Anda di halaman 1dari 3

Peritonitis

definsi

S1996. Safe motherhood, modul sepsis puerperalis: materi pendidikan untuk


kebidaan. Egc: jakarta

Pearce, eleven C. 2009. Anatamo dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka
Utama- IKAPI: Jakarta.

Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput
rongga perut (peritoneum), lapisan membran serosa rongga abdomen, dan dinding
perut sebelah dalam. Peradangan ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering
terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya, apendisitis,
salpingitis), rupture saluran cerna atau dari luka tembus abdomen (Brunner & Suddarth,
2002).
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum, dan mungkin disebabkan oleh bakteri (mis., dari
perforasi usus) atau akibat pelepasan iritan kimiawi (misalnya empedu, asam lambung,
atau enzim pancreas). Peritonitis dapat terjadi akibat perforasi organ, obstruksi usus,
inflamasi visceral, luka tembus abdomen, dan infeksi hematogen. peritonitis dapat
berupa generalisata atau lokalisata disertai pembentukan abses, mis., panggul atau
subfernik (di bawah diafragma)(Brooker, 2009).

Perit 1 ; tarigan, MH. 2012. Peritonitis. Online:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34725/4/Chapter%20II.pdf
Etiologi

Berdasarkan sumber dan terjadinya kontaminasi mikrobial, peritonitis


diklasifikasikan menjadi: primer, sekunder, dan tersier. Peritonitis primer disebabkan
oleh infeksi monomikrobial. Sumber infeksi umumnya ekstraperitonial yang
menyebar secara hematogen. Ditemukan pada penderita serosis hepatis yang
disertai asites, sindrom nefrotik, metastasis keganasan, dan pasien dengan
peritoneal dialisis. Kejadian peritonitis primer kurang dari 5% kasus be dah.
Peritonitis sekunder merupakan infeksi yang berasal dari intraabdomen yang
umumnya berasal dari perforasi organ berongga. Peritonitis sekunder merupakan
jenis peritonitis yang paling umum, lebih dari 90% kasus bedah. Peritonitis tersier
terjadi akibat kegagalan respon inflamasi tubuh atau superinfeksi. Peritonitis tersier
dapat terjadi akibat peritonitis sekunder yang telah delakukan interfensi
pembedahan ataupun medikamentosa. Kejadian peritonitis tersier kurang dari 1%
kasus bedah. (perit 1)

Anda mungkin juga menyukai