PERCOBAAN 5 DAN 6
SIFAT DAN REAKSI KIMIA : ALKOHOL DAN FENOL SERTA
ALDEHID DAN KETON
I.
Tujuan
Menentukan perbedaan sifat senyawa alkohol dan fenol
Menentukan jenis pereaksi untuk membedakan senyawa alkohol dan
fenol
Menentukan perbedaan sifat senyawa aldehid dan keton
Menentukan jenis pereaksi untuk membedakan senyawa aldehid dan
keton
II.
Data Pengamatan
Berikut adalah data hasil pengamatan percobaan alkohol fenol dan
aldehid keton :
Tabel 2.1 Data Pengamatan Kelarutan Alkohol dan Fenol
Zat Kimia
1-propanol
2-butanol
Air
N-heksana
Larut
Larut
Terbentuk 2 fasa, tidak Larut
Tersier butanol
larut
Terbentuk 2 fasa, tidak Larut
Sikloheksanol
larut
Terbentuk 2 fasa, tidak Larut
Fenol
larut
Terbentuk 2 fasa, tidak Terbentuk 2 fasa, tidak
larut
larut
Zat Kimia
1-propanol
2-propanol
Tersier butanol
Sikloheksanol
Uji Lucas
Tidak terbentuk 2 fasa
Terbentuk 2 fasa
Cepat terbentuk 2 fasa
Terbentuk 2 fasa
Zat Kimia
Alkohol primer
Alkohol sekunder
Alkohol tersier
Fenol
Keadaan
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Zat Kimia
Fenol
Tersier butanol
1-propanol
2-propanol
Sikloheksanol
Zat Kimia
1-butanol
2-butanol
Sikloheksanol
Fenol
2-naftol
Zat Kimia
Fenol
Alkohol
Ph
5
7
Zat Kimia
Fenol
Alkohol
Uji Besi(III)klorida
Keruh, terbentuk 2 fasa
Tak bereaksi
Pengujian
Uji Asam Kromat (Uji
Formaldehid
Hijau
Aseton
Tidak bereaksi
Bordwell-Wellman)
Uji Tollens
Terbentuk cermin
Hitam keruh
Uji Iodoform
perak
Tidak terbentuk
Terbentuk endapan
Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
endapan kuning
Kuning
kuning
Orange
Zat Kimia
Sampel B
Sampel C
III.
Uji Tollens
Terbentuk cermin perak
Terbentuk endapan hitam
Pembahasan
Percobaan pertama pada praktikum ini diawali dengan uji kelarutan
alkohol dan fenol. Zat yang diuji adalah 1-propanol, 2-butanol, Tersier
butanol, sikloheksanol, dan fenol. Zat-zat tersebut kemudian dilarutkan pada
air dan N-heksana. Dari hasil pengujian didapatkan hasil berupa 1-propanol
yang larut baik dalam air dan N-heksana. 2-butanol tidak larut dalam air dan
terbentuk 2 fasa namun terlarut dalam N-heksana. Tersier butanol tidak larut
dalam air dan terbentuk 2 fasa namun larut dalam N-heksana. Sikloheksanol
tidak larut dalam air dan terbentuk 2 fasa namun laurt dalam N-heksana. Fenol
tidak larut baik dalam air dan N-heksana. Berikutnya zat-zat tersebut diuji
dalam pengamatan uji lucas. 1-propanol tidak membentuk 2 fasa ketika diuji
lucas. 2-propanol terbentuk 2 fasa ketika diuji lucas, begitu juga dengan
sikloheksanol. Tersier butanol juga membentuk 2 fasa ketika diuji namun
terbentuk 2 fasa dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan yang lainnya.
Percobaan berikutnya mengenai uji asam kromat (uji BordwellWellman) pada alkohol primer, sekunder, tersier, dan fenol. Uji alkohol primer
sebelum ditambah asam kromat berwarna kuning kecokelatan, setelah
ditambah asam kromat menjadi berwarna biru kehijauan. Alkohol sekunder
juga berwarna kuning kecokelatan sebelum ditambah asam kromat, dan
menjadi biru kehijauan juga setelah ditambah asam kromat. Alkohol tersier
awalnya berwarna kuning sebelum ditambah asam kromat dan tetap berwarna
kuning setelah ditambah asam kromat. Fenol awal berwarna cokelat
kehitaman sebelum ditambah asam kromat dan berubah menjadi orange
dengan endapan cokelat setelah ditambah asam kromat.
Pengujian berikutnya adalah uji dengan reaksi Logam Natrium. Zat
yang
diuji
adalah
fenol,
tersier
butanol,
1-propanol,
2-propanol,
sikloheksanol. Fenol dan tersier butanol bereaksi dengan sangat cepat dengan
logam natrium. 1-propanol bereaksi dengan agak cepat, sementara 2-propanol
berekasi dengan agak lambat. Sikloheksanol bereaksi dengan paling lambat
dalam reaksi dengan natrium ini.
Reaksi pengujian lainnya adalah reaksi dengan alkali. Zat yang diuji
adalah 1-butanol, 2-butanol, sikloheksanol, fenol, dan 2-naftol. Reaksi dengan
1-butanol saat direaksikan dengan alkali terbentuk 2 fasa. Hal serupa juga
terjadi pada reaksi alkali dengan sikloheksanol dan 2-butanol, dimana reaksi
dengan alkali membentuk 2 fasa. Sementara reaksi alkali dengan zat fenol
menghasilkan fenol tercampur dengan alkali, begitu juga dengan reaksi alkali
dengan 2-naftol menyebabkan 2-naftol tercampur.
Pengujian berikutnya adalah uji keasaman dan uji besi(III)klorida. Zat
yang diuji hanya dua, yaitu alkohol dan fenol. Alkohol memiliki tingkat
keasaman dengan pH 7 setelah diuji. Fenol memiliki tingkat keasaman dengan
pH 5. Sementara alkohol tidak bereaksi saat diuji dengan besi(III)klorida.
Fenol bereaksi dengan besi(III)klorida menjadi keruh dan terbentuk 2 fasa
setelah direaksiskan.
Kesimpulan
Perbedaan pada alkohol dan fenol terletak pada gugusnya. Alkohol
memiliki gugus R-OH dengan gugus R merupakan gugus alkil. Pada
H)
Uji alkohol dan fenol dapat menggunakan berbagai zat tertentu seperti
pelarut N-heksana, reagen lucas, asam kromat, besi(III)klorida, logam
menjadi C=OR
Uji aldehid dan keton dapat menggunakan reagen seperti reagen
tollens, iodin, asam kromat, dan 2,4-dinitrofenilhidrazin.
V.
Daftar Pustaka
Mayo, D.W., Pike, R.M., Trumper, P.K., Microscale Organic Laboratory, 3rd
edition, John Wiley & Sons,New York, 1994
Pasto, D., Johnson, C., Miller, M., Experiments and Techniques in Organic
Chemistry, Prentice Hall Inc.,New Jersey, 1992
Williamson, Macroscale and Microscale Organic Experiments, 3rd edition,
Boston, 1999