A.
B.
C.
D.
E.
PENDAHULUAN
EPIDEMIOLOGI KEHAMILAN
PATOFISIOLOGI KEHAMILAN
ETIOLOGI KEHAMILAN
SASARAN TERAPI
Tujuan dari pengobatan dengan semua metode kontrasepsi adalah untuk
menghindari kehamilan. Namun, ada banyak manfaat kesehatan yang terkait dengan
metode kontrasepsi, termasuk pencegahan penyakit menular seksual (dengan
kondom), perbaikan dalam keteraturan siklus menstruasi (dengan kontrasepsi
hormonal), pencegahan keganasan dan kondisi kesehatan lain (kontrasepsi oral), serta
pengelolaan perimenopause.
F. STRATEGI TERAPI
1. Terapi non farmakologi
Metode kontrasepsi dapat dilakukan dengan menggunakan metode pantang
yaitu menghindari hubungan seksual selama masa subur dalam siklus menstruasi.
Untuk menentukan masa subur pada wanita mengandalkan perubahan fisiologis,
seperti suhu tubuh basal dan cervical mucus. Tetapi metode tersebut kurang
disenangi karena masih tingginya tingkat kehamilan yang terjadi dan pasangan
kerapkali harus menghindari hubungan seksual untuk beberapa haridalam siklus
menstruasi. Untuk menghindari masalah tersebut wanita biasanya menggunakan
metode penghalang atau dengan spermisida. Efektifitas metode penghalang
maupun spermisida sangat bergantung
tetap saja dapat terjadi. Cara kerjanya penis dikeluarkan sebelum ejakulasi
sehigga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
Kelebihan secara kontrasepsi yaitu efektif bila digunakan dengan benar,
tidak mengganggu produksi asi, dapat digunakan sebagai pendukung metoda
keluarga berencana lainnya, dapat
keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alat
minum yang dipakai sedangkan untuk ibu adalah mengurangi pendarahan
pasca persalinan, mengurangi resiko anemia, dan meningkatkan hubungan
psikologik ibu dan bayi.
Keterbatasan metode ini adalah perlu persiapan sejak perawatan
kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan, mungkin
sulit dilaksanakan karena kondisi sosial, efektifitas tinggi hanya sampai
kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan, dan tidak melindungi terhadap
IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.
d. Kondom
Kondom terbuat dari latex dan berfungsi sebagai pemblokir atau barrier
sperma. Ada 2 jenis, yaitu kondom untuk pria dan untuk wanita (femindom).
Efektivitasnya hanya 75-80%. Kegagalan pada umumnya karena kondom
tidak dipasang dengan sejak permulaan senggama atau terlambat menarik
penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di
dalam vagina.
Femindom adalah alat seperti kondom, tapi dipakai oleh wanita.
Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet
dan agak tebal. Fungsinya sama dengan kondom pria, tetapi ukurannya lebih
besar. Bentuknya elastis dan fleksibel sehingga dapat mengikuti kontur vagina,
selain itu juga bisa dipakai beberapa jam sebelum melakukan hubungan
seksual. Berbentuk silinder, panjangnya 17 cm dan diameter sekitar 7 cm.
Kelebihan metode ini yaitu aman dipakai, mudah didapat dan dibeli, cukup
efektif bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, tidak
mempuyai pengaruh sistemik, tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan
kesehatan secara khusus, dan merupakan metode kontrasepsi sementara bila
metode kontrasepsi lainnya harus ditunda. Kekurangan metode ini adalah
mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain (oleh sebab itu, gunakan
satu kondom hanya untuk satu kali pakai), membutuhkan waktu untuk
pemasangan, mengurangi sensasi seksual. Efek samping kondom tidak ada
kecuali jika ada alergi terhadap bahan karet. Jangan gunakan kondom yang
bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat
pada bungkus plastiknya. Kondom yang baik terasa licin dan basah.
e. Vaginal diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel, hal ini akan menutup mulut
rahim bila dipasang dalam liang vagina selama 6 jam sebelum senggama.
pada
kepatuhan
berkesinambungan
diperlukan
mengikuti
ketika
cara
akan
penggunaan,
menggunakannya
motivasi
setiap