kering bahkan hingga pecah-pecah. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya anda mulai mencoba
membiasakan diri mengkonsumsi olahan dari daun kelor secara rutin.
Demikian ulasan mengenai manfaat daun kelor. Semoga dapat menjadi referensi obat kesehatan bagi
anda. Selain bermanfaat bagi kesehatan, daun kelor juga memiliki rasa yang lezat dan nikmat.
Daun kelor adalah daun yang bentuk daunnya menyirip dengan ukuran helaian daun yang kecil
dan berbentuk oval telur. Warnanya hijau tua lebih pucat. Biasanya pohon kelor ini tumbuh
anatara 3 sampai 10 meter. Daunnya ternyata memiliki banyak kegunaan dan khasiat untuk
tubuh. Manfaat daun kelor kini banyak digunakan sebagai ekstrak obat berbagai jenis penyakit
atau diolah secara tradisional untuk dijadikan ramuan herbal.
Itulah beberapa manfaat daun kelor dan beberapa bagian lain dari kelor. Mungkin banyak yang
belum mengetahui bentuk utuh dari pohon kelor karena memang sudah jarang ditanam. Tapi jika
Anda memang ingin menanamnya maka pergilah ke desa atau ke tempat penjualan tanaman
obat, maka Anda akan menemukannya dengan mudah.
JURNAL
Salah satu produk lokal yang dapat diolah menjadi tepung untuk substitusi
tepung terigu adalah talas belitung. Umbi talas belitung berpotensi sebagai sumber
karbohidrat yang cukup tinggi dengan kandungan sebesar 34,2% per 100 gram
bahan. Adapun kandungan protein umbi talas belitung sekitar 1,2%. Kandungan
lainnya yang juga cukup besar adalah kalsium sebesar 26% per 100 gram bahan
(Lingga, 1989). Untuk penambahan zat gizi lain pada biskuit dilakukan
penambahan daun dari tanaman kelor.
Daun kelor sendiri biasanya hanya dikonsumsi sebagai sayuran dengan rasa
yang khas dan juga hanya digunakan untuk pakan ternak khususnya unggas.
Keunggulan dari produk biskuit daun kelor dibandingkan dengan produk biskuit
di pasaran adalah adanya kandungan vitamin C dan serat alami yang berguna bagi
metabolisme tubuh (Pranajaya, 2007). Kandungan vitamin C pada daun kelor
mencapai 220 mg/100 g (Fuglie, 2001) dan kandungan serat sebesar 16,857 g/100
g bahan (Anonim, 2011).
Indonesia sebagai negara dengan tingkat biodiversity tinggi memiliki ba- nyak jenis tanaman
yang bermanfaat yang salah satunya adalah tanaman kelor (Moringa oleifera). Tanaman kelor
adalah tanaman berumur panjang (perenial) yang dapat tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi sampai keting- gian 1000 dpl. Berdasarkan penelitian Fuglie (2001) dalam
http://kelorina.com daun kelor mengandung senyawa anti- bakteri seperti saponin,
triterpenoid, dan tanin yang memiliki mekanisme kerja dengan merusak membran sel bakteri.
Penelitian lainyang dilakukan oleh Vinay Kumar Verma dkk. dan sudah dipubli- kasikan pada
J. of Pharmaceuticaltahun 2012 menyatakan bahwa daun kelor da- pat digunakan untuk
menghambat luka lambung dan saluran cerna. Kandungan minyak atsiri dan flavonoidyang
terdapat pada daun dapat mencegah peroksidasi lemak (Utami, 2013).
Berdasarkan pengamatan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan pelarut air mampu
menghambat aktivitas bakteri E. coli patogen yang ditandai dengan adanya zona hambat di
sekeliling sumur difusi, ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan pelarut etanol juga
mampu menghambat aktivitas bakteri E. coli patogen yang ditandai dengan adanya zona
hambat di sekeliling sumur difusi. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa ekstrak daun
kelor (Moringa oleifera) dengan pelarut air memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01)
terhadap aktivitas bakteri E.
coli patogen, ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan pelarut etanol memberikan
pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap aktivitas bakteri E. coli pathogen. Selanjutnya
dengan uji LSD ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan pelarut air memiliki daya
hambat optimum pada konsentrasi 50% (8.3 3.1544) mm, sedangkan ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera) dengan pelarut etanol memiliki daya hambat optimum pada konsentrasi
75% (14 1.0000) mm.
Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman asli Indonesia yang dapat dipergunakan sebagai
obat-obatan, dan antioksidan (Shahid and Bhanger, 2004; Ravindra, Karadi, Avneet, Gadge,
and Alagawadi, 2005). Daun kelor memiliki senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan sebagai
antimikroba, diantaranya adalah saponin, tanin, flavanoid, alkaloid, dan terpenoid yang
didapat dari proses ekstraksi (Bukar, Uba, and Oyeyi, 2010; Fuglie, 2001; Meitzer and
Martin, 2000; Kaloso, Bimenya, Ojok, Ochieng and Ogwal-Okeng, 2010; Khodijah, 2010).