TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari jaringan trofoblast yang
bersifat jinak dimana pertumbuhan atau proliferasi sel-sel trofoblast yang
berlebihan
dengan
stroma
mengalami
degenerasi
hidropik
(terutama
4. Merokok
5. Riwayat keguguran
6. Keadaan sosial ekonomi yang rendah (defisiensi vitamin, protein)
7. Peningkatan usia ayah
E. Klasifikasi
Pengklasifikasian mola hidatidosa berdasarkan ada tidaknya jaringan janin
dalam uterus :
1. Mola hidatidosa komplit (klasik)
Merupakan suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin, hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik.
Secara makroskopik ditandai dengan gelembung-gelembung putih, tembus
pandang, berisi cairan jernih dengan ukuran yang bervariasi beberapa milimeter
sampai 1-2 cm.
2. Mola hidatidosa inkomplit (parsial)
Merupakan keadaan dimana perubahan mola hidatidosa bersifat lokal serta belum
begitu jauh dan masih terdapat janin atau setidaknya kantong kehamilan,
umumnya janin mati pada bulan pertama. Secara makroskopis tampak gelembung
mola yang disertai janin atau bagian dari janin.
F.
Patologi
1. Makroskopik
Mola hidatidosa mempunyai gambaran yang khas, yaitu berupa kista-kista atau
gelembung-gelembung dengan ukuran yang berbeda-beda, mulai dari beberapa
milimeter sampai 2-3 cm. Dindingnya tipis, kenyal, berwarna putih jernih, berisi
cairan yang sifatnya tidak berbeda dengan cairan ascites atau edema. Bila
ukurannya kecil-kecil, tampak sebagai kumpulan telur katak, tetapi bila
gelembungnya besar tampak sebagai rangkaian buah anggur yang bertangkai.
Tangkai ini melekat pada endometrium. Umumnya seluruh endometrium dikenai.
b.
c.
H. Diagnosis
Diagnosis mola ditegakkan berdasarkan :
Anamnesa :
-
Adanya amenore
Tanda-tanda hamil muda seperti mual, muntah, kehamilan ini dialami lebih
berat dari kehamilan biasa
Adanya perdarahan pervaginam, ini adalah hal yang sangat penting dan
biasanya hal ini yang membuat pasien berobat ke RS. Sifat perdarahan
biasanya sedikit-sedikit dan perdarahan berlangsung lama sehingga pasien
mengalami anemia, sedangkan kalau terjadi perdarahan banyak bisa terjadi
syok sampai kematian
Pemeriksaan Fisik :
-
kehamilan
Test kehamilan (+) dan kadar HCG meningkat sangat sugestif
Ballotement (-), DJJ (-)
Pemeriksaan Penunjang :
-
Kista Teka-Lutein
Mola hidatidosa sering disertai kista teka lutein baik unilatrealmaupun
bilateral. Umumnya kista menghilang setelah jaringan mola dikeluarkan
namun ada juga kista teka lutein yang ditemukan pada follo up. Kasus
mola dengan kista teka lutein ini punya resiko 4x lebih besar untuk
mendapat degenerasi keganasam dikemudian hari daripada kasus tanpa
kista.
-
I. Penatalaksanaan
Perbaiki keadaan umum
Pasien biasanya dalam keadaan anemis karena mengalami perdarahan sedikitsedikit dan lama atau sudah mengalami perdarahan banyak. Siapkan darah dan
transfusikan, beri antibiotik, kontrol VS, perdarahan pervaginam.
Evakuasi jaringan mola
Ada dua cara yaitu kuretase dan histerektomi.
Kuretase
Dilakukan pengeluaran jaringan mola dengan menggunakan kuret tumpul. Untuk
memperbaiki kontraksi bisa diberikan uterotonika. Jaringan mola yang keluar
diperiksa histopatologik.
Histerektomi
Dilakukan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Umur tua dan
paritas tinggi merupakan faktor predisposisi untuk keganasan. Batasan yang
dipakai umur 35 tahun, anak hidup 3 orang.
1
Jenis Mola
Partial
Besar uterus <1 bulan
Kadar HCG <50000
2
Klasik
>1 bulan
50000100000
<20 th
3
Rekuren
>2 bulan
105-106
4
>3 bulan
>106
Umur
20-40 th
>40 th
>50 th
pasien
5
Adanya
1/lebih
penyerta
Penyerta dari mola : Preeklampsia, hipertiroid, emboli trofoblas ke paru.
Skor <4 jinak, skor >4 cenderung ganas.
Pada pasien yang mengalami perdarahan banyak dilakukan histerektomi dengan
kedua adneksa ditinggalkan dan dilanjutkan dengan pemberian sitostatika. Obat
sitostatika yang diberikan : Methothrexate, Actinomicin D, Adriamicin, Vincristin,
dll.
4. Perawatan tindak lanjut pasca tindakan mola (follow up)
Dilakukan karena mola dapat berkembang menjadi ganas dan perawatan tindak
lanjut ini dilakukan selama 1-2 tahun.
Yang difollow up :
-
Kadar HCG : biasanya setelah pengeluaran jaringan mola kadar HCG akan
menurun dan normal kembali (<10 miu/dl) dan ini terjadi sekitar 2 minggu
setelah pengeluaran mola. Kadar yang menurun lambat, tidak turun atau
evakuasi.
Pasien disarankan tidak hamil selama follow up dengan cara sterilisasi, oral
kontrasepsi atau metode barier (memakai kontrasepsi kondom, diafragma
vagina). Pemakaian IUD selama kadar hCG belum normal jangan dilakukan
karena risiko untuk perforasi.
J. Prognosis
Kematian pada mola disebabkan oleh perdarahan, infeksi , payah jantung dan
tirotoksikosis. Sebagian dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah
jaringan dikeluarkan, tetapi ada sekelompok perempuan yang kemudian
menderita
degenerasi
keganasan
menjadi
koriokarsinoma.
Presentasi