Anda di halaman 1dari 47

Pembicara Kedua

Nama: Suroto, SKM, MKM


TTL: Madiun, 2 Januari 1961
Agama: Islam
Pekerjaan: Ka. Sie. Standarisasi Gizi Makro
Alamat Kantor: Jl. HR. Rasuna Said
Alamat: Pamulang
Riwayat Pendidikan: S2 Gizi Kesehatan
Masyarakat

Pemanfaatan Tenaga Gizi di


Indonesia Dalam Menunjang
Program Gizi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Direktorat Bina Gizi
2015

SISTEMATIKA
1. Masalah Gizi di Indonesia

2. Capaian Indikator Pembinaan Gizi

3. Ketenagaan Gizi di Indonesia

4. Kebijakan dan Strategi Program Perbaikan Gizi

5. Penutup
3

PERMASALAHAN GIZI DI INDONESIA


Kategori A
Kurus/Pendek

MALAYSIA
TIMOR

Kategori B
Kurang Vit A & Zat Besi

LOAS

KAMBOJA
FILIPINA
MYANMAR

THAILAND

INDONESIA
CINA
Kategori C
Overweight 3%

Sumber: World Bank 2006: Reposition Nutrition as Central to Development

INDONESIA:
Kurang Energi Protein
(Kurus dan Pendek)
Kurang Vitamin A
Anemia Gizi Besi

Kurang Yodium
Gizi Lebih (Over
Weight)

Status Gizi Balita 2005 - 2013

PREVALENSI STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS TB/U


RISKESDAS 2013

11

20
12
64
13

14
15

17

16

36

63

32

33

30,1-40%
40%
t. a. d

82

76

91

73 74

81

31

34

20-30%

71

72

62

19

18

< 20%

75

61

35
51

52

53

94

178 Juta Balita Mengalami Masalah Stunting

Prevalensi
Stunting

PAPER
Source
: The1Lancet Maternal and Child Undernutrition Series (2008)

70
60
50
40
30
20
10
0
Afghanistan
Yemen
Guatemala
Timor-Leste
Madagascar
Malawi
Burundi
Ethiopia
Rwanda
Nepal
India
Lao People's
Bhutan
Niger
Guinea-Bissau
Democratic Republic
Zambia
Democratic People's
United Republic of
Mozambique
Eritrea
Comoros
Bangladesh
Benin
Papua New Guinea
Central African
Equatorial Guinea
Pakistan
Cambodia
Somalia
Lesotho
Nigeria
Myanmar
Chad
Sudan
Cote d'Ivoire
Guinea
Tajikistan
Liberia
Uganda
Mali
Indonesia
Vietnam
Cameroon
Burkina Faso
Sierra Leone
Kenya
Philipines
Zimbabwe
Djibouti

Prevalensi Stunting : Posisi Indonesia

60
54

50
48

Timor-Leste

59

Prevalensi Stunting di ASEAN (2003-2008)


42

40

Laos

World Average26,9
Cambodia

41

Myanmar

37

Indonesia

(Tahun 2003-2008)

36

Vietnam

34

Dunia 26,9

30

20
16

10
4

0
Philipines
Thailand

37

Singapore

Prevalensi Stunting di 50 Negara


Indonesia di posisi 42 (37%)

33

Sumber : UNICEF 2009


8

Kurang
Vitamin A
(KVA)

Masalah Kurang Vitamin A


(KVA)
% Xerophthalmia (X1B)
1978-1992
60

1,4

1,2

% retinol < 20 g/DL


1992-2011

1,3

50
Batas
masalah
kesehatan
0.5 %

0,8
0,6

54

40

Batas masalah
kesehatan 15
%

30
20

0,4
0,35

0,2

10

14,6

0
1978
Sumber data: - 1978 Survai Nasional Vita A
- 1992 Survai Nasional Vita A

1992
- 2007 Survai Nasional gizi Mikro
- 2011 SEANUTS (Nasional)

1992

2007

0,8
2011

Anemia Gizi Besi

Gangguan Akibat
Kurang Iodium
(GAKI)

Gangguan Akibat Kurang Iodium


(GAKI)
Batas
masalah
kesmas

1980

1997/98

2002

2007

2011

TGR
Median EIU
AS (g/L)

5
100-299

27.7
_

9.8
-

11.1
229

224

228

% EIU < 100


g/L
% EIU > 300
g/L

20%

16,3

12,9

12.9

35.4

26.4

9.9

Indikator

15

Sumber data: 1980, 1997/98 Survai GAKI


2002 Survai GAKI
2007 - Riskesdas
2011 - SEANUTS

EIU : Ekskresi Iodium dalam Urin

SASARAN DAN INDIKATOR


PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT

MDG 2015
- Gizi Kurang 15%

RENCANA KERJA
PEMBINAAN GIZI
2010-2014
RENSTRA KEMKES
2010-2014;

- D/S

INPRES 3/2010

- PERAWATAN GIZI
BURUK

RPJMN 2010-2014

- D/S

- CAK VIT A

- Gizi Kurang < 15%

- PERAWATAN GIZI
BURUK

- CAKUPAN Fe

- Stunting <32%

- CAKUPAN GARAM
BERYODIUM

- CAKUPAN ASI-E

SASARAN PEMBINAAN GIZI DALAM RPJMN


DAN RENSTRA KEMENKES 2010-2014
SASARAN RPJMN 2010-2014

SASARAN RENSTRA KEMENKES 2010-2014


Indikator

1.
2.

Prevalensi
Gizi Kurang 15%
dan
Prevalensi Pendek
32%

3.
4.
5.
6.
7.

8.

Persentase balita ditimbang


berat badannya (D/S)
Persentase balita gizi buruk
yang mendapat perawatan
Persentase bayi usia 0-6 bulan
mendapat ASI Eksklusif
Persentase 6-59 bulan dpt
kapsul vitamin A
Persentase ibu hamil
mendapat Fe
Persentase RT yg mengonsumsi
garam beryodium
Persentase Penyediaan
bufferstock MP-ASI untuk
daerah bencana
Persentase kabupaten/kota
yang melaksanakan surveilans
gizi

TARGET
2010

TARGET
2011

TARGET
2012

TARGET
2013

TARGET
2014

65%

70%

75%

80%

85%

100%

100%

100%

100%

100%

65%

67%

70%

75%

80%

75%

78%

80%

83%

85%

84 %

86 %

90%

93%

95%

75%

77%

80%

85%

90%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

CAPAIAN INDIKATOR
PEMBINAAN GIZI
DI INDONESIA

GRAFIK KECENDERUNGAN
CAKUPAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU (D/S)
DAN KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN
DI INDONESIA TAHUN 2005 2014

100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
-

75.1
71.4
68.4
67.9
67.1 63.9
63.0 65.3

80.3 80.8

76.178

80.000
60.000
40.000

56.941

50.106

39.080 41.064

43.616 40.412 42.702 40.755

32.521

20.000

2005200620072008200920102011201220132014

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

% D/S
Balita Gibur dirawat
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014

30.4
58.4
62.5
63.5
65.5
66.5
67.5
71.3
73.3
74.5
74.9
75.5
75.8
76.5
78.7
79.6
79.9
80.1
80.3
81.8
81.9
82.3
82.7
83.4
83.6
83.7
84.0
84.1
84.7
86.5
87.0
87.8
90.2
91.2
80.8

100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
Papua
Papua Barat
Kali mant an Utara
Kali mant an Barat
Kepulauan Ri au
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Kali mant an Timur
Sulawesi Tengah
Kali mant an Tengah
Riau
Mal uku
Kepulauan Bangka Belitung
Mal uku Utara
Kali mant an Selatan
Sulawesi Tenggara
Sumatera Selatan
Gorontal o
Sulawesi Selatan
Jawa Timur
Lampung
Sumatera Utara
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Utara
Bant en
Jambi
Jawa Tengah
Bengkulu
Daerah Istimewa Yogyakarta
Sumatera Barat
Aceh
Bali
Sulawesi Barat
Jawa Barat
Nusa Tenggara Barat
INDONESIA

Cakupan Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S)


Target 2014: 85%

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT


90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA
TAHUN 2005-2014

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

83.3 85.0 82.0 85.1

60.0 64.5 57.5

68.7 71.2

48.1

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014

Papua Barat
Papua
Banten
Maluku
Sulawesi Tengah
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Aceh
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Maluku Utara
Kalimantan Timur
Sumatera Barat
Kalimantan Tengah
Kepulauan Riau
Riau
Lampung
Sumatera Utara
Kepulauan Bangka Belitung
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Gorontalo
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Kalimantan Utara
Jawa Barat
Bengkulu
Jambi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Nusa Tenggara Barat
Jawa Tengah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Bali
INDONESIA

100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
38.3
49.1
61.4
62.5
70.4
74.2
78.9
79.0
79.5
79.8
80.2
80.4
80.9
81.1
81.3
81.7
82.7
83.5
84.3
84.4
84.9
85.1
85.2
86.4
88.9
90.2
90.5
90.9
91.1
91.6
92.4
92.5
94.8
95.0
85.1

Cakupan Ibu Yang Selama Hamil Mendapat 90 Tablet Fe


Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2014

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014

Grafik Kecenderungan Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A


Pada Balita (6-59 Bulan) Di Indonesia
Tahun 2005 2014
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

76.2

2005

74

79.4

82.7

82.6

81.5

81.6

82.8

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014

84.1

85.3

2013 2014

40.5
42.1
66.1
66.6
67.9
68.1
71.0
75.7
79.8
80.5
81.9
82.5
82.7
83.0
83.3
84.2
84.4
84.6
85.3
85.3
86.5
86.6
87.5
87.8
87.9
88.6
88.9
90.3
90.7
94.9
96.5
97.9
98.6
99.2
85.3

100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
-

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014


Papua
Papua Barat
Maluku
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Daerah Khusus Ibukota
Banten
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Lampung
Sumatera Utara
Kepulauan Riau
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Maluku Utara
Kalimantan Selatan
Jawa Barat
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Utara
Riau
Kepulauan Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Jambi
Sumatera Barat
Jawa Timur
Bengkulu
Aceh
Nusa Tenggara Barat
Bali
Jawa Tengah
Daerah Istimewa Yogyakarta
INDONESIA

Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita


6-59 bulan Menurut Provinsi Tahun 2014

GRAFIK KECENDERUNGAN PERSENTASE BAYI 0-6 BULAN


YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI INDONESIA
Tahun 2004-2014
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

58.9 59.7

64.1 62.2

56.2

61.3 61.5 61.1 63.4

54.3 52.4

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Susenas 2004 2012.


Data rutin Tahun 2013-2014

100

90

80

70 58.9 59.7
60

40

30 19.5
64.1 62.2
56.2

50

26.3 25.5 28.6 24.3

ASI Eksklusif 0-6 bln


64.9
61.3 61.5 61.1 63.4

34.3 33.6
38.5 37.9

44.0

20

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

ASI Eksklusif s.d 6 bln

Kecenderungan Pemberian ASI


EKsklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan dan
Bayi Usia 6 Bulan yang Menyusu
Eksklusif sampai 6 Bulan (Susenas
2004-2013)
Ja wa Ba rat
Papua Barat
Sumatera Utara
Kalimantan Tengah
Sulawesi Uta ra
Maluku
Kalimantan Barat
Kepulauan Riau
Papua
Kepulauan Bangka Belitung
Aceh
Riau
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Ja wa Tengah
Maluku Utara
Kalimantan Utara
Sumatera Selatan
La mpung
Ja mbi
Banten
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Daerah Khusus Ibukota
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
Daerah Istimewa Yogyakarta
Bali
Sumatera Barat
Ja wa Timur
Nus a Tenggara Timur
Bengkulu
Nus a Tenggara Ba rat
INDONESIA

10
21.8
27.3
37.6
40.7
42.1
45.3
49.5
50.3
52.2
54.9
55.4
55.7
56.4
58.8
60.0
62.2
63.3
63.4
63.7
64.3
65.0
65.0
65.5
67.1
67.2
67.8
69.3
70.8
72.2
73.6
74.0
77.4
78.5
84.7
52.4

100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
-

Cakupan Pemberian ASI Eksklusif


0-5 Bulan Menurut Provinsi Di
Indonesia Tahun 2014

GRAFIK KECENDERUNGAN KONSUMSI GARAM BERIODIUM


DI INDONESIA TAHUN 2000 2013

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

64.6

65.5

68.6

2000

2001

2002

Sumber : Susenas 2000-2005


Riskesdas 2007 dan 2013

73.4

72.8

2003

2005

62.3

2007

77.1

2013

54.7
69.3
73.7
74.3
75.6
85.1
90.8
91.6
93.0
93.0
93.5
93.6
94.9
95.2
95.3
95.7
95.7
96.3
96.9
97.5
97.7
97.7
98.5
98.9
98.9
99.0
99.1
99.2
99.3
91.0

100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
Nusa Tenggara Barat
Maluku
Nusa Tenggara Timur
Aceh
Bali
Banten
Jawa Timur
Sumatera Selatan
Sumatera Barat
Sulawesi Selatan
Jawa Tengah
Kalimantan Utara
Lampung
Riau
Daerah Khusus Ibukota
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Kalimantan Timur
Sulawesi Barat
Jawa Barat
Sumatera Utara
Kalimantan Selatan
Daerah Istimewa
Kalimantan Tengah
Jambi
Kepulauan Riau
Papua Barat
Bengkulu
Kalimantan Barat
INDONESIA

Cakupan Rumah Tangga Yang Mengonsumsi Garam


Beriodium Menurut Provinsi
Di Indonesia Tahun 2014

Sulawesi Utara
Kep. Bangka Belitung
Kalimantan Tengah
Jambi
Bengkulu
Lampung
Kalimantan Utara
Kalimantan Selatan
Maluku
Bali
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Kepulauan Riau
Sulawesi Barat
Riau
DI Yog yakarta
Sumatera Selatan
Kalimantan Barat
Aceh
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tengah
Papua Barat
Sumatera Barat
Gorontalo
Maluku Utara
Sumatera Utara
DKI Jakarta
Banten
Papua
Jawa Barat
Nusa Tenggara Timur
Jawa Tengah
Jawa Timur

54
67
92
101
123
138
138
172
208
212
231
245
274
280
283
294
299
310
342
388
449
463
570
583
597
663
1,334
1,448
2,242
2,674
2,953
3,415
4,107
6,772

Jumlah Balita Gizi Buruk Menurut Provinsi Di Indonesia


Tahun 2014 ((N=32.521 kasus)

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 2014

KETENAGAAN GIZI
DI INDONESIA

Sebaran Tenaga
Gizi di Puskesmas

Puskesmas Ada Tenaga


Gizi: 6786
Puskesmas Tidak Ada
Tenaga Gizi: 2194

Jatim
Jateng
Jabar
Sulsel
Sumut
Sultra
NTB
Aceh
NTT
Sumbar
Kalsel
Sumsel
Kalbar
Sulut
Maluku
Kalteng
Papua
kaltim
malut
Lampung
Riau
DIY
Gorontalo
Banten
Bali
DKI
Bengkulu
Jambi
Sulteng
Pabar
Babel
Sulbar
kep.Riau

Jml PKM: 8980


Jml Tenaga Gizi: 9874

500

1000

1500
31

RASIO TENAGA GIZI PER 100.000


PENDUDUK DI INDONESIA 2012

Target Renstra 2010-2014:


10 per 100 ribu penduduk

32

Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas


seluruh Indonesia, Tahun 2013
Tenaga Kesehatan
Dokter spesialis
Dokter umum
Dokter gigi
Perawat
Perawat gigi
Farmasi
Asisten Farmasi
Keterapian fisik
Keteknisan medik
Analis kesehatan
Non-nakes
Bidan
Kesehatan masyarakat
Kesehatan lingkungan
Gizi

Jumlah

(%)

135
17,639
6,847
104,329
10,165
2,274
7,478
596
1,503
5,407
34,715
101,533
21,075
10,430
9,504

0.0
5.3
2.1
31.3
3.0
0.7
2.2
0.2
0.5
1.6
10.4
30.4
6.3
3.1
2.8

Jumlah Puskesmas 2013 : 9.665 Puskesmas

DISTRIBUSI RSU PEMERINTAH BERDASARKAN KEBERADAAN


UNIT GIZI (N=684)

633 RSU Memiliki Unit Gizi

34

Tantangan
Komitmen pemerintah daerah dalam penyediaan anggaran
kegiatan perbaikan gizi dan formasi tenaga gizi.
Perlu dukungan regulasi dan kelembagaan gizi di daerah
Perlu pemenuhan tenaga gizi dalam kuantitas dan kualitasnya
Perlu peningkatan dukungan lintas sektor yang lebih konkrit
terhadap upaya percepatan perbaikan gizi.
Disparitas masalah dan cakupan kegiatan gizi antar daerah.

Harapan Untuk Profesi Gizi


Mampu bertindak sebagai agen perubahan sehingga dapat
memberi warna terhadap upaya perbaikan gizi masyarakat.
Menghasilkan produk ilmiah yang inovatif sesuai dengan
perkembangan IPTEK dalam upaya percepatan perbaikan
gizi
Dapat memberikan masukan/kritikan yang konstruktif
berdasarkan hasil penelitian terhadap berbagai dampak
pembangunan kesehatan, khususnya di bidang gizi
Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan gizi yang
profesional baik untuk individu maupun kelompok dan
mencegah timbulnya mal-praktik gizi.
36

KEBIJAKAN DAN STRATEGI


PROGRAM PERBAIKAN GIZI
2015-2019

Arah Pembangunan Gizi


(pasal 141 UU 36 2009)
(1) Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu
gizi perseorangan dan masyarakat.
(1) Peningkatan mutu gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a) perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi
seimbang;
b) perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan;
c) peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi; dan
d) peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi

Kerangka Pikir Penyusunan Kebijakan Gizi

Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi


penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya
intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif

39

Sasaran Gizi Dalam RPJMN 2015-2019


Status Gizi Masyarakat
Sasaran/Indikator

Menurunnya prevalensi anemia pada


ibu hamil (persen)
Menurunnya bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) (persen)
Meningkatnya persentase bayi usia
kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif
Menurunnya prevalensi kekurangan gizi
(underweight) pada anak balita
(persen)
Menurunnya prevalensi stunting
(pendek dan sangat pendek) anak
baduta (persen)

Status Awal Target 2019

37,1

28

10,2

38,0

50

19,6

17

32,9

28

40

Indikator Pembinaan Gizi Masyarakat


( RENSTRA )
PROGRAM/
NO
KEGIATAN

Target

SASARAN

INDIKATOR

Base
line

2015

2016

150.000
(13%)

50%

82%

85%

39%

Persentase bayi baru lahir


4 mendapat Inisiasi Menyusu 35%
Dini (IMD)
Persentase balita kurus
5 yang mendapat makanan
tambahan

Persentase remaja puteri


6 yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD)

% ibu hamil KEK yang


mendapatkan PMT

2017

KETERKAIT
AN DENGAN
NAWACITA

2018

2019

80%

95%

3.2; 4,8;
5.2

90%

95%

98%

3.2; 4,8;
5.2

42%

44%

47%

50%

3.2; 4,8;
5.2

38%

41%

44%

47%

50%

3.2; 4,8;
5.2

70%

75%

80%

85%

90%

3.2; 4,8;
5.2

10%

15%

20%

25%

30%

3.2; 4,8;
5.2

65%

Persentase ibu hamil yang


82%
Pembinaan
Meningkatnya 2 mendapat Tablet Tambah
Darah (TTD)
Perbaikan Gizi pelayanan gizi
3,1 Masyarakat
masyarakat
Persentase bayi usia s/d 6
3 bulan yang mendapat ASI 38%
eksklusif

41

KOMITMEN PEMERINTAH
UNTUK PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan


partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan
terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan
prioritas pada seribu hari pertama kehidupan
42
42

MENGAPA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN,


PENTING?
Dampak jangka pendek

Gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan
(janin dan
bayi 2 tahun)

Mati

Dampak jangka panjang

Perkembangan
otak

Kognitif dan
Prestasi belajar

Pertumbuhan
massa tubuh
dan komposisi badan

Kekebalan
Kapasitas kerja

Metabolisme
glukosa, lipids, protein
Hormon/receptor/gen

Diabetes, Obesitas,
Penyakit jantung dan
pembuluh darah,
kanker, stroke,
dan disabilitas lansia

Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)

43

Intervensi Perbaikan Gizi

Intervensi Gizi Spesifik


Intervensi Gizi Sensitif

44

Intervensi Gizi Spesifik


6. Lansia

1. Ibu hamil
2.Ibu Menyusui

Suplementasi besi folat = 82%


PMT ibu hamil KEK
Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium

Kepada ibu menyusui


Promosi menyusui /
ASI Eksklusif
Konseling Menyusui

Pemantauan pertumbuhan (D/S = 80,3%


Suplemen vitamin A = 84,1%
Pemberian garam iodium = 74,7 %
PMT / MPASI
Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi
(Taburia) di 15 Provinsi
Zink untuk manajemen diare
Pemberian obat cacing

5. Remaja &
Usia produktif
Kespro remaja
Konseling: Gizi
Suplementasi Fe

3.Bayi & Balita

Konseling gizi
Pelayanan gizi
Lansia

4. Usia sekolah
Penjaringan
Bln Imunisasi Anak Sekolah
Upaya Kes Sekolah
PMT anak sekolah di Prov. Papua dan
P Barat
Promosi MJAS di sekolah

45

INTERVENSI GIZI SENSITIF:


Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor

PU

BKP/PERTANIAN

Air Bersih
& Sanitasi

Ketahanan
Pangan dan Gizi

PP DAN PA

BPJS

Remaja
Perempuan

Jaminan
Kesehatan
Masyarakat

AGAMA

SOSIAL
Penanggulang
an Kemiskinan

Pendidikan Gizi
Masyarakat

BKKBN

DIKBUD
Keluarga
Berencana

46

Anda mungkin juga menyukai