Anda di halaman 1dari 5

Pembentukan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Pembentukan logam atau metalforming adalah proses melakukan perubahan bentuk pada
benda kerja dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis, contoh :
pengerolan, tempa, ekstrusi, penarikan kawan, penarikan dalam, dll.
Proses pemebentukan logam dengan pengerjaan Teknik pengecoran, Teknik pembentukan,
Teknik permesinan, Teknik pengelasan, merupakan proses yang mengubah bentuk benda kerja.
Proses pengerjaan panas, digunakan pemanasan, dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya
deformasi plastis dalam pengerjaannya dan tidak untuk mencairkan logam benda kerja.
Tujuan proses pembentukan logam :

mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan.


memperbaiki sifat logam dengan jalan memperbaiki struktur mikronya, misalnya dengan
menghomogenkan dan menghaluskan butir, memecah dan mendistribusikan inklusi,
menutup rongga cacat cor-an, serta memperkuat logam dengan mekanisme pengerasan
regangan.

Proses pembentukan logam, yg diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu dikarenakan :

berdasarkan daerah temperature pengerjaan

berdasarkan jenis gaya pembentukan

berdasarkan bentuk benda kerja

berdasarkan tahapan produk

Sheet Metal Forming[sunting | sunting sumber]


Berbeda sekali dengan proses pengecoran dimana harus ada proses pencairan logam,
penuangan pembekuan di dalam rongga cetakan maka pada proses pembentukan logam
(metal forming) logam dibentuk dengan cara ditekan (pressure) sampai terjadi bentuk yang
dikehendaki. Selain untuk pembentukan logam, proses ini juga bisa dipergunakan untuk
memperbaiki sifat-sifat fisik dari logam atau kedua-duanya. Proses pembentukkan dalam hal ini
bisa dilaksanakan secara panas (hot working) atau secara dingin (cold working).
Didalam pengerjaan panas, material (logam) terlebih dahulu dipanaskan sampai diatas
tempeteratur rekristalisasi, sehingga sifat-sifat material akan berubah, disini sifat material secara
umum akan lebih ulet, lebih mudah dibentuk (tekanan lebih ringan), dan bentuk-bentuk yang
lebih sulit akan lebih mudah dikerjakan. Sedangkan untuk pengerjaan dingin, hal ini
dilaksanakan dibawah temperature rekristalisasi. Pengerjaan dingin dilaksanakan untuk
memperoleh bentuk yang lebih teliti (toleransi kecil), penampang permukaan (surface finished)
yang lebih halus dan sifat-sifat fisik tertentu lainnya. Beberapa proses yang diklarifikasikan
sebagai proses pembentukkan logam (metal forming) yang dalam hal ini bisa dilaksanakan
secara panas atau dingin dapat ditunjukkan seperti proses pengerolan, proses perlengkapan,
proses penarikan, dan lain-lain.
Proses penarikan kawat (wire drawing) : merupakan operasi atau proses penarikan sebuah
kawat (wire) dengan penarikan ini, maka diameter penampang kawat atau batang logam akan
berkuran sesuai dengan yang diinginkan

Proses penempatan (foreging) : merupakan proses pembentukkan logam dengan jalan


memberikan beban/tekanan (pressure) secara berulang-ulang dan terputus-putus (intermitten).
Hal ini berlawanan dengan proses pengerolan dimana beban yang diberikan cenderung
berlangsung secara terus menerus (continuous).
Proses ekstrusi (extruding) : proses ektrusi dilaksanakan dengan jalan mengkompresikan logam
yang dipanaskan sampai diatas batas elastisitas dan menekannya melalui sebuah ide yang
sesuai dengan bentuk yang kehendaki.
Proses pembengkokkan/pelengkungan (bending) : dalam proses ini benda kerja dikenal
beban/tekanan secara permanent sehingga terjadi distorsi sesuai bentuk yang diinginkan.
Gambar berikut menunjukkan beberapa contoh hasil proses pembengkokkan (bending)
lembaran logam

Macam-macam bentuk hasil Proses Pembengkokan[sunting | sunting sumber]


Proses squeezing : merupakan proses pembentukkan logam sesuai dengan bentuk-bentuk
yang dikehendaki dengan jalan menekan dan mendorong paksa agar logam mengalir melalui
sebuah cetakan.
Prosesing drawing dan stretching : proses ini akan menghasilkan benda-benda kerja yang
seamless seperti bentuk cawan, mangkok, dan lain sebagainya. Proses dilaksanakan dengan
jalan menekan dan mendorong secara paksa lembaran-lembaran (sheet) logam melalui cetakan
sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Seperti halnya dengan proses penarikan kawat (wire
drawing) maka disini juga akan terjadi stretch pada lembaran logam yang dibentuk.

Pengertian Heat Treatment


Heat Treatment merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama baja,
melalui pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan pengaturan laju
pendinginan. Heat treatment merupakan mekanisme penguatan logam dimana
logam yang akan kita ubah sifatnya sudah berada dalam kondisi solid. Dalam
heat treatment kita memanaskan specimen sampai dengan temperature
austenisasinya. [3]
Tujuan dari heat treatment adalah :
1. Mempersiapkan material untuk pengolahan berikutnya.
2. Mempermudah proses machining.
3. Mengurangi kebutuhan daya pembentukan dan kebutuhan energi.
4. Memperbaiki keuletan dan kekuatan material
5. Mengeraskan logam sehingga tahan aus dan kemampuan memotong
meningkat.
6. Menghilangkan tegangan dalam.
7. Memperbesar atau memperkecil ukuran butiran agar seragam.
8. Menghasilkan pemukaan yang keras disekeliling inti yang ulet.
Dalam pengujian ini hanya dilakukan untuk menentukan kekerasan dari suatu
material. Kekerasan sendiri adalah suatu sifat mekanis yang berkaitan dengan
kekuatan (strength) dan merupakan fungsi dari kandungan karbon dalam
logam. Pembentukan sifat-sifat dalam baja tergantung pada kandungan karbon,
temperatur pemanasan, sistem pendinginan, serta bentuk dan ketebalan bahan.
1. Pengaruh unsur karbon
Kekerasan baja ini tergantung dari pada jumlah karbon yang terkandung di
dalam baja, dimana makin tinggi prosentase karbonnya makin keras baja.
Berdasarkan kandungan karbonnya, baja dapat dikelompokkan menjadi :
a. Baja karbon rendah (low carbon steel) yang mengandung karbon kurang dari
0.3%

b. Baja karbon sedang (medium carbon steel) yang mengandung karbon 0.3%0.7%
c. Baja karbon tinggi (high carbon steel) kandungan karbon sekitar 0.7%-1.3%.
[4]
2. Pengaruh suhu pemanasan
Baja karbon rendah dipanaskan diatas titik kritis atas (tertinggi). Seluruh unsur
karbon masuk ke dalam larutan padat dan selanjutnya didinginkan. Baja karbon
tinggi biasanya dipanaskan hanya sedikit diatas titik kritis terendah (bawah).
Dalam hal ini, terjadi perubahan perlit menjadi austenit. Pendinginan yang
dilakukan pada suhu itu akan membentuk martensit. Juga sewaktu kandungan
karbon diatas 0,83% tidak terjadi perubahan sementit bebas menjadi austenit,
karena larutannya telah menjadi keras. Sehingga perlu dilakukan pemanasan
pada suhu tinggi untuk mengubahnya dalam bentuk austenit. Lamanya
pemanasan bergantung atas ketebalan bahan tetapi bahan harus tidak
berukuran panjang karena akan menghasilkan struktur yang kasar.[5]
3. Pengaruh pendinginan
Jika baja didinginkan dengan kecepatan minimum yang disebut dengan
kecepatan pendinginan kritis maka seluruh austenit akan berubah ke dalam
bentuk martensit. Sehingga akan dihasilkan kekerasan baja yang maksimum.
Adapun kecepatan pendinginan kritis adalah bergantung pada komposisi kimia
baja. Kecepatan pendinginan tergantung pada pendinginan yang digunakan.
Untuk pendinginan yang cepat digunakan larutan garam atau soda api yang
dimasukkan ke dalam air. Sementara itu, untuk pendinginan yang sangat lambat
digunakan embusan udara secara cepat melalui batas lapisannya. [5]
4. Pengaruh bentuk
Baja cair bila didinginkan melai membeku pada titik-titk inti yang cukup banyak.
Atom-atom yang tergabung dalam kelompok di sekitar suatu inti cenderung
memiliki letak yang serupa. Ukuran butir tergantung pada beberapa factor
anatara lain laju pendinginan sewaktu pembekuan. Baja dengan butiran yang
kasar kurang tangguh dan kecenderungan untuk distorsi. Besar butir dapat
dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan , akan setelah
baja jadi dapat dikendalikan melalui perlakuan panas.[6]
5. Pengaruh ketebalan bahan
Pengaruh ketebalan bahan terhadap lama pemanasan atau penahanan pada
suhu tertentu adalah semakin tebal bahan yang akan di heat treatment maka
semakin lama waktu penahanan yang diperlukan.
Tabel 1.1 Pegaruh ketebalan bahan [7]
Diameter (Thickness) of tool (mm)
Up to 20
21-40
41-60
Over 60

Holding time (hours)


1.0
1.5
2.0
2.5

Dari penjelasan di atas, secara umum pemanasan pada baja dapat dibuat skema
transformasi dekomposisi austenite seperti pada Gambar 1.1 di bawah ini.
Gambar 1.1 Transformasi yang Melibatkan Dekomposisi Austenit [8]

Selain karbon, pada besi dan baja terkandung Si, Mn, dan unsur pengotor lain
seperti P, S, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut tidak berpengaruh besar
terhadap diagram fasa seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.2, sehingga
diagram fasa dapat dipergunakan tanpa menghiraukan adanya unsur-unsur
tersebut. Paduan besi karbon terdapat fasa karbida yang disebut sementit dan
grafit, grafit lebih stabil daripada sementit.
Gambar 1.2 Diagram Fasa Besi-Karbon [9]
Titik penting dalam diagram fasa ini adalah :
A : Titik cair besi
B : Titik pada cairan yang ada hubungannya dengan titik peritetik
H : Larutan padat alpha yang ada hubungannya dengan reaksi peritetik
J : Titik peritetik selama pendinginan austenit pada komposisi j fasa gamma
terbentuk pada larutan padat pada cairan dan komposisi pada komposisi B
N : Titik transformasi dari titik alpha menjadi titik gamma. Titik transformasi dari
titik A4 dari besi murni
C : Titik eutetik selama pendinginan fasa gamma dengan komposisi C dan
sementit pada komposisi f terbentuk dari cairan pada komposisi C. Fasa ini
disebut deleburit
E : Titik yang menyatakan fasa gamma ada hubungannya dengan titik eutetik.
G : Titik transformasi dari alpha menjadi gamma. Titik transformasi A3 untuk besi
P : Titik yang menyatakan ferit, fasa alpha ada hubungannya dengan reaksi
eutektoid
S : Titik eutektoid selama pendinginan ferrit pada komposisi alfa dan sementit
pada komposisi terbentuk simultan dari austenit pada komposisi s. Reaksi
eutektoid ini dinamakan transformasi A1 dan fasa eutektoid ini dinamakan ferrit.
A2 : Titik transformasi megnetik untuk besi atau ferit
A3 : Titik transformasi magnetic untuk sementit
Dalam heat treatment yang terjadi pada baja terdapat fasa-fasa yang dialami
oleh baja itu sendiri pada saat proses berlangsung. Fasa pada baja dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Tabel 1.2 Tabel Fasa pada Baja [10]
Fasa dan Simbol Struktur Penjelasan
MENURUT KRISTAL Austenit ()
FCC Paramagnetik dan stabil pada temperatur tinggi, titik mulur jelas, tidak
getas pada saat dingin.
Ferit ()
BCC Stabil pada temperatur rendah, kelarutan padat terbatas, dapat berada
bersama Fe3C (sementit) atau lainnya, titik mulur jelas, getas pada temperatur
rendah.
Bainit ()
BCC Austenit metastabil didinginkan dengan laju pendinginan cepat tertentu,
terjadi hanya presipitasi Fe3C, unsur paduan lainnya tetap larut.
Martensit () BCT Metastabil terbentuk dengan laju pendinginan cepat, semua
unsur paduan larut dalam keadaan padat.
MENURUT KEADAAN Perlit
Lapisan ferit dan Fe3C.

Widmanstaetten
dan dalam orientasi pada presipitasi ferit
Dendrit
Berbentuk cabang-cabang seperti pohon, struktur ini terbentuk karena segregasi
karbon pada pembekuan
Sorbit
Sorbit adalah perlit halus
Trosit trosit adalah bainit. Nama ini tidak bnayak dipakai.
Catatan: FCC = Face Centered Cubic
BCC = Body Centered Cubic
BCT = Body Centered Tetragonal
1.2.2 Jenis-Jenis Heat Treatment
Heat treatment untuk baja terdiri dari dua proses utama, yaitu:
I. Hardening
Hardening adalah proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau di atas
daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat. Untuk proses ini dilakukan
dengan input panas dan transfer panas dalam waktu pendek. Tujuan hardening
untuk merubah struktur baja sedemikian rupa sehingga diperoleh struktur
martensit yang keras. Prosesnya adalah baja dipanaskan sampai suhu tertentu
antara 770-830 C (tergantung dari kadar karbon) kemudian ditahan pada suhu
tersebut, beberapa saat kemudian didinginkan secara mendadak dengan
mencelupkan dalam air, oli atau media pendingin yang lain. Dengan pendinginan
yang mendadak, tidak ada waktu yang cukup bagi austenit untuk berubah
menjadi perlit dan ferit atau perlit dan sementit. Pendinginan yang cepat
menyebabkan austenit berubah menjadi martensit. Hasilnya keuletan tinggi.[11]
Di dalam hardening baja hipoeutectoid dipanaskan 30-50 oC diatas upper critical
temperatur, sementara baja hypereutectoid dipanaskan 30-50 oC diatas lower
critical temperatur. Tergantung pada ketebalan dari komponen, baja ditahan
pada temperatur ini untuk waktu yang diperlukan dan kemudian didinginkan
pada media pendinginan yang sesuai seperti udara, brine, oil dan udara.
Baja hypoeutectoid terdiri dari ferrit dan peaalit sementara baja hypereutectoid
terdiri dari pearlit dan cementit. Saat memanaskan diatas temperatur kritis,
strukturnya terdiri dari unsur pokok tunggal dinamakan austenit. Saat
pendinginan cepat, austenit berubah menjadi unsur pokok mikro dinamakan
maartensit. Martensit mungkin disebut solusi titik jenuh dari karbon pada -iron
dimana sangat kuat dan rapuh. Kekerasan pada baja akibat dari martensit. Untuk
lebih jelasnya dapat melihat gambar 2.3. dimana di dalam gambar itu
diterangkan tentang hubungan antara kandungan karbon dengan temperatur
kekerasan pada baja.

Anda mungkin juga menyukai