Anda di halaman 1dari 40

Tuberkulosis paru

Heny Handayani

Pendahuluan
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
yang menyerang parenkim paru
TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia
yang utama, pada bulan Maret 1993 WHO
mendeklarasikan
TB
sebagai
global
health
emergency.
Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB
tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India.
Sebagian besar dari kasus TB dan kematian
karenanya terjadi di negara-negara berkembang. 75%
nya berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun.

Anamnesis

IDENTITAS

Nama : Tn RS
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat: Kp. Setia Jaya Dusun I
Pekerjaan : Pegawai koperasi
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Tanggal masuk : 5 Desember 2015

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang

Diagnosis

Tatalaksana

Prognosis

Epidemiologi
1. India
2. China

Indonesia
Indonesia 10%
10%

3. Indonesia

China
15%

Bangladesh 4%
Pakistan 4%

India
30%

Philippines 3%
Nigeria 3%
South Africa 2%
Russia 1%

Other
28%

4. Bangladesh
5. Nigeria
6. Pakistan
7. South Africa
8. Philippines
9. Russia
10. Ethiopia
11. Kenya
12. DR Congo
13. Viet Nam
14. UR Tanzania
15. Brazil
16. Thailand
17. Zimbabwe
18. Cambodia
19. Myanmar
20. Uganda
21. Afghanistan
22. Mozambique
14

ETIOLOGI

Aerob

Mycobacterium
tuberculosis

Basil
Tahan
Asam

Rentan

CARA PENULARAN

Patogenesis TB Primer (2)


1 jam

Infeksi basil TB di
alveolus

Ke kelenjar limfe
regional

Kompleks
primer

Ikut aliran darah ke


organ lain

Makrofag

Nekrosis jaringan
paru (perkejuan)

dormant

musnah

kalsifikasi
fibrosis

tuberkel = perkejuan sentral dikelilingi sel epitheloid (dari sel


makrofag), sel datia Langhans (dari sel makrofag) dan sel limfosit

Faktor yang mempermudah


timbulnya TB

Skema klasifikasi
tuberkulosis
TB paru

TB paru BTA
(+)
TB paru BTA
(-)

TB
TB
ekstraparu

Kasus baru
Kasus
kambuh

Tipe
Penderita TB
paru

Kasus Drop
Out
Kasus gagal
pengobatan
Kasus kronik

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Tes tuberkulin
Foto rontgen Paru
Pemeriksaan Bakteriologik
Pemeriksaan Serologik

Anamnesis
Respiratorik

Sistemik

X-tra Paru

Batuk > 2-3 minggu


Batuk darah
Sesak napas
Nyeri dada
Demam Subfebril
Keringat malam
Malaise
Anoreksia
BB

Pemeriksaan BTA

ALUR DIAGNOSIS TBC PARU PADA ORANG


Tersangka
Penderita
DEWASA
TBC
(Suspect TBC)
Periksa Dahak Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS)

Hasil BTA
+++
++-

Periksa Rontgen
Dada
Hasil
Mendukung
TBC

Penderita TBC
BTA Positif

Hasil BTA
---

Hasil BTA
+--

Hasil
Mendukung
TBC

Beri Antibiotik Spektrum


Luas
Tidak ada
perbaikan

Ada perbaikan

Ulangi Periksa Dahak


SPS
Hasil BTA
+++
+++--

Hasil BTA
---

Periksa Rontgen
dada

Hasil Mendukung
TBC

Bukan TBC, Penyakit

Hasil Rontgen
Neg.

Bukan TBC, Penyakit

OAT

FASE INTENSIF

2-3 bulan

FASE LANJUTAN

4-7 bulan
TUNGGAL

KEMASAN
KOMBINASI DOSIS
TETAP (FDC)

Lini 1
Lini 2

INH
Rifampicin
Pirazinamid
Streptomisin
Etambutol
Kanamisin
Etionamid
Amikasin
PAS
Kuinolon
Cycloserin
Lain-lain : makrolid, dan amoxilin
+ as. klavulanat

Pembagian kategori TB
Kategori

Kriteria

OAT
Fase awal

Fase lanjutan

Kategori I

Kasus baru,
BTA positif dan atau
Foto Ro lesi luas dan
atau
Ekstra pulmo berat

2 RHZE

4 R3H3
4 RH
6 HE

Kategori II

BTA(+) pada:
Kasus relaps
Kasus gagal
Kasus putus obat

2 RHZES +
1 RHZE

5 R3H3E3
5 RHE

Kategori III

Kasus baru
BTA negatif dan atau
Foto Ro lesi minimal
dan atau
Ekstra pulmo ringan

2 RHZ

4 R3H3
4 HR
6 HE

Kategori IV

Kasus TB kronik

Rujuk ke SpP. RHZES/sesuai hasil uji


resistensi (minimal OAT yg sensitif) + Lini
2(Tx min.18 bl)

Kategori IV

MDR TB

Sesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau H seumur


hidup

STANDARD 8
Semua pasien (termasuk mereka yang terinfeksi HIV) yang belum pernah diobati
harus diberi paduan obat lini pertama yang disepakati secara internasional
menggunakan obat yang bioavailabilitinya telah diketahui.
Fase awal harus terdiri dari isoniazid, rifampisin, piranzinamin, dan etambutol.
Fase lanjutan yang dianjurkan terdiri dari isoniazid dan rifampisin diberikan selama
4 bulan.
Isoniazid dan etambutol selama 6 bulan merupakan paduan alternatif yang pada
fase lanjutan yang dapat dipakai jika kepatuhan pasien tidak dapat dinilai, akan
tetapi hal ini berisiko tinggi untuk gagal dan kambuh, terutama untuk pasien yang
terinfeksi HIV.
Dosis OAT yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi internasional.
Kombinasi dosis tetap yang terdiri dari kombinasi 2 obat (RH), 3 obat (RHZ), dan 4
obat (RHZE) sangat direkomendasikan terutama jika menelan obat tidak diawasi.
(ADD) Etambutol boleh dihilangkan pada fase awal pengobatan pasien dewasa dan
anak dengan sediaan apus dahak negatif, tidak mengalami TB paru luas atau
penyakit ekstraparu yang berat, serta diketahui HIV negatif
(ADD) Secara umum terapi TB diberikan selama 6 bulan, namun pada keadaan
tertentu (meningitis TB, TB milier dan TB berat lainnya) terapi TB diberikan lebih
lama (9-12 bulan) dengan paduan OAT yang lebih lengkap sesuai dengan derajat
penyakitnya.

TB ekstrapulmoner berat dan


ringan
TB ekstrapulmoner berat (severe) TB ekstrapulmoner ringan (less
severe)
Meningitis

KGB

Miliaris

Efusi plural (unilateral)

Perkarditis

Tulang (kecuali tulang belakang)

Peritonitis (termasuk intestinal)

Sendi perifer

Efusi pleural berat atau bilateral

Kelenjar adrenal

Vertebrae

Kulit

Saluran kemih dan kelamin

PENGOBATAN SUPORTIF
Rawat jalan
- TKTP + Vitamin
- Antipiretika
- Atasi batuk, sesak napas atau lain k/perlu
Rawat inap
Indikasi TB paru disertai
keadaan/komplikasi :
- Batuk darah masif
- Keadaan umum buruk
- Pneumotoraks
- Empiema
- Efusi plera masif/bilateral
- Sesak napas berat (bukan karena efusi
pleura)
TB X-tra paru ancam jiwa : milier & meningitis

TERAPI PEMBEDAHAN
Indikasi Operasi
Mutlak
OAT adekuat, BTA tetap (+)
Hemaptoe masif tidak teratasi dgn konservatif
Bronkopleural fistel + empiem tak teratasi dgn
konservatif

Relatif
BTA (-) dgn hemaptoe berulang
Kerusakan satu paru atau lobus dgn keluhan
Sisa kavitas yg menetap

Tindakan invasif (selain Bedah)


Bronkoskopi
Punksi Pleura
WSD

Evaluasi pengobatan
Klinis
2mgg pd 1bulan pertama tiap 1 bulan
Respon, efek samping obat dan komplikasi
penyakit
Keluhan, berat badan, pemeriksaan fisik.

Bakteriologis (0-2-6/9 bulan terapi)


Deteksi konversi dahak
Evaluasi pemriks mikroskopis
Sebelum pengobatan
Setelah fase intensif
Akhir pengobatan

Biakan dan uji resistensi (bila fasilitas ada)

Evaluasi Radiologis (0-2-6/9 bulan terapi)


Sama spt bakteriologis (Pd ganas tiap bulan
eval)

Evaluasi pengobatan (cont.d)


Efek samping
Fungsi hati, ginjal, dan DL (sebaiknya dari awal)
SGOT, SGPT, bilirubin, ureum, kreatinin, dan gula
darah, as. Urat : data dasar peny. Penyerta & ES
Visus dan uji buta warna Ethambutol
Uji keseimbangan dan audiometri
streptomisin
As. Urat Pirazinamid

Keteraturan berobat
Luh/Dik ttg penyakit dan keteraturan berobat thd
pasien, keluarga dan lingkungan.
Ketidakteraturan berobat resistensi

Kriteria sembuh
BTA mikros (-) 2X pd akhir (fase intensif &Tx)
Foto thorax serial tetap sama/perbaikan
Biakan (-) bila ada fasilitas
EVALUASI PASIEN TELAH SEMBUH
Minimal dlm 2 th pertama: BTA mikros & RO
BTA 3,6,12 dan 24 bl. Bila ada gejala
Thorax 6,12, dan 24 bulan (curiga kambuh)

Penyembuhan
Kepatuhan minum obat DOTS
Tidak tekun minum obatGAGAL SEMBUH!
XDR/MDR TB!!!
Tuberkulostatika yg tersedia:

Rifampicin (R)
INH (H)
Pyrazinamid (Z)
Ethambutol (E)

- Streptomycin (S)/(kanam)
- Ofloxacin/MOXIFLOXACIN

KOMPLIKASI

55 ELEMEN
ELEMEN STRATEGI
STRATEGI DOTS
DOTS
Komitmen politis
Jaminan
Jaminan
Ketersediaan OAT
OAT
Ketersediaan
Yg bermutu
bermutu
Yg

Diagnosa
Diagnosa dengan
dengan
mikroskop
mikroskop

22

44

5
Monitoring dan
evaluasi

3
Directly Observed
Treatment Short-course

Pengobatan
jangka pendek dgn
pengawasan langsung
40

Anda mungkin juga menyukai