Anda di halaman 1dari 82

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM

PEMBERIAN MP-ASI DINI DI KECAMATAN PANDAN


KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2007

TESIS

OLEH

ASDAN PADANG
057012006/ AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

PERNYATAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN
MP-ASI DINI DI KECAMATAN PANDAN
KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2007

TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan,

Agustus

2008

Asdani Padang

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Judul Tesis

: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DINI DI
KECAMATAN
PANDAN
KABUPATEN
TAPANULI TENGAH TAHUN 2007.
Nama Mahasiswa
: Asdani Padang
Nomor Pokok Mahasiswa : 057012006
Program Studi
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Dr.Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM)


Ketua

Ketua Program Studi,

(Dr.Drs. Surya Utama, MS)

(Dra. Syarifah, MS)


Anggota

Direktur,

(Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B.,MSc)

Tanggal Lulus: 27 Agustus 2008

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

ABSTRAK
Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang optimal pada
bayi. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2002 menunjukkan bahwa
persentase ibu yang memberi makanan bayi terlalu dini kepada bayinya cukup tinggi:
32% ibu memberikan makanan tambahan kepada bayinya ketika berumur 2-3 bulan;
69% terhadap bayi yang berumur 4-5 bulan. Kondisi yang sama terdapat di
Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah: sebanyak 52,15% dari 1.268 bayi
sudah mendapat MP-ASI di bawah usia 6 bulan.
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24
bulan di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007. Penelitian
merupakan survei dengan tipe explanatory research, dengan populasi seluruh ibu
yang tidak memberikan ASI eksklusif. Sampel berjumlah 147 orang. Data diolah
dengan menggunakan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan variabel predisposisi yang mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap pemberian MP-ASI adalah sikap (p=0,048).
Variabel pendukung yang mempunyai pengaruh terhadap pemberian MP-ASI adalah
keterpaparan media (p=0,038); variabel pendorong yang mempunyai pengaruh
terhadap pemberian MP-ASI adalah dukungan keluarga (p=0,019) dan kebiasaan
memberi MP-ASI di masyarakat < 6 bulan (p=0,036). Variabel yang tidak
berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI dalam penelitian ini adalah umur, paritas,
pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, jarak pelayanan kesehatan, dan dukungan
petugas kesehatan.
Disarankan perlu adanya peningkatan frekuensi penyuluhan tentang
pemberian MP-ASI > 6 bulan di masyarakat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Tapanuli Tengah dengan jajarannya dengan melibatkan semua komponen yang ada.
Kata kunci: Pemberian MP-ASI

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

ABSTRACT
Giving extra food beside breastfeeding to a baby since it is six months old is
one of the factor that influence its optimal growth. The result of the National Socioeconomic Survey 2002 shows that the percentage of mothers giving extra food beside
breastfeeding to their babies too early is quite high: 32 % of the mothers gave an
extra food to their babies when they were about 2-3 months old, and 69 % of them
gave their babies an extra food when they were 4-5 months old. The same condition
exists in Pandan Sub-district, Tapanuli Tengah District: 52,15% of the 1.268 babies
have been given extra food beside breastfeeding when they were less than 6
months old.
This survey study with explanatory research type was conducted to analyze
the factors which influence mothers behavior in giving extra food beside
breastfeeding to their babies of 6-24 months old in Pandan Sub-district, Tapanuli
Tengah District in 2007. The population for this study is all of the mothers who
did not give an exclusive breastfeed in 2006 and 147 of them were selected to be
the sample. The data obtained were analyzed through logistic regression test.
The result of this study shows that the predisposition variable having a
significant influence on giving extra food beside breastfeeding is attitude (p = 0.048).
The supporting variable influencing the giving of extra food beside breastfeeding is
media exposure (p = 0.038). Variables that influence the giving of extra food beside
breastfeeding is family support (p = 0.019) and the habit of giving extra food beside
breastfeeding in public less than 6 months old (p = 0.036). In this study, the variable
which do not have any influence on the giving extra food beside breastfeeding are
age, parity, education, knowledge, occupation, distance of health service facility
from home, and support from health workers. Based on the value of , the most
influencing variable which have influence on the giving of extra food beside
breastfeeding is the habit of feeding the babies (B = 3.043)
It is suggested that the Tapanuli Tengah district health office involving all
components available need to increase the frequency of providing extension on giving
extra beside breastfeeding when the baby is less than 6 months old to the community.
Key words: Giving extra food beside breastfeeding

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Pada dasarnya Pemberian
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang optimal pada bayi.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini di Kecamatan
Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah 2007.
Penulisan ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara .
Dalam pembuatan tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada:
Prof. Dr. Ir.T. Chairun Nisa B., MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan
pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana
USU.
Dr.Drs. Surya Utama, Ms Sebagai ketua Program Studi, Dr.Dra. Ida Yustina,
Msi, serta seluruh jajarannya yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
penulis mengikuti pendidikan.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

dr. H. Arif Simatupang, SpS selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten


Tapanuli Tengah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
Dr.Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM dan Dra. Syarifah, MS selaku
pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, pikiran, serta tenaga dalam
membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan tesis ini dengan penuh
kesabaran.
Dr.Dra. Ida Yustina, Msi, dan Dr.Ir. Evawany Y. Aritonang, Msi selaku
penguji yang juga telah memberikan waktu dan pemikiran demi perbaikan tesis ini.
Kedua orang tuaku yang senantiasa mendukung penulis baik dari segi moril
maupun materil, suamiku tercinta yang selalu setia memberikan motivasi selama
pendidikan, anakku yang menjadi sumber inspirasi bagiku, serta kedua keluarga
mertuaku dan adik-adik tercinta yang senantiasa memberikan dorongan penulis
selama mengikuti pendidikan.
Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Konsentrasi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Angkatan 2005 yang telah membantu penulis selama proses
penelitian ini.
Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan dalam penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini mempunyai kekurangan, untuk itu
diharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tesis ini. Segala saran dan kritik
yang disampaikan untuk perbaikan tesis ini sebelumnya diucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Terakhir penulis mohon maaf yang setulusnya kepada semua pihak jika
ditemui kekurangan dan kekhilafan selama penulis mengikuti pendidikan dan
penelitian berlangsung. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa yang membalas semua
kebaikan yang diberikan kepada penulis dengan berlipat-lipat ganda. Semoga tesis ini
bermanfaat bagi kita semua.

Medan,
Penulis

Agustus 2008

Asdani Padang

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Asdani Padang yang dilahirkan di Medan pada tanggal 21
Juni 1977, beragama Islam dengan alamat Jln. S.M. Raja Km 5 Komplek Perumahan
Permata Indah No.D 4 Kabupaten Tapanuli Tengah-Sibolga
Penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri No.060891
Padang Bulan Medan Tahun 1983-1989, Tahun 1989-1992 menamatkan sekolah
lanjutan tingkat pertama Negeri I Sibolga, Tahun 1992-1995 menamatkan pendidikan
sekolah menengah atas di SMA Negeri I Medan, Tahun 1996-2002 menamatkan
kuliah di Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara, kemudian tahun 2005-2008 menamatkan kuliah di
Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Konsentrasi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Penulis sejak tahun 2002 memulai karir sebagai staf Dinas Kesehatan
Kabupaten Tapanuli Tengah Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..........................................................................................................
ABSTRACT........................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................

iii
iv
v
viii
ix
xi
xii
xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................

1.1. Latar Belakang .................................................................................


1.2. Rumusan Masalah ............................................................................
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................
1.4. Hipotesis...........................................................................................
1.5. Manfaat Penelitian ...........................................................................

1
4
5
5
5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................

2.1. Makanan Pendamping ASI ..............................................................


2.2. Pola Pemberian Makanan Pada Bayi ...............................................
2.3. Perilaku ............................................................................................
2.4. Perilaku di Bidang Kesehatan ..........................................................
2.5. Budaya dan Pola Konsumsi Pada Bayi ............................................
2.6. Landasan Teori.................................................................................
2.7. Kerangka Konsep .............................................................................

6
7
16
19
20
24
27

BAB 3. METODE PENELITIAN....................................................................

28

3.1. Jenis Penelitian.................................................................................


3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ..........................................
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................
3.4. Metode Pengumpulan Data ..............................................................
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ...................................................
3.6. Metode Pengukuran .........................................................................
3.7. Metode Analisis Data.......................................................................

28
28
29
30
31
33
37

BAB 4. HASIL PENELITIAN .........................................................................

38

4.1.Gambaran Lokasi Penelitian .............................................................

38

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

4.2. Faktor Predisposisi ...........................................................................


4.3. Faktor Pendukung ............................................................................
4.4. Faktor Pendorong .............................................................................
4.5.Pemberian MP-ASI ...........................................................................
4.6.Hasil Uji Statistik ..............................................................................

40
47
49
51
52

BAB 5. PEMBAHASAN ...................................................................................

54

5.1.Faktor Predisposisi ...........................................................................


5.2. Faktor Pendukung ............................................................................
5.3. Faktor Pendorong ............................................................................

55
56
57

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................

59

6.1.Kesimpulan .......................................................................................
6.2. Saran.................................................................................................

59
59

DAFTAR PUSTAKA

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR TABEL
Nomor

Judul

halaman

1. Nama Variabel, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur, dan Kategori Hasil
Ukur .................................................................................................................... 31
2. Distribusi Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Yang Ditamatkan Tahun 2005 - 2006 ............................................................... 39
3. Distribusi Responden Menurut Umur ................................................................ 40
4. Distribusi Responden Menurut Paritas .............................................................. 41
5. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan .......................................... 41
6. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan .......................................................... 42
7. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan ........................................ 43
8. Distribusi Responden Menurut Kategori Tingkat Pengetahuan ......................... 45
9. Distribusi Responden Menurut Sikap ............................................................... 46
10. Distribusi Responden Menurut Kategori Sikap ................................................ 47
11. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Ke Fasilitas Kesehatan .................... 48
12. Distribusi Keterpaparan Pada Media ................................................................ 48
13. Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Media ........................................... 48
14. Distribusi Dukungan Petugas Kesehatan .......................................................... 49
15. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dukungan Petugas Kesehatan .... ... 49
16. Distribusi Dukungan Keluarga dan Masyarakat ............................................... 50
17. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dukungan Keluarga dan Masyarakat 50
18. Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Makanan ........................................ 51
19. Distribusi Kategori Pemberian MP-ASI ........................................................... 51
20. Distribusi Pemberian MP-ASI Berdasarkan Usia Bayi .................................... 52
21. Hasil Uji Regresi Logistik ................................................................................. 53

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR GAMBAR
No

Judul

halaman

Gambar 1. Landasan Teori ....................................................................................... 26


Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................... 27

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR LAMPIRAN
No

Judul

halaman

1. Surat Permohonan Izin Penelitian.......................................................................


2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ...........................................................
3. Kuesioner Penelitian ...........................................................................................
4. Hasil Pengolahan Data Penelitian .......................................................................
5. Uji Validitas Dan Reliabilitas Data.....................................................................

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR ISTILAH

MP ASI

: Makanan Pendamping Air Susu Ibu

WHO

: World Health Organization

SUSENAS

: Survei Sosial Ekonomi Nasional

UNICEF

: United Nation for Children and Education Fund

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi dan ditentukan dari tingkat kesehatan
masyarakatnya di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut ditentukan
oleh status gizi manusianya. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat
keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental
orang tersebut (Wiryo, 2002).
Memasuki era globalisasi diperlukan anak Indonesia sebagai generasi penerus
bangsa yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan
dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap
kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh
kecukupan zat gizi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sejak bayi. Pada
masa bayi pertumbuhan dan perkembangan berlangsung sangat cepat dan
perkembangan otak telah mencapai 70% (Roesli, 2005).
Pencapaian tumbuh kembang optimal pada bayi, dalam Global Strategy for
Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal
penting yang harus diperhatikan yaitu: pertama, memberikan air susu ibu kepada
bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir; kedua, memberikan air susu
ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan; ketiga, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

berusia 6-24 bulan; dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24
bulan atau lebih. Di samping itu juga MP-ASI disediakan berdasarkan bahan lokal
bila memungkinkan, MP-ASI harus mudah dicerna, harus disesuaikan dengan umur
dan kebutuhan bayi dan MP-ASI harus mengandung kalori dan mikronutrien yang
cukup (Depkes, 2006).
Makanan mempengaruhi dan berkaitan dengan banyak kategori budaya,
sebagaimana halnya dengan sistem medis yang memainkan peranan dalam mengatasi
kesehatan dan penyakit, demikian pula kebiasaan makan memainkan peranan sosial
dasar yang jauh mengatasi soal makan untuk tubuh manusia semata-mata. (Foster dan
Anderson, 1986). Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan
penduduk yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi.
(Suharjo, 1989)
Dalam pemberian makanan bayi perlu diperhatikan ketepatan waktu
pemberian, frekuensi, jenis, jumlah bahan makanan, dan cara pembuatannya.
Kebiasaan pemberian makanan bayi yang tidak tepat, salah satunya adalah pemberian
makanan yang terlalu dini. Pemberian makanan terlalu dini dapat menimbulkan
gangguan pada pencernaan seperti diare, muntah, dan sulit buang air besar (Cott,
2003).
Pemberian makanan bayi di Indonesia masih banyak yang belum sesuai
dengan umurnya, terutama di daerah pedesaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya memberikan pisang (57,3%)
kepada bayinya sebelum usia 4 bulan (Litbangkes, 2003).

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2002,


terdapat banyak ibu yang memberikan makanan terlalu dini kepada bayinya,
kemudian sebanyak 32% ibu yang memberikan makanan tambahan kepada bayi
berumur 2-3 bulan, seperti bubur nasi, pisang, dan 69% terhadap bayi yang berumur
4-5 bulan (Surkesnas, 2002).
Hasil penelitian yang dilakukan Irawati (2007), peneliti pada Pusat Pelatihan
dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan, diperoleh bahwa lebih
dari 50% bayi di Indonesia mendapat makanan pendamping ASI dengan usia kurang
dari 1 bulan.
Penelitian yang dilakukan di daerah pedesaan Kabupaten Wonosobo, Provinsi
Jawa Tengah, ditemukan bahwa praktek pemberian makan pada bayi sebelum usia 1
bulan mencapai 32,4% dan pada usia tersebut didapatkan sebesar 66,7% jenis
makanan yang diberikan adalah pisang (Litbangkes, 2003).
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2001) di Provinsi Jawa
Tengah dan Jawa Barat, sebanyak 77% responden memberikan makanan prelaktal
dan 23% langsung memberikan ASI saja kepada bayinya. Data dari Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara (2006) menunjukkan bahwa 56,80% ibu memberikan
makanan pendamping ASI terlalu dini pada bayi 0-6 bulan dan sebesar 43,20% ibu
tidak memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini (Litbangkes, 2007).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun
2006, dari 7.049 bayi lahir hanya 48,97% yang mendapat ASI secara eksklusif dari
ibunya. Dari survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dari 13 Kecamatan

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

yang ada di Tapanuli Tengah ternyata di Kecamatan Pandan terdapat 52,15% dari
1.268 bayi sudah mendapat MP-ASI usia < 6 bulan (Dinkes Kab. Tapteng 2006).
Secara teoritis diketahui bahwa pemberian makanan MP-ASI terlalu dini pada
anak dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi seperti diare, konstipasi,
muntah, dan alergi. Di samping itu akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak
setelah usia dewasa seperti memicu terjadinya penyakit obesitas, hipertensi, dan
penyakit jantung koroner (Nadesul, 2005)
Secara teoritis banyak faktor yang melatar belakangi munculnya masalah
perilaku pemberian MP-ASI. Teori yang erat kaitannya dengan perilaku yang
berhubungan dengan pemberian MP-ASI adalah teori yang dikemukakan oleh Green
(1993). Green mengemukakan analisisnya tentang faktor perilaku (behavior causes)
dan faktor di luar perilaku (non behavior causes) yang selanjutnya perilaku itu sendiri
terbentuk dari 3 faktor: faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dini di
Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007.
1.2. Rumusan Masalah
Di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya di Kecamatan Pandan dari hasil
survey pendahuluan didapatkan data bahwa pada tahun 2006 terdapat 52,15% dari
1.268 bayi telah mendapat MP-ASI dibawah usia 6 bulan.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi permasalahan dalam


penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu dalam
memberikan MP-ASI dini di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2007.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dini di Kecamatan Pandan Kabupaten
Tapanuli Tengah tahun 2007.
1.4. Hipotesa
Ada pengaruh faktor-faktor predisposisi, pendukung, dan pendorong terhadap
pemberian MP-ASI dini di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah pada
tahun 2007.

1.5. Manfaat Penelitian


1. Diharapkan dapat memberikan informasi bagi Instansi Dinas Kesehatan maupun
Instansi lain dalam menentukan arah kebijakan gizi masyarakat khususnya
pemberian MP-ASI untuk anak bayi di masa yang akan datang
2. Dengan terwujudnya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran serta referensi bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya para peneliti
berikutnya.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)


Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi/anak
disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Depkes RI, 1992). MP-ASI ini
diberikan pada anak berumur 6 bulan sampai 24 bulan, karena pada masa itu produksi
ASI makin menurun sehingga suplai zat gizi dari ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan
gizi anak yang semakin meningkat sehingga pemberian dalam bentuk makanan
pelengkap sangat dianjurkan (WHO, 1993).
Sesudah bayi berumur 6 bulan secara berangsur perlu makanan pendamping
berupa sari buah, atau buah-buahan, nasi tim, makanan lunak dan akhirnya makanan
lembek. Adapun tujuan pemberian makanan pendamping adalah (Depkes RI, 2004)
a. Melengkapi zat gizi ASI yang kurang
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima macam-macam makanan
dengan berbagai rasa dan bentuk.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
Selain itu menurut Muchtadi (2004), makanan pendamping untuk bayi
sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: nilai energi dan kandungan
proteinnya cukup tinggi, dapat diterima dengan baik, harganya relatif murah, dan
dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal. Makanan pendamping

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

bagi bayi hendaknya bersifat padat gizi, dan mengandung serat kasar serta bahan lain
yang sukar dicerna sedikit mungkin. Sebab serat kasar yang terlalu banyak jumlahnya
akan mengganggu pencernaan.
Pada usia enam bulan, pencernaan bayi mulai kuat. Pemberian makanan
pendamping ASI harus setelah usia enam bulan, karena jika diberikan terlalu dini
akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi mengalami gangguan pencernaan atau bisa
diare. Sebaliknya bila makanan pendamping diberikan terlambat akan mengakibatkan
anak kurang gizi bila terjadi dalam waktu panjang (Depkes, 2003).
Untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan status gizi
dan pelembagaan keluarga sadar gizi, dilakukan sosialisasi makanan pendamping air
susu ibu dari bahan lokal. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan
penganekaragaman konsumsi. Untuk mencari praktis, biasanya ibu-ibu langsung
membeli bahan makanan pendamping di toko. Tidak salah memang, tetapi
sebenarnya di sekitar kita banyak bahan makanan lokal yang bisa dikelola (Sartono,
2006).
2.2. Pola Pemberian Makanan Pada Bayi
Tahun pertama, khususnya enam bulan pertama, adalah masa yang sangat
kritis dalam kehidupan bayi. Bukan hanya pertumbuhan fisik yang berlangsung
dengan cepat, tetapi juga pembentukan psikomotor dan akulturasi terjadi dengan
cepat. ASI harus merupakan makanan utama pada masa ini. Biasanya makanan
tambahan terhadap ASI diperlukan pada tri semester kedua untuk mempertahankan

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

pertumbuhan anak pada kecepatan yang sama, umumnya ini berarti antara umur
empat sampai enam bulan. Memperkenalkan makanan tambahan pada umur empat
sampai enam bulan ini disebabkan karena alasan psikologis dan psikososial.
ASI harus merupakan makanan satu-satunya (eksklusif) untuk bulan-bulan
pertama kehidupan bayi. Makanan tambahan pertama diberikan adalah terutama
untuk memberikan tambahan energi serta untuk memulai proses pendidikan atau
akulturasi.

Kemudian

akan

terdapat

kebutuhan

makanan

tambahan

yang

meningkatkan agar campuran ASI dan makanan tersebut dapat memberikan energi
dan protein yang diperlukan anak. Pada suatu saat makanan tambahan secara
keseluruhan menggantikan peran ASI, dalam hal ini berarti si bayi disapih atau tidak
menyusui lagi pada ibunya sebaiknya hal ini dilakukan bila bayi telah berumur dua
tahun.
Selama proses penyapihan tersebut, makanan tambahan yang diberikan harus
mengandung nilai kalori dan kadar protein yang cukup tinggi serta mengandung
vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh bayi. Pada masa kini makanan
tambahan untuk bayi tersebut banyak diproduksi oleh industri dan mudah diperoleh di
pasaran. Namun apabila terdapat masalah ekonomi untuk memperoleh produk
tersebut, makanan orang dewasa yang terdiri dari serealia, umbi-umbian dan kacangkacangan serta sayuran dan buah-buahan dapat diformulasikan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan bayi akan zat-zat gizi.
2.2.1. Petunjuk Untuk Pemberian Makanan Tambahan

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

ASI dapat mencukupi sebagian besar bayi sampai berumur empat atau enam
bulan. Sebagian bayi dapat tumbuh dengan memuaskan sampai berumur enam bulan
atau lebih dengan hanya diberi ASI. Sebagian lagi mungkin memerlukan lebih
banyak

energi dan zat-zat gizi lain daripada yang terdapat dalam ASI, dengan

memberikan tanda-tanda kelaparan atau pertambahan berat badan yang lambat pada
umur 4 bulan atau kurang.
Tetapi tidak bijaksana untuk memberikan makanan tambahan kepada anak
pada umur kurang dari empat bulan, karena adanya risiko kontaminasi yang sangat
tinggi. Dengan memberikan makanan tambahan juga akan mengurangi produksi ASI
karena si anak menjadi jarang menyusuii.
Tujuan pemberian makanan tambahan ini adalah sebagai komplemen terhadap
ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain (vitamin dan
mineral) untuk tumbuh dan berkembang secara normal. Adalah penting untuk
diperhatikan agar pemberian ASI dilanjutkan terus selama mungkin, karena ASI
memberikan energi dan protein yang bermutu tinggi, disamping terjadinya kontak
yang terus menerus antara ibu dengan bayinya.
Dalam pemberian makanan tambahan pada bayi ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Makanan termasuk ASI, harus memberikan semua zat gizi yang diperlukan oleh
bayi,
2. Anak bayi memerlukan lebih dari satu kali makan sehari sebagai komplemen
terhadap ASI. Karena kapasitas perutnya masih kecil, volume makanan yang

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

diberikan jangan terlalu besar, sehingga anak kecil harus diberi makan lebih
sering dalam sehari dibandingkan dengan orang dewasa.
3. Seorang anak berumur 1-3 tahun hanya dapat mengkonsumsi sekitar 200-300 ml
makanan untuk satu kali makan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan energi dan
zat-zat energi lain yang cukup, makanan tambahan harus mengandung energi dan
zat-zat gizi dalam konsentrasi tinggi, atau diberikan seringkali.
4. Seorang bayi berumur lebih dari 6 bulan perlu diberi makan 4-6 kali sehari
sebagai tambahan terhadap ASI. Hal ini dapat dikurangi sampai 3 kali makan
sehari untuk anak yang telah berumur 2-3 tahun, dengan memperhatikan bahwa
energi dan zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut memenuhi
kebutuhan anak.
5. Bila sulit menambahkan minyak, lemak atau gula ke dalam makanan, maka bayi
hanya akan memperoleh cukup zat gizi bila ia makan 4-6 kali per hari. Bayi dapat
diberi makan tiga kali sehari dan diberi makanan bergizi tinggi diantaranya
(selingan) sebagai makanan kecil.
6. Sekali makanan dapat diterima dengan baik, berikan makanan tambahan tersebut
setelah bayi menyusui.
7. Sebelum berumur 2 tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi semua makanan
orang dewasa. Makanan dasar simple mixes tetapi lebih diutamakan multi mixes,
lebih cocok baik dalam hal nilai gizinya maupun konsistensinya.
8. Pada permulaan, makanan tembahan harus diberikan dalam keadaan halus. Waktu
bayi berumur 9 bulan, ia lebih menyukai makanan yang dipotong-potong kecil

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

dan setelah berumur 2 tahun umumnya dapat menerima makanan orang dewasa
normal.
9. Gunakan sendok atau cangkir untuk memberi makan. Sebagian besar bayi dapat
dilatih untuk minum dari cangkir setelah berumur 5 bulan.
Pada waktu berumur 2 tahun, bayi dapat mengkonsumsi makanan setengah
porsi orang dewasa. Adalah suatu cara yang paling baik untuk memberikan mangkok
tersendiri dan menaruh bagian makanannya dalam mangkok tersebut. Biarkan ia
makan dengan kecepatannya sendiri, dibawah pengawasan ibunya. Selama masa
penyapihan, bayi seringkali menderita infeksi seperti batuk, campak, atau diare.
Apabila makanannya mencukupi, gejalanya tidak akan separah bayi yang kurang gizi
(Muchtadi, 2004).
2.2.2. Persyaratan Makanan Tambahan
Makanan tambahan untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Nilai energi dan kandungan proteinnya tinggi
2. Memiliki suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineral dalam
jumlah yang cukup
3. Dapat diterima dengan baik
4. Harganya relatif murah
5. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Makanan tambahan bagi bayi seharusnya menghasilkan energi setinggi


mungkin, sekurang-kurangnya mengandung 360 kkal per 100 gram bahan. Makanan
tambahan bagi bayi hendaknya bersifat padat gizi, dan mengandung serat kasar serta
bahan lain yang sukar dicerna seminimal mungkin, sebab serat kasar yang terlalu
banyak jumlahnya akan mengganggu pencernaan.
Lemak dalam makanan selain berfungsi sebagai sumber energi, juga dapat
memperbaiki cita rasa (memberikan rasa gurih). Kandungan asam linoleat sebaiknya
tidak kurang dari 1%, dan kandungan lemak dapat memberikan energi sebesar 2530% dari total energi produk. Kadar lemak makanan tambahan dapat ditingkatkan
mencapai 10% sejauh teknologi memungkinkan, tampak mengganggu daya tahan
simpan untuk memperoleh mutu makanan tambahan yang tetap baik (Deddy, 1994).
2.2.3. Kerugian-kerugian yang Potensial dari Pengenalan Makanan Tambahan
yang Dini
Menurut Suhardjo (1992) ada beberapa akibat kurang baik dari pengenalan
makanan dini yaitu: gangguan menyusuii, beban ginjal yang terlalu berat sehingga
mengakibatkan hyperosmolitas plasma, alergi terhadap makanan, dan mungkin
gangguan terhadap pengaturan selera makanan. Makanan alamiah, bahan makanan
tambahan dan pencemaran makanan tertentu juga dapat dirugikan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai akibat-akibat yang disebabkannya:
1. Gangguan Penyusuan
Suatu hubungan sebab akibat antara pengenalan/pemberian makanan
tambahan yang dini dan penghentian penyusuan, belum dibuktikan. Pada umumnya

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

bayi-bayi yang menyusuii mendapat makanan tambahan pada umur yang lebih
kemudian, dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada bayi-bayi yang mendapat susu
formula.
2. Beban ginjal yang berlebihan dan hyperosmolitas
Makanan padat, baik yang dibuat sendiri di pabrik, cenderung untuk
mengandung kadar natrium klorida (NaCl) tinggi yang akan menambah beban ginjal.
Beban tersebut masih ditambah oleh makanan tambahan yang mengandung daging.
Bayi-bayi yang mendapat makanan padat pada umur yang dini, mempunyai
osmolitas plasma yang lebih tinggi daripada bayi-bayi yang 100% mendapat air susu
ibu dan karena itu mudah mendapat hyperosmolitas dehidrasi. Hyperosmolitas
penyebab haus yang belebihan. Meskipun hubungan antara penggunaan natrium
klorida (NaCl) dan tingkat tekanan darah belum dibuktikan pada masa bayi, tetapi
pengamatan epidemiologis dan data ekspeimen pada tikus menyatakan bahwa
penggunaan garam pada umur dini dapat dihubungkan dengan perkembangan tekanan
darah tinggi yang timbul.
3. Alergi terhadap makanan
Belum matangnya sistem kekebalan dari susu pada umur yang dini, dapat
menyebabkan banyak terjadinya alergi terhadap makanan pada masa kanak-kanak.
Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 7,5% dan telah diingatkan, bahwa alergi
terhadap makanan lainnya, seperti jeruk, tomat, ikan, telur dan realia, bahkan
mungkin lebih sering terjadi. Air susu ibu kadang-kadang dapat menularkan
penyebab-penyebab alergi dalam jumlah yang cukup banyak untuk menyebabkan

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

gejala-gejala klinis, tetapi pemberian susu sapi atau makanan tambahan yang dini
menambah terjadinya alergi terhadap makanan.
Pada bayi yang mendapat air susu ibu (atau susu dari kacang kedele) telah
dilaporkan adanya pengurangan dalam timbulnya perwujudan-perwujudan alergis,
bahkan sampai umur sepuluh tahun, oleh beberapa orang penyelidik, sedangkan
penyelidik-penyelidik lainnya telah menemukan tidak adanya perbedaan. Suatu
perbandingan yang sistematis antara pengaruh dari pemberian makanan tambahan
yang dini dan yang kemudian belum dilaporkan. Hasil dari penelitian-penelitian
dengan aturan makanan dapat menghindari alergi ternyata berbeda-beda.
4. Gangguan pengaturan selera makanan
Makanan padat telah dianggap sebagai penyebab kegemukan pada bayi-bayi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bay-bayi yang diberi susu formula adalah
lebih berat daripada bayi-bayi yang mendapat air susu ibu, tetapi apakah perbedaan
itu disebabkan karena bayi-bayi yang diberi susu formula mendapat makanan padat
lebih dini, belumlah jelas.
5. Bahan-bahan makanan tambahan yang merugikan
Makanan tambahan mungkin mengandung komponen-komponen alamiah
yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan. Suatu bahan yang lazim adalah
sukrosa. Gula ini adalah penyebab kebusukan pada gigi, dan telah dikemukakan
bahwa penggunaan gula ini pada umur yang dini dapat membuat anak terbiasa akan
makanan yang rasanya manis. Dalam beberapa sayuran seperti bayam dan wortel,
kepekatan yang tinggi dari nitrat dapat terjadi dan menimbulkan bahaya pada bayi-

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

bayi di bawah umur 3-4 tahun, yang mekanisme dalam badan untuk melawan racun
belum diketahui.
Banyak dari serealia yang mengandung gluten dapat menambah risiko
penyakit perut pada umur yang muda, pada saat penyakit tersebut lebih berbahaya.
Mungkin juga timbul kesulitan-kesulitan diagnostik, karena sifat tidak mau menerima
protein dari susu sapi dapat menyajikan suatu gambaran klinis yang sama dengan
gejala-gejala penyakit perut. Juga ada kemungkinan bahwa sensitifitas terhadap
gluten dapat ditumbulkan secara lebih mudah pada umur dini, sekurang-kurangnya
pada bayi-bayi yang mendapat susu formula (Suhardjo, 1995).
2.2.4. Saran-saran Untuk Pengenalan Makanan Tambahan
a. Dalam memberikan nasehat harus diperhatikan lingkungan sosial budaya dari
keluarga yang bersangkutan, sikap dari orang tuanya dan situasi dari hubungan
ibu dan anak.
b. Pada umumnya makanan tambahan sebaiknya jangan diberikan sebelum umur
tiga bulan atau lebih dari enam bulan. Sebaiknya dimulai dalam jumlah sedikitsedikit dan jenis serta jumlahnya harus ditambah dengan perlahan-lahan.
c. Pada umur enam bulan tidak lebih dari 50% kebutuhan energi harus berasal dari
makanan tambahan. Untuk enam bulan berikutnya air susu ibu harus terus
diberikan. Jika ASI sudah tidak ada lagi, maka susu formula dapat diberikan
dalam jumlah sekurang-kurangnya 500 ml.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

d. Tidak perlu diperinci jenis makanan tambahan (serealia, buah-buahan, sayuran)


yang harus diberikan lebih dahulu. Dalam kaitan ini kebiasaan-kebiasaan
setempat dan faktor-faktor ekonomi harus dipertimbangkan.
e. Makanan yang mengandung gluten jangan diberikan sebelum umur empat bulan.
Bahkan penundaan sampai umur enam bulan akan lebih baik.
f. Makanan yang mengandung kadar nitrat yang potensial tinggi, seperti bayam dan
akar biet harus dihindari selama bulan pertama.
g. Pertimbangan khusus harus diberikan terhadap pemberian makanan tambahan
kepada bayi-bayi yang mempunyai sejarah keluarga alergi secara umum, yang
harus secara ketat menghindari makanan yang sangat mudah dapat menimbulkan
alergi.
Makanan campuran berbagai bahan makanan dapat memberikan mutu yang
lebih tinggi dari pada mutu masing-masing bahan penyusunnya. Dengan
bercampurnya beragam bahan makanan tersebut, maka bahan yang kurang dalam zatzat gizi tertentu dapat ditutupi oleh bahan makanan yang mengandung lebih banyak
zat-zat yang bersangkutan. Dengan demikian masing-masing bahan makanan
mempunyai efek komplementer yang berakibat meningkatnya mutu gizi makanan.
Campuran antara pangan sumber karbohidrat utama dengan pangan sumber
protein dengan perbandingan yang tertentu, memberikan nilai protein sebesar 5-6
gram serta energi 350 kalori. Ini berarti bila diberikan kepada anak sekitar umur dua
tahun dapat memenuhi kebutuhannya sebesar sepertiganya (Suhardjo, 1995).

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

2.3. Perilaku
Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi
tersebut mempunyai bentuk bermacam-macam yang pada hakekatnya digolongkan
menjadi 2 yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit), dan dalam
bentuk aktif (dengan tindakan konkrit).
Bentuk perilaku ini dapat diamati melalui sikap dan tindakan, namun
demikian tidak berarti bentuk perilaku itu hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakan
saja, perilaku juga dapat bersifat potensial, yakni dalam bentuk pegetahuan, motivasi
dan persepsi.
Menurut Lawrence Green (1993) bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh faktor-faktor, yakni faktor perilaku dan faktor diluar perilaku,
selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari 3 faktor:
1. Faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana.
3. Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
2.3.1. Faktor Predisposisi
Bila dikaitkan dengan fenomena epidemiologi maka pengetahuan yang
dimaksudkan adalah sejauh mana masyarakat mengetahui tentang penyakit, gejala

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

penyebaran/distribusi maupun dampak dari penyakit tertentu. Sedangkan sikap disini


meliputi bagaimana tanggapan individu atau masyarakat tentang penyakit
diwujudkannya dalam pernyataan setuju atau tidaknya terhadap pencegahan dan
pengobatan suatu penyakit. Kepercayaan merupakan tahap selanjutnya dari perilaku,
bahwa jika pengetahuan dan sikapnya sudah diwujudkan dalam bentuk kepercayaan
maka biasanya perilaku lebih sulit untuk dirubah. Sedangkan tradisi yang dimaksud
adalah apakah ada tradisi yang ada dimasyarakat lebih memungkinkan seseorang
berperilaku tidak sehat, misalnya tradisi tidak memberikan ASI pada bayi,
memberikan ASI tidak sampai 2 tahun dan memberi makan MP-ASI terlalu dini dan
sebagainya. Disamping itu perlu juga diketahui tradisi dalam masyarakat yang
mendukung dalam perilaku sehat. Nilai-nilai dan norma sosial dalam hal ini dapat
berupa sejauh mana aktivitas-aktivitas seperti pencegahan/pengobatan diterima oleh
masyarakat.
2.3.2. Faktor Pendukung
Faktor pendukung antara lain: 1). Sarana dan prasarana kesehatan dan 2).
Kemudahan dalam mencapai sarana kesehatan tersebut. Sarana dan prasarana
kesehatan meliputi seberapa banyak fasilitas-fasilitas kesehatan, konseling maupun
pusat-pusat informasi bagi individu/masyarakat. Kemudahan bagaimana kemudahan
untuk mencapai sarana tersebut termasuk biaya, jarak, waktu/lama pengobatan, dan
juga hambatan budaya seperti malu mengalami penyakit tertentu jika diketahui
masyarakat.
2.3.3. Faktor Pendorong

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Faktor pendorong meliputi : i). Sikap dan perilaku petugas kesahatan, ii).
Sikap dan perilaku guru, orang tua, teman sebaya, tokoh masyarakat, keluarga dan
lain-lain. Sikap dan perilaku petugas kesehatan merupakan salah satu faktor penting
dalam perilaku kesehatan. Sementara itu peranan guru, orang tua, teman sebaya dan
tokoh masyarakat merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam perubahan
perilaku. Contoh dalam kasus pemberian ASI, apabila seorang ibu telah mendapat
penjelasan tentang pemberian ASI yang benar dan coba menerapkannya, akan tetapi
karena lingkungannya belum ada yang menerapkan, maka ibu tersebut menjadi asing
di masyarakat dan bukan tidak mungkin ia menjadi kembali dengan pemberian ASI
yang salah.
2.4. Perilaku di Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatan,
mempelajari perilaku adalah sangat penting karena pendidikan kesehatan sebagai
bagian daripada kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau sarana-sarana
untuk menyediakan kondisi sosiopsikologis sedemikian rupa sehingga individu atau
masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma hidup sehat. Dengan perkataan
lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk menambah perilaku individu atau
masyarakat sehingga sesuai dengan norma-norma hidup sehat. (Notoatmodjo, 2002).
Menurut Notoatmodjo (1993) perilaku kesehatan pada dasarnya adalah

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

a. Respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit, penyakit,


sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Cakupan dari perilaku
kesehatan tersebut adalah:
b. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia
merespon, baik secara pasif (mengetahui), bersikap dan mempersepsi tentang
penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan luar dirinya, maupun aktif
(tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.
c. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respon seseorang
terhadap sistem pelayanan kesehatan, baik sistem pelayanan kesehatan
modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas
pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatnya, yang
terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas,
petugas dan obat-obatan.
d. Perilaku terhadap makanan, yaitu respon sesorang terhadap makanan sebagai
kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi,
sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan
kebutuhan tubuh kita.
e. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan adalah respon seseorang terhadap
lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini
seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri. Perilaku ini antara lain
mencakup:

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Perilaku sehubungan dengan air bersih


Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor
Perilaku sehubungan dengan limbah
Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,
pencahayaan, lantai dan sebagainya
Perilaku sehubungan dengan pembersihan dengan pembersihan sarangsarang nyamuk (vektor) dan sebaginya.
2.5. Budaya dan Pola Konsumsi Pada Bayi
Pola konsumsi makanan penduduk di berbagai etnik (suku bangsa) di
Indonesia berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Pola itu merupakan salah
satu cerminan dari kebiasaan makan penduduk bersangkutan. Pada umumnya pola
konsumsi makanan penduduk mengikuti nilai-nilai sosial dan budaya setempat. Nilai
sosial dan budaya ini berkaitan dengan ciri suku bangsa dan ciri ekologi dimana
penduduk itu hidup. Secara umum kebiasaan makanan dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti: keadaan sosial ekonomi, budaya, politik, fisik, lingkungan ekologi dan
teknologi setempat (Muhilal, 1996).
Para ahli antropologi gizi umumnya berpendapat bahwa kebiasaan makan
tidak mudah diubah tetapi bersifat dinamis. Hal ini berarti bahwa kebiasaan makan
dapat berubah jika faktor-faktor yang mempengaruhinya diubah dengan sengaja.
Karena kebiasaan makan bersifat menyatu dengan perilaku konsumsi makanan maka

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

proses perubahan itu umumnya berjalan lambat. Selanjutnya perubahan atau


kelestarian pola makan dapat dikaji dari faktor dalam dan faktor luar sebagai berikut :
1) Dari dalam meliputi corak kebudayaan, corak masyarakat, corak individu
yang berkaitan dengan keterbukaan/tertutup, labil, dinamik, statis, tradisional.
2) Dari luar mencakup keterjangkauan (accesibility), ketersediaan (availability),
bekersinambungan (sustainability). Keterbukaan dan ketertutupan mencakup
unsur-unsur seperti struktur keluarga, tingkat sosial ekonomi (Muhilal, 1996).
Selain itu pola konsumsi makanan penduduk dapat dilihat dari berbagai tingkat
analisis, yaitu :
1) Pola tingkat kebudayaan: dilihat sebagai pengetahuan yang dimiliki dan
digunakan bersama sebagai peranan hidup.
2) Pola tingkat masyarakat: dilihat sebagai pola-pola yang umum berlaku dalam
kehidupan sosoial masyarakat yang merupakan hasil abstraksi para pelaku
yang diamati maupun dari berbagai informasi yang diperoleh dari informan
kunci.
3) Pada tingkat keluarga: dilihat sebagai pola-pola umum yang berlaku dalam
kehidupan keluarga dalam satu masyarakat yang merupakan abstraksi
mengenai berbagai kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan para anggota
keluarga sebagai satuan kehidupan.
4) Pada tingkat individu: dilihat sebagai pola dasar umum dari pengetahuan
yang dimiliki masyarakat (Muhilal, 1996).

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Kerja organ pencernaan yang normal menjadikan mesin tubuh bekerja


menjadi lancar. Oleh sebab itu, kita sangat penting menjaga dan memelihara organ
pencernaan bayi semenjak dilahirkan. Dibandingkan organ tubuh lainnya, organ
pencernaan bayi yang baru lahir lebih besar peranannya bagi tubuh bayi tersebut,
karena perut badan betumbuh, berkat perut otak berkembang.
Mengisi perut bayi tidak cukup berbekal dengan naluri belaka. Kita
membutuhkan yang lain dan pilihan itu harus masuk akal, terukur dan bisa dipercaya.
Karena perut yang sehat berkaitan dengan hari depan anak. Susunan pencernaan bayi
belum sepenuhnya berfungsi seperti pencernaan orang dewasa. Pada saat dilahirkan
lambung dan usus bayi belum berfungsi sepenuhnya, semua enzim pencernaan belum
lengkap diproduksi, struktur saluran pencernaan bayi belum terbentuk sempurna dan
kemampuan bayi untuk menelan pun belum sempurna. Untuk alasan itulah bayi
belum diperbolehkan menelan segala macam makanan dan minuman seperti orang
dewasa, sekurang-kurangnya sampai bayi berumur 6 bulan belum boleh ada jenis
makanan lain bayi selain ASI (Nadesul, 2005).
Pola konsumsi makanan bergizi sangat ditentukan oleh tersedianya bahan
makanan yang beraneka ragam yang dihasilkan melalui program peningkatan
produksi pangan baik pangan pokok maupun bukan pangan pokok, dalam rangka
melestarikan swasembada pangan dengan tetap memperhatikan kepada pola
konsumsi pangan masyarakat setempat.
Proses pemilihan makanan dalam diri seorang merupakan bagian dari sistem
perilaku konsumsi makanan yang dipengaruhi oleh beragam faktor. Faktor sosial dan

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

budaya merupakan determinan kuat dalam pemilihan makanan yang dilakukan oleh
masyarakat yang timbul secara turun menurun (Muhilal, 1996).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Sulastri (2004) di Kelurahan
Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan mengenai pemberian MP-ASI dimana dari 80
responden terdapat 2,5% pemberian MP-ASI baik dan 97,5% dengan pola pemberian
MP-ASI yang tidak baik. Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Irwansyah (2000) di desa Alue Awe Kecamatan Muara Dua Aceh, dimana hanya
16,4% responden pola pemberian MP-ASI dikategorikan baik, sedangkan 83,6%
responden pola pemberian MP-ASI buruk.
Pola pemberian makan pada bayi disesuaikan dengan dua faktor yaitu:
1. Faktor yang berhubungan dengan keadaan ibu
Keadaan yang sering dihadapi ibu adalah bendungan ASI yang menyebabkan
ibu merasa sakit sewaktu bayi menyusui. Keadaan ini dapat diatasi dengan
cara mengurut payudara perlahan-lahan. Adanya penyakit kronis yang diderita
ibu seperti TBC, malaria merupakan alasan untuk tidak menyusui bayinya.
Demikian juga ibu yang gizinya tidak baik, akan menghasilkan ASI dalam
jumlah lebih sedikit dibanding dengan ibu dengan gizi yang lebih baik.
2. Faktor yang berhubungan dengan keadaan bayi
Anak yang lahir dengan prematur atau lahir dengan berat badan lahir rendah
masih terlalu lemah untuk menghisap ASI dari payudara ibunya. Pada waktu

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

anak sakit juga akan menimbulkan kesulitan karena si anak menolak untuk
menyusuii (Roesli, 2005)
2.6. Landasan Teori
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2
tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius. Usia di
bawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa kritis dalam
proses tumbuh kembang bayi baik fisik maupun kecerdasan. Karena itu setiap bayi
dan anak usia 12-24 bulan harus memperoleh asupan gizi sesuai dengan
kebutuhannya yang sejalan dengan pertambahan umur, sebab bertambah umur
bertambah pula kebutuhan gizinya dan oleh sebab itu pada usia ini bayi harus diberi
makanan pendamping ASI (MP-ASI). Selain ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi perlu juga diperhatikan waktu pemberian, frekuensi, pemilihan bahan makanan,
cara pembuatan dan cara pemberian MP-ASI.
Di dalam keluarga peranan ibu sangat penting dalam melaksanakan pemberian
MP-ASI ini. Penanganan yang baik yang dilakukan oleh ibu dalam pemberian MPASI kepada bayinya berpotensi untuk mencapai bayi yang sehat baik dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Namun dalam kenyataannya masih banyak
terjadi masalah pemberian MP-ASI pada bayi dan hal tersebut didasari oleh banyak
faktor terutama dari faktor perilaku ibu sendiri.
Perilaku ibu yang tidak sesuai ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mendasari timbulnya perilaku. Menurut teori Green, yang mendasari timbulnya

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

perilaku ibu tersebut dikelompokkan menjadi faktor predisposing, enabling dan


reinforcing. Faktor-faktor yang tergolong sebagai faktor predisposing antara lain
umur, tingkat pendidikan, pengetahuan, penghasilan dan budaya. Tingkat pendidikan
ibu yang rendah diasumsikan akan menyebabkan tingkat pengetahuan ibu yang juga
rendah. Pengetahuan mengenai MP-ASI terdiri dari waktu pemberian, frekuensi,
porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemerbian MP-ASI.
Faktor budaya yang secara turun temurun diwariskan dalam pola makan masyarakat
akhirnya akan membentuk pola konsumsi kepada anak nantinya. Faktor pendukung,
dimana hal yang memudahkan ibu dalam pemberian makanan pendamping juga
mendasari tindakan ibu. Tingkat ketesediaan bahan makanan dalam lingkungan
(pasar) akan mendorong ibu untuk mendapatkan dan mengolah bahan makanan
tersebut menjadi makanan pendamping bagi bayinya. Informasi yang diperoleh dari
media massa akan mendasari ibu dalam memilih jenis makanan pendamping baik
tenaga puskesmas maupun posyandu akan mendorong ibu untuk berperilaku
berdasarkan informasi yang didapatkan dari mereka. Sikap dan tindakan petugas yang
mendukung akan menimbulkan minat pada ibu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Faktor Predisposisi
a. Umur
b. Pendidikan
c. Pengetahuan
d. Sikap
e. Status Ekonomi
f. Kebiasaan
makan pada bayi

Faktor Pendukung
a. Sarana dan
prasarana
b. Ketersediaan
bahan makanan
c. Layanan
kesehatan
d. Media massa

Pelayanan
Kesehatan

Tindakan

Faktor Pendorong
a. Sikap dan
tindakan petugas
b. Dukungan
keluarga dan
masyarakat

Lingkungan

Status Kesehatan
Gambar 2.1. Landasan Teori

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

2.7. Kerangka Konsep

Faktor Predisposing
b. Umur
c. Paritas
d. Pendidikan
e. Pengetahuan
f. Sikap
g. Pekerjaan

Faktor Pendorong
b. Jarak ke Pelayanan
kesehatan
c. Keterpaparan Media

Pemberian MP-ASI
Dini

Faktor Pendukung
a. Dukungan petugas
kesehatan
b. Dukungan keluarga &
masyarakat
c. Kebiasaan makan bayi

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitan


Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan tipe explanatory research
untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesis. Rancangan penelitian adalah dengan menggunakan desain potong lintang
(cross-sectional), yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu dari data
primer yang diperoleh melalui wawancara langsung serta mengisi daftar pertanyaan
yang telah disediakan.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian


3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pandan Kabupaten
Tapanuli Tengah. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah:
1. Masih rendahnya bayi yang diberi ASI secara eksklusif, yaitu sebesar 52,15
%, dimana bayi telah mendapat MP-ASI usia < 6 bulan.
2. Belum pernah diadakan penelitian tentang perilaku ibu dalam pemberian
makanan tambahan pada bayinya didaerah ini.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan dimulai bulan Mei 2007 - Februari
2008. Penelitian ini dimulai dari penelusuran daftar pustaka, survai awal, penyusunan

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, kolokium/seminar


proposal dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan untuk pengumpulan data serta
melakukan pengolahan dan analisa data, penyusunan laporan penelitian, penulisan
tesis, dan seminar hasil.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 6-24
bulan yang terdapat di Kecamatan Pandan tahun 2007. Berdasarkan laporan dua
puskesmas yang terdapat di Kecamatan Pandan tahun 2007.

3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 6-24
bulan.Dimana ibu dalam keadaan sehat dan tidak memiliki hambatan menyusui dan
begitu juga dengan anak.Berdasarkan rumus, sampel yang diperoleh sebanyak 147
orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus (Lwanga and Lameshow, 1997)
sebagai berikut:

n =

( 1

p o (1 Po ) + 1

( p p o )2

p (1 P ) 2

Dimana :
n

= besar sampel

= 5 % = 0,05 maka (Z 1 ) = 1,645

Po

= bayi mendapat MP-ASI dibawah 6 bulan = 0,5%

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Pa

= 0,6%

Power (kekuatan uji) = 90% (=10%) maka (Z 1


n

(1 . 645

0 . 5 (1 0 . 5 ) + 1 . 282

(0 . 6

0 .5

) = 1,282, Maka,

0 . 6 (1 0 . 6 ) 2

Berdasarkan perhitungan didapatkan jumlah sampel sebesar 147 responden.


Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu sehat yang mempunyai bayi
yang sehat usia 6-24 bulan, dengan harapan responden masih mampu mengingat
kebiasaan dan kejadian yang dialami. Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah jika responden tidak bersedia diwawancarai setelah dilakukan penjelasan
sebanyak 3 kali, maka digantikan dengan responden lain.

3.4. Metode pengumpulan Data


Pada pelaksanaan penelitian penulis mengumpulkan data melalui:
1. Data Primer; dikumpulkan melalui wawancara langsung pada responden dengan
menggunakan kuesioner. Data primer yang dikumpulkan adalah semua data yang
termasuk variabel independen, variabel dependen. Wawancara dilakukan dengan
cara melakukan kunjungan ke rumah responden.
2. Data Sekunder; diperoleh dari profil Dinkes Kabupaten Tapteng.
3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Untuk menguji kehandalan instrumen dilakukan uji ketepatan (validitas) dan


uji ketelitian (reliabilitas). Untuk memperoleh hasil uji validitas digunakan koefisien
corrected item-total correlation. Sedangkan untuk memperoleh hasil uji reliabilitas
dilakukan dengan uji koefisien menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha). Dari
uji yang dilakukan koefisien alpha yang diperoleh menunjukkan bahwa pengukuran
yang dilakukan dalam penelitian ini cukup valid dan reliabel (Lampiran 1).
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
Berikut merupakan definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian,
yakni faktor predisposisi (umur, paritas, pendidikan, pengetahuan, sikap, pekerjaan),
faktor pendukung (jarak ke pelayanan kesehatan, keterpaparan media), dan faktor
pendorong (dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga dan masyarakat,
kebiasaan makan bayi).
Tabel 3.1. Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur dan Skala
Ukur
Variabel
Faktor
Predisposing

Sub
Variabel
Umur
Paritas
Pendidikan

Pekerjaan

Pengetahuan

Definisi
Operasional
Umur ibu
Jumlah anak yang
pernah dilahirkan
Pendidikan yang
pernah dijalani
ibu
Pekerjaan yang
pernah dijalani
ibu

Pengetahuan ibu
tentang
pemberian ASI
yang benar

Alat ukur
kuesioner
Kuesioner
Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Hasil ukur
Umur dalam satuan tahun

Skala
ukur
Ratio

Jumlah anak yang pernah


dilahirkan

Ratio

Rendah: (tidak sekolah, SD)


Sedang : (SLTP,atau SLTA)
Tinggi: Universitas
1. tidak bekerja (ibu rumah
tangga)
2. bekerja dirumah
(salon,menjahit dll)
3. bekerja diluar rumah
(PNS, swasta, guru dll)
baik , apabila menjawab
benar >75%
kurang, menjawab benar 4075%,

Ordinal

Nominal

Ordinal

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Sikap

Skor nilai :
-jawaban 1 = 2
-jawaban 2 = 1
-jawaban 3 = 0
Kesiapan atau
kesediaan
memberikan ASI
yang benar pada
bayinya
Skor nilai :
-jawaban S = 2
-jawaban TS = 1
-jawaban TT = 0

buruk, menjawab benar


<45%,

Kuesioner

baik, apabila menjawab


benar >75%
sedang,menjawab benar 4075%
kurang, menjawab benar
<40%

Ordinal

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 3.1. (Lanjutan)


Faktor
Pendukung

Jarak ke
fasilitas
kesehatan

Paparan
media

Faktor
Pendorong
Dukungan
petugas
kesehatan

Variabel

Sub
Variabel
Dukungan
keluarga
dan
masyarakat

Kebiasaan
makan
pada bayi

Pemberian
MP-ASI

Jarak tempat
tinggal ibu ke
puskesmas

Informasi yang
didapat ibu
dari media
tentang
pemberian ASI
Skor :
-jawaban a=1
-jawaban b=0
Saran dan
anjuran dari
petugas
kesehatan
tentang
pemberian ASI
Skor :
-jawaban a=1
-jawaban b=0
Definisi
Operasional
Dukungan
pada ibu dari
keluarga dekat
dan masyarkat
tentang
pemberian ASI
Skor :
-jawaban a=1
-jawaban b=0
Pengaruh ada
tidaknya
kebiasaan
pemberian
MP-ASI < 6
bulan
Skor :
-jawaban a=2
-jawaban b=1
-jawaban c=0
Pemberian
MP-ASI pada
anak usia 6-24
bulan
Skor :
-jawaban a=1
-jawaban b=0

Kuesioner

Dekat, apabila menjawab < 5


km
Sedang, apabila menjawab 510 km
Jauh, apabila menjawab > 10
km

Ordinal

Kuesioner

Tinggi: apabila menjawab


>75%,
Sedang:apabila menjawab 4575%
Rendah: apabila menjawab
<45%

Ordinal

Kuesioner

Mendapat Dorongan:
apabila menjawab 75%
Tidak mendapat dorongan:
apabilamenjawab <75%

Ordinal

Alat ukur

Hasil ukur

Kuesioner

Mendapat Dorongan:
apabila menjawab 75%
Tidak mendapat dorongan
apabila menjawab <75%

Kuesioner

Ada : kebiasaan MP-ASI <


6 bulan
Tidak ada : kebiasaan MPASI < 6 bulan

Kuesioner

Baik : MP-ASI > 6 bulan


Tidak Baik : MP-ASI < 6
bulan

Skala
ukur
Ordinal

Ordinal

Nominal

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

3.6. Metode Pengukuran


Skala pengukuran dalam penelitian adalah dengan menggunakan Skala Likert
untuk mengukur perilaku responden yang meliputi pengetahuan, sikap dimana
variabel pengukuran dijabarkan menjadi sub variabel dan kemudian sub variabel
dijabarkan menjadi komponen yang dapat diukur berdasarkan nilai yang diberikan
setiap pertanyaan (Pratomo, 1986)
1. Tingkat Pendidikan
Pengukuran tingkat pendidikan ibu didasarkan tingkat pendidikan responden
pada saat penelitian. Pendidikan ibu dibagi dalam 3 kategori dengan memakai skala
ordinal yaitu :
a. Rendah, bila tidak sekolah dan tamat SD
b. Sedang, bila tamat SLTP dan tamat SLTA
c. Tinggi, bila tamat Akademi/Perguruan Tinggi.
2. Pekerjaan
Pengukuran pekerjaan ibu didasarkan pada jenis pekerjaan responden pada
saat penelitian. Pekerjaan ibu dibagi dalam 3 kategori dengan memakai skala nominal
yaitu :
a. Tidak bekerja (bila sebagai ibu rumah tangga)
b. Bekerja di rumah (salon, terima jahitan)
c. Bekerja di luar rumah (PNS, pegawai swasta, guru,dagang)

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

3. Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan memberikan Skor terhadap kuesioner yang
tela diberi bobot. Jumlah pertanyaan 17, total Skor 34. Setiap pertanyaan memiliki 3
(tiga) pilihan dengan kriteria sebagai berikut :
Untuk pertanyaan yang memiliki 3 pilihan
- Jawaban a diberikan skor 2 (dua)
- Jawaban b diberikan skor 1 (satu)
- Jawaban c diberikan skor 0 (nol)
Berdasarkan total skor dari 34 pertanyaan yang diajukan, maka tingkat
pengetahuan responden diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :
a. Baik, jika benar > 75% dari total skor
b. Kurang, jika benar 40-75% dari total skor
c. Buruk, jika benar < 40% dari total skor
4. Sikap
Sikap dapat diukur dengan memberikan Skor terhadap kuesioner yang telah
diberikan bobot. Jumlah pertanyaan 8, total Skor tertinggi 16. Variabel sikap diukur
dengan skala ordinal dengan teknik pilihan jawaban yaitu :
-

Jawaban setuju diberikan Skor/nilai = 2

Jawaban tidak setuju diberikan Skor/nilai nilai = 1

Jawaban tidak tahu diberikan Skor/nilai = 0.


Berdasarkan total Skor jawaban sikap dari 8 pertanyaan yang diajukan maka

digolongkan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

a. Baik, jika jawaban nilai (skor) > 75% dari total skor
b. Sedang, jika jawaban nilai (skor) 40-75% dari total skor
c. Kurang, jika jawaban nilai (skor) < 40% dari total skor
5. Jarak ke fasilitas kesehatan
Variabel jarak tempat tinggal ibu ke puskesmas diukur berdasarkan jauh
dekatnya (Km) yang diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kategori :
a. Dekat, jika jawaban < 5 km
b. Sedang, jika jawaban 5-10 km
c. Jauh, jika jawaban > 10 km

6. Paparan Media
Variabel paparan media diukur berdasarkan 3 pertanyaan yang diajukan,
dengan total nilai (Skor) 3, diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Jawaban Ya (a) diberi nilai (Skor) = 1
b. Jawaban Tidak (b) diberi nilai (Skor) = 0
Berdasarkan jumlah total Skor dari 3 pertanyaan yang diajukan,
diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:
a. Tinggi, apabila jawaban 75% dari total skor
b. Sedang, apabila jawaban 45 75 % dari total skor
c. Rendah, apabila jawaban < 45 dari total skor
7. Dukungan petugas kesehatan

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Variabel dukungan petugas kesehatan diukur berdasarkan 5 pertanyaan yang


diajukan, dengan total Skor 5. Masing-masing pertanyaan mempunyai 2 (dua)
jawaban dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jawaban Ya (a) diberi nilai (Skor) = 1
b. Jawaban Tidak (b) diberi nilai (Skor) = 0
Berdasarkan jumlah total Skor dari 5 pertanyaan yang diajukan, dukungan
petugas kesehatan, dikategorikan sebagai berikut :
a. Mendapat dorongan, apabila menjawab 75% dari total skor
b. Tidak mendapat dorongan, apabila menjawab <75% dari total skor
8. Dukungan keluarga dan masyarakat
Variabel dukungan keluarga dan masyarakat diukur berdasarkan 9 pertanyaan
yang diajukan, dengan Skor=9. Masing-masing pertanyaan mempunyai 2 (dua)
pilihan jawaban dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jawaban Ya (a) diberi nilai (Skor) = 1
b. Jawaban Tidak (b) diberi nilai (Skor) = 0
Berdasarkan total Skor dari 9 pertanyaan yang diajukan, dukungan keluarga
dan masyarakat diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu :
- Mendapat dorongan, apabila menjawab 75% dari total skor
-

Tidak mendapat dorongan, apabila menjawab <75% dari total skor

9. Kebiasaan makan pada bayi


Variabel kebiasaan makan pada bayi diukur berdasarkan 5 pertanyaan yang
dibagi dalam 2 kategori yaitu :

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

a. Ada kebiasaan makan < 6 bulan


b. Tidak ada kebiasaan makan < 6 bulan
10. Pemberian MP-ASI
Variabel pemberian MP-ASI yaitu saat ibu memberikan MP-ASI Dini dalam
kategori yaitu
a. Baik, apabila memberikan makan pada usia 6 bulan
b. Tidak baik, apabila memberikan makan pada usia < 6 bulan

3.7. Metode Analisis Data


Metode analisa data yang digunakan adalah Regresi Logistik pada p<0,05
yang bertujuan untuk mengetahui variabel yang dominan dari pengaruh faktor
Presdisposisi (umur, paritas, pendidikan, pengetahuan, sikap, pekerjaan) faktor
Pendukung (jarak pelayanan kesehatan, keterpaparan media), dan faktor Pendorong
(dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga dan masyarakat, kebiasaan makan
bayi) terhadap pemberian MP-ASI .

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1.

Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1. Geografis dan Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah


Kecamatan Pandan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli
Tengah dengan luas wilayah 62.23 (8,398 Ha). Kecamatan yang berada 0 800 meter
di atas permukaan laut ini terdiri atas 11 Desa/Kelurahan. Letaknya berbatasan
dengan Kota Sibolga di sebelah Utara; Kecamatan Badiri di Selatan; Kecamatan
Tukka di Timur, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Jumlah penduduk Kecamatan Pandan berdasarkan Sensus Penduduk tahun
2006 sebanyak 57.083 jiwa. Namun berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2007
jumlah penduduk meningkat menjadi 59.966 jiwa, dengan kepadatan penduduk
sebesar 917.29 jiwa per Km2. Rata-rata laju pertumbuhan penduduknya sebesar 5.12%
per tahun, adapun komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin : sebanyak 50,40%
penduduknya laki-laki, sedangkan selebihnya 49,6% perempuan. Rata-rata jumlah
anggota rumah tangga di Kecamatan Pandan pada tahun 2007 adalah 11.40%.
Secara umum, dari tahun 2006-2007 kualitas tingkat pendidikan penduduk
Kecamatan Pandan mengalami peningkatan, tercermin dari semakin menurunnya
persentase penduduk yang tidak/ belum sekolah dan penduduk yang tidak/ belum
tamat SD. Pada Tabel 4.1, terlihat bahwa persentase terbesar penduduk menurut
tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan berada pada penduduk yang tidak/
44

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

belum tamat SD (21,03%), sedangkan pada tahun 2006 persentase terbesar berada
pada penduduk tamat SD (19,3%).
Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Berdasarkan Tingkat
Pendidikan yang Ditamatkan pada Tahun 20052006
Pendidikan
Tidak/ Belum Sekolah
Tidak/ Belum tamat SD
SD sederajat
SLTP sederajat
SLTA ke atas

2005

2006
3,39
21,03
16,78
19,72
14,08

2,39
20,5
19,3
16,8
14,0

Sumber : Profil Kesehatan Kecamatan Pandan dalam Angka, 2006


4.1.2. Gambaran Fasilitas Kesehatan
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dasar di Kecamatan
Pandan, terdapat 1 RSUD Pandan, 2 Puskesmas, 7 Puskemas Pembantu dan
30 Posyandu. Semua puskesmas telah memiliki dokter umum sebanyak 1-4 orang,
bidan 33 orang, dan perawat 28 orang (Pandan dalam Angka, 2007).

4.1.3. Gambaran Derajat Kesehatan


Penyakit yang berkunjung ke puskesmas masih didominasi penyakit-penyakit
infeksi, yang mencerminkan kualitas kesehatan lingkungan masyarakat (jamban, air
bersih, dan hygiene per orangan) masih rendah. BPS (2004) mencatat, bahwa
penggunaan air bersih di masyarakat Tapanuli Tengah masih rendah (53,65%).
Penyakit-penyakit yang potensial untuk berkembang menjadi KLB adalah penyakit
disentri, diare dan malaria (Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah, 2006).

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Pemberian ASI eksklusif tercatat 62,92%, naik dari tahun 2005 yang
berjumlah 48,97%. Adapun pendistribusian MP ASI pada keluarga miskin yang
Bawah Garis Merah (BGM) mencapai 20,37%.
4.2. Faktor Predisposisi
4.2.1. Umur
Dalam penelitian ini, dari 147 responden, umur yang termuda adalah 17 tahun,
sedangkan tertua adalah 40 tahun. Umur responden tersebut kemudian dikategorikan
dengan menggunakan batasan usia reproduktif perempuan yang ditetapkan Depkes
RI, yakni usia 20-35 tahun. Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka dalam
penelitian ini, sebanyak 85,1% umur responden berada dalam usia reproduktif,
sedangkan 14,2% berada pada usia di atas 35 tahun.
Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Umur
Umur (tahun)
< 20 tahun
20 35 tahun
> 35 tahun
Total

Jumlah (F)
1
125
21
147

Persentase (%)
0,7
85,1
14,2
100,0

4.2.2. Paritas
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 34,0% responden dengan Multipara,
sebanyak 28,6% dengan primipara, 24,5% dengan sekundipara, dan 12,9% dengan
grandemultipara (Tabel 4.3).

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 4.3. Distribusi Responden Menurut Paritas


Paritas
1 (Primipara)
2 (Sekundipara)
3 4 (Multipara)
5 (Grandemultipara)
Total

Jumlah (f)

Persentase (%)

42
36
50
19
147

28,6
24,5
34,0
12,9
100,0

4.2.3. Pendidikan
Sebanyak 45,6% responden dalam penelitian ini berpendidikan SLTA;
sebanyak 24,5% berpendidikan SLTP; 21,8% berpendidikan SD. Responden yang
tidak sekolah ada 2,7%, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SLTP
SLTA
Akademi/ PT
Total

Jumlah (F)
4
32
36
67
8
147

Persentase (%)
2,7
21,8
24,5
45,6
5,4
100,0

4.2.4. Pekerjaan
Responden yang bekerja di luar rumah dalam penelitian ini ada 15,7%.
Sebanyak 70,7% tidak bekerja, sedangkan yang dalam kategori bekerja di dalam
rumah sejumlah 13,6% (Tabel 4.5).

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan


Pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja di dalam rumah
Bekerja di luar rumah
Total

Jumlah (F)
104
20
23
147

Persentase (%)
70,7
13,6
15,7
100

4.2.5. Pengetahuan
Pengetahuan dalam hal ini yang diukur berkenaan dengan segala sesuatu yang
diketahui oleh responden mengenai pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI.
Pada Tabel 4.6, berdasarkan waktu pemberian ASI, sebanyak 48,3% responden
mengetahui bahwa hal tersebut dilakukan >30 menit, sedangkan 40,8% responden
mengatakan < 30 menit.
Pengetahuan tentang lamanya ASI diberikan, sebanyak 66,7% mengatakan <6
bulan, sedangkan yang mengatakan >6 bulan sebesar 29,9%. Sebanyak 81%
mengatakan ASI bermanfaat untuk kekebalan tubuh; 83,7% mengatakan ASI dan gizi
seimbang merupakan makanan yang baik untuk anak. Selanjutnya sebanyak 74,8%
responden mengatakan makanan tambahan sebagai makanan selain ASI; sebanyak
63,3% mengatakan bahwa alasan bayi perlu makanan agar terhindar dari penyakit.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan


Tingkat
Pengetahuan
Waktu
Pemberian ASI
Lamanya ASI
diberikan tanpa
makanan
pendamping
Manfaat ASI

Jawaban
< 30 menit setelah lahir
30 menit setelah lahir
Tidak tahu
Total
6 bulan
< 6 bulan
Tidak tahu
Total

Kekebalan tubuh
Hubungan baik
Tidak tahu
Total
Makanan yang
ASI dan makanan gizi
baik untuk anak
seimbang
ASI dan makanan kalori
protein
Tidak tahu
Total
Pengertian
Makanan selain ASI
makanan
Makanan pengganti ASI
tambahan
Tidak tahu
Total
Alasan bayi perlu Terhindar penyakit
makanan
Tidak rewel/ menangis
tambahan
Tidak tahu
Total
Waktu
6 bulan
pemberian
< 6 bulan
makanan
Tidak tahu
tambahan
Total
Frekuensi
4 kali
pemberian
< 4 kali
makanan
Tidak tahu
tambahan
Total
Akibat
Mudah kena penyakit
pemberian MPinfeksi, daya tahan tubuh
ASI secara dini
berkurang

Jumlah (F)

Persentase (%)

60
71
16
147
44
98
5
147

40,8
48,3
10,9
100
29,9
66,7
3,4
100

119
23
5
147
123
20
4

81,0
15,6
3,4
100
83,7
13,6
2,7

147
110
33
4
147
93
53
1
147
42
104
1
147
23
115
9
147
80

100
74,8
22,4
2,7
100
63,3
36,1
0,7
100
28,6
70,7
0,7
100
15,6
78,2
6,1
100
54,4

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Tidak mau minum ASI


38
Tidak tahu
29
Total
147
Tabel 4.6. (Lanjutan)
Penyapihan < 6 Rentan penyakit, pertumbuhan
bulan
lambat
Bayi tidak mau MP-ASI
Tidak tahu
Total
Syarat MP ASI Lembut, mudah dicerna,gizi
seimbang
Kalori dan protein
Tidak tahu
Total
Jenis MP ASI
Lokal/ buatan sendiri yang
higyenis
Kemasan
Tidak tahu
Total
Keuntungan MP Terjaga kebersihan
ASI local
Bervariasi, bergizi, hemat biaya
Tidak tahu
Total
Cara beri MP
Hangat, lunak, bertahap
ASI yang baik
Bumbu merata, kondisi baik
Tidak tahu
Total
Tanda anak
Kurus, berat tidak naik
kurang makan
Rewel, tidak ceria
Tidak tahu
Total

25,9
19,7
100
85

57,8

13
49
147
101
37
9

8,8
33,3
100
68,7
25,2
6,1

147
120
23
4

100
81,6
15,6
2,7

147
93
47
7
147
132
5
10
147
86
53
8
147

100
63,3
32,0
4,8
100
89,8
3,4
6,8
100
58,5
36,1
5,4
100

Berkaitan dengan pengetahuan tentang waktu pemberian makanan tambahan,


sebanyak 70,7% mengatakan dilakukan di bawah usia 6 bulan; sebanyak 78,2%
mengatakan frekuensi pemberian makanan tambahan sebaiknya di bawah 4 kali

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

dalam sehari; sedangkan sebanyak 54,4% responden mengatakan akibat pemberian


MP-ASI secara dini menyebabkan bayi mudah kena penyakit infeksi.
Selanjutnya pengetahuan responden tentang dampak dari penyapihan di
bawah usia 6 bulan, sebanyak 57,8% menyatakan bayi rentan terhadap penyakit,
mengakibatkan pertumbuhannya menjadi lambat; ada sebanyak 33,3% dari responden
menyatakan tidak tahu. Adapun syarat MP-ASI, sebanyak 68,7% mengatakan
hendaknya lembut, mudah dicerna, dan gizinya seimbang. Dalam hal pemberian MPASI yang baik, sebanyak 89,8% mengatakan sebaiknya makanan dimaksud hangat,
lunak, dan bertahap diberikannya.
Jawaban responden yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan pada Tabel
4.6 selanjutnya dikategorikan yang hasilnya terdapat pada Tabel 4.7. Berdasarkan
pengkategorian yang dilakukan, sebanyak 51,7% responden memiliki pengetahuan
yang baik tentang MP-ASI, sedangkan yang kurang baik mencapai 42,9%.
Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Kategori Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan

Jumlah (F)

Persentase (%)

Baik

76

51,7

Kurang Baik

63

42,9

5,4

147

100,0

Buruk
Total
4.2.6. Sikap

Sikap yang diukur dalam penelitian ini menyangkut perasaan setuju tidaknya
responden terhadap item-item pertanyaan yang diberikan. Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak 52,4% responden setuju jika MP ASI diberikan > 6 bulan,

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

namun persentase yang menyatakan tidak setuju juga besar, mencapai 46,9%.
Menyikapi pernyataan pemberian MP ASI dengan tetap diberi ASI, sebanyak 87,8%
responden setuju; yang tidak setuju relatif kecil.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Sikap


Sikap
Pemberian MP ASI > 6 bulan

Beri MP ASI, tetap diberi ASI


sampai 2 tahun
Pemberian MP-ASI tidak
perlu dijadwal
Bahan MP ASI tidak sama
dengan yang dikonsumsi
keluarga
Anak yang diberi MP ASI < 6
bulan mudah terganggu
pencernaannya
Gigi bayi tumbuh < 6 bulan
bisa diberi MP ASI
MP ASI lokal lebih baik dari
buatan pabrik

Kategori
Setuju
Tidak setuju
Tidak tahu
Total
Setuju
Tidak setuju
Tidak tahu
Total
Setuju
Tidak setuju
Tidak tahu
Total
Setuju
Tidak setuju
Tidak tahu
Total
Setuju
Tidak setuju
Tidak tahu
Total
Setuju
Tidak setuju
Tidak tahu
Total
Setuju
Tidak setuju
Tidak tahu
Total

Jumlah (F)
77
69
1
147
129
14
4
147
118
28
1
147
100
43
4
147
67
66
14
147
115
25
7
147
125
19
3
147

Persentase (%)
52,4
46,9
0,7
100
87,8
9,5
2,7
100
80,3
19,0
0,7
100
68,0
29,3
2,7
100
45,6
44,9
9,5
100
78,2
17,0
4,8
100
85,0
12,9
2,0
100

Selanjutnya, sikap responden tentang pemberian MP ASI tidak perlu dijadwal


80,3% setuju; ada 19% yang tidak setuju. Berkaitan dengan pernyataan bahan MP
ASI sebaiknya tidak sama dengan yang dikonsumsi keluarga sebanyak 68% setuju;
terdapat 29,3% yang tidak setuju. Dalam menyikapi pernyataan anak yang diberi MP
ASI < 6 bulan mudah terganggu pencernaannya, sebanyak 45,6% responden

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

menyatakan setuju, namun 44,9% juga menyatakan tidak setuju. Berkaitan dengan
pernyataan bahwa bayi yang giginya tumbuh < 6 bulan, dapat diberi MP ASI,
sebanyak 78,2% menyatakan setuju, sedangkan 17% tidak setuju.
Jawaban responden pada Tabel 4.8 yang berkaitan dengan sikap tentang
pemberian MP ASI selanjutnya dikategorikan yang hasilnya terdapat pada Tabel 4.9.
Berdasarkan pengkategorian yang dilakukan, sebanyak 70,7% responden memiliki
sikap yang baik tentang MP-ASI, sedangkan yang kategori sedang mencapai 29,3%.
Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Kategori Sikap
Sikap

Jumlah (F)

Baik
Sedang
Total

Persentase (%)
104

70,7

43

29,3

147

100,0

4.3. Faktor Pendukung


4.3.1. Jarak ke Pelayanan Kesehatan
Sebanyak 98,6% responden (Tabel 4.10) menyatakan bahwa jarak domisili
mereka ke pelayanan kesehatan dalam kategori dekat (<5 km), dan untuk
menjangkaunya mudah. Biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk mencapai
pelayanan kesehatan bervariasi, berkisar Rp 1.000,- hingga Rp 6.000,- Sebanyak
26,5% bahkan tidak mengeluarkan biaya untuk transportasi, dengan kata lain mereka
dapat menjangkau pelayanan kesehatan dengan berjalan kaki.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak ke Fasilitas Kesehatan


Jarak
Dekat (< 5 km)

Jumlah (F)

Persentase (%)

145

98,6

Sedang (5-10 km)

0,7

Jauh (> 10 km)

0,7

147

100,0

Total
4.3.2. Keterpaparan Media

Selanjutnya pada Tabel 4.11 diuraikan mengenai keterpaparan responden


dengan media. Sebanyak 55,8% responden dalam kategori rendah keterpaparannya
dengan media; 27,2% kategori sedang, selebihnya 17% kategori tinggi.
Tabel 4.11. Distribusi Keterpaparan pada Media
Keterpaparan
Tinggi
Sedang
Rendah
Total

Jumlah (F)
25
40
82
147

Persentase (%)
17,0
27,2
55,8
100,0

Jika dilihat berdasarkan media yang menjadi sumber informasi responden


tentang MP-ASI, sebanyak 59,2% mendapatkannya dari brosur dan gambar yang
terdapat di puskesmas atau di kelurahan; hanya 26,5% yang memperolehnya dari
majalah/ koran; sedangkan dari televisi/ radio ada sebanyak 36,7% (Tabel 4.12).

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Media


Bentuk Media
Brosur/ gambar
Majalah/ koran
Televisi/ radio

Kategori
Ya
Tidak
Total
Ya
Tidak
Total
Ya
Tidak
Total

Jumlah (F)
87
60
147
39
108
147
54
93
147

Persentase (%)
59,2
40,8
100
26,5
73,5
100
36,7
63,3
100

4.4. Faktor Pendorong


4.4.1. Dukungan Petugas Kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 67,3% responden menyatakan
petugas kesehatan memberi dukungan dalam pemberian MP-ASI, sedangkan 32,7%
menyatakan tidak ada (Tabel 4.13).
Tabel 4.13. Distribusi Dukungan Petugas Kesehatan
Dukungan
Ada
Tidak ada
Total

Jumlah (F)
99
48
147

Persentase (%)
67,3
32,7
100,0

Uraian tentang dukungan petugas kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Dalam hal peragaan pemberian MP-ASI, sebanyak 61,9% menyatakan petugas
memberi dukungannya; sebanyak 70,7% menyarankan responden untuk menyusuii
hingga 24 bulan; sebanyak 57,8% menganjurkan tidak memberi MP-ASI hingga 4-6

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

bulan; 54,4% mengatakan petugas rutin dalam memberikan bimbingan; sedangkan


73,5% mengatakan bahwa terdapat gambar-gambar tentang MP-ASI di puskesmas.
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dukungan Petugas
Kesehatan
Dukungan petugas
Peragaan pemberian MP-ASI
Menyarankan menyusuii
hingga 24 bulan
Menganjurkan tidak memberi
MP-ASI sampai 4-6 bulan
Bimbingan rutin sebulan
sekali
Gambar-gambar tentang MPASI

Kategori
Ya
Tidak
Total
Ya
Tidak
Total
Ya
Tidak
Total
Ya
Tidak
Total
Ya
Tidak
Total

Jumlah (F)
91
56
147
104
43
147
85
62
147
80
67
147
108
39
147

Persentase (%)
61,9
38,1
100
70,7
29,3
100
57,8
42,2
100
54,4
45,6
100
73,5
26,5
100

4.4.2. Dukungan Keluarga dan Masyarakat dalam Pemberian MP ASI Pada


Anak Usia 6-24 bulan
Dalam hal dukungan keluarga dan masyarakat terhadap pemberian MP ASI <
6 bulan, sebanyak 87,1% responden menyatakan ada, sedangkan 12,9% menyatakan
tidak ada (Tabel 4.15).
Tabel 4.15. Distribusi Dukungan Keluarga dan Masyarakat
Dukungan
Ada
Tidak ada
Total

Jumlah (F)
128
19
147

Persentase (%)
87,1
12,9
100,0

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Adapun uraian tentang dukungan keluarga dan masyarakat: sebanyak 89,1%


menyatakan adanya dukungan dalam memberi MP-ASI di bawah usia 6 bulan;
sedangkan masing-masing sebanyak 90,5% menyatakan adanya dukungan dari
keluarga dalam memberi ASI sampai usia 6 dan 24 bulan (Tabel 4.16)
Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Dukungan Keluarga
dan Masyarakat
Dukungan keluarga dan
masyarakat
Memberi MP-ASI di bawah
usia 6 bulan
Memberikan ASI sampai usia
24 bulan
Memberikan ASI sampai 6
bulan

Kategori
Ya
Tidak
Total
Ya
Tidak
Total
Ya
Tidak
Total

Jumlah (F)

Persentase (%)

131
16
147
133
14
147
133
14
147

89,1
10,9
100
90,5
9,5
100
90,5
9,5
100

4.4.3. Kebiasaan Makan pada Masyarakat


Sebanyak 91,8% responden dalam penelitian ini menyatakan mempunyai
kebiasaan memberikan makan bayi pada usia < 6 bulan. Adapun makanan yang biasa
diberikan adalah bubur nasi tim.
Tabel 4.17. Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan
Ada
Tidak ada
Total

Jumlah (F)

Persentase (%)
135

91,8

12

8,2

147

100

4.5. Pemberian MP-ASI

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 89,8% responden dalam


kategori tidak baik pemberian MP-ASI, dengan kata lain memberi makanan tambahan
pada bayinya di bawah usia 6 bulan (Tabel 4.18). Adapun responden yang dalam
kategori baik dalam pemberian MP-ASI dalam penelitian ini sebanyak 10,2%.
Tabel 4.18. Distribusi Kategori Pemberian MP-ASI
Pemberian MP-ASI
6 bulan
< 6 bulan
Total

Jumlah (F)

Persentase (%)

15
132
147

10,2
89,8
100,0

Jika dilihat uraian berdasarkan waktu pemberian makanan tambahan pada bayi
(Tabel 4.19), dari 89,8% responden yang dikategorikan kurang baik dalam pemberian
MP-ASI, sebanyak 37,8% responden memberikan bayinya makanan tambahan pada
usia 2 bulan; 25,8% memberikannya pada usia 3 bulan, dan 15,9% memberikannya
pada usia 4 bulan.
Tabel 4.19. Distribusi Pemberian MP-ASI Berdasarkan Usia Bayi (Bulan)
Pemberian MP-ASI (bulan)
0
1
1,5
2
2,5
3
4
5
Total

Jumlah (F)
2
18
2
50
2
34
21
3
132

Persentase (%)
1,5
13,7
1,5
37,8
1,5
25,8
15,9
2,3
100,0

4.6. Hasil Uji Statistik

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian, maka dilakukan uji statistik
regresi logistik untuk melihat pengaruh variabel prediposisi (umur, paritas,
pendidikan, pengetahuan, sikap, pekerjaan), pendukung (jarak ke pelayanan
kesehatan, keterpaparan media), dan pendorong (dukungan petugas kesehatan,
dukungan keluarga dan masyarakat, kebiasaan makan bayi) terhadap pemberian MPASI pada anak usia 6-24 bulan.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik, variabel predisposisi yang mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap pemberian MP-ASI adalah sikap (p = 0,048).
Variabel pendukung yang mempunyai pengaruh terhadap pemberian MP-ASI adalah
keterpaparan media (p=0,038). Variabel pendorong yang mempunyai pengaruh
terhadap pemberian MP-ASI adalah dukungan keluarga (p = 0,019) dan kebiasaan
memberi makan pada bayi 6-24 bulan (p = 0,036). Adapun variabel lainnya, yakni:
umur, paritas, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, jarak pelayanan kesehatan, dan
dukungan petugas kesehatan tidak berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI.
Berdasarkan nilai beta, maka dari empat variabel yang berpengaruh terhadap
pemberian MP-ASI, variabel yang paling berpengaruh adalah kebiasaan makan pada
bayi (B = 3,043).
Tabel 4.20. Hasil Uji Regresi Logistik
Variabel

Umur
Paritas

Pemberian MP-ASI
B (Koefisien
Regresi)
-0,098
0,371

P (signifikansi)
0,223
0,149

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Pendidikan
Pengetahuan
Sikap
Pekerjaan
Jarak
Keterpaparan media
Dukungan petugas
Dukungan keluarga
Kebiasaan makan bayi
*) = signifikan

-0,071
0,367
-2,502
-1,394
-19,139
-1,040
-1,879
2,625
3,043

0,882
0,610
0,048*
0,205
0,999
0,038*
0,161
0,019*
0,036*

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

BAB 5
PEMBAHASAN

Pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan dalam penelitian ini 89,9%
tergolong tidak baik. Hal ini menunjukkan praktek pemberian MP-ASI di Kecamatan
Pandan perlu diperbaiki melalui peran aktif masyarakat yang difasilitasi terutama
oleh instansi terkait, seperti dinas kesehatan. Masyarakat yang menjadi pelaku utama
dalam pemberian MP-ASI secara terus menerus perlu diberi pemahaman tentang
makna pemberian MP-ASI > 6 bulan bagi kesehatan bayi dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
Pemberian MP-ASI < 6 bulan secara langsung menjadikan pemenuhan ASI
eksklusif pada bayi tidak terlaksana. Menurut WHO (2000), bayi di bawah usia 6
bulan yang diberikan makanan pendamping selain ASI mempunyai risiko 17 kali
lebih besar mengalami diare, dan 3-4 kali lebih besar kemungkinan terkena Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA), dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI.
Sesuai dengan tujuan penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
MP-ASI meliputi predisposisi (umur, paritas, pendidikan, pengetahuan, sikap, dan
pekerjaan); faktor pendukung (jarak ke pelayanan kesehatan, keterpaparan terhadap
media); dan faktor pendorong (petugas, keluarga, kebiasaan memberi makan pada
bayi < 6 bulan).
5.1. Faktor Predisposisi (Umur, Paritas, Pendidikan, Pengetahuan, Sikap,
Pekerjaan) terhadap Pemberian MP-ASI

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang mempunyai


pengaruh terhadap pemberian MP-ASI adalah sikap (p=0,048 < 0,05). Variabel
lainnya, berturut-turut: umur (p=0,223), paritas (p=0,149), pendidikan (p=0,882),
pengetahuan (p=0,610), pekerjaan (p=0,205) tidak berpengaruh terhadap pemberian
MP-ASI.
Sikap dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian
MP-ASI. Hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan perilaku yang positif dari ibu
dalam pemberian MP-ASI, maka sikapnya perlu dimodifikasi melalui berbagai
kegiatan yang potensial di masyarakat setempat. Menurut para pakar pendidikan,
sebagai perilaku tertutup, mengubah sikap jauh lebih sulit dibanding mengubah
pengetahuan atau keterampilan. Dalam hal ini pihak-pihak yang berkepentingan
untuk keberhasilan program MP-ASI > 6 bulan, perlu menyusui strategi yang tepat
dalam upaya membangun sikap yang positif para wanita agar memberi MP-ASI > 6
bulan.
Pemberdayaan tidak hanya diarahkan pada para ibu yang akan atau
melahirkan balita, namun juga terhadap para wanita lainnya bahkan yang belum
menikah sebagai persiapan dalam berumah tangga nantinya, termasuk terhadap para
suaminya agar mendukung pemberian MP-ASI > 6 bulan.
Pengetahuan dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap pemberian MPASI. .Hal ini disebabkan karna perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dipengaruhi
oleh kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam pemberian makanan kepada anak
dibawah 6 bulan yang sudah mengakar secara turun temurun.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Hasil penelitian Loanita di Kabupaten Tangerang (2002) juga menunjukkan


pengetahuan ibu tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktek
pemberian MP-ASI.
Hasil penelitian Loanita ini juga menunjukkan tidak ada hubungan yang
bermakna antara umur ibu dengan praktek pemberian MP-ASI, sama halnya dengan
hasil penelitian ini bahwa umur tidak berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI.
Sebanyak 70,7% responden dalam penelitian ini mengatakan bahwa
pemberian MP-ASI dilakukan pada bayi < 6 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat pengetahuan tentang pemberian MP-ASI > 6 bulan masih perlu ditingkatkan.
Sesuai rekomendasi yang disampaikan WHO dan UNICEF (2005), usia bayi yang
dianjurkan untuk diberi MP-ASI adalah 6 bulan.
5.2.Faktor Pendukung (Jarak ke Pelayanan Kesehatan dan Keterpaparan
terhadap Media) terhadap Pemberian MP-ASI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung yang berpengaruh
terhadap pemberian MP-ASI adalah keterpaparan terhadap media (p=0,038),
sedangkan jarak ke pelayanan kesehatan tidak berpengaruh (p= 0,999).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Manik (2007) di Kabupaten Dairi yang
menunjukkan bahwa terpaan informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pola pemberian makan pada balita.
Hal ini mengandung makna bahwa untuk meningkatkan perilaku pemberian
MP-ASI > 6 bulan, maka frekuensi keterpaparan ibu terhadap media perlu
ditingkatkan lagi. Dalam hal ini yang berwenang dengan program MP-ASI di Dinas

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah perlu lebih meningkatkan frekuensi dan


kualitas programnya melalui berbagai metode, di antaranya seperti meningkatkan
pembuatan leaflet yang memuat informasi yang lengkap tentang pentingnya
pemberian MP-ASI > 6 bulan. Tingkat keseringan mendapatkan informasi akan
meningkatkan pengetahuan seluruh masyarakat. Meningkatnya pengetahuan akan
membentuk persepsi yang positif dalam diri seseorang. Untuk itu diharapkan agar
media dapat memberikan informasi yang baik, positif, dan dapat memberikan
motivasi pada ibu dalam pemberian MP-ASI > 6 bulan sehingga dapat tercipta
generasi-generasi yang sehat dan berkualitas.
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap iklan di media massa, tidak pernah
dijumpai bahwa informasi dalam bentuk iklan yang menjelaskan secara baik dan
benar bahwa MP-ASI harus diberikan kepada bayi > 6 bulan. Apabila dikaitkan
dengan hasil penelitian, maka sangatlah wajar apabila pemberian MP-ASI < 6 bulan
masih dominan dilakukan oleh para ibu yang memiliki bayi usia < 6 bulan.
5.3. Faktor Pendorong (Petugas, Keluarga, dan Kebiasaan Memberi Makan
pada Bayi) terhadap Pemberian MP-ASI.
Dukungan keluarga dan kebiasaan memberi makan bayi dalam penelitian ini
berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI. Hal ini memberi makna bahwa jika ingin
meningkatkan praktek pemberian MP-ASI > 6 bulan, maka dukungan keluarga perlu
lebih ditingkatkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Manik (2007) yang
menunjukkan adanya pengaruh keluarga terhadap pola pemberian makan pada anak
balita di Kabupaten Dairi.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Peran keluarga dalam pemberian MP-ASI > 6 bulan sangat dibutuhkan,


terlebih kultur masyarakat Indonesia yang masih bersifat kolektif, yaitu keluarga
berperan dalam pola pengurusan anak khususnya dalam pengurusan bayi. Dalam
keluarga yang bersifat paternalistik, keluarga yang dimaksud bertanggungjawab
dalam pengurusan bayi adalah para perempuan dari anggota keluarga yang memiliki
bayi. Untuk itu upaya pemberdayaan perempuan merupakan suatu keharusan agar
program pemberian MP-ASI yang bergizi dan seimbang dapat berhasil.
Menurut Utomo dalam Surjadi dkk. (2001), upaya memberdayakan
perempuan harus dianalisis secara hati-hati mengingat pemberdayaan yang bersifat
partial dapat menimbulkan aspek-aspek yang negatif. Kondisi yang mungkin terjadi
apabila perubahan hubungan kekuasaan pada perempuan, ternyata tidak menjamin
terjadinya perubahan dalam level lainnya, seperti keluarga. Hal ini disebabkan, pada
berbagai budaya di Indonesia, peran perempuan masih menjadi sub-ordinat dari peran
kaum laki-laki dan masih banyaknya bias gender pada proses pengasuhan bayi, yaitu
hanya perempuan yang bertanggungjawab dalam proses pengasuhan bayi.
Mengingat dalam penanganan bayi peranan keluarga juga signifikan,maka
sasaran penyuluhan dalam program pemberian MP-ASI > 6 bulan perlu diperluas,
tidak hanya pada para ibu yang mempunyai bayi, tetapi juga keluarga dan komunitas.
Dengan demikian cita-cita untuk melahirkan generasi yang berkualitas melalui
penanganan pemberian MP-ASI yang baik dapat diwujudkan.
Kebiasaan MP-ASI di masyarakat, kebiasaan MP-ASI di masyarakat tersebut
terjadi di masyarakat dimana para ibu memberikan bubur tim yang berasal dari
tepung beras merah yang diolah sendiri dengan cara disangrai kemudian ditumbuk

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

dan diayak menjadi tepung beras merah. Sebagaimana diutarakan pada hasil
penelitian, bahwa sebanyak 89,8% responden memberi MP-ASI < 6 bulan. Tindakan
yang kurang mendukung pelaksanaan ASI eksklusif tersebut dalam kaitan ini dapat
dipahami dipengaruhi oleh adanya kebiasaan memberi makan pada bayi berusia < 6
bulan, yang jika dilihat persentase yang memberikannya mencapai 91,8%.
Dalam kaitan itu pihak-pihak terkait seperti Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah
yang memberi perhatian terhadap program ASI eksklusif agar meningkatkan
frekuensi penyuluhan di masyarakat dengan melibatkan semua komponen masyarakat
sehingga program pemberian MP-ASI > 6 bulan dapat dipahami dengan baik untuk
diterapkan.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Sebagian besar (89,8%) responden memberikan MP-ASI sebelum bayi berusia 6
bulan.
2. Faktor yang berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan
adalah: sikap (p=0,048), keterpaparan media (p=0,038), dukungan keluarga (p =
0,019), dan kebiasaan memberi makan pada bayi (p=0,036).
3. Faktor yang tidak berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI pada anak 6-24 bulan
adalah umur, paritas, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, jarak pelayanan
kesehatan, dan dukungan petugas kesehatan.
6.2. Saran
1. Perlu peningkatan frekuensi penyuluhan tentang pemberian MP-ASI > 6 bulan
pada masyarakat oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah dan
jajarannya dengan melibatkan semua komponen yang ada, mengingat pemberian
MP-ASI tersebut didominasi oleh kebiasaan-kebiasaan perilaku ibu yang sudah
mengakar secara turun temurun.
2. Perlu pemberian informasi yang baik, jelas, dan berkesinambungan oleh pihak
media massa tentang pemberian MP-ASI > 6 bulan pada masyarakat.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR PUSTAKA
Cott, P.W., 2003. Seri Budaya Anak, Makanan Sehat Untuk Bayi dan Balita. Dian
Rakyat, Jakarta.
Green, LW., Kreuter, M.W. 1993. Health Education Planning An Educational and
Enviromental Approach, Second Edition Mayfield Publishing.
California
Deddy, 1994. Masalah Program ASI Ekslusif dan Makanan Pendamping ASI,
Jakarta.
Depkes RI, 2003, Gizi Dalam Angka Sampai Tahun 2002. Direktorat Jenderal Gizi
Masyarakat, Jakarta.
__________ 2004. Pedoman Pelaksanaan Pendistribusian dan Pengelolaan Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP - ASI) Tahun 2004. Direktorat Jenderal
Gizi Masyarakat, Jakarta.
__________ 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP - ASI) Lokal Tahun 2006. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta.
Dinkes Kab. Tapanuli Tengah., 2006. Profil Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2006. Dinkes Tapteng, Pandan.
Irawati,

A.,
2007.
Stop
MP
ASI
terlalu
httpl/www.parenting.co.id./tanggal 12 Mei 2007.

Dini

dalam

Irwasyah, 2000. Pola Pemberian MP - ASI dan Status Gizi Anak usia 0-24 Bulan di
Desa Alue Awe Kecamatan Muara Dua Aceh. Penelitian Skripsi
FKM., Universitas Sumatera Utara.
Lemenhow, S., 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. FK UGM Press
1997.
Litbangkes, 2003. Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi dan Makanan. Jakarta.
__________ 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan. Jakarta.
Muhilal, 1996. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Gizi Indonesia. Volume
XVII No. 1-2 Persagi, Jakarta.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Mutchadi, D. 2004. Gizi Untuk Bayi, ASI, Susu Formula dan Makanan Tambahan,
Sinar Harpan, Jakarta.
Nadesul, SH., 2005. Makanan Sehat Untuk Bayi. Puspa Swara, Jakarta.
Notoatmodjo, S, 1993 Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, PT Rineka
Cipta. Jakarta
_________ 2002. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, PT Rineka
Cipta, Jakarta.
Roesli, U, 2005, Mengenal ASI Ekslusif. Trubus Agriwidya, Jakarta.
Sartono, 2006. Ilmu Kesehatan Anak. IKIP Semarang Press, Semarang.
Suhardjo, 1992. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara, Jakarta.
_________ 1995. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara, Jakarta.
Sulastri, 2004. Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Tumbuh Kembang
Anak Usia 0 - 24 Bulan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan
Marelan. Penelitian Skripsi FKM, Universitas Sumatera Utara.
WHO, 1993. Pemberian Makanan Tambahan, Alih Bahasa : Lilian J, EGC, Jakarta
Wiryo, 2002. Pola Menyusui dan Maknaan Anak. Laporan Sen SKDI 1997. Jakarta.

Asdan Padang : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan, 2008
USU e-Repository 2008

Anda mungkin juga menyukai