Anda di halaman 1dari 20

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS

1. PENDAHULUAN
Ketika seseorang berbicara mengenai biogas, biasanya yang dimaksud adalah gas yang
dihasilkan oleh proses biologis yang anaerob (tanpa bersentuhan dengan oksigen bebas) yang
terdiri dari kombinasi methane (CH4), karbon dioksida (CO2), Air dalam bentuk uap (H20),
dan beberapa gas lain seperti hidrogen sulfida (H2S), gas nitrogen (N2), gas hidrogen (H2)
dan jenis gas lainnya dalam jumlah kecil.
Secara lebih singkat, biogas dapat diartikan sebagai gas yang diproduksi oleh makhluk
hidup.
Dalam artikel seri pertama ini penulis tidak akan menceritakan mengenai konsep konsep yang
melatarbelakangi biogas secara mendalam untuk menghindari terlihat seperti text-book :).
Akan tetapi disini penulis akan menceritakan dan mendokumentasikan pengalaman penulis
mengenai pembuatan dan instalasi pembangkit (digester) biogas di areal Manglayang Farm
yang menggunakan bahan baku kotoran sapi seperti yang telah penulis lakukan.
Pembangkit yang kami buat adalah pembangkit biogas terbuat dari plastik polyethylene
tubular dengan tipe pembangkit horizontal continous feed, biasa disebut juga tipe plug-flow,
atau terkadang disebut juga sebagai model Vietnam karena dikembangkan terakhir disana.
Pertimbangan kami mengadopsi tipe ini adalah: a. Biaya relatif rendah b. Instalasi relatif
mudah c. Bahan serta alat yang digunakan dapat ditemukan di sekitar kota Bandung.
Ada banyak tipe pembangkit biogas yang telah diciptakan dan dikembangkan. Tidak kurang
dari Kolombia, Etiopia, Tanzania, Vietnam dan Kamboja telah mengembangkan pembangkit
dengan harga murah, dengan tujuan utama mereduksi biaya produksi dengan menggunakan
bahan bahan baku yang tersedia di lokal dan instalasi dan proses operasi yang sederhana.
(Botero dan preston 1987; Solarte 1995; Chater 1986; Sarwatt et al 1995; Soeurn 1994; Khan
1996).
Model yang digunakan ini berbasis dari model red mud PVC yang dikembangkan oleh
Taiwan seperti dijelaskan oleh Pound et al (1981) yang kemudian lebih disederhanakan lagi
oleh Preston dan kawan kawan untuk pertama kali di Etiopia (Preston unpubl.), dan
Kolombia (Botero dan Preston 1987) dan terakhir dikembangkan di Vietnam (Bui Xuan An et
al 1994).
Tujuan utama kami melakukan instalasi pembangkit biogas di areal Manglayang Farm adalah
bukan pencapaian produksi gas yang maksimal. Namun selain sebagai proses pembelajaran
teknologi, juga untuk mendapatkan hasil keluaran dari pembangkit biogas yang merupakan
pupuk organik dengan kualitas baik.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 1

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

2. PERSIAPAN INFRASTRUKTUR PEMBANGKIT


Mari kita lihat konsep dasar alur proses produksi biogas.

Gambar 1: Diagram Alur Proses produksi biogas


Tahapan awal adalah mempersiapkan bahan baku organik yang dapat dicerna oleh bakteri dan
mikroorganisme yang ada didalam pembangkit biogas. Dalam hal ini karena instalasi biogas
dilakukan di areal peternakan sapi perah, bahan baku utama yang digunakan adalah kotoran
sapi. Perlu diketahui, bahwa apabila yang menjadi tujuan utama dari instalasi biogas adalah
pencapaian produksi gas yang optimal, kotoran sapi bukan bahan baku yang baik.
Tahap selanjutnya adalah yang kami sebut dengan fase input. Di dalam fase ini dilakukan
pengolahan terhadap bahan baku agar dapat memenuhi persyaratan yang telah kami tentukan
sebelumnya yaitu:
a. Filtrasi pertama.
Target dari penyaringan ini adalah bahan baku tidak mengandung serat yang terlalu kasar.
Serat kasar disini berarti sampah sampah atau kotoran kandang selain kotoran ternak, seperti
batang dan daun keras, sisa batang rumput dan kotoran lainnya yang sebagian besar adalah
sisa sisa pakan ternak yang terlalu kasar. Hal ini dapat menimbulkan scum/buih dan residu di
dalam pembangkit yang dapat mengurangi kinerja dari pembangkit itu sendiri.
b. Pencampuran dengan air dan pengadukan.
Dilakukan pencampuran kotoran sapi dan air. Air sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme di
dalam pembangkit sebagai media transpor. Oleh karenanya tahapan ini cukup krusial
mengingat campuran yang terlalu encer atau terlalu kental dapat mengganggu kinerja
pembangkit dan menyulitkan dalam penanganan effluent (hasil keluaran pembangkit biogas).
Sebagai panduan dasar, campuran yang baik berkisar antara 7% - 9% bahan padat. Disini
Andri Januar Pratama / 1221001
S1 Elektro
Page 2

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

juga dilakukan pengadukan agar campuran bahan organik air dapat tercampur dengan
homogen.
c. Filtrasi kedua
Target kami dengan melakukan penyaringan tahap kedua adalah untuk memisahkan kotoran
sapi sebagai bahan baku organik pembangkit dengan bahan anorganik lain yang lolos di
saringan tahap pertama terutama pasir dan batu batu kecil. Proses ini cukup penting
mengingat kandungan bahan anorganik (pasir) di dalam pembangkit tidak dapat dicerna oleh
bakteri dan dapat menyebabkan residu di dasar pembangkit.
d. Pemasukkan bahan organik
Kami membuat semacam katup/keran sederhana agar proses pemasukkan bahan organik
kedalam pembangkit dapat dilakukan dengan semudah mungkin.
Memang cukup banyak parameter parameter yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
pembangkit biogas ini (parameter dan syarat syarat lain seperti temperatur, rasio karbon
nitrogen, derajat keasaman dan lainnya mudah mudahan dapat kami singgung di tulisan
selanjutnya). Nampaknya hal hal inilah yang menjadi kendala operasi dalam pemasyarakatan
dan penggunaan pembangkit biogas secara masal di banyak negara.
Target kami dalam melakukan desain pembangkit dan infrastruktur ini adalah pengerjaan dan
operasi dapat dilakukan oleh anak kandang atau pegawai kebun. Sehingga proses proses yang
rumit ini harus dibuat sesederhana mungkin dan tidak menambah beban pekerjaan pegawai
lebih banyak.
2.1 BAK MIXER
Di dalam bak ini kotoran ternak dicampur dengan air untuk kemudian dialirkan menuju
pembangkit. Ukuran bak pencampur yang kami buat adalah 50x50x50cm sehingga volume
yang dapat ditampung dengan kapasitas maksimum 80% bak adalah 100 liter. Desain bak
permanen dengan bahan semen dan batu bata.

Gambar 2: Bak mixer

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 3

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Bak mixer ini memiliki celah miring di kedua sisinya sebagai tumpuan filter/screen untuk
memisahkan serat yang terlalu kasar. Screen ini dapat diangkat untuk dibersihkan.

Gambar 3: Bak mixer dengan screen terpasang


Screen terbuat dari kawat ayam dengan mesh +/- 1cm. Sebelumnya kami sudah mencoba
dengan mesh yang lebih rapat, namun ternyata kotoran sapi tidak dapat lewat mesh tersebut.
Dengan mesh 1cm inipun kami masih merasa terlalu rapat. Pada gambar terlihat bahwa serat
yang kasar tersangkut pada screen.
Desain ini kami anggap masih belum cukup baik, karena untuk melakukan penyaringan,
masih diperlukan effort yang besar untuk mengayak kotoran tersebut.

Gambar 4: Proses pengayakan kotoran, masih membutuhkan usaha yang cukup keras.
Di bagian belakang bak ini (arah kiri pada gambar 4) terdapat 1 buah lubang () untuk
overflow apabila air terlalu penuh atau apabila bak terisi air hujan. Kemudian 1 lubang lagi
(2) untuk pencucian/drainase dan 1 lubang (PVC 4) dengan sumbat untuk pengaliran bahan
baku ke dalam pembangkit.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 4

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

2.2 PARIT PEMBANGKIT


Pembangkit yang terbuat dari plastik polyethylene kami tempatkan semi-underground,
setengah terkubur di dalam tanah. Untuk itu perlu dibuatkan semacam parit sebagai wadah
agar pembangkit yang berbentuk tubular dapat disimpan dengan baik.
Parit ini berukuran panjang 6m, lebar atas 95cm, lebar bawah 75cm, tinggi di ujung input
adalah 85cm, dan tinggi di ujung output 95cm. Untuk lebih jelas, perhatikan skema berikut.

Gambar 5: Skema parit pembangkit.


(1) Dimensi Parit. (2). Bentuk parit yang cekung pada dasar, membentuk mangkok.
Dimensi parit yang dibuat sangat tergantung pada dimensi pembangkit yang akan dibuat dan
tentu ukuran plastik polyethylene (PE) yang tersedia di pasaran. Kami menggunakan plastik
PE dengan lebar bentang 150cm, sehingga apabila membentuk tubular, diameternya sekitar
95cm. Kapasitas pembangkit yang kami buat kurang lebih 4000 liter. Parit ini memiliki
inklinasi sekitar 2 3 derajat turun mengarah ke lubang output. Inklinasi ini dibuat untuk
memaksimalkan volume pembangkit yang dapat diisi oleh bahan baku.
Setelah dilakukan penggalian parit, pembentukan dinding parit dapat dilakukan dengan
campuran semen-tanah, semen-batu bata, atau seperti yang kami lakukan, menggunakan
campuran air dan tanah saja. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi. Tanah galian
dicampur dengan air dan diaduk aduk dengan cara di injak injak hingga didapatkan tanah
yang memiliki tekstur liat. Setelahnya dengan menggunakan sendok tembok dapat dibuat
dinding, persis seperti menembok dengan semen. Cara ini sangat murah dan sederhana,
namun memang dari sisi ketahanan tidak baik, karena pengaruh suhu, dan campuran yang
tidak homogen dinding tanah akan mudah retak dan pecah. Dinding ini perlu kami buat
karena lokasi pembangkit berada di tanah urugan, sebaiknya memang parit dibuat di tanah
bukan urugan, sehingga pembuatan dinding dapat memanfaatkan kekerasan tanah yang ada.

Gambar 6: Parit pembangkit, bagian atas


adalah bak mixer.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 5

Gambar 7: Parit pembangkit, sudah dibuatkan


tiang tiang untuk atap

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Seperti terlihat pada gambar, bagian atas parit untuk sementara ditutupi dengan bekas karung
agar tidak pecah sebelum kantung plastik pembangkit masuk ke dalamnya. Yang perlu
diperhatikan juga adalah kerataan permukaan pinggir dan dasar parit. Pastikan tidak ada batu
atau akar yang tersisa yang dapat melukai kantung plastik. Selain itu buatkan selokan kecil di
sekeliling parit agar air tidak masuk ke dalam instalasi pembangkit.
PEMBANGKIT BIOGAS
Desain pembangkit biogas dari kantung plastik polyethylene ini adalah sebagai berikut:

Gambar 8: Skema pembangkit biogas dari kantung plastik polyethylene.


Bagian cukup penting adalah yang ditandai dengan nomor 1 dan 2, dimana nomor 1 adalah
gas outlet. Skemanya adalah sebagai berikut:

Gambar 9: Skema gas outlet. Kami menggunakan PVC .


Kami menggunakan koneksi selang 5/8 dari gas outlet menuju botol jebakan uap air. Sayang
kualitas selang yang digunakan kurang baik karena tidak anti tekuk. Kami merencanakan
akan menggantinya apabila ada kesempatan. Selang di klem ke socket selang plastik
kemudian disambungkan ke PVC SDD dan dengan menggunakan lem PVC disambung ke
pipa PVC . Dari situ sebagai washer/cincin digunakan plastik yang dipotong dari jerigen
bekas oli yang menjepit washer kedua yaitu karet ban dalam mobil. Di dalam kantung plastik,
juga terdapat 2 buah washer dan SDL. Trik lain yang kami lakukan adalah memotong ujung
bawah SDL, sehingga dasar permukaan SDL lebih tinggi terhadap cairan kotoran. Hal ini
untuk menghindari terjadinya mampet pada saluran gas outlet.
Kami menyarankan untuk menggunakan karet ban dalam mobil untuk membuat washer,
karena lebih tebal, selain itu karena dalam kegiatan ini banyak digunakan karet ban (motor),
Andri Januar Pratama / 1221001
S1 Elektro
Page 6

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

harap perhatikan kualitas karet ban tersebut, terkadang ada yang karetnya sudah keras
sehingga mudah robek.
2.3.1 Mempersiapan Kantung Plastik Polyethylene
Kantung plastik polyethylene dengan lebar 150cm ini kami dapatkan di toko plastik di
seputaran Gardu Jati, Bandung. Spesifikasinya adalah 150x0.15. Ini adalah spesifikasi plastik
yang paling tebal yang bisa kami dapatkan. Tentu akan lebih ideal bila plastik yang
digunakan adalah yang lebih tebal. Di pasaran tersedia lebar mulai 80cm, 100cm, 120cm dan
150cm. Menurut FAO akan lebih baik apabila menggunakan plastik yang memiliki anti ultraviolet (UV) seperti yang digunakan di rumah rumah kaca (biasanya berwarna kuning agak
kehijau hijauan). Namun kami tidak dapat menemukan plastik UV yang masih dalam kondisi
kantung tubular (sisinya tidak terpotong).
Harap diperhatikan juga penanganan terhadap plastik ini. Plastik PE adalah bahan yang
cukup kuat, namun apabila terlipat dapat meninggalkan goresan dan ketika terkena panas
matahari dan air hujan bisa retak dan sobek. Kita tentu tidak menginginkan hal ini terjadi.
Oleh karenanya kami menyarankan untuk membeli dan menangani plastik secara hati hati
dalam gulungan, jangan dilipat. Dalam percobaan instalasi ini kami menggunakan plastik
dirangkap dua. Hal ini disebabkan masalah ketebalan dan kekuatan. Namun ternyata aplikasi
rangkap dua ini juga dirasa memiliki kekurangan yang akan kami jelaskan di bawah.
Pertama tama gelarlah alas untuk melindungi plastik dari benda benda tajam seperti batu dan
ranting pohon apabila anda akan membuat di tanah lapang seperti yang kami lakukan. Tentu
akan lebih baik apabila pembuatan pembangkit dilakukan di alas yang licin seperti tegel
keramik. Hati hati juga terhadap benda benda metal yang anda bawa seperti sabuk, jam
tangan ataupun gantungan kunci. Benda benda tersebut dapat melukai plastik, jadi
tanggalkanlah dahulu benda benda tersebut dari tubuh anda.

Gambar 10: Menggelar plastik PE

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 7

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Gambar 11: Memotong lembar pertama

Gambar 12: Memasukkan lembar ke dua, perhatikan tali karet untuk mengikat ujung lembar
ke dua.

Gambar 13: Memancing lembar kedua


Teknik yang kami gunakan untuk merangkapkan plastik adalah dengan memasukkan sedikit
bagian lembar ke dua dan diikat ujungnya dengan tali, kemudian ujung tali yang satu lagi
dilemparkan ke ujung lembar pertama. Selanjutnya tali tinggal ditarik dan plastik lembar ke
dua masuk ke dalam lembar pertama dengan mudah.
Selanjutnya setelah ke dua lembar plastik disamakan ujung ujungnya, dan lembar kedua
dipotong, kini saatnya memasang gas outlet.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 8

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Tentukan salah satu ujung yang akan menjadi ujung atas dan ukurlah sepanjang 1.5 meter
dari ujung tersebut dan tandai dengan spidol. Tanda tersebut harus tepat berada di tengah
tengah plastik, sehingga diharapkan gas outlet tepat berada di tengah atas permukaan
pembangkit.
Lubang yang akan dibuat sebaiknya lebih besar sedikit dari diameter luar dari ulir SDL
(socket drat luar) gas outlet. Apabila terlalu pas dikhawatirkan ujung plastik akan tertarik
ketika anda mengencangkan socket.

Gambar 14: Memasang dan mengencangkan gas outlet.

Gambar 15: Gas outlet sudah terpasang ditempatnya.


Langkah selanjutnya adalah memasang saluran kotoran, baik masuk maupun keluar. Ini
adalah tahap yang perlu dikerjakan dengan hati hati karena memerlukan kerapihan agar tidak
menimbulkan kebocoran.
Kami menggunakan pipa yang berbeda untuk saluran masuk dan keluar,
karena .pertimbangannya adalah ketersediaan bahan yang ada di gudang kebun
Sebaiknya ukuran pipa masuk dan keluar adalah sama, kurang lebih memiliki diameter antara
10 15cm. Dapat menggunakan PVC dengan ukuran 4 atau 6 (namun harganya mahal)
bisa juga menggunakan pipa keramik (sudah agak sulit mencarinya di kota Bandung) atau
Andri Januar Pratama / 1221001
S1 Elektro
Page 9

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

memakai ember plastik yang dipotong dasarnya dan disambung serta lain sebagainya,
silahkan kreatif.
Panjang pipa kurang lebih 75 100cm. Masukkan setengah dari panjang pipa ke dalam 2
lembar plastik PE. Dan dengan hati hati lipat plastik menjadi satu dengan pipa (perhatikan
gambar)

Gambar 16: Memasang pipa inlet

Gambar 17: Melipat bagian tepi plastik sehingga rapih dan mudah untuk di ikat

Gambar 18: Setelah dilipat, ikat dengan tali karet untuk memudahkan pengikatan
selanjutnya.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 10

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Gambar 19: Ikatan dimulai 25cm sebelum tepi plastik (1) menuju ke arah luar pipa (2)
Pastikan ikatan tali karet benar benar kuat, kembali mengingatkan, banyak tali karet bekas
yang karetnya rapuh dan mudah putus. Anda tidak ingin pembangkit anda bobol kan ? Ikatan
dapat di rangkap untuk memperkuat simpul. Yang perlu diperhatikan juga adalah pengikatan
tali karet harus saling meliputi (overlap), dan ujung plastik jangan sampai terlihat, tambahkan
beberapa putaran lagi untuk memastikan sambungan kedap.
Dengan menggunakan dua lapis plastik PE kesulitannya adalah adanya udara yang terjebak
diantara lembar plastik tersebut. Hal ini kami rasa dapat memperpendek umur plastik.
Sayangnya hal ini baru kami sadari belakangan setelah biogas terpasang. Solusinya adalah
dengan mengeluarkan udara terjebak sebanyak ketika memasangkan pipa inlet dan outlet.
Menggelembungkan Pembangkit
Setelah kedua pipa terpasang dengan baik, langkah selanjutnya adalah memindahkan
pembangkit ke dalam rumahnya yaitu parit yang telah dibuat sebelumnya. Untuk
memindahkan plastik pembangkit kami menyarankan untuk menggelembungkan dahulu
plastik pembangkit sehingga pembangkit dapat duduk dengan rapih dan mengisi ruangan
parit dengan baik. Selain itu fungsi penggelembungan adalah memastikan bahwa semua
sambungan telah terpasang dengan baik.
Karena konsep dasar pembangkit biogas adalah anaerob atau tidak bersentuhan dengan udara
bebas, terutama oksigen, maka metoda yang kami gunakan untuk penggelembungan awal
adalah mengisi plastik pembangkit dengan gas buang kendaraan bermotor. Metoda lain
adalah mengisi pembangkit dengan air. Namun karena ketersediaan air untuk
penggelembungan terbatas, kami memilih menggunakan gas buang dari knalpot kendaraan
operasional kami.
Sebelumnya pipa outlet kita tutup terlebih dahulu dengan plastik kresek dan diikat dengan tali
karet. Demikian pula dengan gas outlet.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 11

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Gambar 20: Mempersiapkan kendaraan dan saluran pengisian.

Gambar 21: Mulai melakukan pengisian.

Gambar 22: Dibutuhkan sekitar 5 menit untuk memompa kantung plastik 5000 liter.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 12

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Gambar 23: Pembangkit siap untuk dipindahkan!.


Karena menggunakan gas buang dari kendaraan berbahan bakar solar, plastik pembangkit
sedikit ternoda oleh bercak bercak hitam dari uap gas buang. Rasanya bila menggunakan gas
buang kendaraan premium, hal ini bisa dihindari.
2.3.3 Memasang Pembangkit.
Pembangkit dapat segera dipasang. Setelah terpasang pada tempatnya, kami mengisi
pembangkit dengan sedikit air untuk menghindari terlipatnya plastik dan membuatnya duduk
lebih enak. Pipa inlet dipasangkan pada lubang outlet dari bak mixer dan dipasangkan
sumbat, sedangkan gas outlet dan pipa outlet kami biarkan tetap tertutup. Setelah pemasangan
ini, pengisian sudah dapat dilakukan.

Gambar 24: Memasang pembangkit


Proses pengerjaan yang kami lakukan membutuhkan waktu sekitar 8 hari kerja efektif. 2 hari
untuk membuat bak mixer (2 HOK; hari orang kerja), 5 hari (15 HOK) untuk membuat parit
pembangkit dan 1 hari (2 HOK) untuk pembuatan pembangkit. Tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah 19 HOK sampai pembangkit terpasang.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 13

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Sekitar 20 hari kemudian, terlihat bahwa gas sudah mulai di produksi. Indikatornya plastik
pengembang mulai menggelembung dan keras.

Gambar 25: Biogas mulai dihasilkan


PEMBUATAN ALAT PENUNJANG PEMBANGKIT BIOGAS
Langkah selanjutnya adalah pembuatan tanki penampung biogas, saluran biogas, termasuk
jebakan uap air dan kompor biogas.
3.1 TANKI PENAMPUNG
Tanki penampung dalam desain yang kami buat minimal memiliki kapasitas 2500 liter.
Namun ternyata karena keterbatasan ruang (kami menyimpan tanki penampung biogas diatas
kandang sapi) kami hanya dapat membuat dengan kapasitas 1700 liter. Di masa yang akan
datang kami merencanakan untuk menambah kapasitas penampungan dengan membuat satu
buah lagi tanki penampung yang dihubungkan dengan sistem biogas.
Tanki penampung juga terbuat dari plastik polyurethane, yang membedakan adalah lapisan
yang digunakan hanya 1 lapis. Kami rasa dengan 1 lapis saja sudah cukup untuk menahan
tekanan biogas yang tidak seberapa besar.
Dimensi tanki yang kami buat adalah diameter 95cm dan panjang 250cm.
Pengerjaannya mirip dengan pembuatan pembangkit, perbedaanya hanya satu ujung saja
yang diberi pipa. Untuk instalasi utama kami selalu menggunakan pipa PVC . Beberapa
artikel menggunakan pipa dengan diameter . Lagi lagi pertimbangannya adalah karena
bahan yang tersedia di areal kebun adalah pipa yang digunakan untuk sistem irigasi kebun
di musim kemarau.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 14

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Gambar 26: Membuat tanki penampung

Gambar 27: Ujung bawah tanki langsung di lipat dan di ikat dengan tali karet.
Akan lebih baik apabila ujung bawah tanki tidak diikat langsung, tapi diberi pipa PVC yang
ditutup oleh dop PVC, baru kemudian lembaran plastik diikatkan pada pipa tersebut seperti
langkah sebelumnya.
3.2 SALURAN BIOGAS
Untuk pipa utama kami menggunakan pipa PVC . Sambungan dapat dibuat permanen
dengan lem PVC. Tapi kami memilih metoda semi permanen yaitu dengan mengikat
sambungan pipa dengan tali karet. Hanya sambungan yang penting saja yang kami beri lem.
Sambungan penting ini diantaranya adalah sambungan katup bola/keran (ball valve).

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 15

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Gambar 28: Sambungan pipa saluran biogas.


Kami menggunakan banyak ball valve, dengan tujuan untuk memudahkan apabila ada
perubahan skema saluran. Pada gambar diatas terlihat bahwa di ujung tanki juga terdapat ball
valve, hal ini memungkinkan untuk tanki dipindah pindahkan tanpa mengganggu kinerja
biogas secara keseluruhan.
Di sebelah kanan pada gambar diatas juga terlihat botol bekas air mineral 1.5 liter yang
berfungsi sebagai water vapor (penjebak uap air) dan katup keamanan. Skema water vapor
adalah sebagai berikut:

Gambar 29: Skema botol penjebak kondensasi sekaligus katup keamanan.


Botol penjebak ini sebaiknya diletakkan pada bagian terbawah dari saluran biogas, tepat
setelah pembangkit. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan uap air hasil kondensasi turun
dan masuk ke dalam botol. Air yang berlebihan dalam sistem dapat memampetkan saluran
biogas, selain itu adanya kandungan air dalam biogas menurunkan tingkat panas api dan
membuat api berwarna kemerah merahan.
Perhatikan muka air yang dibutuhkan. Kami menyarankan tinggi permukaan air dari batas
bawah pipa antara 20 sampai 25 cm. Apabila terlalu rendah, gas akan mudah keluar dari air
sebelum mencapai tekanan yang diinginkan. Apabila muka air terlalu tinggi, tekanan yang
ada membesar dan hal ini dapat menghambat proses produksi biogas itu sendiri.
Kami sangat ingin mencoba membuat manometer untuk dapat mengontrol dan mengukur
tekanan yang ada dalam sistem biogas, namun pada saat ini hal tersebut belum tercapai.
Lubang air pada botol penjebak selain berfungsi sebagai lubang pengisian juga sebagai
pengatur tinggi muka air.
Andri Januar Pratama / 1221001
S1 Elektro
Page 16

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Gambar 30: Botol penjebak kondensasi dan katup keamanan.


3.3 KOMPOR BIOGAS
Penggunaan biogas yang paling mudah tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai bahan bakar
dalam kegiatan masak memasak. Sebetulnya masih banyak fungsi lain yang ingin kami
cobakan juga, namun karena keterbatasan waktu (dan ) baru kompor biogas saja yang kami
cobakan. Fungsidana tentunya lainnya antara lain sebagai pencahayaan (ini yang ingin
segera kami coba), bahan bakar untuk menjalankan mesin, pendingin, pemanas dan masih
banyak bentuk pengembangan lain. Test pertama untuk mengetahui apakah biogas yang
dihasilkan dapat terbakar atau tidak, kami lakukan dengan cara menyambungkan pipa biogas
ke selang yang biasa digunakan pada kompor gas LPG, kemudian diujungnya kami
sambungkan dengan selang tembaga dengan diameter dalam (Internal Diameter; ID) sekitar
0.5cm. Katup gas dibuka dan ujung pipa didekatkan dengan sumber api. Api pun menyala.
Hurray!.
Ada banyak desain burner yang digunakan pada kompor biogas, target kami saat membuat
kompor ini adalah harus sesederhana mungkin, dapat dibuat dari bahan bahan yang tersedia
dan semurah mungkin, serta .. asal jalan dulu, sebagai tahap pembelajaran.
Percobaan pertama pembuatan kompor menggunakan bahan baku kaleng bekas permen jahe
yang kami temukan di dalam mobil operasional. Permennya kami habiskan dulu, baru
kalengnya di pakai.
Skema desain kompor pertama ini sebagai berikut:

Gambar 31: Skema burner biogas #1


Cara pembuatannya adalah kaleng permen dilubangi sesuai dengan ukuran diameter luar pipa
tembaga kemudian ujung pipa tembaga dimasukkan ke dalam lubang tersebut. Untuk lebih
jelasnya dapat melihat skema diatas. (PERHATIAN: Desain kompor ini tidak bagus, lihat
penjelasannya pada bagian kesimpulan)

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 17

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Gambar 32: Kompor biogas untuk menggoreng ketela pohon.

Gambar 33: Api biru biogas.


4. KESIMPULAN
Kesimpulan sementara yang kami peroleh dari percobaan pembuatan dan instalasi
pembangkit biogas dari kotoran sapi ini adalah kalori panas yang dihasilkan tidak cukup
panas untuk bisa disebut fungsional. Hasil menggoreng ketela pohon kurang bagus karena
minyak kurang panas. Singkong kurang kering dan tidak mengembang.
Kami rasa hal ini bisa disebabkan beberapa hal:
1. Tekanan gas kurang tinggi.
Percobaan penggorengan ini kami lakukan pada ketinggian muka air di botol penjebak
kurang lebih 10cm (perhatikan gambar 26). Kami akan lakukan percobaan lagi pada
ketinggian muka air 20 25cm.
2. Kandungan methane dalam biogas masih terlalu rendah.
Beberapa literatur menyebutkan, untuk biogas dapat terbakar, kandungan methane-nya
minimal 50%. Karena biogas yang di hasilkan dapat terbakar, kami cukup confident untuk
menyatakan bahwa kandungan methane sudah diatas 50%. Tapi karena gas terkadang tidak
stabil (salah satu indikator kandungan karbon diosida tinggi) dan panas yang dihasilkan
Andri Januar Pratama / 1221001
S1 Elektro
Page 18

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

rendah, ada kemungkinan kandungan methane masih di bawah 60%.


3. Desain kompor dan burner yang kurang baik.
Kompor dan terutama burner yang kami gunakan disini masih bersifat sementara. Beberapa
literatur menyebutkan juga bahwa campuran udara dan biogas cukup krusial untuk
menghasilkan api yang baik. Campuran udara-biogas yang baik adalah sekitar 15:1 (15 udara
dan 1 biogas). Selain itu desain kompor yang SS (sangat sederhana) ini tentu memiliki
banyak heat-loss. Untuk kedepan, kami harapkan dengan desain burner dan kompor yang
lebih baik hal ini dapat diatasi.
4. Faktor eksternal
Kondisi alam pegunungan yang cukup dingin (berkisar 15 20 derajat celcius) sedikit
banyak berpengaruh terhadap suhu minyak. Selain itu hembusan angin di dalam dapur juga
terasa cukup menganggu.
Kesimpulan lain yang dapat diambil dari percobaan implementasi teknologi biogas ini adalah
adanya resistensi dari pengguna biogas (yang adalah ibu rumah tangga peternak, yang
terbiasa menggunakan tungku kayu bakar) untuk menggunakan kompor bioga. Beberapa
alasan yang dapat kami tangkap adalah faktor psikologis akan bahaya kebakaran atau
meledak dan juga kecenderungan untuk memang resisten terhadap teknologi teknologi baru
yang dipandang cukup rumit.
Namun setelah dilakukan pengamatan beberapa hari, kecenderungan ini perlahan lahan mulai
hilang, ditandai dengan adanya laporan yang menyatakan bahwa kompor biogas hasilnya
cukup bagus apabila dipakai menggoreng telur.
Akan tetapi kami cukup yakin bahwa lambat laun teknologi ini dapat diterima oleh pengguna
yang ditandai bahwa mereka cukup senang dengan adanya kompor yang tidak menimbulkan
polusi dan tidak merusak alat alat masak.
Hal lainnya yang terungkap adalah perawatan dan operasi sistem biogas ini memang cukup
rumit, hal inilah tampaknya yang mendasari bahwa banyak instalasi biogas di negara di dunia
yang kurang berhasil dalam jangka panjang.
Tujuan utama dalam implementasi biogas biasanya adalah sebagai energi pengganti yang
dapat mengurangi biaya yang diperlukan untuk memasak. Nampaknya hal ini harus kita
tinjau ulang secara lebih seksama. Mengapa ?. Karena faktanya, penggunaan tungku kayu
bakar berbahan tanah liat membutuhkan biaya yang lebih murah dari biogas, lebih mudah
dibuat, dioperasikan dan di rawat. Bila dibandingkan dengan perapian kayu bakar biasa,
tungku tanah liat menggunakan bahan bakar lebih irit dan tidak menimbulkan polusi asap di
dalam ruangan (karena memiliki cerobong keluar).
Sistem biogas yang profitable seharusnya di desain secara lebih terintegrasi, digunakan untuk
menjalankan mesin statis yang dapat memutar generator penghasil listrik, sekaligus sebagai
pabrik penghasil pupuk dan penyubur bagi kolam ikan, taman atau lahan pertanian.
Sebuah operasi biogas yang sukses, sukses dalam arti dapat menghasilkan atau menabung
uang lebih banyak daripada biaya yang dikeluarkan adalah sebuah operasi bisnis. Oleh
karenanya, sebuah pembangkit biogas harus dipandang sebagai bagian sebuah sistem. Sistem
yang terdiri dari banyak hal, tanki penyimpan gas, kolam ikan atau tanaman air, lahan
pertanian, ternak, produksi pupuk dan gas, dan sebagai bisnis serta keahlian teknis.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 19

Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Dibawah ini pernyataan yang diadaptasi dari buku Biogas and Waste Recycling, The
Philippine Experience karya Felix Maramba, seorang pengembang sistem biogas yang
sukses, terkenal dan menguntungkan secara finansial.
Pengembangan sistem biogas akan meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi di daerah
pedesaan. Caranya adalah dengan mengendalikan polusi yang terjadi pada udara dan air,
sehingga menjamin hidup yang lebih sehat. Biogas dapat meningkatkan standar hidup yang
berarti juga akan meningkatkan laju perekonomian. Dengan memanfaatkan limbah dan bahan
yang tersedia di daerah setempat sebagai penunjang kebutuhan pertanian, dan dengan
membuat lahan semakin produktif melalui sistem daur ulang akan menimbulkan sebuah pola
kehidupan pedesaan yang baik yang menunjang kemandirian.

Referensi:
1. Biodigester Installation Manual, Lylian rodriguez and T R Preston. FAO.
2. Livestock House and Biogas System. FAO.
3. How To Install Polyethylene Biogas Plant. Fransisco X. Aguilar. The Royal Agricultural
College Cirencester.
4. Biogas/Biofertilizer Business Handbook Manual. Michael Arnott. Peace Corps.
5. The Biogas Handbook. David House. Peace Press.
6. Chinesse Biogas Manual. English version by Ariane van Buren. Intermediate Technology
Publication, Ltd.

Andri Januar Pratama / 1221001


S1 Elektro
Page 20

Anda mungkin juga menyukai