Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP PERGERAKAN

PEJALAN KAKI DENGAN SISTEM DINAMIK


(Studi Kasus: Kawasan Alun-Alun Kota Malang)
Cynthia Virdiana Rosanti, Achmad Wicaksono, Fauzul Rizal Sutikno
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : cynt2_plano@yahoo.com
ABSTRAK
Kawasan Alun-alun merupakan CBD Kota Malang yang memiliki tarikan pergerakan cukup tinggi disebabkan
oleh beragamnya aktivitas penggunaan lahan yang ada. Tingginya tarikan pergerakan pejalan kaki berdampak
pada keterbatasan ruang gerak jalur pejalan kaki. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk
mengetahui karakteristik pola penggunaan lahan dan karakteristik sistem transportasi pejalan kaki pada kawasan
CBD Alun-alun Kota Malang serta mengetahui interaksi penggunaan lahan terhadap pergerakan pejalan kaki
melalui permodelan dinamik jalur pedestrian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dan evaluatif baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif serta menggunakan permodelan
sistem dinamik dengan STELLA. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui bahwa Karakteristik penggunaan
lahan pada kawasan CBD Alun-alun Kota Malang antara lain didominasi berupa penggunaan lahan perdagangan
-mall dan retail dengan KDB berkisar antara 60%-95%, KLB 120%-285%, serta jumlah lantai bangunan antara
1-3 lantai. Karakteristik sistem transportasi pejalan kaki yaitu Level A terdapat pada titik pengamatan 1, 2, 3 sisi
kanan, 3 sisi kiri, 6, dan 7. Level C terdapat pada titik pengamatan 4. Level E terdapat pada titik pengamatan 5
sisi kanan dan E sisi kiri. Interaksi penggunaan lahan terhadap pergerakan pejalan kaki melalui permodelan
sistem dinamik dengan STELLA dapat diketahui bahwa tingkat pelayanan jalur pejalan kaki pada Kawasan
Alun-alun selama rentang 12 tahun kedepan akan mencapai tingkat pelayanan maksimal pada Tahun 2012
untuk titik 5, pada Tahun 2013 untuk titik 4, pada Tahun 2014 untuk titik 1, pada Tahun 2016 untuk titik 2,3,6
dan pada Tahun 2017 untuk titik 7. Analisis sentivitas model menggunakan skenario pertumbuhan jumlah
karyawan sebesar 1% per tahun, penambahan luas bangunan dan alih fungsi penggunaan lahan.
Kata kunci: Pergerakan pejalan kaki, permodelan sistem dinamik, tarikan guna lahan.

PENDAHULUAN
Tingginya tarikan pergerakan yang
dihasilkan pada kawasan CBD Alun-alun
Kota Malang disebabkan oleh beragamnya
aktivitas guna lahan yang ada. Pada sistem
pergerakan transportasi selain pengaturan
arus lalu lintas, pola pergerakan para
pejalan kaki juga penting untuk
diperhatikan.
Intensitas pergerakan yang cukup
tinggi dan beragamnya pola penggunaan
lahan namun tidak didukung oleh
pengelolaan jaringan transportasi yang
terintegrasi
seringkali
menimbulkan
permasalahan. Permasalahan yang sering
dijumpai pada jalur pejalan kaki terutama

pada kawasan pusat kota seperti pada


Kawasan CBD Alun-Alun Kota Malang
yaitu alih fungsi jalur pejalan kaki menjadi
lokasi parkir dan PKL, sehingga ruang
gerak pejalan kaki menjadi berkurang.
Aspek keamanan dan kenyamanan jalur
pejalan kaki juga perlu untuk ditingkatkan
karena
umumnya
terdapat
trotoar
berlubang atau trotoar yang terputus.
Melalui permodelan sistem dinamik
pada jalur pedestrian maka dapat diketahui
interaksi antara pola penggunaan lahan
terhadap kinerja pelayanan jalur pejalan
kaki pada kawasan CBD Alun-alun Kota
Malang, sehingga dapat diketahui kondisi
pelayanan jalur pejalan kaki dimasa

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

144

mendatang
serta
mengantisipasi
permasalahan
penyediaan
fasilitas
pedestrian yang aman dan nyaman yang
dibutuhkan oleh para pejalan kaki.
Tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian
ini
adalah
mengetahui
karakteristik pola penggunaan lahan,
mengetahui
karakteristik
sistem
pergerakan pejalan kaki, dan mengetahui
interaksi penggunaan lahan terhadap
pergerakan
pejalan
kaki
melalui
permodelan dinamik jalur pedestrian pada
kawasan CBD Alun-alun Kota Malang.
Menurut Tamin, interaksi antara
sistem kegiatan dan sistem jaringan ini
menghasilkan pergerakan manusia dan
barang
dalam
bentuk
pergerakan
kendaraan dan atau orang/pejalan kaki.
Kebutuhan akan pergerakan selalu
menimbulkan permasalahan, khususnya
pada saat orang ingin bergerak untuk
tujuan yang sama di dalam daerah tertentu
dan pada saat yang bersamaan. (Tamin,
2000)
Faktor yang mempengaruhi tarikan
pergerakan
(Ortuzar:
1990
dalam
Agustianingsih: 2005)
Luas lantai untuk kegiatan pada
masing-masing guna lahan
Jumlah pekerja/ karyawan
Parameter dalam menentukan nilai
tingkat pelayanan adalah ruang pejalan
kaki (pedestrian space) dan tingkat arus
(flow rate). Adapun batasan-batasan untuk
menentukan tingkat pelayanan jalur
pejalan kaki menurut Direktorat Penataan
Ruang Nasional dapat dilihat pada Tabel
1.
Permodelan
sistem
dinamik
bertujuan untuk mengambil suatu sistem
yang kompleks dan mengidentifikasi
unsur-unsur yang mendefinisikan sistem
dan bagaimana hubungan satu sama lain.
Permodelan sistem dinamik dianggap lebih
baik karena mereka memungkinkan untuk
pengujian teori dan eksplorasi.
Tabel 1.

Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan


Kaki

Tingkat
Pelayanan
A
B
C
D
E
F

Ruang
Pejalan
Kaki(m2/org
)
> 5,6
5,6
> 2,2-3,7
>1,1-2,2
> 0,75-1,4
< 0,75

Arus
(org/m/menit)
< 16
> 16-23
> 23-33
> 33-49
> 49-75
> 75

Model Sistem Dinamik dengan


STELLA adalah sebuah program yang
diproses menggunakan grafik, yang akan
menimbulkan aksesibiitas dari simbolsimbol yang telah ditentukan dengan
bentuk icon. Variabel yang digunakan
sangat simple dan menghasilkan icon-icon
yang saling berhubungan antar variabel
dalam sebuah sistem. (Ruth : 1997)
Pada permodelan dinamik dengan
STELLA untuk memasukan variablevariabel terdapat symbol-simbol yang
perlu diketahui, antara lain:
a. Stocks
, elemen sistem yang
digunakan untuk merepresentasikan
variabel utama
b. Flows
, elemen sistem yang
merepresentasikan
aktivitas
atau
perubahan dari setiap variabel
c. Converters
, parameter variabel
utama, hasil kalkulasi dari model, dan
transformasi input pada masa depan.
Dimana hasilnya akan menjelaskan
transformasi variabel yang akan
menjadi kontrol variabel.
d. Connectors
, elemen sistem yang
menghubungkan dengan parameter
atau paremeter dengan parameter.
METODE
Populasi dan Sampel
Sampel yang diambil dengan
menggunakan metode sampling non
probabilitas.
Pengambilan
sampel
dilakukan dengan teknik accidental
sampling. Teknik ini biasa dilakukan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

145

karena beberapa pertimbangan, misalnya


alasan keterbatasan waktu, tenaga dan
dana sehingga tidak dapat mengambil
sampel yang besar dan jauh. Jumlah
sampel yang diambil pada penelitian ini
untuk pengguna jalur pejalan kaki
sebanyak 68 orang.
Bagan Alir Penelitian.
Secara umum bagan alir penelitian
Interaksi Penggunaan Lahan Terhadap
Pergerakan Pejalan Kaki Dengan Sistem
Dinamik di Kawasan Alun-alun Kota
Malang dapat dilihat pada Gambar 1.
Kinerja
Jalur
Pedestrian
menggunakan acuan tingkat pelayanan
yang terdapat pada Direktorat Penataan
Ruang Nasional.
Tabel 2. Tingkat Pelayanan Trotoar
Ruang
Arus
Tingkat
(m2/oran (orang/m/
Pelayanan
g)
menit)
A
> 5,6
< 16
B
5,6
> 16-23
C
> 2,2-3,7
> 23-33
D
>1,1-2,2
> 33-49
E
> 0,75-1,4
> 49-75
F
< 0,75
> 75

Analisis tarikan pergerakan pejalan


kaki digunakan untuk menentukan
permodelan tarikan pergerakan pada
masing-masing
guna
lahan
yang
berpengaruh. Guna lahan yang menjadi
fokus penelitian yaitu perdagangan-jasa,
perkantoran, pendidikan,dan peribadatan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2 dan Tabel 3.
Permodelan sistem dinamik dengan
STELLA, terdapat beberapa elemen sistem
yang harus ditentukan yaitu:
a. Variabel utama.
b. Parameter variabel utama/ sub
variabel.

Survei
Pendahuluan

MERUMUSKAN
MASALAH

PENGUMPULAN
DATA

Data

Data Primer:

ANALISI
S DATA

Analis
is Pola
Penggunaan

Jenis guna lahan


Intensitas guna lahan
Karakteristik tarikan
pergerakan

Analisis
sistem transportasi
pejalan kaki

A
nalisis
Karakteristik
pergerakan
pejalan kaki

A
nalisis
Karakteri
stik
jaringan
pejalan
kaki

A
nalisis
kinerja jalur
pejalan kaki

Analisis
Sistem Dinamik

Analisis
Sensitivitas
Interaksi Pola Penggunaan Lahan terhadap
Pergerakan Pejalan Kaki pada Kawasan CBD Alun-alun Kota
Malang

HASIL DAN

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Kandidat
variabel bebas

Data
tarikan (variabel terikat)

Pemilihan
kombinasi variabel bebas

Kalibrasi
persamaan model

Uji Model

L
olos

Pemilihan
persamaan model yang
optimum

Tidak
Lolos

Model

Gambar 2. Bagan Alir Penurunan Model

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

146

Tabel 3. Faktor Peubah Bebas pada MasingMasing Guna Lahan


N
o.
1.

Jenis Pola
Penggunaan
Lahan

Faktor peubah
bebas (X)

Perdaganga
n/jasa

a. Jumlah karyawan
(x1)
b. Luas bangunan
(x2)

2.

Perdaganga
n retail

a. Jumlah karyawan
(x1)
b. Luas angunan
(x2)

3.

Perkantoran

a. Jumlah karyawan
(x1)
b. Luas bangunan
(x2)

4.

Pendidikan

5.

Peribadatan

a. Jumlah guru dan


karyawan (x1)
b. Luas bangunan
(x2)
a. Jumlah pengurus
(x1)
b. Luas bangunan
(x2)

Sampel
amatan
a. Sarinah
b. Alun-alun
Mall
c. Gajah Mada
Plasa
a. Toko Siswa
b. Restoran Ikan
bakar 52
c. Toko Matriks
Ester
a. Kantor Pajak
b. Kantor Bupati
Malang
c. Kantor Pos
Malang
d. Bank Mandiri
a. SDN Kauman
I

pertumbuhan dan perkembangan Kota


Malang.
Tabel 5. Jenis Penggunaan Lahan di Kawasan
Alun-Alun Kota Malang
No.

Jenis
Penggunaan
Lahan

1.

Perdagangan-Jasa

2.

Perkantoran

3.

Peribadatan

a. Gereja Kayu
Tangan
b. Masjid Jamik
Malang

Tabel 4. Variabel Utama dan Sub-Variabel


Sistem Dinamik Jalur Pedestrian
Variabel utama
Kinerja
jalur
pedestrian (LOS)
Jumlah
tarikan
pergerakan pejalan
kaki

Sub variabel

Volume total pejalan kaki


Arus pejalan kaki
Lebar efektif trotoar
Model tarikan guna lahan
perdagangan
Model tarikan guna lahan
perkantoran
Model tarikan guna lahan
pendidikan
Model tarikan guna lahan
peribadatan
Jumlah karyawan masingmasing guna lahan
Luas
unit
bangunan
masing-masing
guna
lahan
Pejalan kaki melintas

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Karakteristik Penggunaan Lahan
a. Jenis Penggunaan Lahan
Kawasan Alun-alun merupakan
CBD bagi Kota Malang, sehingga
masing-masing penggunaan lahan
berperan
cukup
penting
bagi

Keterangan

Kegiatan
yang
berkembang
pada
kawasan
tersebut
berupa pertokoan,
pusat perbelanjaan,
hiburan,
dan
perhotelan
Pusat
kegiatan
ekonomi
baik
berupa
kegiatan
retail maupun grosir.
Penyebaran
guna
lahan
mengikuti
pola
linear
sepanjang jalan
Kegiatan
perdagangan
menghasilkan
jumlah
tarikan
pergerakan pejalan
kaki yang cukup
tinggi.
Perkembangan
kegiatan
perkantoran
merupakan warisan
keberadaan
pusat
pemerintahan
Kabupaten Malang.
Seiring
dengan
perkembangan dan
pertumbuhan
kawasan berapa unit
bangunan yang ada
difungsikan
juga
sebagai
kawasan
perkantoran
yang
skala pelayanannya
mencakup
skala
pelayanan regional.
Keberadaan sarana
peribadatan
yang
ada
saat
ini,
merupakan
peninggalan struktur
kota
macapat,
dimana
Masjid
Besar berada pada

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

147

No.

Jenis
Penggunaan
Lahan

Keterangan

4.

Pendidikan

5.

Ruang Publik

sisi barat alun-alun


kota.
Pada pemerintahan
kolonial
belanda,
selain
masjid
dibangun pula gereja
sebagai
sarana
peribadatan
kaum
kolonial pada saat
itu.
Sarana pendidikan
yang
ada
di
Kawasan Alun-alun
tidak mendominasi
dalam guna lahan
yang
ada
yaitu
berupa
SDN
I
Kauman
yang
terletak di Jalan
Kauman.
Berfungsi sebagai
area RTH untuk
lahan resapan air
dan sebagai ruang
terbuka publik.
Sebagai
sarana
rekreasi
rakyat,
keberadaan
Alunalun Kota Malang
menghasilkan
jumlah
tarikan
pergerakan pejalan
kaki yang cukup
tinggi.

b. Intensitas Pola Penggunaan Lahan


Intensitas penggunaan lahan yang
cukup tinggi terdapat pada titik
pengamatan E yaitu penggunaan
lahan disepanjang Jalan KH. Agus
Salim. Jenis penggunaan lahan
yang cukup mendominasi yaitu
penggunaan lahan perdagangan
dengan koefisien dasar bangunan
(KDB) berkisar antara 95%-60%,
koefisien lantai bangunan (KLB)
120%-285%, serta jumlah lantai
bangunan antara 1-3 lantai.
c. Karakteristik Tarikan Pergerakan
pada tiap Guna Lahan.

Tarikan pergerakan pada masingmasing guna lahan yang dihasilkan


di Kawasan Alun-alun Kota
Malang memiliki karakteristik
yang berbeda-beda disesuaikan
dengan fungsinya.
Pada
penggunaan
lahan
perdagangan (mall dan retail)
karakteristik
pergerakan
bertujuan untuk bekerja dan
untuk belanja.
Pada
penggunaan
lahan
perkantoran
karakteristik
pergerakan bertujuan untuk
bekerja dan untuk melakukan
aktivitas jasa (pembayaran
pajak, perbankan, pos).
Pada
penggunaan
lahan
peribadatan
karakteristik
pergerakan bertujuan untuk
melakukan
aktivitas
peribadatan.
Pada
penggunaan
lahan
pendidikan
karakteristik
pergerakan bertujuan untuk
bekerja (karyawan dan guru)
dan bersekolah (murid).
Pada ruang terbuka publik
karakteristik
pergerakan
bertujuan untuk melakukan
kegiatan olah raga (pagi hari)
dan rekreasi (siang-malam
hari).
2. Sistem Transportasi Pejalan Kaki
a. Karakteristik Pegerakan Pejalan
Kaki.
Lokasi awal pejalan kaki adalah
dari rumah/ kos-kosan (53%).
Lokasi tujuan para pejalan kaki
adalah
menuju
kawasan
perbelanjaan baik pada pusatpusat perbelanjaan maupun pada
pertokoan retail (52%).
Moda kendaraan yang digunakan
oleh para pejalan kaki didominasi
oleh kendaraan pribadi (42%).

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

148

Jarak tempuh pejalan kaki


melakukan perjalanan sepanjang
301-600m (25%).
Pejalan kaki melakukan kegiatan
pada sore hari menuju ke
kawasan perbelanjaan setelah
seharian bekerja (41%).
Pejalan
kaki
melakukan
aktivitasnya selama 31-60 menit
pada kawasan perbelanjaan yang
ada (31%).
b. Karakteristik Jaringan Pejalan Kaki
Lebar jalur pejalan kaki
Berdasarkan standart tingkat
pelayanan trotoar Dirjen Bina
Marga/Jalan No.011/T/Bt/1999,
kebutuhan lebar trotoar dihitung
dengan menambah dengan lebar
tambahan
yang
lebarnya
menurut penggunaan lahannya.
Ruang pejalan kaki
Ruang/tempat
berjalan
(pedestrian space), yaitu daerah
yang tersedia untuk tiap pejalan
dalam suatu trotoar yang
dinyatakan dalam meter persegi
per orang.
Level A (> 5,6) berarti tersedia
ruang yang cukup bagi pejalan
untuk
memiliki
kecepatan
berjalan yang normal dan untuk
mendahului pejalan lain dalam
arus pergerakan satu arah.
Level B (3,8-5,6) berarti
kebebasan untuk memilih
ruang
dan
kecepatan
berjalan untuk mendahului
pejalan lain terbatasi.
Level C (>2,2-3,7) berarti
tidak tersedianya ruang
untuk pejalan kaki yang
bergerak melambat.

Tabel 6. Kebutuhan Lebar Jalur Pejalan Kaki


Lebar
Eks
(m)

Lebar
Efktf
(m)

Jenis
fasilitas

Lebar
tamba
han

Lebar
Trotoar
(meter)

1,6

1,2

Tanaman
peneduh

0.6

1.80

1,5

1,4

Tanaman
peneduh

0.6

2.00

Titik 3 sisi
kanan

1,6

1,5

Rambu

0.8

2.30

Titik 3 sisi
kiri

2,0

1,6

Pot bunga

1.5

3.10

Titik 4

1,6

1,2

Pot bunga

1.5

2.70

Titik 5 sisi
kanan

1,4

0,5

Pot bunga

1.5

2.00

Titik 5 sisi
kiri

1,4

0,8

Pot bunga

1.5

2.30

1,4

1,4

Tanaman
peneduh

0.6

2.00

1,4

1,4

Rambu

0.8

2.20

Lokasi

Titik 1
Titik 2

Titik 6
Titik 7

Tabel 7. Ruang Pejalan Kaki

152.4

12423

Vol
tot/
menit
17

Titik 1
Titik 2

182

10841

15

12.1

Titik 3 sisi
kanan

202.5

11462

16

12.7

Titik 3 sisi
kiri

216

8167

11

19.0

Titik 4

186

27772

39

4.8

Titik 5 sisi
kanan

92.5

24608

34

2.7

Titik 5 sisi
kiri

148

28684

40

3.7

Titik 6

352

15344

21

16.5

Titik 7

224

9371

13

17.2

Titik
Pengamatan

Luas
(m2)

Vol
Tot

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

Ruang
(m2/ped)
8.8

149

Tabel 8. Tingkat Pelayanan Jalur Pedestrian di


Kawasan Alun-Alun Kota Malang
Arus
(V)
(kaki/
m/
menit)

Titik
Pengamatan

Lebar
Efektif
Jalur
pelajan kaki

Volume
pejalan
kaki total

Titik 1

1.20

12423

14.38

Titik 2
Titik 3 sisi
kanan
Titik 3 sisi
kiri

1.40

10841

10.75

1.50

11462

10.61

1.60

8167

7.09

Titik 4
Titik 5 sisi
kanan
Titik 5 sisi
kiri

1.20

27772

32.14

0.50

24608

68.36

0.80

28684

49.80

Titik 6
Titik 7

1.60
1.40

15344
9371

13.32
9.30

A
A

Tingkat
Pelayanan

c. Kinerja Jalur Pejalan Kaki


Penentuan kinerja jalur pejalan kaki
ditentukan berdasarkan arus pejalan
kaki yang melintas (V), menggunakan
standart
berdasarkan
Direktorat
Penataan Ruang Nasional.
1. Level A berarti para pejalan
kaki dapat bergerak dalam jalur
yang diinginkan dan kecepatan
pejalan kaki tidak ada konflik
dengan pejalan lain.
2. Level C yang berarti tersedia
ruang yang cukup bagi pejalan
untuk
memilih
kecepatan
berjalannya.
3. Level E yang berarti tidak
tersedia
ruang
untuk
mendahului
pejalan
yang
bergerak lambat.
3. Interaksi Penggunaan Lahan
Terhadap Pergerakan Pejalan Kaki
a. Analisis
Tarikan
Pergerakan
Penggunaan Lahan
Tarikan Penggunaan Lahan
Perdagangan-Mall
Y1 = 1117,875 + 1,751X1 dimana
x1 yaitu jumlah karyawan yang
bekerja
pada
pusat-pusat
perdagangan-mall.

Tarikan Penggunaan Lahan


Perdagangan-Retail
Y1 = 19,269 + 8,694X1, dimana
x1 yaitu jumlah karyawan yang
bekerja
pada
pusat-pusat
perdagangan-retail.
Tarikan Penggunaan Lahan
Perkantoran
Y1 = 226,431 + 0,086X2 ,
dimana x2 yaitu luas bangunan
pada masing-masing guna lahan
perkantoran.
Tarikan Penggunaan Lahan
Pendidikan
Y1 = 20,591 + 8,017X1, dimana
x1 yaitu jumlah karyawan dan
guru yang bekerja pada guna
lahan pendidikan.
Tarikan Penggunaan Lahan
Peribadatan
Y1 = 136,716 + 12,214X1,
dimana
x1
yaitu
jumlah
karyawan yang bekerja pada
guna lahan peribadatan.
b. Permodelan
Sistem
Dinamik
dengan STELLA
Permodelan sistem dinamik
bertujuan untuk mengetahui tingkat
pelayanan jalur pejalan kaki
maksimal pada jumlah total
pergerakan pejalan kaki maksimal
yang melintas sehingga akan
diketahui pada tahun ke berapa
diperlukan
perbaikan
tingkat
pelayanan jalur pejalan kaki.
Berdasarkan
hasil
permodelan sistem dinamik dengan
STELLA, diketahui bahwa jalur
pejalan kaki yang pada Jl. KH.
Agus Salim (Titik Pengamatan 5)
memiliki kinerja jalur pejalan kaki
yang terburuk yaitu sebesar 60,95
pjln
kaki/menit/meter
dengan
tingkat pelayanan E. Model dan
grafik interaksi pada titik E dapat
dilihat pada Gambar 2 dan
Gambar 3. Sedangkan hasil
permodelan sistem dinamik dengan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

150

STELLA pada masing-masing titik


pengamatan
dapat
dijelaskan
sebagai berikut:
Titik 1 ( Jl. Basuki Rahmat)
Tarikan guna lahan yang
memberikan pengaruh berupa
guna
lahan perdagangan-mall (Mall
Sarinah, Mc.D, dan KFC).
Volume pergerakan pejalan kaki
total yang dihasilkan sebesar
10.488 pergerakan dengan LOS
A, maka LOS maksimal hingga
tahun 2014.
Titik 2 (Jl. Merdeka Utara)
Tarikan guna lahan yang
memberikan pengaruh berupa
guna lahan perdagangan-mall
(Mall
Sarinah).
Volume
pergerakan pejalan kaki total
sebesar
11545
pergerakan
dengan LOS A, maka LOS
maksimal hingga tahun 2016.
Titik 3 (Jl. SW Pranoto)
Tarikan guna lahan yang
memberikan pengaruh pada
jumlah pergerakan berupa guna
lahan perdagangan-mall (Alunalun Mall). Volume pergerakan
pejalan
kaki
total
yang
dihasilkan
sebesar
24062
pergerakan dengan LOS B,
maka LOS maksimal hingga
tahun 2016.
Titik 4 (Jl. Merdeka Timur)
Tarikan guna lahan yang
memberikan pengaruh pada
jumlah pergerakan berupa guna
lahan perdagangan-mall (Alunalun Mall) dan guna lahan
perdagangan-retail (Pertokoan
Siswa). Volume pergerakan
pejalan
kaki
total
yang
dihasilkan
sebesar
26053
pergerakan dengan LOS C,
maka LOS maksimal hingga
tahun 2013.
Titik 5 (Jl. KH. Agus Salim)

Tarikan guna lahan yang


memberikan pengaruh pada
jumlah pergerakan berupa guna
lahan
perdagangan-mall
(Malang Plasa, Gajah Mada
Plasa, dan Mitra I) dan guna
lahan
perkantoran
(Kantor
Bupati
Malang).
Volume
pergerakan pejalan kaki total
yang dihasilkan sebesar 29851
pergerakan dengan LOS E,
maka LOS maksimal hingga
tahun 2012. Model dan grafik
interaksi pada titik E dapat
dilihat pada Gambar 2 dan
Gambar 3.
Titik 6 (Jl. Merdeka Selatan)
Tarikan guna lahan yang
memberikan pengaruh pada
jumlah pergerakan berupa guna
lahan perkantoran (Kantor Pos
Besar
Malang).
Volume
pergerakan pejalan kaki total
yang dihasilkan sebesar 9687
pergerakan dengan LOS A,
maka LOS maksimal hingga
tahun 2016.
Titik 7 (Jl. Merdeka Barat)
Tarikan guna lahan yang
memberikan pengaruh pada
jumlah pergerakan berupa guna
lahan peribadatan (Masjid Jamik
Malang). Volume pergerakan
pejalan
kaki
total
yang
dihasilkan
sebesar
11743
pergerakan dengan LOS A,
maka LOS maksimal hingga
tahun 2017.
c. Analisis Sensitivitas (Skenario)
Skenario pertumbuhan jumlah
karyawan sebesar 1% per tahun
Apabila dilakukan peningkatan
input pada varibel bebas jumlah
karyawan (x1) di masingmasing model tarikan guna
lahan sebesar 1% dari kondisi
awal (Tahun 2011) maka
selama rentang tahun 2011

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

151

hingga tahun 2024 kinerja jalur


pejalan kaki pada titik 1 akan
tetap baik hingga Tahun 2014,
pada titik 2, 3, 6 akan tetap baik
hingga Tahun 2016, pada titik 7
akan tetap baik hingga Tahun
2017, sedangkan pada titik 4
akan fungsi maksimal hingga
Tahun 2013 dan pada titik 5 .
akan fungsi maksimal hingga
Tahun 2012.
Apabila dilakukan penurunan
input pada varibel bebas jumlah
karyawan (x1) di masingmasing model tarikan guna
lahan sebesar 1% dari kondisi
awal (Tahun 2011) maka
selama rentang tahun 2011
hingga tahun 2024 kinerja jalur
pejalan kaki pada titik 2,3,6,
dan 7 akan berfungsi maksimal
hingga Tahun 2018, pada titik 4
akan
berfungsi
maksimal
hingga Tahun 2019, dan pada
titik 1 dan 5 akan berfungsi
masimal hingga Tahun 2021.
Skenario penambahan luas
bangunan
Menggunakan
asumsi
pertumbuhan 1% per tahun,
dimana
penambahan
luas
bangunan
diasumsikan
dilakukan
secara
vertikal
mengingat penambahan luas
bangunan secara horizontal
tidak memungkinkan untuk
dilakukan karena keterbatasan
lahan.
Pada
skenario
penambahan luas bangunan
(x2) juga menggunakan asumsi

(peningkatan jumlah karyawan


(x1)
sebesar 1% karena dengan
penambangan
luas
unit
bangunan maka akan terjadi
penambahan jumlah karyawan.

Apabila dilakukan peningkatan


input pada varibel bebas luas
unit bangunan (x2) di masingmasing model tarikan guna
lahan sebesar 1% dari kondisi
awal (Tahun 2011) maka
selama rentang tahun 2011
hingga tahun 2024 kinerja jalur
pejalan kaki pada titik 1 akan
tetap baik hingga Tahun 2014,
pada titik 2 akan tetap baik
hingga Tahun 2016, pada titik 3
akan tetap baik hingga Tahun
2018, pada titik 4 akan fungsi
maksimal hingga Tahun 2013,
pada titik 5 akan fungsi
maksimal hingga Tahun 2012,
pada titik 6 akan fungsi
maksimal hingga Tahun 2019,
dan pada titik 7 akan fungsi
maksimal hingga Tahun 2017.
Skenario perubahan fungsi
penggunaan lahan
Skenario perubahan fungsi
penggunaan lahan diasumsikan
dengan
mengubah
fungsi
penggunaan lahan perkantoran
menjadi penggunaan lahan
perdagangan-mall. Perubahan
fungsi
lahan
perkantoran
menjadi penggunaan lahan
perdagangan-mall terjadi pada
titik amatan 2 (Jl. Merdeka

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

152

Sector 1

Pecinan M

MT2 K

Pecinan K
MT2 M

AD M

AD K

Z A kr M

ZA kn K

ZA kr K

ZA kn M

MS 1 K

X1 KHAS
KH AS 2 M

KH AS 1 M
KH AS 2 K

Tingkat
Pertumbuhan X1 KH AS

MS1 M
KH AS 1 K

KH AS 2
X2 KHAS
KH AS 1
Model tarikan
perdagangan retail KH AS

Vol KH AS

Juml tarikan
KH AS

Vol t ot KA AS

Tingkat
Pertumbuhan X2 KHAS

X3 KHAS

Model t arikan
perdagangan mall
KH AS

Tingkat
Pertumbuhan X3 KHAS
LOS KH AS

Model t arikan
perkantoran KH AS

Lebar ef ektif
trotoar KH AS

Gambar 2. Pola Permodelan Sistem Dinamik pada Titik Amatan 5 (Jl. KH. Agus Salim)
KETERANGAN:
KH AS
: Jl. KH. Agus Salim
X1 KH AS : jumlah karyawan pada guna lahan perdagangan-retail di Jl. KH. Agus Salim
X2 KH AS : jumlah karyawan pada guna lahan perdagangan-mall di Jl. KH. Agus Salim
X3 KH AS : jumlah karyawan pada guna lahan perkantoran di Jl. KH. Agus Salim
KH AS1
: jumlah pejalan kaki yang keluar&masuk kearah Jl.Medeka Timur/ Jl. Merdeka Selatan/ Perrtokoan Pecinan (KH AS1 K+ KH AS1 M)
KH AS1 K : jumlah pejalan kaki yang keluar menuju arah Jl.Medeka Timur/ Jl. Merdeka Selatan/ Perrtokoan Pecinan
KH AS1 M : jumlah pejalan kaki yang masuk dari arah Jl.Medeka Timur/ Jl. Merdeka Selatan/ Perrtokoan Pecinan
KH AS2
: jumlah pejalan kaki yang keluar&masuk kearah Jl.Zainul Arifin ke kiri/ Jl.Zainul Arifin ke kanan/ Jl. Ahmad Dahlan (KH AS2 K+KH AS2 M)
KH AS2 K : jumlah pejalan kaki yang keluar menuju arah Jl.Zainul Arifin ke kiri/ Jl.Zainul Arifin ke kanan/ Jl. Ahmad Dahlan
KH AS2 M : jumlah pejalan kaki yang masuk dari arah Jl.Zainul Arifin ke kiri/ Jl.Zainul Arifin ke kanan/ Jl. Ahmad Dahlan
ZA kr K
: jumlah pejalan kaki yang keluar dari Jl.Zainul Arifin ke kiri
ZA kr M
: jumlah pejalan kaki yang masuk/menuju ke Jl.Zainul Arifin ke kiri
ZA kn K
: jumlah pejalan kaki yang keluar dari Jl.Zainul Arifin ke kanan
ZA kn M
: jumlah pejalan kaki yang masuk/menuju ke Jl.Zainul Arifin ke kanan
AD K
: jumlah pejalan kaki yang keluar dari Jl.Ahmad Dahlan
AD M
: jumlah pejalan kaki yang masuk/menuju ke Jl. Ahmad Dahlan
MT2 K
: jumlah pejalan kaki yang keluar menuju arah Jl.KH. Agus Salim/ Jl. Merdeka Selatan/ Pertokoan Pecinan/ Alun-alun2
MT2 M
: jumlah pejalan kaki yang masuk dari arah Jl.KH. Agus Salim/ Jl. Merdeka Selatan/ Pertokoan Pecinan/ Alun-alun2
MS1 K
: jumlah pejalan kaki yang keluar menuju arah Jl.Merdeka Timur/ Jl. KH. Agus Salim/ Pertokoan Peninan
MS1 M
: jumlah pejalan kaki yang masuk dari arah Jl.Merdeka Timur/ Jl. KH. Agus Salim/ Pertokoan Peninan
Pecinan K : jumlah pejalan kaki yang keluar dari pertokoan Pecinan
Pecinan M : jumlah pejalan kaki yang masuk/menuju ke pertokoan Pecinan
1: Lebar efektif trotoar KH AS

2: LOS KH AS

3: Vol tot KA AS

2
61
28550
3

3
1
61
28450

1
1
61
28350
0.00
Page 1

2
1

3.00

6.00
Tahun

9.00

12.00

Grafik Interaksi Jl. KH. Agus Salim

Gambar 3. Grafik Interaksi Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki dan Jumlah Pergerakan Pejalan
Kaki Titik 5

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

153

Utara) akan berfungsi maksimal


hingga Tahun 2015, titik amatan 4
(Jl. Merdeka Timur) akan berfungsi
maksimal hingga Tahun 2014, titik
amatan 5 (Jl. KH. Agus Salim)
akan berfungsi maksimal hingga
Tahun 2012, titik amatan 6 (Jl.
Merdeka Selatan) akan berfungsi
maksimal hingga Tahun 2015, dan
titik amatan 7 (Jl. Merdeka Barat)
akan berfungsi maksimal hingga
Tahun 2016.
KESIMPULAN
1. Karakteristik Penggunaan Lahan
a. Jenis Penggunaan Lahan
Jenis penggunaan lahan yang ada
terbagi menjadi lima jenis antara
lain guna lahan perdagangan-jasa,
perkantoran,
peribadatan,
pendidikan, dan ruang publik.
b. Intensitas Pola Penggunaan Lahan.
Jenis penggunaan lahan yang
cukup
mendominasi
yaitu
penggunaan lahan perdagangan
dengan KDB berkisar antara 95%60%, KLB 120%-285%, serta
jumlah lantai bangunan antara 1-3
lantai.
c. Karakteristik Tarikan Pergerakan
pada tiap Guna Lahan.
Tarikan
pergerakan
terbesar
dengan jenis penggunaan lahan
didominasi penggunaan lahan
perdagangan baik Mall maupun
retail. Pergerakan terjadi mulai
pukul 08.30 hingga 20.00.
2. Karakteristik Sistem Transportasi
Pejalan Kaki
a. Karakteristik Pegerakan Pejalan
Kaki
Lokasi awal pejalan kaki adalah
dari rumah/ kos-kosan. Lokasi
tujuan adalah menuju kawasan

perbelanjaan baik pada pusat-pusat


perbelanjaan. Moda kendaraan
yang digunakan didominasi oleh
kendaraan pribadi. Jarak tempuh
melakukan perjalanan sepanjang
301-600m. Pejalan kaki melakukan
kegiatan pada sore hari menuju ke
kawasan perbelanjaan. Pejalan kaki
melakukan aktivitasnya selama 3160
menit
pada
kawasan
perbelanjaan yang ada.
b. Karakteristik Jaringan Pejalan Kaki
Kondisi eksisting lebar trotoar
antara 1,8m-3,1m, maka kebutuhan
lebar tambahan yaitu antara 0,6 m1,5 m. Ketersediaan ruang pejalan
kaki pada jalur pejalan kaki cukup
beragam antara 2,7-19 m2/pejalan
kaki. Ketersediaan ruang yang
paling buruk adalah pada titik
pengamatan E yang memiliki
ketersediaan ruang pejalan kaki
2,7-3,7 m2/pejalan kaki.
c. Kinerja Jalur Pejalan Kaki
Level A terdapat pada titik
pengamatan 1, 2, 3 sisi kanan, 3
sisi kiri , 6, dan 7. Level C terdapat
pada titik pengamatan 4. Level E
terdapat pada titik pengamatan 5
sisi kanan dan 5 sisi kiri.
3. Interaksi Penggunaan Lahan
terhadap Pergerakan Pejalan Kaki
Hasil interaksi penggunaan lahan
terhadap pergerakan pejalan kaki
melalui permodelan dinamik jalur
pedestrian menunjukan bahwa tingkat
pelayanan jalur pejalan kaki pada
Kawasan Alun-alun selama rentang 12
tahun kedepan akan mencapai tingkat
pelayanan maksimal pada Tahun 2012
untuk titik 5, pada titik 4 akan
mencapai tingkat pelayanan maksimal
pada Tahun 2013, pada titik 1 tingkat
pelayanan jalur pejalan kaki akan tetap
baik hingga Tahun 2014, sedangkan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

154

pada Titik 2, 3 dan 6 tingkat pelayanan


jalur pejalan kaki akan tetap baik
hingga Tahun 2016, dan pada titik 7
tingkat pelayanan jalur pejalan kaki
akan tetap baik hingga Tahun 2017.
Analisis
sensitivitas
model
menggunakan skenario pertumbuhan
jumlah karyawan sebesar 1% per
tahun, skenario penambahan luas
bangunan dan skenario adanya alih
fungsi penggunaan lahan.
SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan
kesimpulan yang telah dilakukan, maka
dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam
memperbaiki tingkat pelayanan jalur
pedestrian di Kawasan Alun-alun Kota
Malang serta pembuatan kebijakan
terkait dengan perbaikan kondisi jalur
pejalan kaki terutama bagi Pemerintah
Kota Malang, Badan Perencana Daerah
Kota Malang, dan Dinas PU.
2. Diperlukan adanya penelitian lanjutan
untuk mendapatkan data mengenai
tingkat pelayanan jalur pejalan kaki
berdasarkan ruang/ kapasitas pejalan
kaki (C), sesuai dengan standart
Direktorat Penataan Ruang Nasional
3. Diperlukan penelitian lanjutan terkait
rekomendasi dari hasil penelitian ini,
mengingat penelitian ini hanya
bertujuan untuk mengetahui interaksi
penggunaan lahan terhadap pergerakan
pejalan kaki di Kawasan Alun-alun
Kota Malang.

DAFTAR PUSTAKA
Agustianingsih, Betty. 2005. Model Tarikan
Pergerakan
Kendaraan
pada
Pusat
Perbelanjaan di Kota Malang (Studi kasus:
Plasa Gajah Mada, Plasa Malang, Plasa
Dieng). Jurnal , Teknik Sipil Universitas
Brawijaya Malang.
Direktorat Penataan Ruang Nasional. 2009.
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki di
Perkotaan. Jakarta.
Hannon, Ruth, 1997. Modeling Dynamic
Biological System. Springer-Verlag.Inc., New
York.
Hasret, 2008. Modelling Spring Mass System With
System Dynamics Approach In Middle School
Education. The Turkish Online Journal of
Educational Technology TOJET July 2008
ISSN: 1303-6521 volume 7 Issue 3 Article 3.
Ruth. A System Dynamic Model for Visitor Choice
of Transport Mode To and From National
Park. Jurnal Internasional, University of
Northumbria.
Sergio, Cesar (2007). Land Use Changes In Ciudad
Juarez, Chihuahua: A System Dynamic Model.
Jurnal Internasional, Universitas Autonoma de
Baja California, Mexicali, Mexico.
Tamin, O.Z., 2000, Perencanaan dan Permodelan
Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.
Yufeng, ShuSong. 2003. System Dynamics Model
for the Sustainable Development of Science
City. Jurnal Internasional, Department of
Architecture,
Chungkuo
Inslitute
of
Technology, Taipei, Taiwan.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 2012 ISSN 1978 - 5658

155

Anda mungkin juga menyukai