Anda di halaman 1dari 119

SISTEM

REPRODUKSI WANITA

Prof.Dr.Hj Qomariyah RS MS PKK DK


AIFM

Dan apabila
hamba-hambaKu bertanya
kepadamu tentang Aku,
maka sesungguhnya Aku
dekat,
Aku mengabulkan
permohonan orang yang
berdoa apabila ia berdoa

SISTEM REPRODUKSI WANITA

Sistem reproduksi wanita


terdiri dari alat genitalia
eskterna dan interna.
Ovarium, seperti juga testis,
mempunyai fungsi
menghasilkan hormon
(estrogen dan progesteron)
dan fungsi reproduksi yaitu
menghasilkan telur.

Dengan tidak adanya


testosteron, maka sistem
reproduksi seorang janin
akan berkembang kearah
wanita. Mulai minggu ke-3
kehidupan janin, oogonium
akan berkembang menjadi
oogonia. Pada minggu ke 813, oogonia akan
berkembang menjadi oosit
primer dan akan menetap
sampai pubertas

Pada waktu lahir, bayi


wanita mengandung 1 juta
folikel ovarium dan tidak
dibentuk yang baru lagi.
Setiap bulan setelah
pubertas, seorang wanita
akan mengeluarkan 1 telur.
Kira-kira hanya 400 telur
yang akan dikeluarkan
sampai akhir hidupnya

FUNGSI ENDOKRIN OVARIUM

Ovarium menghasilkan
estrogen dan progesteron.
Estrogen dihasilkan di selsel granulosa folikel, sel
theca interna dan sel-sel
lutein corpus luteum.
Jaringan stroma ovarium
juga dapat menghasilkan
androgen dan estrogen. Selsel granulosa hanya dapat
membuat estradiol dari
androgen.

Sel-sel theca interna


mengandung banyak
reseptor LH, dan LH melalui
AMP siklik akan
merangsang konversi
kolesterol menjadi
androstenedion. Sebagian
dari androstenedion akan
konversi menjadi estradiol
dan masuk ke sirkulasi
darah. Sel-sel theca interna
juga akan menyalurkan
androstenedion yang
dibentuknya ke sel-sel
granulosa.

Di sini androstenedion akan


diaromatisasikan menjadi
estradiol. Sel-sel granulosa
mengandung banyak
reseptor FSH akan
merangsang sekresi
estradiol yakni dengan
merangsang aromatisasi.
Progesteron dibentuk
sebagai hasil antara (lihat
bagan 7). Progesteron juga
dibuat di sel-sel Lutein
ovarium. Estrogen dan

FUNGSI ENDOKRIN OVARIUM

10

11

Hampir ENDOKRIN
seluruh estrogen
FUNGSI
OVARIUM
plasma
berasal dari ovarium dan
terdapat
2 puncak sekresi, yakni sesaat
sebelum ovulasi dan pada fase
midluteal.
Setelah menopause sekresi
estrogen sangat menurun dan
mencapai kadar yang sangat
rendah.

SIKLUS OVARIUM

12

SIKLUS OVARIUM

13

Ovarium mengalami 2 fase :


Fase folikuler
Fase ini ditandai dengan
folikel yang matur.
Fase luteal
Fase ini ditandai dengan
dibentuknya korpus luteum
14

KORELASI ANTARA KADAR


HORMON, SIKLUS OVARIUM DAN
PERUBAHAN UTERUS

15

Pada fase folikel disekresi


estrogen dibawah pengaruh
FSH dan LH. Kadar estrogen
yang rendah tapi terus
meningkat akan
menyebabkan umpan balik
negatif terhadap hipofisis
anterior dan hipotalamus
sehingga menghambat
sekresi FSH.

16

FSH menurun selama bagian


akhir fase folikuler dan
menekan LH, tetapi tidak
seluruhnya sehingga sekresi
LH meningkat terus selama
fase folikuler. Bila kadar
estrogen sudah mencapai
puncak, merangsang sekresi
LH dan FSH pada
pertengahan siklus (umpan
balik positif).

17

Kira-kira 18 jam sebelum


ovulasi kadar LH meningkat
6 10 kali lipat dan FSH
meningkat 2 kali lipat.
Konsentrasi estrogen plasma
yang tinggi bekerja langsung
pada hipotalamus untuk
meningkatkan frekwensi
GnRH sehingga sekresi FSH
dan LH meningkat.

Pada awal fase folikel terdapat


banyak pembuluh darah pada
endometrium uterum dan pada
akhir fase folikuler peningkatan
progesteron dan estrogen
membentuk lingkungan yang baik
untuk implantasi (fase sekresi).
18

Peningkatan kadar LH menyebabkan


4 perubahan dalam folikel

19

1. Penghentian pembentukan
estrogen oleh sel folikel, sel
granulosa mulai memproduksi
progesteron.
2. Perkembangan folikel.
3. Merangsang produksi
prostaglandin lokal, untuk
merangsang ovulasi dengan
merusak diding folikel.
4. Terjadi deferensiasi sel folikel
menjadi sel luteal.

20

LH menginduksi perubahan
marfologi sel granulose dan sel
theka menjadi sel luteal.
Pembentukan korpus luteum
selesai 5 hari setelah ovulasi
dan umur korpus luteum kira-kira
12-15 hari. Dibawah pengaruh LH
korpus luteum menghasilkan
estrogen dan progesteron.

21

Plasma progesteron meningkat pada


awal fase luteal. Pada folikuler
tidak dibentuk progesteron, oleh
karena itu fase folikuler
didominasi oleh estrogen dan
fase luteal oleh progesteron.
Progensteron menghambat LH
dan FSH sehingga kadarnya
terus menurun.

22

Selama fase luteal korpus luteum


berdegenerasi setelah 2
minggu jika tidak terjadi
pembuahan. Bila korpus luteum
berdegenerasi progesteron dan
estrogen dengan nyata
menghilangkan hambatan
terhadap FSH dan LH sehingga
kadar kedua hormon ini
meningkat lagi, merangsang
pembentukan folikel kembali.

Pada fase luteal tidak disekresi


inhibin. Penurunan estrogen dan
progesteron menyebabkan
menstruasi.

23

Siklus menstruasi di
endometrium terdiri dari 3 fase :
Fase menstruasi.
Fase proliferatif.
Fase sekresi.
.
24

FASE MENSTRUASI

25

Menstruasi umumnya
berlangsung selama 3-5 hari
(yang terpendek 1 hari dan yang
terpanjang 8 hari) pada
seseorang dengan siklus 28 hari.
Penurunan hormon estrogen dan
progesteron merangsang
pengeluaran prostaglandin
uterus dan mencapai puncaknya
pada saat menstruasi.

26

Prostaglandin menyebabkan
spasme pembuluh darah
endometrium, pnrnan aliran darah
shgg jaringan yg diperdarahi mjd
nekrosis. Disamping itu dgn
menurunnya estrogen dan
progesteron dilepaskan enzim
lisosom yg melisiskan jaringan serta
kontraksi uterus yg ritmik dan
ringan dari miometrium dibwh
pengaruh prostaglandin, maka
lapisan endometrium yg mati akan
terlepas bersama darah.

Darah menstruasi dilepaskan ke


rongga uterus dan dikeluarkan
melalui vagina. Selama menstruasi
dikeluarkan darah kira-kira 30 ml
(spotting sampai 80 ml). pada
keadaan normal darah menstruasi
tidak beku oleh karena fibrinolisis
dikeluarkan bersama jaringan yang
fibrotik.
27

Pada darah dan jaringan


emdometrium yang rusak dijumpai
sejumlah leukosit untuk pertahanan
endometrium yang terbuka terhadap
infeksi. Bila kadar prostaglandin
berlebihan, kontraksi uterus
meningkat menimbulkan
dysmenorrhea.
28

Faktor psikis dapat menyebabkan


gangguan/ketidakteraturan siklus
seksual wanita.

29

FASE PROLIFERATIF

30

Sesudah menstruasi berhenti,


hanya tinggal satu lapis tipis
stroma endometrium. Dibawah
pengaruh estrogen terjadi
perangsangan proliferasi epitel,
kelenjar dan pembuluh darah di
endometrium yang berlangsung
dengan cepat. Waktu ovulasi
tebal endometrium 3-4 mm.

31

Pada fase ini kelenjar serviks


mensekresi mukus yang encer
seperti benang-benang
membentuk saluran untuk
mengarahkan sperma masuk ke
uterus. Fase proliferatif
berlangsung 14 hari (dari akhir
menstruasi pertama sampai
terjadi ovulasi).

FASE SEKRESI

32

Setelah ovulasi akan terbentuk


korpus luteum yang mensekresi
sejumlah estrogen dan
progesteron. Progesteron
merangsang perkembangan
sekretorik endometrium, kelenjar
berkelok-kelok dan pertumbuhan
pembuluh darah endometrium.

Kelenjar endometrium
mensekresi glikogen yang
diperlukan untuk pertumbuhan
awal embrio. 3-4 hari sebelum
menstruasi estrogen dan
progesteron menurun dengan
mendadak sehingga terjadi
menstruasi
33

Fase sekresi berlangsung kirakira 14 hari yaitu dari ovulasi


sampai menstruasi berikutnya.
Fase sekretorik lamanya selalu
tetap (14 hari), jika siklus
menstruasi berubah, yang
berubah adalah fase proliferatif.

34

FUNGSI ESTROGEN

35

Fungsi utama yaitu merangsang


proliferasi sel dan pertumbuhan
jaringan organ kelamin dan
jaringan organ lain yang
berhubungan dengan organ
reproduksi. Pada masa kanakkanak estrogen disekresi sedikit,
pada pubertas sekresi meningkat
sampai 20 kali lipat dibawah
pengaruh hipofisis anterior.

EFEK ESTROGEN

36

1. Pertumbuhan uterus, vagina,


tuba Falopii, labium mayora
dan lanbium minora
menyerupai dewasa.
2. Pembentukan epitel vagina
dari tipe kuboid menjadi epitel
bertingkat yang lebih tahan
terhadap infeksi dan trauma.
3. Kelenjar berproliferasi untuk
memberikan nutrisi kepada
ovum dan uterus.

EFEK ESTROGEN

37

4. Pembuluh darah dan sel epitel


bersilia yang mengelilingi tuba
Falopii bertambah banyak,
bergerak kearah uterus untuk
mendorong ovum.
5. Pada payudara, pertumbuhan
jaringan stroma,
perkembangan sistem duktus
dan penambahan deposit
lemak meningkat.

EFEK ESTROGEN

38

6. Aktivitas osteoblas meningkat


pada tulang rangka, sehingga
laju pertumbuhan waktu
pubertas meningkat beberapa
tahun, pada wanita lebih cepat
berhenti.
7. Merangsang proliferasi sel
granulosa dan pematangan
folikel.

EFEK ESTROGEN
8. Pematangan telur.
9. Meningkatkan transport
sperma dengan merangsang
kontraksi uterus kearah atas
dan kontraksi tuba Falopii.
10.Merangsang pertumbuhan
endometrium dan miometrium.
39

EFEK ESTROGEN

40

11. Merangsang sintesis reseptor


progesteron di endometrium
dan reseptor oksitosin di
miometrium pada kehamilan.
12.Mengontrol sekresi GnRH dan
gonadotropin.
13.Menghambat aksi prolaktin
terhadap sekresi ASI selama
kehamilan.

EFEK ESTROGEN

41

14. Protein total tubuh meningkat,


terjadi keseimbangan nitrogen
tubuh.
15. Deposisi lemak pada subkutan,
payudara dan bokong.
16. Kulit jadi lembut dan halus akibat
peningkatan androgen adrenal,
jumlah keringat meningkat sehingga
timbul akne.
17. Retensi air dan natrium di tubulus
ginjal, tetapi jumlahnya kecil.

EFEK
FUNGSI
ESTROGEN
PROGESTERON

42

1. Merangsang sekretorik pada


endometrium selama setengah
akhir siklus seksual wanita dan
menyiapkan lingkungan yang
baik untuk memberi makan
embrio/fetus yang tumbuh.
2. Merangsang pembentukan
mukus serviks yang kental.
3. Menghambat sekresi GnRH dan
gonadotropin.

EFEK
FUNGSI
ESTROGEN
PROGESTERON

43

4. Merangsang perkembangan
alveolus dan lobuler kelenjar
mammae.
5. Pada tuba Falopii meningkatkan
sekresi untuk nutrisi dari ovum
yang dibuahi.
6. Menghambat aksi prolaktin
terhadap pengeluaran ASI
selama kehamilan.

EFEK
FUNGSI
ESTROGEN
PROGESTERON
7. Menghambat kontraksi uterus
selama kehamilan
8. Katabolisme protein yang
dialirkan ke janin.

44

EFEK ESTROGEN
PUBERTAS

45

Pada usia 8 tahun telah mulai terjadi


kehidupan seksual dan mencapai
puncaknya pada 11-16 tahun. Pada
anak-anak sekresi GnRH, estrogen
dan gonadotropin rendah.
Pubertas dimulai oleh karena
adanya perubahan sensitivitas
hipotalamus terhadap umpan balik
negatif estrogen.

EFEK ESTROGEN
PUBERTAS

46

Akibatnya sekresi GnRH meningkat


demikian juga FSH, LH dan
estrogen. Menarche adalah
menstruasi pertama, biasanya pada
usia 12 tahun, bergantung kepada
beberapa faktor antara lain terutama
jumlah lemak dalam tubuh (body
fat).

EFEK
KELAINAN
ESTROGEN
FUNGSI OVARIUM
A. Pubertas prekoksia

47

a.Pubertas prekoksia sejati


Disebabkan oleh tumor/lesi di
hipotalamus yang menyebabkan
kematangan perkembangan seks
sebelum usia pubertas yang
normal. Seks sekunder adalah
wanita. Ovulasi dapat terjadi pada
usia 5 tahun dan dapat
melahirkan bayi sehat dengan
sectio caesaria.

Pubertas prekoksia

48

b.Pubertas prekoksia tidak sejati


Disebabkan oleh tumor
ovarium, tidak ada stimulasi dari
gonadotropin hipofisis anterior.
Estrogen berasal dari kelenjar
adrenal. Di sini tidak terjadi ovulasi.
Tumor ovarium bila menghasilkan
androgen terjadi maskulinisasi, bila
menghasilkan estrogen terjadi
perkembangan seks lebih awal.

EFEK
KELAINAN
ESTROGEN
FUNGSI OVARIUM
B. Kelainan menstruasi
1.Siklus anovulatoir (menstruasi
tanpa ovulasi)
Normal dapat terjadi 1-2 tahun
sesudah menarche atau menjelang
menopause. Pada keadaan patologis
disebabkan oleh kelainan hormonal.
49

2. Amenorrhea
Amenorrhea primer yaitu belum
pernah menstruasi walau sudah
waktunya, biasanya disertai
dengan tanda seks sekunder
tidak berkembang.
50

51

Amenorrhea sekunder, pernah


menstruasi kemudian berhenti.
Normal bila terjadi kehamilan,
atau bila mengalami stress.
Patologis bila terjadi kelainan
ovarium, penyakit sistemik,
gangguan hipotalamus/hipofisis
anterior.

52

3. Oligomenorrhea yaitu menstruasi


dengan perdarahan sedikit.
4. Menorrhagia (hipermenorea) yaitu
menstruasi dengan perdarahan
banyak.
5. Metrorrghagia, pendarahan
diantara saat-saat menstruasi.
6. Dysmenorrhea yaitu nyeri hebat
diwaktu menstruasi.

C. Stein-eventhal Syndrome =
sindroma ovarium polikistik.

53

Pada keadaan ini kapsul ovarium


menebal, dengan kista-kista folikuler
yang biasanya terdapat pada kedua
ovarium. Tidak terjadi ovulasi
sehingga terjadi infertil dan dijumpai
amenorrhea, maskulinisasi dan
hirsutisme.

D. Kelainan sekresi ovarium

54

Hipogonadisme yaitu sekresi ovarium


menurun yang disebabkan karena
ovarium tidak terbentuk normal. Tidak
terjadi menstruasi selama beberapa
bulan atau amenorrhea.
Enuchisme yaitu keadaan dimana
ovarium tidak terbentuk sejak lahir,
organ seks infantil, pertumbuhan
tulang panjang berlebihan.

55

Menopouse/pengangkatan ovarium,
disini uterus dan vagina mengecil dan
epitel vagina menipis.
Hipersekresi ovarium. Kadar estrogen
meningkat sehingga menekan
hipofisis anterior, sekresinya
menurun. Endometrium menjadi
hipertrofi dan perdarahan tidak
teratur. Penyebab biasanya tumor sel
granulosa ovarium.

EFEK ESTROGEN
MENOPAUSE
Wanita usia 45-55 tahun siklus
menstruasi tidak teratur, tidak terjadi
ovulasi karena tidak cukup estrogen
untuk merangsang peningkatan LH.
Pada menopause ovarium mengalami
atrofi, tidak responsif terhadap
gonadotropin
56

Penurunan estrogen menyebabkan


hambatan umpan balik terhadap LH
dan FSH sehingga sekresi LH dan
FSH meningkat.
Rasa panas/hangat yang menjalar
dari dada sampai wajah (hot flushes),
berkeringat malam hari sehingga
menimbulkan rasa letih di pagi hari.
57

Psikis (gelisah, cemas) bila


hebat diberi estrogen dan
psikoterapi.
Dorongan seks tidak berkurang,
mungkin meningkat.

58

AKSI SEKSUAL PADA WANITA

59

Rangsang seksual dapat disebabkan


oleh rangsangan fisik pada daerah
perineum, introitus vagina dan klitoris
atau rangsangan psikis misalnya
fikiran/melihat gambar erotis.
Rangsangan akan melalui
N.pudendus yang dihantarkan ke
sakral.

Dari sakral ke serebrum atau melalui


parasimpatis bilateral akan
merangsang sekresi kelenjar bartolini.
Mukus bagian depan introitus vagina
dari mukus epitel vagina. Bila
rangsangan mencapai klimaks akan
timbul reflek :
Kontraksi otot perineal yang ritmik.
60

61

Gerakan uterus dan tuba Falopii


meningkat, agar sperma mudah
mencapai ovum.
Kanalis servikalis mjd lebar selama
1 jam, agar sperma mdh masuk.
Ketegangan otot tbh meningkat,
mencapai kepuasan. Stlh beberapa
menit tjd relaksasi dan resolusi
(orgasmus = klimaks pada wanita, pd
pria disbt ejakulasi).

MASA SUBUR
Umur ovum 24 jam, sperma dapat
tahan dalam saluran reproduksi
selama 72 jam. Bila ingin hamil, maka
hubungan seksual dilakukan 1 hari
sebelum, saat ovulasi dan 1 hari
sesudah ovulasi.
62

KEHAMILAN

63

Hanya satu sperma yang dapat


membuahi ovum. Pembuahan terjadi
di 1/3 luar (lateral) tuba Falopii,
setelah ovum dibuahi akan
membentuk dinding yang dapat
ditembus sperma lain. Zigot (ovum
yang telah dibuahi) akan bergerak ke
uterus.

Zigot berada di ampula 1-3 hari,


sambil terjadi mitosis dan terbentuk
morula yang kemudian didorong ke
uterus. 4-3 hari setelah ovulasi,
korpus luteum mensekresi
progesteron merelaksasikan tuba
sehingga morula dengan cepat
didorong ke uterus.
64

Fertilisasi harus terjadi dalam waktu


24 jam setelah ovulasi, sedangkan
sperma dapat hidup 53-72 jam
setelah diejakulasikan ke dalam
vagina.

65

Zygote berada di ampula kira-kira 1-3


hari, sambil terjadi mitosis dan
terbentuk morula 3-4 hari setelah
ovulasi korpus luteum sudah cukup
mensekresikan progesteron yang
dapat merelaksasikan tuba sehingga
morula dengan cepat didorong ke
dalam uterus oleh gelombang
peristaltik tuba.
66

Nidasi terjadi pada hari ke 6-7


sesudah ovulasi dan pada saat itu
endometrium sudah siap untuk
terjadinya implantasi dan waktu itu
morula sudah berproliferasi dan
berdegenerasi menjadi blastosit.

67

Nidasi di mulai saat sel trofoblas dari


blastosit mengeluarkan enzim
proteolitik dan mencerna
endometrium tempat blastosit melekat
sehingga memberi jalan untuk tajutaju jaringan trofoblas menembus
endometrium.

68

Sel endometrium yang berhubungan


dengan trofoblas akan berubah
menjadi sel desidua dan kaya dengan
makanan. Blastosit akan tenggelam
dalam sel desidua dan sel trofoblas
terus mencerna sel desidua
sekitarnya untuk menyediakan
makanan bagi embrio sampai
trofoblas terbentuk.
69

70

Pada hari ke-12 lapisan trofoblas


terdiri dari 2 lapisan sel yang tebal
yang disebut korion. Korion
mengeluarkan enzim dan terus
melakukan ekspansi dan akan
terbentuk rongga dalam desidua.
Rongga akan terisi darah ibu yang
juga tidak membeku oleh karena
adanya antikoagulans yang disekresi
oleh korion.

Taju-taju korion akan masuk kedalam


rongga yang berisi darah ibu tersebut
dan dalam perkembangan
selanjutnya akan menjadi vili-vili
plasenta yang kaya dengan jaringan
kapiler.

71

Plasenta terbentuk dengan baik pada


minggu ke-5 setelah implantasi dan
pada saat ini jantung bayi juga sudah
berkembang dan memompakan
darah ke dalam plasenta. Selama
kehamilan plasenta berfungsi sebagai
sistem pencernaan, sistem respirasi
dan ginjal bagi janin.
72

Zat nutrisi dan O dari darah ibu


berdifusi melalui barier plasenta yang
masuk ke sirkulasi janin, sedang CO
dan zat-zat sampah dari janin
ditransfer ke darah ibu.

73

Beberapa zat dapat menembus


barrier plasenta dengan sistem
transpor khusus dan ada yang dapat
berdifusi secara sederhana.
Beberapa zat kimia seperti aspirin,
alkohol, zat terdapat dalam asap
rokok dan mungkin juga
organisme/virus seperti virus AIDS
dapat menembus barrier plasenta.
74

Plasenta berfungsi sebagai barrier


untuk menjaga embrio dari reaksi
penolakan ibu secara imunologik.
Embrio walau bagaimanapun
dianggap sebagai benda asing, oleh
karena secara genetik mengandung
faktor dari orang lain (ayah). Selain itu
plasenta juga berfungsi sebagai
organ endokrin.
75

ENDOKRINOLOGI KEHAMILAN
Saat terjadi kehamilan, HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) akan
mempertahankan korpus luteum
sampai 10 minggu karena LH yang
mempertahankan korpus luteum pada
fase luteal ditekan oleh peningkatan
progesteron (umpan balik negatif).
76

Plasenta pada awalnya belum dapat


mensekresi estrogen dan progesteron
karena tidak mempunyai enzim yang
lengkap.

77

78

Setelah 8 minggu kehamilan, fungsi


korpus luteum menurun, tetapi akan
tetap dipertahankan selama
kehamilan disebut Corpus Luteum of
Pregnancy. Sekresi HCG menurun
setelah mencapai puncaknya pada
hari ke-60 kehamilan, tetapi estrogen
dan progesteron meningkat sampai
waktu mendekati kelahiran.
79

80

HCG dapat dideteksi pada urin wanita


hamil dan akan memberikan hasil
positif setelah 2 minggu amenore.
Plasenta menghasilkan estrogen,
progesteron dan human chorionic
somatomamotropin.
Morning sickness dapat terjadi pada
ibu hamil muda karena peningkatan
HCG yang merangsang
chemoreceptor trigger zone.

HORMON PADA KEHAMILAN

81

Pada kehamilan ditemukan hal-hal


sebagai berikut :
1.Sekresi hipofisis anterior
meningkat, prolaktin dan ACTH
meningkat, tetapi sekresi LH dan
FSH menurun oleh karena
hambatan dari estrogen dan
progesteron.
2.Korteks adrenal, sekresi
aldosteron dan kortisol meningkat.

3. Plasenta, mensekresi estrogen,


progesteron dan HCG.
4. Neurohipofisis, sekresi
vasopressin meningkat.
5. Ginjal, sekresi renin meningkat.
6. Kelenjar tiroid, sekresi tiroksin
meningkat. Hormon tiroid
diperlukan mulai dari kehidupan
janin, setelah lahir kadarnya
meningkat sampai 6 tahun.
82

Setelah usia 6 tahun kadarnya


menurun dan berhenti (sangat
menurun) pada usia 20 tahun.
7. Paratiroid, sekresi parathormon
meningkat untuk
mempertahankan kadar calsium
dalam cairan esktraseluler
dalam batas normal.

83

8. BMR meningkat, glukosa plasma


meningkat, glukoneogenesis,
mobilisasi lemak meningkat oleh
karena respons terhadap insulin
menurun oleh efek antagonis
insulin.

84

HORMON PLASENTA DAN


FUNGSINYA

85

1. Estrogen, merangsang
pertumbuhan dan kekuatan
uterus.
2. Progesteron
Mencegah uterus tidak
berkontraksi pada waktu
kehamilan.

86

Merangsang pembentukan
lobus alveoli kelenjar mammae.

Mempersiapkan kelenjar
mammae untuk laktasi.

Merangsang sintesis reseptor


oksitosin pada akhir
kehamilan.

Membentuk mukus serviks


yang
kental untuk
mencegah infeksi.

87

3. Human chorionic
somatomamotropin (HCS) =
laktogen plasenta
o Merangsang enzim untuk
pembentukan ASI.
o mengurangi utilisasi glukosa ibu,
sehingga lebih banyak glukosa
yang digunakan janin.
o Mempertahankan
keseimbangan protein.

88

3. Human chorionic
somatomamotropin (HCS) =
laktogen plasenta
o Merangsang enzim untuk
pembentukan ASI.
o mengurangi utilisasi glukosa ibu,
sehingga lebih banyak glukosa
yang digunakan janin.
o Mempertahankan
keseimbangan protein.

4. Relaksin, melemaskan serviks dan


ligamen uterus pada saat
melahirkan.

89

PERSALINAN

90

Kehamilan berlangsung 270 hari


(40 minggu) bila dihitung dari
pembuahan, atau 284 hari bila
dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir. Pada akhir kehamilan terjadi
penurunan rasio progesteron dan
estrogen dalam plasma, hal ini akan
merangsang sensitivitas miometrium
terhadap oksitosin yang selanjutnya

terhadap oksitosin yang selanjutnya


merangsang sekresi prostaglandin di
uterus sehingga kontraksi uterus
meningkat. Serviks pada akhir
kehamilan menjadi lembut dan
dilatasi karena pengaruh hormone
relaksin.

91

terhadap oksitosin yang selanjutnya


merangsang sekresi prostaglandin di
uterus sehingga kontraksi uterus
meningkat. Serviks pada akhir
kehamilan menjadi lembut dan
dilatasi karena pengaruh hormone
relaksin.

92

PERSALINAN

93

PENGARUH LAKTASI
1. Menghambat sekresi FSH dan LH
melalui GnRH yang menekan
siklus menstruasi.
2. Mencegah ovulasi.
3. Mencegah kehamilan.

94

KONTRASEPSI PADA WANITA

95

A. Menghambat transport sperma


ke ovum
1. Pantang berkala
Tdk mengadakan hbgn seks 3 hr
sblm dan 3 hari
sesudah
ovulasi. Cara ini sering gagal
sebab antara lain lama siklus
menstruasi yg tdk lengkap, shg
perkiraan
ovulasi tdk tepat.

96

2. Zat kimia
Berupa spermicidal yaitu suatu
zat yang toksik terhadap
sperma yang berlangsung kirakira 1 jam (jelly atau cream).
3. Metode barier
Wanita memakai diafragma
yang menutupi serviks, alat ini
terus dipakai selama 6 jam
sesudah hubungan seks.

Diafragma sering dikombinasi


dengan spermicidal.
4. Tubektomi pada wanita, tuba
diikat kemudian dipotong.
5. Coitus interruptus
mengeluarkan penis dari vagina
sebelum ejakulasi.

97

KONTRASEPSI PADA WANITA


B. Mencegah ovulasi (Hormonal)
Dasar metode ini ialah menekan
sekresi gonadotropin yang
menghambat sekresi LH dan FSH
sehingga tidak terjadi pematangan
folikel.
98

1. Pil
Berisi estrogen dan progesteron,
cara kerja menekan ovulasi
Minipil, berisi progesteron dosis
kecil, tidak menekan ovulasi, tetapi
menyebabkan sekret serviks
menjadi kental dan menghambat
fase proliferasi endometrium.
99

2. Suntikan
Berisi progesteron dosis besar,
mencegah ovulasi. Dapat
diberikan tiap 3 atau 2 bulan.
3. Implantasi
Berisi derivat progesteron,
mencegah ovulasi. Susuk diganti
tiap 5 tahun.
100

KONTRASEPSI PADA WANITA


C. Alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR = IUD)
Cara kerja dengan merangsang
respon inflamasi lokal untuk
mencegah implantasi ovum yang
sudah dibuahi.
101

102

103

104

105

Hypothala
mus

GnRH
+
+
Anterior pituitary

LH
+
Ovary
Corpus
luteum
106

Moderate
levels of
Estrogen

High levels of
progesteron

107

108

Ya Tuhanku,
rilah kami kebaikan di Duni
Dan Kebaikan di Akhirat,
Serta selamatkan kami
Dari Siksa Api Neraka.
( QS. Al-Baqarah : 201 )

119

Anda mungkin juga menyukai