :
D ( Kolom)
= 850 mm
ds
= 50 mm
A0
Bt
= 35, 0 Mpa
Dt
= D 2ds
= 10 mm
= 850 mm 2*50 mm
= 750 mm
l
1
750 (4 102 )
=
= 468,75 2
0 =
40
1
= 8 222 = 3.039,52 2
4
120
= D
= *750 = 187,5 mm
4000
=
= 21,33
187,5
50
=
= 0,06
750
121
122
7.2.Simpulan
Dari hasil pengamatan selama penulis melaksanakan kerja praktek pada
proyek pembangunan gedung PT. Jasa Raharja (persero) kantor cabang Jawa
tengah, penulis banyak memperoleh pengetahuan dan pengalama baru terutama
dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan sebenarnya, pengetahuan
praktis di lapangan, penerapan manajemen proyek sampai penanganan
permasalahan baik yang bersifat teknis maupun non teknis, dengan ini
diharapkan dapat member manfaat dan menjadi bekal dimasa yang akan datang
pada saat memasuki dunia kerja. Penulis dapat mengambil simpulan sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan kadang kala berbeda dengan teori
yang ada, hal ini disebabkan karena banyak faktor yang
mempengaruhi dalam pelaksanaan di lapangan antara lain ekonomi,
efisien dan lain sebagainya,
2. Organisasi dan manajemen proyek dapat disimpulkan bahwa
koordinasi antara PT. Jasa Raharja (owner), PT. Adhi karya Divisi IV
jawa tengah sebagai kontraktor dan PT. Pola Dwipa sebagai
konsultas pengawas berjalan dengan baik dan lancer. Koordinasi
antara konsultan ini sangat penting dalam pelaksanaan seluruh
pekerjaan proyek agar berjalan sesuai time schedule yang dirancang
dalam proyek diharapkan selesai tepat waktu secara berkualitas,
3. Pelaksanaan suatu proyek, permasalahan yang dihadapi sangat
kompleks, sehingga membutuhkan perencanaan yang matang, baik
mengenai perencanaan waktu, biaya, tenaga kerja, metode kerja,
bahan dan peralatan. Perencanaan yang kurang matang dapat
123
menghambat
pelaksanaan
pekerjaan
sehingga
mengakibatkan
dalam
menunjang
kelancaran
dan
keberhasilan
124
DAFTAR PUSTAKA
Rochmanhadi, 1982, Alat-alat berat dan penggunaannya, Departemen
pekerjaan umum, Semarang
Wulfram I. Ervianto, manajemen proyek konstruksi, Erlangga, Yogyakarta
SKSNI-T-15-1991-03, Tatacara perhitungan struktur beton untuk gedung
Wuritno.Bambang, Diktat kuliah Struktur Beton Lanjut
www.ilmusipil.com
125