Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KIMIA ORGANIK (KI-2051)

SIFAT DAN REAKSI KIMIA : ALKOHOL DAN FENOL SERTA


ALDEHID DAN KETON
Tanggal Percobaan : 31 Oktober 2013
Tanggal Pengumpulan : 14 November 2013
Disusun oleh :
David Gunawan
10612067
Kelompok 4 Shift 2
Asisten :
Nila T. Berghuis
30512023

PROGRAM STUDI KIMIA FMIPA


LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013

PERCOBAAN 5 DAN 6
SIFAT DAN REAKSI KIMIA : ALKOHOL DAN FENOL SERTA
ALDEHID DAN KETON
I.

Tujuan
Menentukan perbedaan sifat senyawa alkohol dan fenol
Menentukan jenis pereaksi untuk membedakan senyawa alkohol dan

fenol
Menentukan perbedaan sifat senyawa aldehid dan keton
Menentukan jenis pereaksi untuk membedakan senyawa aldehid dan
keton

II.

Data Pengamatan
Berikut adalah data hasil pengamatan percobaan alkohol fenol dan
aldehid keton :
Tabel 2.1 Data Pengamatan Kelarutan Alkohol dan Fenol

Zat Kimia
1-propanol
2-butanol

Air
N-heksana
Larut
Larut
Terbentuk 2 fasa, tidak Larut

Tersier butanol

larut
Terbentuk 2 fasa, tidak Larut

Sikloheksanol

larut
Terbentuk 2 fasa, tidak Larut

Fenol

larut
Terbentuk 2 fasa, tidak Terbentuk 2 fasa, tidak
larut

larut

Tabel 2.2 Data Pengamatan Uji Lucas

Zat Kimia
1-propanol
2-propanol
Tersier butanol
Sikloheksanol

Uji Lucas
Tidak terbentuk 2 fasa
Terbentuk 2 fasa
Cepat terbentuk 2 fasa
Terbentuk 2 fasa

Tabel 2.3 Data Pengamatan Uji Asam Kromat (Uji Bordwell-Wellman)

Zat Kimia
Alkohol primer
Alkohol sekunder
Alkohol tersier
Fenol

Keadaan
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir

Warna yang dihasilkan


Kuning kecoklatan
Biru kehijauan
Kuning kecoklatan
Biru kehijauan
Kuning
Kuning
Coklat kehitaman
Orange dengan endapan
coklat

Tabel 2.4 Data Pengamatan Reaksi dengan Logam Natrium

Zat Kimia
Fenol
Tersier butanol
1-propanol
2-propanol
Sikloheksanol

Reaksi dengan Logam Natrium


Bereaksi dengan cepat
Bereaksi dengan cepat
Bereaksi dengan agak cepat
Bereaksi dengan agak lambat
Bereaksi dengan lambat

Tabel 2.5 Data Pengamatan Reaksi dengan Alkali

Zat Kimia
1-butanol
2-butanol
Sikloheksanol
Fenol
2-naftol

Reaksi dengan Alkali


Terbentuk 2 fasa
Terbentuk 2 fasa
Terbentuk 2 fasa
Tercampur
Tercampur

Tabel 2.6 Data Pengamatan Uji Keasaman

Zat Kimia
Fenol
Alkohol

Ph
5
7

Tabel 2.7 Data Pengamatan Uji Besi(III)klorida

Zat Kimia
Fenol
Alkohol

Uji Besi(III)klorida
Keruh, terbentuk 2 fasa
Tak bereaksi

Tabel 2.8 Data Pengamatan Terhadap Formaldehid dan Aseton

Pengujian
Uji Asam Kromat (Uji

Formaldehid
Hijau

Aseton
Tidak bereaksi

Bordwell-Wellman)
Uji Tollens

Terbentuk cermin

Hitam keruh

Uji Iodoform

perak
Tidak terbentuk

Terbentuk endapan

Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin

endapan kuning
Kuning

kuning
Orange

Tabel 2.9 Data Pengamatan Uji Tollens Sampel B dan Sampel C

Zat Kimia
Sampel B
Sampel C

III.

Uji Tollens
Terbentuk cermin perak
Terbentuk endapan hitam

Pembahasan
Percobaan pertama pada praktikum ini diawali dengan uji kelarutan
alkohol dan fenol. Zat yang diuji adalah 1-propanol, 2-butanol, Tersier
butanol, sikloheksanol, dan fenol. Zat-zat tersebut kemudian dilarutkan pada
air dan N-heksana. Dari hasil pengujian didapatkan hasil berupa 1-propanol
yang larut baik dalam air dan N-heksana. 2-butanol tidak larut dalam air dan
terbentuk 2 fasa namun terlarut dalam N-heksana. Tersier butanol tidak larut
dalam air dan terbentuk 2 fasa namun larut dalam N-heksana. Sikloheksanol
tidak larut dalam air dan terbentuk 2 fasa namun laurt dalam N-heksana. Fenol
tidak larut baik dalam air dan N-heksana. Berikutnya zat-zat tersebut diuji
dalam pengamatan uji lucas. 1-propanol tidak membentuk 2 fasa ketika diuji
lucas. 2-propanol terbentuk 2 fasa ketika diuji lucas, begitu juga dengan
sikloheksanol. Tersier butanol juga membentuk 2 fasa ketika diuji namun
terbentuk 2 fasa dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan yang lainnya.

Percobaan berikutnya mengenai uji asam kromat (uji BordwellWellman) pada alkohol primer, sekunder, tersier, dan fenol. Uji alkohol primer
sebelum ditambah asam kromat berwarna kuning kecokelatan, setelah
ditambah asam kromat menjadi berwarna biru kehijauan. Alkohol sekunder
juga berwarna kuning kecokelatan sebelum ditambah asam kromat, dan
menjadi biru kehijauan juga setelah ditambah asam kromat. Alkohol tersier
awalnya berwarna kuning sebelum ditambah asam kromat dan tetap berwarna
kuning setelah ditambah asam kromat. Fenol awal berwarna cokelat
kehitaman sebelum ditambah asam kromat dan berubah menjadi orange
dengan endapan cokelat setelah ditambah asam kromat.
Pengujian berikutnya adalah uji dengan reaksi Logam Natrium. Zat
yang

diuji

adalah

fenol,

tersier

butanol,

1-propanol,

2-propanol,

sikloheksanol. Fenol dan tersier butanol bereaksi dengan sangat cepat dengan
logam natrium. 1-propanol bereaksi dengan agak cepat, sementara 2-propanol
berekasi dengan agak lambat. Sikloheksanol bereaksi dengan paling lambat
dalam reaksi dengan natrium ini.
Reaksi pengujian lainnya adalah reaksi dengan alkali. Zat yang diuji
adalah 1-butanol, 2-butanol, sikloheksanol, fenol, dan 2-naftol. Reaksi dengan
1-butanol saat direaksikan dengan alkali terbentuk 2 fasa. Hal serupa juga
terjadi pada reaksi alkali dengan sikloheksanol dan 2-butanol, dimana reaksi
dengan alkali membentuk 2 fasa. Sementara reaksi alkali dengan zat fenol
menghasilkan fenol tercampur dengan alkali, begitu juga dengan reaksi alkali
dengan 2-naftol menyebabkan 2-naftol tercampur.
Pengujian berikutnya adalah uji keasaman dan uji besi(III)klorida. Zat
yang diuji hanya dua, yaitu alkohol dan fenol. Alkohol memiliki tingkat
keasaman dengan pH 7 setelah diuji. Fenol memiliki tingkat keasaman dengan
pH 5. Sementara alkohol tidak bereaksi saat diuji dengan besi(III)klorida.
Fenol bereaksi dengan besi(III)klorida menjadi keruh dan terbentuk 2 fasa
setelah direaksiskan.

Pengujian berikutnya adalah pengujian untuk menentukan zat


formaldehid dan aseton. Pengujian zat formaldehid dan aseton menggunakan
4 macam pengujian, yaitu uji asam kromat, uji tollens, uji iodoform, dan uji
2,4-dinitrofenilhidrazin. Saat uji asam kromat, formaldehid menjadi berwarna
hijau namun dengan aseton tidak bereaksi. Untuk uji tollens, formaldehid
akan bereaksi dengan membentuk cermin perak, sementara aseton akan
menjadi hitam keruh. Untuk uji iodoform, aseton akan bereaksi dengan
membentuk endapan kuning sementara pada formaldehid tidak terjadi apaapa. Untuk uji 2,4-dinitrofenilhidrazin, formaldehid menjadi berwarna kuning
dan aseton menjadi orange.
Perbedaan antara alkohol dan fenol, alkohol merupakan suatu senyawa
yang paling tidak memiliki suatu gugus hidroksil yang terikat pada rantai
alifatik. Fenol, disebut juga alkohol aromatik memiliki struktur yang berbeda
dengan alkohol biasa, dimana gugus alkil yang ada pada alkohol, jika pada
fenol gugusnya bukanlah alkil melainkan gugus aril (bemzena yang
kehilangan 1 atom H). Sementara untuk zat antara aldehid dan keton,
keduanya merupakan zat organik yang merupakan hasil dari alkohol.
Perbedaan terletak pada gugus karbonilnya (C=O) nya. Pada aldehid, gugus
karbonil memiliki atom hidrogen pada Onya, menjadi C=OH, sementara pada
keton, pada gugus karbonilnya menjadi suatu gugus karbon lain (R) sehingga
gugusnya menjadi C=OR. Karbon yang terikat dapat berupa karbon rantai
alfatik atau aromatik. A=Pada aldehid dan keton juga tidak dapat terjadi suatu
ikatan hidrogen

seperti halnya pada alkohol. Aldehid dan keton juga

merupakan senyawa polar dimana mereka dapat membentuk gaya tarik


menarik elektrostatik yang relatif kuat antar molekulnya.
IV.

Kesimpulan
Perbedaan pada alkohol dan fenol terletak pada gugusnya. Alkohol
memiliki gugus R-OH dengan gugus R merupakan gugus alkil. Pada

fenol, gugus R merupakan gugus aril (benzena yang kehilangan 1 atom

H)
Uji alkohol dan fenol dapat menggunakan berbagai zat tertentu seperti
pelarut N-heksana, reagen lucas, asam kromat, besi(III)klorida, logam

natrium, dan alkali


Perbedaan aldehid dan keton terletak pada gugus karbonilnya dimana
gugus karbonil pada aldehid adalah C=OH dan pada keton gugusnya

menjadi C=OR
Uji aldehid dan keton dapat menggunakan reagen seperti reagen
tollens, iodin, asam kromat, dan 2,4-dinitrofenilhidrazin.

V.

Daftar Pustaka
Mayo, D.W., Pike, R.M., Trumper, P.K., Microscale Organic Laboratory, 3rd
edition, John Wiley & Sons,New York, 1994
Pasto, D., Johnson, C., Miller, M., Experiments and Techniques in Organic
Chemistry, Prentice Hall Inc.,New Jersey, 1992
Williamson, Macroscale and Microscale Organic Experiments, 3rd edition,
Boston, 1999

Anda mungkin juga menyukai