Anda di halaman 1dari 11

KIMIA ALTERASI

Kelompok 4
1. Dara Lidayul Masha
2. Desi Hanida
3. Eka Yulianti
4. Nia Asrianti

Alterasi

Ubahan

Komposisi Mineralogi Batuan


Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder.
Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang
mengalami pemanasan dan pada struktur
tertentu yang memungkinkan masuknya air
meteorik untuk dapat mengubah komposisi
mineralogi batuan.

Kimia Alterasi

Suatu proses pertukaran


kimia yang tidak dapat
dibalik.

Ketergantungan :
Kondisi fisik pada permukaan batas batuan dinding
dan larutan
Komposisi batuan dinding dan larutan
Jumlah relatif larutan dan batuan yang ikut pada
proses pertukaran

Pola Alterasi
Terdapat tiga jenis pola alterasi, yaitu :
Pervasive
Penggantian seluruh atau sebagian besar mineral
pembentuk batuan. Semua mineral primer pembentuk
batuan
telah
mengalami
alterasi,
walaupun
intensitasnya berbeda.
Selectively pervasive
Proses alterasi hanya terjadi pada mineral-mineral
tertentu pada batuan. Misalnya klorit pada andesit
hanya mengganti piroksen saja, sedangkan plagioklas
tidak ada yang terubah sama sekali.
Non-pervasive
Hanya bagian tertentu dari keseluruhan batuan yang
mengalami alterasi hidrotermal.

Ciri-Ciri Alterasi
Halo di sekitar mineralisasi tipe urat
Kehadiran batuan yang teralterasi sebagian baik

pada atau sekitar mineralisasi


Kehadiran mineral-mineral penciri alterasi
Kehadiran tekstur pengisian (infill textures) pada
batuan.

Reaksi-Reaksi Proses Alterasi


Hidrolisis : proses pembentukan mineral baru

akibat terjadinya reaksi kimia antara mineral


tertentu dengan ion H+
Hidrasi : Merupakan proses pembentukan mineral
baru dengan adanya penambahan molekul H2O
Dehidrasi : kebalikan dari hidrasi
Dekarbonisasi : reaksi kimia yan menghasilkan
oksida dan sulfida
Silisifikasi : proses penambahan atau produksi
kuarsa polimorfnya
Silisikasi : proses konversi atau penggantian
mineral silikat
Oksidasi : proses pengikatan oksigen
Reduksi : proses pelepasan oksigen

Tipe Alterasi
Argilik : terbentuk pada temperatur 100-300C,

fluida asam-netral, dan salinitas rendah.


Argilik lanjut : adanya kehadiran himpunan mineral

pirofilit, diaspor, andalusit, kuarsa, turmalin,


enargit, luzonit (untuk temperatur tinggi, 250350C), atau himpunan mineral kaolinit, alunit,
kalsedon, kuarsa, pirit (untuk temperatur rendah,<
180 C).
Potasik : terbentuk pada daerah yang dekat batuan

beku intrusif yang terkait, fluida yang panas


(>300C), salinitas tinggi, dan dengan karakter
magamatik yang kuat.

Tipe Alterasi
Porpilitik

: Terbentuk pada temperatur 200-300C pada pH


mendekati netral, dengan salinitas beragam, umumnya pada
daerah yang mempunyai permeabilitas rendah.

Propilitik

dalam : terbentuk pada kondisi temperatur tinggi


(>300C), yang dicirikan oleh kehadiran epidot, aktinolit, klorit,
dan ilit.

Filik : Terbentuk pada temperatur sedang-tinggi (230-400C),

fluida asam-netral, salinitas beragam, pada zona permeabel, dan


pada batas dengan urat.
Skarn : Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber

dengan batuan karbonat. Alterasi skarn terbentuk pada fluida


yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur tinggi
(sekitar 300-700C).

Gambar
Mineralogi dan
Alterasi dalam
sistim
Hidrothermal
( Corbet &
Leach 1996 )

Penampang ideal zonasi alterasi pada endapan


epitermal sulfida tinggi (HS), Summitville/Colorado,
USA.

Selesai

Anda mungkin juga menyukai