Anda di halaman 1dari 7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari jaringan trofoblast yang
bersifat jinak dimana pertumbuhan atau proliferasi sel-sel trofoblast yang
berlebihan

dengan

stroma

mengalami

degenerasi

hidropik

(terutama

sinsitiotrofoblast), villi khorialis tumbuh berganda berbentuk gelembung kecil


berisi berisi cairan jernih (asam amino, mineral) menyerupai buah anggur
sehingga penderita sering dikatakan hamil anggur.
B. Epidemiologi
Frekuensi mola umumnya pada wanita di Asia lebih tinggi (1 dari 120
kehamilan) dibandingkan wanita di Negara-negara barat (1 dari 2000 kehamilan).
Angka kejadian mola hidatidosa di Indonesia berkisar antara 1:50 sampai 1: 141
kehamilan. Menurut data dari RSCM (Jakarta), kejadian mola hidatidosa
dilaporkan 1: 49 kehamilan.
C. Etiologi
Sampai saat sekarang penyebab mola hidatidosa belum diketahui dengan
pasti. Terdapat berbagai teori tentang penyebab terjadinya mola hidatidosa
diantaranya teori infeksi, defisiensi makanan dan teori kebangsaan serta teori
consanguinity. Teori yang paling cocok dengan keadaan ini adalah teori dari
Acosta Sison yaitu defisiensi protein, karena penyakit ini lebih banyak ditemukan
pada wanita dengan golongan ekonomi rendah.
D. Faktor resiko
Faktor resiko yang dapat menyebabkan mola hidatidosa antara lain :
1. Kehamilan pada usia remaja, dan > 40 tahun
2. Riwayat kehamilan mola sebelumnya
3. Pemakaian kontrasepsi oral

4. Merokok
5. Riwayat keguguran
6. Keadaan sosial ekonomi yang rendah (defisiensi vitamin, protein)
7. Peningkatan usia ayah

E. Klasifikasi
Pengklasifikasian mola hidatidosa berdasarkan ada tidaknya jaringan janin
dalam uterus :
1. Mola hidatidosa komplit (klasik)
Merupakan suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin, hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik.
Secara makroskopik ditandai dengan gelembung-gelembung putih, tembus
pandang, berisi cairan jernih dengan ukuran yang bervariasi beberapa milimeter
sampai 1-2 cm.
2. Mola hidatidosa inkomplit (parsial)
Merupakan keadaan dimana perubahan mola hidatidosa bersifat lokal serta belum
begitu jauh dan masih terdapat janin atau setidaknya kantong kehamilan,
umumnya janin mati pada bulan pertama. Secara makroskopis tampak gelembung
mola yang disertai janin atau bagian dari janin.
F.

Patologi

1. Makroskopik
Mola hidatidosa mempunyai gambaran yang khas, yaitu berupa kista-kista atau
gelembung-gelembung dengan ukuran yang berbeda-beda, mulai dari beberapa
milimeter sampai 2-3 cm. Dindingnya tipis, kenyal, berwarna putih jernih, berisi
cairan yang sifatnya tidak berbeda dengan cairan ascites atau edema. Bila
ukurannya kecil-kecil, tampak sebagai kumpulan telur katak, tetapi bila
gelembungnya besar tampak sebagai rangkaian buah anggur yang bertangkai.
Tangkai ini melekat pada endometrium. Umumnya seluruh endometrium dikenai.

Bila tangkainya putus, terjadilah perdarahan. Kadang-kadang gelembung tersebut


diliputi oleh bekuan-bekuan darah merah atau coklat tua yang sudah kering.
2. Mikroskopik
Pada mola hidatidosa klasik tampak gambaran sebagai berikut :
a.

Vili khorialis yang edematous.

b.

Tidak ada atau berkurangnya pembuluh darah dalam stroma


vili.

c.

Proliferasi sel-sel trofoblas.


Sebagian vili tampak nekrotik, sedang lainnya berukuran subnormal, tapi sedikit
menggembung, seperti yang tampak pada vili berumur kurang dari 23 hari pasca
konsepsi. Stroma vili kosong, tidak berisi pembuluh-pembuluh darah, hanya
kadang-kadang tampak kapiler-kapiler kecil. Lapisan sel trofoblast yang
mengelilingi vili tidak selalu sama.
G. Patogenesis
Ada 2 teori yang berkaitan dengan penyakit trofoblas :

1. Teori missed abortion


Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu (missed abortion). Karena itu, terjadi
gangguan peredaran darah sehingga terjadi pembendungan cairan dalam jaringan
mesenkim villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung. Menurut
Reynolds, kematian mudigah disebabkan kekurangan gizi berupa asam folat dan
histidin pada kehamilan hari ke-13 dan 21. Hal ini kemudian menyebabkan
gangguan dalam angiogenesis.
2. Teori neoplasma dari Park
Pada kehamilan dapat terbentuk sel-sel trofoblast yang mempunyai fungsi
abnormal, dimana terjadi resorbsi cairan yang berlebihan ke dalam vili sehingga
timbul gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian
mudigah

H. Diagnosis
Diagnosis mola ditegakkan berdasarkan :
Anamnesa :
-

Adanya amenore

Tanda-tanda hamil muda seperti mual, muntah, kehamilan ini dialami lebih
berat dari kehamilan biasa

Perut membesar lebih cepat dari usia kehamilan

Adanya perdarahan pervaginam, ini adalah hal yang sangat penting dan
biasanya hal ini yang membuat pasien berobat ke RS. Sifat perdarahan
biasanya sedikit-sedikit dan perdarahan berlangsung lama sehingga pasien
mengalami anemia, sedangkan kalau terjadi perdarahan banyak bisa terjadi
syok sampai kematian
Pemeriksaan Fisik :
-

Tanda-tanda hamil (+) : kloasma gravidarum (+), mamae membesar, areola


papil hiperpigmentasi, colostrum (+), abdomen membesar lebih dari usia

kehamilan
Test kehamilan (+) dan kadar HCG meningkat sangat sugestif
Ballotement (-), DJJ (-)

Pemeriksaan Penunjang :
-

Ro Foto Abdomen : tidak ada rangka janin


USG : Gambaran badai salju (Snow Flake Pattern)

Kista Teka-Lutein
Mola hidatidosa sering disertai kista teka lutein baik unilatrealmaupun
bilateral. Umumnya kista menghilang setelah jaringan mola dikeluarkan
namun ada juga kista teka lutein yang ditemukan pada follo up. Kasus
mola dengan kista teka lutein ini punya resiko 4x lebih besar untuk
mendapat degenerasi keganasam dikemudian hari daripada kasus tanpa
kista.
-

Diagnosis pasti : pemeriksaan patologi anatomi

I. Penatalaksanaan
Perbaiki keadaan umum
Pasien biasanya dalam keadaan anemis karena mengalami perdarahan sedikitsedikit dan lama atau sudah mengalami perdarahan banyak. Siapkan darah dan
transfusikan, beri antibiotik, kontrol VS, perdarahan pervaginam.
Evakuasi jaringan mola
Ada dua cara yaitu kuretase dan histerektomi.
Kuretase
Dilakukan pengeluaran jaringan mola dengan menggunakan kuret tumpul. Untuk
memperbaiki kontraksi bisa diberikan uterotonika. Jaringan mola yang keluar
diperiksa histopatologik.
Histerektomi
Dilakukan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Umur tua dan
paritas tinggi merupakan faktor predisposisi untuk keganasan. Batasan yang
dipakai umur 35 tahun, anak hidup 3 orang.

Pemberian profilaksis sitostatik


Diberikan pada pasien yang jaringan molanya sudah dikeluarkan yang
diperkirakan mempunyai risiko tinggi untuk menjadi ganas atau pada pasien yang
gambaran histopatologinya meragukan.

Prognostik Mola (Gold Stein Mola)


No
1
2
3

1
Jenis Mola
Partial
Besar uterus <1 bulan
Kadar HCG <50000

2
Klasik
>1 bulan
50000100000
<20 th

3
Rekuren
>2 bulan
105-106

4
>3 bulan
>106

Umur
20-40 th
>40 th
>50 th
pasien
5
Adanya
1/lebih
penyerta
Penyerta dari mola : Preeklampsia, hipertiroid, emboli trofoblas ke paru.
Skor <4 jinak, skor >4 cenderung ganas.
Pada pasien yang mengalami perdarahan banyak dilakukan histerektomi dengan
kedua adneksa ditinggalkan dan dilanjutkan dengan pemberian sitostatika. Obat
sitostatika yang diberikan : Methothrexate, Actinomicin D, Adriamicin, Vincristin,
dll.
4. Perawatan tindak lanjut pasca tindakan mola (follow up)
Dilakukan karena mola dapat berkembang menjadi ganas dan perawatan tindak
lanjut ini dilakukan selama 1-2 tahun.
Yang difollow up :
-

Kadar HCG : biasanya setelah pengeluaran jaringan mola kadar HCG akan
menurun dan normal kembali (<10 miu/dl) dan ini terjadi sekitar 2 minggu
setelah pengeluaran mola. Kadar yang menurun lambat, tidak turun atau

malah meningkat cenderung menunjukkan keganasan.


Waktu follow up hCG adalah : Pemeriksaan hCG setiap minggu sampai
pemeriksaan normal selama 3 minggu berturut-turut. Yang diikuti dengan
pemeriksaan setiap bulan sampai hasil normal selama 6 bulan berturut-turut.
Waktu rata-rata kadar hCG mencapai normal adalah 9 minggu setelah

evakuasi.
Pasien disarankan tidak hamil selama follow up dengan cara sterilisasi, oral
kontrasepsi atau metode barier (memakai kontrasepsi kondom, diafragma
vagina). Pemakaian IUD selama kadar hCG belum normal jangan dilakukan
karena risiko untuk perforasi.

Dilakukan pemeriksaan ginekologi secara berkala selama follow up.


Mola hidatidosa dikatakan sembuh bila kadar HCG pada 3 x pemeriksaan
dalam keadaan normal atau pasien sudah melahirkan janin dalam keadaan
sehat.

J. Prognosis
Kematian pada mola disebabkan oleh perdarahan, infeksi , payah jantung dan
tirotoksikosis. Sebagian dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah
jaringan dikeluarkan, tetapi ada sekelompok perempuan yang kemudian
menderita

degenerasi

keganasan

menjadi

koriokarsinoma.

keganasan yang dilaporkan berbeda-beda antara 5,56%.

Presentasi

Anda mungkin juga menyukai