Oleh
Gunawan Putra Anggoro
160221150004
Tugas Mata Kuliah Prostodonsia III
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................2
2.1 Penulisan Tesis Universitas Padjadjaran..........................................2
2.1.1 Penulisan Kuantitatif atau Nalar Deduktif-Hipotetikal....................2
2.1.1.2 Penalaran Kualitatif atau Nalar Induktif-Nonhipotetikal...............4
2.1.2 Penulisan Tesis/Disertasi............................................................6
2.1.2.1 Penelitian Kuantitatif atau Nalar Deduktif-Hipotetikal.................6
2.1.2.2 Penelitian Kualitatif atau Nalar Induktif-Nonhipotetikal...............8
2.2 Teknik Penulisan Tesis.................................................................9
2.3 Contoh Makalah Hasil Penelitian dan Revisinya............................10
BAB III SIMPULAN......................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
Gigi tiruan yang stabil adalah gigi tiruan yang selama berfungsi hanya sedikit
bergerak terhadap tulang di bawahnya. Gigi tiruan tetap di tempatnya bila
kekuatan retentive yang bekerja pada gigi tiruan melebihi kekuatan yang
menggerakkan, dan gigi tiruan mempunyai dukungan yang cukup. Dukungan ini
ditentukan oleh bentuk dan konsistensi jaringan pendukung gigi tiruan serta
kecermatan kontak gigi tiruan.hubungan antara faktor-faktor ini adalah sbagai
berikut:
Kekuatan
retentif
>
Kekuatan
yang
menggerakan
Dukungan
yang
cukup
Kestabilan
Pada makalah ini akan dibahas contoh makalah apakah sesuai dengan tata
cara penulisan suatu karya tulis ilmiah dan bagaimana seharusnya.
Kekuatan retentif
Kekuatan retentif memberi ketahana terhadap pengungkitan gigi tiruan dari
mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan:
2.1.1 Permukaan oklusal: bagian permukaan gigi yang berkontak atau hamoir
berkontak dengan permukaan yang sesuai dari gigi tiruan lawan atau gigi asli
2.1.2 Permukaan poles: bagian permukan gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi
tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukan palatal. Bagian basis gigi tiruan
inilah yang biasanya dipoles termasuk permukaan bukal dan lingual gigi geligi,
dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah
2.1.3 Permukaan cetakan: bagian dari permukaan gigi tiruan yang konturnya
ditentukan oleh cetakan. Bagian ini mencakup tepi gigi tiruan yang terbentang ke
permukaan poles.
Tekanan retentif yang berperan pada setiap permukaan ada 2 tipe utama, tekanan
otot dan tekanan fisik. Tekanan otot diberikan oleh otot-otot bibir, pipi, dan lidah
pada permukaan poles gigi tiruan, dan oleh otot-otot mastikasi secara tidak
1
langsung melalui permukaan oklusal. Tekanan fisik berhubungan dengan sifat film
saliva yang ada diantara mukosa dan gigi tiruan. Tekana ini terutama berperan
diantara permukaan cetakan gigi tiruan dan jaringan mukosa di bawahnya, dan
sampai batas tertentu tergantung pada rapatnya penutupan antara mukosa dan
daerah tepi gigi tiruan.
Tekanan otot
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karya ilmiah pada hakekatnya mengandung pesan atau informasi yang perlu
disampaikan kepada orang banyak. Itulah sebabnya karangan merupakan hasil
jerih payah pembuatnya ini, sama sekali tidak bermanfaat bila tidak diketahui
orang lain. Supaya diketahui oleh banyak orang, biasanya digunakan beberapa
cara atau sarana. Pertama, cara tertulis dengan jalan publikasi dalam media cetak;
dan kedua, cara lisan berupa penyajian (presentasi dan ceramah) di depan suatu
forum.2 Karya tulis ilmiah dapat berupa artikel penelitian. Penyusunan bentuk atau
format penulisan artikel tersebut biasanya tergantung pada permintaan dari jurnal
atau institusi yang dituju.
2.1 Penulisan Tesis Universitas Padjadjaran
Menurut buku Pedoman penulisan tesis dan disertasi, panduan penulisan
artikel ilmiah dan panduan penyusunan dalil Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran tahun akademik 2010/2011.1
Pada makalah ini dan selanjutnya harus berpedoman pada format yang
diterbitkan oleh Universitas Padjadjaran. Program-program studi diperkenankan
melakukan modifikasi yang bersifat minor dan tidak mengubah format secara
mendasar. Sistematika penulisan karya tulis ilmiah seperti tesis dan disertasi
adalah sebagai berikut:1
2.1.1 Penulisan Kuantitatif atau Nalar Deduktif-Hipotetikal
Penulisan usulan penelitian kelompok ini mengikuti sistematika meliputi:
Judul
Bab I Pendahuluan
I.1
Latar Belakang Penelitian
I.2 Rumusan Masalah atau Identifikasi Masalah
I.3 Tujuan Penelitian
I.4 Kegunaan Penelitian atau Manfaat Penelitian
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.1 Kajian Pustaka
misalnya fenomenologis, studi historis, studi kasus, survai deskriptif, dsb. Pada
bagian ini juga dapat diuraikan tentang manfaat hasil penelitian.1
Kajian literatur/literature review berisi uraian tentang teori/konsep hasil-hasil
penelitian terdahulu/yang telah ada, yang relevan dengan studi/penelitian yang
akan dilakukan. Kajian ini menjadi ancangan bagi peneliti dalam mengusulkan
penelitian. Kajian ini juga tidak hanya semata-mata untuk meninjau sejumlah
literatur, melainkan untuk menunjukkan keterkaitan studi yang diusulkan dengan
literatur yang dikaji tersebut. Uraian ini memberikan kontribusi terhadap
pemahaman para pembaca tentang topik penelitian yang akan diteliti dan untuk
menerangkan kerangka teori yang digunakan dalam studi.1
Fokus Penelitian atau Pernyataan Masalah merupakan pernyataan kalimat
yang spesifik tentang gejala atau fenomena yang akan diteliti. Dapat dipilih salah
satu. Fokus Penelitian, jika peneliti ingin mengungkapkan kalimat pernyataan
untuk menunjukkan bahwa penelitian mengarah pada satu gejala atau fenomena
tertentu saja. Peneliti dapat melanjutkan penjelasannya melalui Pertanyaaan
Penelitian untuk menguraikan lebih spesifik atas gejala atau fenomena yang
dipilih. Pernyataan Masalah, jika peneliti ingin mengungkapkan suatu kalimat
pernyataan untuk menunjukkan bahwa penelitian mengarah pada persoalan
menemukan suatu solusi. Pada pernyataan ini, peneliti dapat melanjutkan
penjelasannya melalui Identifikasi Masalah untuk menguraikan lebih spesifik atas
persoalan yang dikemukakan, atau Hipotesis Kerja (dugaan sementara) untuk
memandu langkah-langkah penelitian dalam menemukan solusi.1
Metodologi bagian ini menguraikan metode peneltian yang dipergunakan,
menjelaskan mengapa metode tersebut digunakan, dan menguraikan beberapa hal
seperti:
1)
4)
1)
Tesis/Disertasi yang diajukan adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan
gelar
akademik
(sarjana,
magister,
dan/atau
doktor
di
mencerminkan
seluruh
isi
tesis/disertasi
dengan
dan pedoman wawancara, foto, peta lokasi, riwayat hidup penulis, dan persetujuan
komisi etik bagi yang mensyaratkan.1
2.1.2.2 Penelitian Kualitatif atau Nalar Induktif-Nonhipotetikal
Penulisan Tesis/Disertasi kelompok ini mengikuti sistematika sebagai
berikut:
Judul
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan
Abstract/Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lambang, Daftar Singkatan, dan Daftar
Lampiran
Bab I Pendahuluan
1.1
Latar belakang penelitian
1.2
Kajian Literatur
1.3
Fokus Penelitian atau Pernyataan Masalah
1.4
Metodologi
Bab II Hasl dan Pembahasan
Bab III Simpulan dan Saran
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
2.2 Teknik Penulisan Tesis
Terdapat beberapa aturan dalam menulis Tesis, sebagai berikut:
1)
Tajuk, tiap tajuk diketik pada halaman baru dengan huruf kapital dan tebal
10
font 12 untuk isi naskah, 16 dan tebal untuk judul dalam Bahasa Indonesia serta
14 dan tebal untuk Bahasa Inggris, 10 dan tebal untuk tulisan lain pada judul.
4)
Spasi (jarak antarbaris) adalah dua, jarak antar penunjuk bab dengan tajuk
bab adalah dua spasi, arak antara tajuk sub bab dengan baris pertama isi naskah
adalah dua spasi. Tiap alinea teks isi naskah diketik menjorok ke dalam (ke kanan)
sejauh lima ketukan. Jarak antara baris terakhir teks dengan tajuk sub berikutnya
adalah empat spasi. Jarak antara teks dengan tabel, gambar, grafik, atau diagram
adalah tiga spasi. Alinea baru diketik menjorok ke dalam sejauh lima ketukan.
Jarak anatara alinea adalah dua spasi. Petunjuk bab dan tajuk bab selalu diketik
pada halaman baru.
5)
Abstract dan Abstrak, diketik dengan satu spasi. Jarak antara judul abstrak
dengan teks pertama adalah empat spasi, jarak antar alinea adalah satu spasi. Judul
Abstract dan seluruh teks nya dicetak miring, sedangkan pada Abstrak dicetak
normal.
6)
Penomoran Bab, Anak Bab, dan Paragraf
Penomoran bab menggunakan angka Romawi kapital ditengah halaman.
Penomoran sub bab menggunakan angka arab diketik pada pinggir kiri.
Penomoran bukan sub bab dilakukan dengan angka Arab dan tanda kurung. Untuk
anak sub bab bukan sub bab adalah (1), (2), dst.
7)
Penomoran Halaman, halaman judul dalam menggunakan angka romawi
kecil (i, ii, dst). Halaman judul dan persetujuan tidak diberi nomor urut halaman,
tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan ii (tidak diketik). Nomor halaman
diketik pada pias marjin atas kanan dengan jarak tiga spasi. Halaman bagian inti
diketik pada 3 spasi dari pias marjin atas disebelah kanan, dan halaman bertajuk
penomoran diletakkan ditengan bawah. Halaman bagian akhir penomorannya
merupakan lanjutan dari penomoran bagian awal dengan menggunakan angka
arab kecil.
8)
Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem Harvard.
2.3 Contoh Makalah Hasil Penelitian dan Revisinya
Pada makalah ini akan membahas revisi makalah hasil penelitian yang telah
ada, sebagai contoh berikut ini:
11
Gambar 2.1. Contoh bagian awal abstrak yang memiliki kekurang telitian.3
Revisi:
Anomali gigi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga harus dilakukan deteksi dini dan perawatan untuk menangani anomali
gigi yang dimiliki oleh seorang anak, juga dapat memberikan dampak pada
kelangsungan fungsi gigi seperti terganggunya pengunyahan, berbicara, dan
estetik serta dapat mempengaruhi keadaan psikososial dari individu yang
mengalaminya. Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi frekuensi anomali
gigi pada anak sekolah dasar negeri di suatu wilayah.
Gambar 2.2 Contoh bagian abstrak yang memiliki kekurang telitian pada kata kunci.3
Revisi:
Simpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi anomali
gigi pada anak-anak sekolah dasar negeri Desa Arjasari, kabupaten Bandung
umumnya secara klinis terdiri dari anomali ukuran, bentuk, dan jumlah.
12
Kata kunci : Anomali gigi, anomali ukuran, anomali bentuk, anomali jumlah
Gambar 2.3 Bagian yang tidak memenuhi kaidah penulisan dalam bahasa inggris.
Revisi:
Conclusion, the frequency distribution of primary children tooth anomalies in
elementary school at Arjasari Bandung Regency, generally consisted of size,
shape, and number of anomalies.
Keyword : Dental anomalies, size anomalies, shape anomalies, and number
anomalies.
Gambar 2.4 Contoh kekurang telitian pada penulisan bahasa asing pada kata and .3
13
Gambar 2.5 Contoh kekurang telitian pada penulisan bahasa asing pada kata and dan
penggunaan tanda baca.3
Revisi:
mengalami anomali gigi (Welbury, et al., 2005). Penanganan anomali gigi dapat
berupa perawatan prostetik, ortodontik, ektraksi, dan restorasi (Cameron and
Widmer, 2013).
Penelitian dilakukan di Norwegia untuk mengetahui prevalensi anomali gigi
pada anak-anak sekolah dasar dengan usia 12 tahun. Dari sejumlah anak
perempuan 273 dan anak laki-laki 227, didapatkan hasil bahwa anak laki-laki
36.1% dan perempuan 35.2% memiliki anomali gigi, dengan tipe agenesis,
taurodontism, pulpa stones, mikrodonsia, makrodonsia, impaksi, akar pendek,
supernumerer, erupsi ektopik, dan transposisi (Haugland, et al., 2013).
14
Gambar 2.6 Contoh kekurang telitian pada satuan dan penulisan bahasa asing pada kata and.3
Revisi:
Penelitian untuk mengetahui prevalensi dan distribusi anomali gigi pada anak
sekolah dengan usia 6-15 tahun dilakukan di India. Hasil yang ditemukan dari 500
anak (290 anak laki-laki dan 210 anak perempuan) yang diperiksa secara klinis
adalah sejumlah dua orang anak memiliki anomali gigi mikrodontia, satu orang
anak memiliki anomali gigi talon cusp, tiga orang anak memiliki anomali gigi
mesiodens, dan 94 orang anak memiliki anomali gigi hipoplasia (Nayak and
Nayak, 2011).
Gambar 2.7 Contoh kekurang telitian pada penggunaan tanda baca koma dan titik, serta
pemilihan 6 sekolah dasar seharusnya dituliskan enam sekolah dasar. 3
Revisi:
berobat saat sakit, kebiasaan minum susu, dan kriteria lainnya. Desa Arjasari
memiliki enam sekolah dasar, tiap sekolah memiliki program UKGS (Usaha
15
Kesehatan Gigi Sekolah), akan tetapi program tersebut masih sulit dilaksanakan
karena kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas yang belum memadai di
Puskesmas Desa Arjasari.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti distribusi frekuensi
anomali gigi pada anak sekolah dasar negeri di Desa Arjasari, Kabupaten
Bandung.
Gambar 2.8 Contoh kekurang telitian pada tanda baca dan penulisan bahasa asing pada kata and. 3
Revisi:
Anomali yang terjadi pada gigi dapat berupa kelainan jumlah, ukuran, bentuk,
struktur jaringan keras gigi, warna serta waktu erupsi (Cameron and Widmer,
2013; Pinkham, 2005; Welbury, et al., 2005).
16
Gambar 2.9 Contoh kekurang telitian pada penggunaan tanda baca koma dan penulisan sumber. 3
Revisi:
Dampak fungsional yang dapat terjadi yaitu terganggunya fungsi dari
estetika, pengunyahan, dan berbicara (Machfoedz, 2005), maka dari itu anomali
gigi yang terjadi harus segera di tangani. Perawatan prostetik, ortodontik,
ekstraksi, dan restorasi dapat dilakukan untuk menangani anomali gigi sehingga
dampak yang diberikan dari anomali gigi terhadap individu anak yang mengalami
anomali gigi dapat diatasi (Cameron and Widmer, 2013).
Gambar 2.10 Kekurang telitian pada penulisan bahasa asing pada kata and yang seharusnya dicetak
miring and. 3
Gambar 2.11 Kesalahan penulisan kata maxila yang seharusnya ditulis maksila. 3
17
Gambar 2.12 Kekurang telitian pada penulisan bahasa asing pada kata and yang seharusnya
dicetak miring and. 3
Revisi: koreksi pada ukuran font 10, huruf besar, dan cetak tebal.
Gambar 2.1 Anatomi gigi (Netter, 2006)
Gambar 2.2 Macam-macam gigi (Netter, 2006)
18
Gambar 2.13 Kesalahan pada tanda baca, serta penulisan bahasa asing pada kata and yang seharusnya
dicetak miring and. 3
Revisi:
(Rensburg, 1995; Tortora and Derrickson, 2013) tanpa tanda koma dan
tercetak miring.
Email merupakan bagian terluar gigi (Machfoedz, 2005). Email terdiri dari
96%-97% bahan anorganik terutama hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2), 1% bahan
organik, dan 3%-4% air (Rensburg, 1995) kesalahan letak tanda titik, satuan
berupa %, dan tanda kurung buka yang masih subscript.
Gambar 2.14 Kurangmya penggunaan tanda hubung, seharusnya tertulis minggu ke-6 kehamilan. 3
19
Gambar 2.15 Kesalahan pada penulisan keterangan gambar 2.3, serta penulisan sumber pustaka. 3
Revisi:
Gambar 2.3 yang tercetak tebal, keterangan gambar ukuran font 10, setelah
sumber pustaka baru diakhiri tanda titik.
(Finn, 2003; McDonald and Avery) dan (Mc Donald and Avery, 2004) kata
and tercetak miring.
20
Gambar 2.16 Kesalahan penulisan kata gig yang seharusnya ditulis gigi. 3
Gambar 2.17 Kesalahan pada penulisan bahasa asing pada kata dan yang seharusnya dicetak miring and. 3
Gambar 2.18 Kesalahan pada penulisan bahasa asing pada kata and yang seharusnya dicetak miring
and. 3
21
Gambar 2.19 Kesalahan pada penulisan bahasa asing pada kata and yang seharusnya dicetak miring
and. 3
Gambar 2.20 Kesalahan pada penulisan bahasa asing pada kata crowding, and yang seharusnya
dicetak miring. Kurangnya penulisan tanda baca koma pada sumber pustaka. 3
Revisi:
1. Makrodonsia
Makrodonsia adalah anomali gigi yang ukurannya yang lebih besar dari
ukuran normalnya. Secara klinis keadaan makrodonsia dapat berhubungan dengan
crowding, maloklusi atau impaksi (White and Pharoah, 2014). Mikrodonsia sering
ditemukan pada gigi insisif sentral rahang atas dan gigi kedua premolar rahang
bawah. Keadaan ini dapat pula berhubungan dengan gigi fusi dan germinasi
(Welbury, et al., 2005).
22
Gambar 2.21 Kesalahan pada penulisan bahasa asing pada kata cusp, and yang seharusnya
dicetak miring menjadi cusp,and. 3
Revisi:
Dens Evaginatus dan Talon Cusp adalah anomali bertambahnya cusp dari
jumlah cusp seharusnya biasanya cusp berbentuk tuberkel. Dens Evaginatus
adalah sebutan untuk anomali yang terjadi pada permukaan oklusal, adanya
tambahan cusp pada sentral groove atau ridge pada gigi posterior umumnya
ditemukan pada rahang bawah, sedangkan Talon Cusp adalah sebutan untuk
anomali yang terjadi pada gigi insisif sentral dan lateral umumnya ditemukan
pada rahang atas (Cameron and Widmer, 2013; Pinkham, 2005; Welbury, et al.,
2005).
23
Revisi:
Denntinogenesis Imperketa seharusnya tertulis Dentinogenesis Imperfekta.
Gambar 2.23 Kurangnya penulisan tanda baca koma pada sumber pustaka.3
Revisi:
(Behrman, et al., 2000; Welbury, et al., 2005).
24
Gambar 2.24 Pemilihan kata yang kurang sesuai dalam penulisan sumber pustaka. 3
Revisi:
Behrman., Kliegman. and Arvin. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Ed. ke15, Vol.2. Jakarta: EGC.
25
Cameron, A.C and R.P. Widmer. 2013. Handbook of Pediatric Dentistry. 4th
ed. Canberra: Mosby Elsevier.
Dorland, N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi ke-29. Jakarta: EGC.
Eversole, L.R. 2011. Clinical Outline of Oral Pathology. USA: PMPH-USA.
Gambar 2.26 Contoh penulisan daftar pustaka yang benar dan salah. 3
Revisi:
Kadi, F, et al. 2008. Kesetaraan Hasil Skrining Risiko Penyimpangan
Perkembangan Menurut Cara Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) dan
Denver II pada Anak Usia 12-14 Bulan dengan Berat Lahir Rendah. (Online).
Sari Pediatri. 10:29-33. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/10-1-5.pdf . Diakses
pada 20 April 2015.
Koch, G. and S. Paulsen. 2009. Pediatric Dentistry: A Clinical Approach. 2nd
ed. Copenhagen: Munksagaard.
Machfoedz, I. 2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu
Hamil. Edisi ke-1. Yogyakarta: Fitramaya.
26
Gambar 2.27 Contoh penulisan daftar pustaka yang benar dan salah. 3
Revisi:
Singh, G. 2007. Textbook of Orthodontics. India: Jaypee.
Revisi:
rd
BAB III
SIMPULAN
Sebagai mahasiswa pastilah membuat karya ilmiah, selama proses pembuatan
makalah seorang mahasiswa wajib memahami ketentuan-ketentuan penyusunan
dan penulisan karya tulis ilmiah yang berlaku di lingkungan Universitas
Padjajaran. Pemahaman yang mendalam dan ketelitian penulis turut berperan
dalam memberikan hasil karya ilmiah yang maksimal.
27
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Padjajaran. 2011. Pedoman Penyusunan & Penulisan Tesis dan
Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana Unpad.
Gunadi, H.A, Ruslijanto, H, dan Mulyono, D. 2013. Metode Penulisan dan
Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: EGC.
Affandi, D.U. 2015. Distribusi frekuensi anomali gigi pada anak sekolah
dasar negeri desa Arjasari, kabupaten Bandung. Bandung: FKG Universitas
Padjajaran. Skripsi.
28