NUTRISI PARENTERAL
PADA PEDIATRIK
OLEH :
Alfred H. L. Toruan
PEMBIMBING :
Dr. Hery P, Sp.B, Sp.BA, FICS
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
NUTRISI PARENTERAL
2.1
perbaikan jaringan. Asam aino yang tersisa yang tidak digunakan pada jalur ini
terhubung pada hati dimana rangka karbon digunakan untuk menghasilkan
glukosa melalui glukoneogenesis. Pemecahan karbohidrat dan lemak juga
meningkat selama respon metabolik pediatrik.
2.2
meningkat sesuai umur. Bayi prematur memiliki proporsi paling sedikit pada
penyimpanan lemak karena mayoritas asam lemak tak jenuh terakumulasi pada
trimester ketiga. Lemak ini sedikit berguna sebagai sumber energi potensial pada
anak-anak.1
Konsekuensinya,
katabolisme
dari
protein
otot
untuk
menghasilkan glukosa secara berkelanjutan tidak terhambat. Neonatus dan anakanak juga menunjukkan kebutuhan energi dasar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan orang dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran energi saat
istirahat pada neonatus dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan orang
dewasa. Anak-anak membutuhkan energi untuk pertumbuhan yang cepat dan
perkembangan. Lebih lanjut, permukaan area tubuh yang besar dari anak-anak
dapat meningkatkan kehilangan panas dan lebih lanjut lagi berkontribusi pada
peningkatan pengeluaran energi.1
Protein yang direkomendasikan pada neonatus hampir tiga kali lipat
daripada orang dewasa. Pada bayi prematur, pembagian proten minimum dari 2,8
g/kg/hari diperlukan untuk memelihara pertumbuhan didalam rahim. Peningkatan
permintaan metabolik dan keterbatasan nutrisi yang tersedia dari bayi
mengarahkan pada pemenuhan pendukung nutrisi awal pada cedera trauma dan
penyakit kritis agar mencegah konsekuensi nutrisi yang tidak diharapkan.1
Penilaian akurat dari komposisi tubuh diperlukan untuk perencanaan dari
pemasukan nutrisi, mengontrol perubahan dinamik dari kompartemen tubuh, dan
penilaian ketepatan dari regimen pendukung nutrisi selama penyakit kritis.
Kehilangan yang sedang berlangsung pada massa tubuh merupakan indikator
suplementasi diet yang tidak tepat dan dapat menyebabkan implikasi klinis pada
anak-anak yang dirawat.1
2.3
Metabolisme energi
Bayi yang baru lahir mempunyai tingkat metabolik yang lebih tinggi dan
keperluan energi per unit berat badan yang lebih tinggi dari anak-anak dan orang
Berlawanan dengan orang dewasa, kebutuhan energi dari infan dan anakanak selama operasi besar tampaknya sedikit dimodifikasi. Pada orang dewasa,
trauma atau pembedahan menyebabkan sebuah fase ebb, periode dari penurunan
tingkat metabolik yang diikuti oleh sebuah flow phase yang ditandai oleh
peningkatan konsumsi oksigen untuk menyokong perubahan masif dari subtrat
diantara organ-organ. Pada bayi baru lahir, pembedahan abdominal mayor
menyebabkan peningkatan sekitar 15% dan secara tiba-tiba (puncak dlm 4 jam)
dari konsumsi oksigen dan pengeluaran energi saar istirahat dan kembali dengan
cepat ke awal dalam 12-24 jam setelah operasi, tidak ada peningkatan lebih lanjut
dalam pengeluaran energi pada 5-7 hari pertama setelah operasi. Waktu perubahan
ini berhubungan dengan perubahan post operatif pada tingkat katekolamin dan
biokimia lainnya dan parameter endokrin. Infant yang melakukan operasi mayor
setelah hari kedua kelahiran memiliki peningkatan besar yang signifikan pada
pengeluaran energi istirahat daripada infan yang melakukan operasi dalam 48 jam
setelah kelahiran. Hal ini disebabkan oleh karena sekresi yang besar dari opioid
endogen pada periode neonatal menutupi repon endokrin dan metabolik.2
2.5
oleh kondisi klinis dari pasien. Nutrisi menyatu secara partikular pada periode
neonatal seharusnya dipelihara tanpa memperhatikan keparahan dari penyakit atau
kegagalan organ yang berhubungan dengan keterbatasan energi dan penyimpanan
protein. Infant dan anak-anak memerlukan nutrisi untuk memelihara status protein
sebagaimana diperlukan untuk pertumbuhan dan penyembuhan luka. Sepsis
2.6
Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena sesuatu hal,
misalnya : malformasi kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikan, dan distress
respirasi yang berat. Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat
dipakai, teteapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan.3
2.7
BB/TB, LILA dan TLK, sedang pada neonatus atau bayi dapat ditambahkan
pemeriksaan lingkar kepala dan lingkar dada.3
2.8
vitamin, elemen lain dan air. Kebutuhan kalori untuk nutrisi parenteral total
disediakan oleh karbohidrat dan lemak. Protein tidak digunakan sebagai sumber
kalori, sejak katabolisme dari protein untuk menghasilkan energi merupakan
sebuah proses metabolik yang tidak ekonomis dibandingkan dengan oksidasi dari
karbohidrat dan lemak, dimana menghasilkan energi lebih pada tingkat proses
metabolik yang lebih rendah. Regimen nutrisi parenteral total yang ideal harus
menyediakan asam amino yang cukup untuk perubahan protein dan pertumbuan
jaringan dan kalori yang cukup untuk meminimalisasi oksidasi protein untuk
energi.2
1. Kebutuhan cairan
Setiap bayi baru lahir yang tidak dapat menerima cairan per oral akan
kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui urin, feses, keringat, dan
kehilangan evaporasi dari paru-paru dan kulit. Insensible water losses dari
kulit termasuk tinggi (mencapai 80-100 ml/kg/hari) pada bayi baru lahir
dengan berat badan rendah. Hal ini disebabkan oleh area permukaan yang
sangat besar dibandingkan dengan berat badan, epidermis yang sangat tipis
dan permeabel, lemak yang mengalami penipisan, dan proposi yang besar
dari total air dalam tubuh dan air yang berada di ekstraselular. Bayi preterm
membutuhkan cairan dalam jumlah besar untuk menggantikan ekskresi air
utama dari renal yang disebabkan oleh keterbatasan kemamuan untuk
mengkonsentrasikan urin. Pada pembedahan bayi baru lahir, merupakan hal
yang tidak bisa kehilangan cairan yang signifikan dari drainase gaster dan
stoma gastrointestinal. Dalam rangka mengurangi kehilangan cairan, penting
utnuk
menempatkan
infant
pada
kelembapan
yang
tepat,
dengan
2. Sumber energi
Protein
Kebutuhan protein pada anak selain untuk kebutuhan rumat tubuh
juga diperlukan untuk pertumbuhan, karena protein pada anak lebih besar
daripada orang dewasa. Jumlah protein hendaknya sebesar 15% dari kalori
total serta rasio antara kalori nitrogen dan kalori nonnitrogen sebesar 1 : 150
200 untuk meningkatkan efisiensi penggunaan protein oleh tubuh. Beberapa
asam amino (aa) selain aa esensial, dianggap esensial pada bayi terutama bayi
BBLR, yaitu taurin dan sistein karena enzim sistationase pada hepar belum
mencukupi untuk merubah metionin menjadi sistein dan taurin. Asam amino
arginine penting dan diperlukan/esensial pada keadaan stress metabolik dan
kadarnya lebih tinggi pada larutan aa. Glutamin tidak ditambahkan pada
larutan karena tubuh sudah mempunyai enzim glutamin sintetase yang dapat
mensintesis glutamin dari glutamate dan amonia. Asam amino rantai cabang
(leusin, isoleusin dan valin) kadarnya lebih tinggi pada larutan aa yang
diperuntukkan kasus hepatologi untuk mencegah dan mengobati ensefalopati
hepatik.3
dan
perbandingan
pada
nilai
acuan
digunakan
untuk
Lipid
Merupakan nutrien dengan densitas kalori tinggi (9 kkal/g) dan pada
penggunaan untuk NP sebaiknya memasok 30-50% energi non nitrogen.
Selain sumber energi, lipid juga merupakan sumber asam lemak esensial
(ALE, yaitu as. Linoleat dan as. Linolenat). Dilaporkan pada bayi yang
mendapat NP tanpa larutan lipid, defisiensi ALE dapat terjadi dalam 2 hari.
Untuk mencegah keadaan defisiensi ALE, as. Linoleat harus merupakan
minimal 1% energi total dan umumnya 2 4 % dari energi total berasal dari
ALE. Emulsi lipid mengandung komponen purified soya bean, fosfolipid dan
anhydrous glycerol. Emulsi lipid 10% mengandung 1.1 kkal/ml. Sedangkan
emulsi lipid 20% mengandung 2.0 kkal/ml. Bila dimungkinkan sebaiknya
pemberian intravena emulsi ini dilakukan selama 24 jam secara kontinyu dan
sumber kalori yang berasal dari lipid tidak boleh melebihi 60% dari total
kalori non protein. Penggunaan emulsi lipid 20% lebih dianjurkan
dibandingkan emulsi lipid 10%.3 Pemberian secara ekstra hati-hati harus
dilakukan bila emulsi ini diberikan pada :
ensim pada berbagai reaksi metabolik. Pada pemberian vitamin i.v sebagian
akan hilang karena diabsorbsi atau menempel pada kantong/botol dan slang
infus yang digunakan atau rusak karena terpajan cahaya, sehingga tidak
mudah untuk menentukan dosis vitamin pada NP.3
Umumnya cairan NP, baik larutan asam amino (aa), KH ataupun lipid
digunakan larutan standar. Kadar larutan tergantung pada akses NP yang akan
digunakan. Pada beberapa keadaan klinis seperti penyakit hati dan ginjal
PERIFER
SENTRAL
Lamanya terapi
< 2 minggu
> 2 minggu
Osmolaritas
Stres metabolik
Ringan
Berat
Malnutrisi
Ringan
Berat
yang
menyebabkan
septikemia
pada
pasien
yang
3. Komplikasi Mekanik
Komplikasi mekanik pada pemberian infus intravena jarang terjadi.
Ekstravasasi dari nutrisi parenteral merupakan komplikasi yang biasa terjadi
pada nutrisi parenteral melalui perifer. Walaupun cairan dengan osmolaritas
rendah tetapi tetap memiliki kemungkinan saat pemberian melalui vena
perifer mengarah kepada inflamasi dan ekstravasasi dari cairan, dimana dapat
menyebabkan nekrosis jaringan dan infeksi. Aliran intravena dapat terbentuk
clot dari pembentukan trombus, sedimen kalsium atau penyimpanan lemak.
Terdapat perdebatan mengenai posisi ideal dari central venous lines (CVL)
untuk nutrisi parenteral pada infan. Beberapa peneliti menganjurkan atriu
sebagai posisi ideal karena memberikan kemungkinan kecil untuk terjadinya
disfungsi dari kateter. Peneliti lain menganjurkan penempatan kateter pada
vena cava superior dapat mengurangi resiko dari perforasi. Pada sejumlah
besar literatur menunjukkan bahwa perforasi yang biasa terjadi terletak pada
atrium kanan.2
4. Komplikasi Hepatik
Komplikasi hepatobilier yang berhubungan dengan nutrisi parenteral
menjadi serius dan sering dapat mengancam jiwa. Komplikasi hepatobilier
yang tersering pada nutrisi parenteral terhadap pasien neonatus post operasi
adalah kolestasis. Angka kejadian kolesteasis yang disebabkan oleh nutrisi
parenteral berkisar antara 7,4% sampai 84%. Walaupun frekuensi dari
terkonjugasi
menjadi
penting,
sebagaimana
terjadi
memiliki insidensi tinggi pada infan yang prematur daripada anak-anak dan
orang dewasa. Hal ini disebabkan imaturitas dari sistem sekresi bilier sewaktu
ukuran garam empedu, sintesis dan konsentrasi intestinal dalam posisi rendah
pada infan prematur bila dibandingkan dengan infan yang cukup bulan.
Kolestasis yang berhubungan dengan nutrisi parenteral merupakan diagnosis
yang tidak memiliki marker yang spesifik.2
Patofisiologi terjadinya kolestasis yang disebabkan oleh nutrisi parenteral
tergantung pada multifaktorial.
DAFTAR PUSTAKA
Liver Complications
2002;22(2):188-211
in
Children.
Journal
of
Pharmacotherapy