Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan kas
jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak
menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk
memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni
terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan
suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas
investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas
perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan
kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana
sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan
bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam
melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan
perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN
Defenisi investasi menurut PSAK adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk
pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi seperti
bunga,royalti, dividen dan uang sewa, untuk apreasiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain
bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan
perdagangan.

Investasi dapat juga dianggap sebagai pemanfaatan surplus kas untuk

memperoleh pendapatan dalam jangak panjam dan memanfaatkan dana yang belum digunakan

untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas. Perlakuan akuntansi untuk
investasi dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya diatur dalam PSAK 13.
Properti investasi didefinisikan dalam PSAK 13 sebagai properti (yaitu tanah dan
bangunan) yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduaduanya, dan tidak untuk digunakan dalam bisnis atau untuk dijual dalam kegiatan usaha seharihari.
Baik properti yang dikuasai oleh pemilik maupun oleh penyewa (lesse) melalui sewa
pembiayaan dapat dikelompokkan sebagai properti investasi. Namun, hak atas properti yang
dimiliki oleh lesse melalui sewa operasi dapat dikelompokkan dan dicatat sebagai properti
investasi (selama properti tersebut tidak bertentangan dengan defenisi properti investasi dan
lesse menggunakan model nilai wajar.)
PSAK 13 menyebutkan contoh aset yang tidak termasuk dalam defenisi properti akuntansi :
-

Properti yang digunakan sendiri (owner-occupied property), termasuk diantantaranya properti


yang dikuasai untuk digunakan di masa depan sebagai properti yang digunakan sendiri dan

properti yang digunakan oleh karyawan pemilik properti tersebut.


Properti dalam proses konstruksi/pembangunan atau pengembangan yang dimasa depan
digunakan sebagai properti investasi.
Penting bagi perusahaan untuk menentukan apakah suatu properti memenuhi kriteria sebagai
properti investasi.
Menurut PSAK 13 properti investasi diakui sebagai aser jika dan hanya jika :

Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan dari aset yang tergolong properti investasi
akan mengalir kedalam entitas;dan
Biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal.

Bentuk Bentuk Investasi


Aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan dan menjadi salah
satu dasar penilaian terhadap kinerja perusahaan. Beberapa alasan perusahaan melakukan
investasi adalah untuk menempatkan kelebihan dana, selain itu investasi juga dapat dilakukan
sebagai sarana mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan.
Hakikat suatu investasi dapat berupa hutang, selain hutang jangka pendek atau hutang
dagang, atau instrumen ekuitas. Pada umumnya investasi memiliki hak finansial, sebagian
berwujud seperti investasi tanah, bangunan,emas, berlian, atau komoditi lain yang dipasarkan.

Klasifikasi Investasi
Investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek.
Investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar dan investasi jangka pendek
merupakan kelompok investasi lancar.
Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :
a. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan
b. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual
c.

investasi tersebut tanpa timbul kebutuhan kas.


Beresiko rendah.
Maka pembelian surat-surat berharga yang beresiko tinggi karena dipengaruhi oleh fluktuasi
harga pasar surat berharga tidak termasuk dalam investasi jangka pendek.
Investasi jangka panjang merupakan penanaman atau penyertaan sebagian kekayaan suatu
perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasasi atau
mengendalikan perusahaan tersebut.
Beberapa bentuk penanaman dalam investasi jangka panjang antara lain :

a. Penanaman atau penyertaan dalam bentuk saham, obligasi dan surat-surat berharga lainnya.
b. Dana untuk melunasi utang jangka panjang atau dana khusus lainnya.
c. Pembelian tanah dengan rencana penggunaan dana dimasa yang akan datang.
Tujuan investasi jangka panjang :
a.
b.
c.
d.

Untuk memperoleh pendapatan tetap (obligasi/saham preferen)


Untuk mengendalikan/ mengawasi perusahaan lain yang sejenis (saham).
Untuk menguasai perusahaan lain sehingga pengadaan bahan baku terjamin (saham).
Untuk menguasai perusahaan lain sehingga pasar hasil produksinya terjamin.

Biaya investasi
Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain disamping harga beli,
seperti komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek. Jika suatu atau sebagian investasi
diperoleh dengan penerbitan saham atau surat berharga lain, maka biaya perolehannya adalah
nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan bukan nilai nominal atau value. Jika suatu
ataub sebagian investasi diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva lain, biaya perolehan
investasi tersebut ditentukan dengan mengacu pada nilai wajar dari aktiva yang diserahkan atau

dapat juga menggunakan nilai wajar dari aktiva yang diperoleh apabila dianggap lebih andal
berdasarkan data/bukti yang tersedia.
Piutang bunga, royalti, dividen dan sewa sehubungan dengan suatu investasi secara
umum dianggap sebagai penghasilan (return) investasi tersebut. Tetapi dalam keadaan tertentu
arus masuk seperti dapat merupakan suatu pemulihan biaya dan tidak merupakan penghasilan.
Misalnya jika bunga yang dibayar telah diakrual sebelum pembelian investasi yang berbunga dan
oleh karena itu dimasukkan dalam biaya perolehan yang dibayar untuk investasi tersebut,
penerimaan berikutnya dari bunga dialokasikan antara periode sebelum dan sesudah pembelian;
bagian sebelum pembelian dikurangi dari biaya perolehan. Jika deviden dideklarasikan dari laba
praakuisisi, maka dividen pra akuisisi tersebut dikurangkan dari biaya perolehan.
Perbedaan antara biaya perolehan dan nilai penebusan (redemption value) suatu investasi
dalam sekuritas hutang (diskonto atau premi pada pembelian) biasanya diamortisasi oleh investor
selama periode dari pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga hasil yang konstan (constant
yield) diperoleh dari investasi tersebut. Diskonto atau premi yang diamortisasi tersebut
dikreditkan atau dibebankan pada penghasilan bunga, dan sehingga merupakan penambahan atau
pengurangan dari nilai tercatat sekuritas (carrying value) tersebut. Nilai tercatat yang dihasilkan,
selanjutnya dianggap sebagai harga perolehan.

Nilai tercatat Investasi (Carrying Amount of Investmen)


Investasi Lancar
Terdapat pendapat berbeda mengenai nilai tercatat yang tepat untuk investasi lancar. Ada
yang menekankan bahwa untuk laporan keuangan yang dipersiapkan menurut biaya perolehan
aturan umum tentang biaya dan nilai bersih yang direalisasi yang mana yang lebih rendah dapat
diterapkan pada investasi; dan karena kebanyakan investasi lancar dapat dipasarkan; nilai
tercatatnya adalah biaya atau nilai pasar mana yang lebih rendah. Dengan kata lain metode ini
memberikan nilai neraca yang wajar (prudent) dan tidak menyebabkan pengakuan keuntungan
yang tidak direalisasi dalam penghasilan.
Pendapat lain mengenai investasi lancar yang merupakan subtitusi kas adalah menilainya
dengan nilai wajar, yakni dengan nilai pasar. Perusahaan tidak memperhatikan unsur harga
perolehan melainkan kas yang dapat diperoleh dengan menjualnya kembali. Persediaan dengan

investasi lancar merupakan hal yang berbeda. Investasi lancar dapat dengan mudah dijual
sedangkan laba tidak dapat diakui sebelum penjualan persediaan dipastikan.
Perhatian perusahaan biasanya langsung pada nilai keseluruhan dari portofolio investasi
lancar, dan bukan pada investasi individual, karena investasi tersebut dimiliki secara kolektif
sebagai tempat penyimpanan kekayaan. Maka sejalan dengan pandangan ini, investasi dicatat
pada biaya atau nilai pasar yang mana yang lebih rendah dinilai pada suatu portofolio agregat,
dalam total atau dengan kategori investasi, dan tidak pada basis investasi individual. Namun, ada
juga yang berpendapat bahwa penggunaan dasar portofolio menghasilkan kerugian yang
dikompensasi dengan keuntungan yang tidak direalisasi.
Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang biasanya dicatat pada biaya perolehan. Tetapi jika terjadi
penurunan yang tidak bersifat sementara dalam penilaian investasi jangka panjang tersebut, nilai
tercatat dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut. Indikator nilai suatu investasi dapat
diperoleh dengan mengacu pada nilai pasarnya, aktiva dan kinerja investee serta arus kas yang
diharapkan dari aktivitas tersebut. Resiko dan jenis serta penyertaan (stake) investor pada investe
juga diperhitungkan. Pembatasan distribusi oleh investee tersebut atau pelepasan investasi oleh
investor mungkin mempengaruhi investasi. Contoh : pembayaran dividen atau pembayaran
kembali investasi.
Banyak investasi jangka panjang yang secara individual penting bagi perusahaan yang
melakukan investasi. Nilai tercatat dari investasi jangka panjang karenanya, biasanya ditentukan
secara individual. Namun, dari beberapa negara, sekuritas ekuitas mudah dipasarkan yang
diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang dapat dinilai menurut yang terendah antara
biaya dan nilai pasar yang ditentukan pada basis portofolio. Dalam hal ini, penurunan sementara
dan pemulihan atas penurunan tersebut dimasukkan dalam ekuitas.
Penurunan selain penurunan sementara dalam nilai tercatat investasi jangka panjang
dibebankan pada laporan laba rugi. Penurunan nilai tercatat dapat dipulihkan jika selanjutnya
terdapat kenaikan dalam nilai invetasi tersebut, atau jika alasan penurunan tersebut tidak relevan
lagi. Pemulihan tersebut tidak boleh menyebabkan nilai investasi melebihi biaya perolehannya
semula (original cost).

Investasi properti lazim dicatat sebagai investasi jangka panjang kecuali apabila
dimaksudkan untuk dimiliki dalam waktu satu tahun atau kurang. Investasi properti tidak boleh
disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap dan tidak boleh disusutkan.

Pelepasan Investasi (Disposal of Investment) dan Pemindahan investasi


Pelepasan investasi dapat terjadi karena penjualan, kerusakan, bencana, peraturan
pemerintah dan sebagainya sehingga tidak dapat digunakan lagi oleh perusahaan. Pada penjualan
suatu investasi, selisih antara nilai tercatat dan hasil neto, diakui pada laporan laba rugi sebagai
keuntungan atau kerugian penjualan.
Setiap penurunan nilai pasar investasi lancar yang dicatat pada yang terndah antara biaya dan
nilai pasar pada dasar portofolio dilakukan terhadap biaya perolehan secara agregat; investasi
individual tetap dicatat pada biaya. Dengan demikian, laba atau rugi penjualan suatu investasi
individual didasarkan pada biaya perolehan; namun penurunan agregat pada nilai pasar dari
portofolio tersebut ditentukan.
Kadang-kadang investasi jangka panjang direklasifikasi sebagai investasi lancar.
Pemindahan tersebut dilakuakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai
tercatat jika investasi lancar dicatat pada nilai terendah antara biaya dan nilai pasar. Investasi
yang direklasifikasi dari lancar ke jangka panjang masing-masing dipindahkan berdasarkan nilai
terendah antara biaya perolehan dan nilai pasar.

BAB III
KESIMPULAN
Investasi adalah penggunaan suatu aktiva untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of
wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,dividen dan uang sewa) untuk
apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Terdapat dua jenis investasi yakni
investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.

Investasi lancar atau investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera
dicairkan dan dimaksudkan dimiliki selama setahun atau kurang. Investasi jangka panjang
merupakan investasi yang dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan tetap dan untuk
menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.
Sebuah perusahaan yang membedakan antara aktiva lancar dan tak lancar dalam laporan
keuangannya harus menyajikan investasi lancar sebagai aktiva lancar dan investasi jangka
panjang sebagai aktiva non lancar. Investasi yang diklasifikasikan sebagai aktiva tak lancar harus
dicatat dalam neraca berdasarkan biaya perolehan , kecuali jika harga pasar investasi jangka
panjang menunjukkan penurunan nilai dibawa biaya perolehan secara signifikan dan permanen,
perlu dilakukan penyesuaian atas nilai investasi tersebut. Penilaian dalam hal ini dilakukan untuk
masing-masing investasi secara individual.
Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain disamping harga beli,
seperti komisi broker, jasa bank dan pungutan bursa efek. Piutang bunga, royalti, dividen, dan
sewa sehubungan dengan suatu investasi dianggap sebagai hasil (return) investasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Intermediate Jilid 3.
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM
Liestyowati.2009. Modul Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010.
Universitas Mercu Buana.

Anda mungkin juga menyukai