Anda di halaman 1dari 10

REGENERASI SIRIP KAUDAL IKAN GATUL (Poecillia sp.

) DAN IKAN GUPPY


(Poecillia reticulata)
Mita Larasati / 140342601011
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5, Malang 65145 Indonesia
e-mail: mitagenetika18@gmail.com

Abstrak
Ikan guppy (Poecilia reticulata) dan ikan gatul (Poecilia sp.) merupakan
anggota genus Poecilia yang ukuran tubuh ikan betina lebih panjang dan
besar daripada ikan jantan, selain pola warna ikan jantan lebih cerah
daripada betina. Ikan gatul dan guppy memiliki kemampuan regenerasi yang
luar biasa, dengan mudah mampu menggantikan jaringan atau organ yang
rusak misalnya organ sirip. Sirip kaudal ikan Guppy mudah tumbuh setelah
mengalami luka atau terpotong. Regenerasi sirip kaudal ini diamati dengan
menggunakan mikroskop cahaya dan pengukuran menggunkan kertas
milimeter atau mistar, yang dilakukan selama 3 minggu. Data dari hasil
penelitian disusun secara berurutan mulai dari awal pemotongan sampai
terlihatnya proses regenerasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
proses regenerasi sirip kaudal ikan Guppy dan Gatul terjadi beberapa tahap
yaitu: penutupan luka (wound healing), pembentukan blastema (blastema
formation), deferensiasi dan proliferasi, serta pertumbuhan regeneratif
(regenerative outgrowth) Dari data tersebut menunjukkan bahwa ikan Guppy
(Poecilia reticulata) dan ikan Gatul (Poecilia sp.) mengalami regenerasi
secara ephimorphosis. Bersamaan dengan proses tersebut, terjadi pula
proses pigmentasi, sehingga hasil akhir regenerasi menunjukkan pola warna
yang sama atau hampir sama dengan pola warna semula.
Keywords: regenerasi, sirip kaudal, ikan gatul, ikan guppy, pigmentasi
_________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Ikan guppy (Poecilia reticulata) dan ikan gatul (Poecilia sp.) merupakan salah satu
spesies ikan air tawar yang populer di dunia sebagai ikan hias dan dalam keadaan liar
mudah ditemukan dalam jumlah banyak di lingkungan sekitar kita seperti di parit-parit dan
selokan. Ikan guppy dan gatul merupakan anggota kingdom Animalia, filum Chordata, kelas
Actinopterygii, ordo Cyprinodontiformes, famili Poeciliidae, dan genus Poecilia (Poeser et al.,
2005).
Ikan anggota genus Poecilia ditemukan di perairan dengan suhu 27 C dengan banyak
terdapat alga hijau serta plankton. Genus Poecilia pada umumnya berukuran tubuh kecil,

ikan betina memiliki ukuran yang lebih panjang dan besar daripada ikan jantan. Panjang
maksimal ikan jantan mencapai 21 mm sedangkan ikan betina mencapai 38 mm. Tubuh ikan
betina membulat, sedangkan ikan jantan ramping (Pusparini dkk., 2009). Pola warna pada
tubuh ikan betina cenderung polos, sedangkan ikan jantan memiliki pola warna yang
beragam, terdapat spot hitam dari melanofor, spot atau smear oranye sampai kemerahan
dari pigmen karotenoid, dan warna metalik dari guanofor (Poeser et al., 2005). Ciri
morfologis genus Poecilia antara lain memiliki 5 macam sirip yaitu sirip dada, sirip anal, sirip
perut, sirip punggung, dan sirip ekor. Tipe tulang ekor adalah isocercal yaitu bentuk
membulat dan bersambung membentuk percabangan dengan tulang ekor (Pusparini dkk.,
2009).
Anggota genus Poecilia berbeda dari ikan air tawar yang lainnya dalam hal sistem
reproduksinya. Ikan betina melahirkan anak-anaknya, sedangkan ikan jantan memiliki organ
genital eksternal yaitu gonopodium, yang berkembang dari modifikasi sirip anal. Fertilisasi
terjadi secara internal, perkembangan telur dan embrio terjadi di dalam ovarium. Embrio
yang siap dilahirkan dikeluarkan oleh ikan betina melalui kloaka (Eddy & Underhill, 1978).
Berbeda dengan mamalia, ikan gatul dan guppy yang merupakan ikan bertulang keras
memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa dan dengan mudah mampu menggantikan
jaringan atau organ yang rusak misalnya organ sirip (Poss et al., 2003). Sirip-sirip pada ikan
mampu beregenerasi apabila rusak atau dipotong. Regenerasi merupakan suatu proses
perbaikan struktur yang hilang atau rusak. Perbaikan ini terjadi dengan sempurna atau
mendekati sempurna (Poss et al., 2003). Berdasarkan mekanisme selulernya, regenerasi
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu morphallaxis dan epimorphosis. Morphallaxis adalah
regenerasi bagian tubuh yang hilang dengan cara renovasi jaringan yang tersisa.
Pertumbuhan untuk mencapai ukuran semula memerlukan proliferasi selular tetapi selama
proses regeneratif sangat sedikit terjadi proliferasi selular, contohnya terjadi pada Hydra.
Sedangkan pada epimorphosis mekanisme pertama melibatkan diferensiasi struktur yang
matang untuk membentuk suatu massa sel yang sama, melibatkan proliferasi selular aktif
sebelum penggantian bagian tubuh yang hilang (Katogi et al., 2004). Regenerasi
epimorphosis misalnya terjadi pada ikan zebra (Suzuki et al., 2005). Regenerasi sirip kaudal
ikan zebra terdiri dari empat tahap yaitu tahap penutupan luka (wound healing);
pembentukan blastema, yaitu sekelompok sel yang belum terdiferensiasi dan memiliki
kemampuan untuk tumbuh dan berdiferensiasi (blastema formation); pertumbuhan
regeneratif (regeneratif outgrowth); proliferasi dan differensiasi yang terjadi secara
berurutan. Pada proses regenerasi, proses perbaikan morfologi sirip ikan (jari-jari dan
ukuran) juga disertai dengan proses pigmentasi sehingga dihasilkan pola warna yang sama
atau mendekati pola warna awal sebelum sirip dipotong (Johnson & Weston, 1995).

METODE
1. Waktu dan Tempat
Tanggal

: 29 Oktober 20 November 2015.

Tempat

: Gedung O5, ruang O5.212

Jam

: 09.35-12.10 WIB

2. Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan guppy betina (Poecillia
reticulata) dan ikan gatul jantan (Xiphohorus sp.) masing-masing berjumlah tiga ekor.
3. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Aquarium,

jaring

ikan,

scalpel,

kertas

milimeter,mikroskop

cahaya

dengan

perbesaran 40 kali, kaca benda, cawan petri, sendok, mistar, tissue, sendok, dan
kamera digital.
b. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ikan gatul jantan, ikan guppy betina, air, pakan ikan, Hydrilla.
2. Prosedur Kerja
Pemilihan ikan gatul jantan dan ikan guppy betina yang akan dipotong sirip
kaudalnya. Sebelum dilakukan pemotongan terlebih dahulu ikan diamati pola warna dan
diukur panjang sirip kaudalnya. Setelah itu dilakukan pemotongan pada sirip kaudal
untuk menginduksi regenerasi. Pemotongan sirip kaudal dilakukan diatas cawan petri
yang dibawahnya telah diberi kertas milimeter atau mistar. Pemotongan sirip kaudal
dilakukan secara vertikal bagian sirip kaudal sehingga bagian yang terdapat pola
warna

juga terpotong dan tidak menyebabkan ikan mati. Setelah pemotongan,

dilakukan pengukuran panjang sirip kaudal yang tidak terpotong (pada tubuh ikan). Ikan
guppy dan ikan gatul yang telah dipotong sirip kaudalnya dipelihara di dalam aquarium
yang telah berisi air sebanyak bagian dan sedikit Hydrilla. Pengamatan pada sirip
kaudal ikan gatul jantan dan ikan guppy betina dilakukan selama 3 minggu. Setiap
minggu dilakukan pengukuran pertambahan panjang regenerat menggunakan mistar
atau kertas milimeter, pengamatan proses pigmentasi dan pembentukan jari-jari sirip
menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 40 kali. Data/hasil pengamatan
berupa gambar sirip kaudal hasil dokumentasi menggunakan kamera digital dan data
hasil pengukuran menggunakan mistar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Regenerasi merupakan suatu proses perbaikan struktur yang hilang atau rusak (Poss et
al., 2003). Pengamatan regenerasi sirip kaudal ikan gatul jantan (Poecilia sp.) dan ikan

guppy betina (Poecilia reticulata) dilakukan dengan mengamati proses perubahan pada sirip
kaudal setelah dipotong secara vertikal bagian sampai terbentuk kembali bagian sirip
yang hilang selama 3 minggu. Sirip kaudal ikan guppy betina sebelum dipotong memiliki
panjang awal 8 mm dengan tipe ekor membulat (Gambar 1). Setelah pemotongan, panjang
sirip kaudal yang tersisa 3 mm dengan tipe ekor bersegi (Gambar 3). Pada ikan gatul jantan,
sirip kaudal sebelum dipotong memiliki panjang awal 6 mm dengan tipe ekor membulat
dengan sedikit meruncing di bagian dorsal (Gambar 2). Setelah dipotong, panjang sirip
kaudal menjadi 3 mm dengan ekor menjadi bentuk bersegi (Gambar 4). Selama 3 minggu
sejak induksi regenerasi (pemotongan sirip kaudal) terjadi pertambahan panjang regenerat
dan perbaikan bentuk morfologi sirip menuju ke keadaan semula.
Pada praktikum, pengamatan regenerasi sirip ikan gatul jantan dan ikan guppy betina
hanya dilakukan pada hari ke-0, hari ke-14 dan hari ke 21 sehingga banyak proses
regenerasi yang tidak teramati. Untuk membahas proses regenerasi yang terlewati tersebut
dilakukan studi pustaka. Menurut Katogi (2004) pada hari pemotongan sirip (H-0) beberapa
ikan akan mengalami pendarahan pada bagian yang dipotong dari pembuluh darah. Namun
pada praktikum, terjadi atau tidaknya pendarahan pada ikan gatul dan guppy tidak dapat
diamati karena pengamatan tidak menggunakan mikroskop cahaya. Pada hari pertama
setelah pemotongan terjadi proses penyembuhan luka, yang tampak berupa warna
transparan yang bergelombang pada bagian yang dipotong mengikuti bentuk tepi jari-jari
dan membran yang terpotong. Selain itu, di hari pertama juga terbentuk blastema yaitu
sekelompok sel yang belum terdiferensiasi dan memiliki kemampuan untuk tumbuh dan
berdiferensiasi. Blastema terbentuk dari proliferasi sel-sel mesenkim (Chablais & Jazwinska,
2010). Setelah tahap pembentukan blastema, dilanjutkan dengan tahap pertumbuhan
regeneratif. Dicirikan dengan terjadinya proses angiogenesis, pembentukan pulau-pulau
darah yang mengumpul di ujung jari-jari dan berkembang menjadi pembuluh darah pada
hari ke-7 (Iza, 2010). Pada kondisi ini, blastema pada bagian yang mengalami regenerasi
tersusun atas mesenkim yang telah matang serta terjadi diferensiasi sel-sel disekitarnya
menjadi sel skleroblas dan sel fibroblas. Selain itu juga terbentuk sel-sel saraf (Poss et al.,
2003).
Pengukuran panjang sirip kaudal ikan guppy betina pada hari ke-14 menunjukkan
penambahan panjang yang signifikan menjadi 0,6 mm (Garfik 1) artinya sirip sudah
mengalami perbaikan sebanyak 75% (Tabel 1), dan pada hari ke 21 panjang sirip kaudal
sudah mencapai 7 mm (regenerasi 87,5%) yang menunjukkan perbaikan sirip kurang 1 mm
mendekati ukuran semula yaitu 8 mm (Tabel 1). Pada hari ke-14 bentuk morfologi sirip
kaudal ikan guppy betina sudah kembali ke bentuk awal yaitu membulat (Gambar 5). Pada
ikan gatul jantan, terjadi pertambahan panjang regenerat yang signifikan pada hari ke-14

yaitu menjadi 5 mm dan pada hari ke-21 panjang sirip kaudal sudah kembali ke ukuran
semula (Tabel 1 dan Garfik 1). Pada hari ke-14 bentuk morfologi sirip kaudal ikan guppy
betina sudah kembali ke bentuk awal yaitu membulat (Gambar 5), sedangkan bentuk
morfologi sirip kaudal ikan gatul jantan baru kembali ke bentuk semula yaitu membulat
dengan sedikit meruncing di bagian dorsal setelah hari ke-21 (Gambar 8). Pada hari ke-14
bentuk sirip kaudal ikan gatul jantan sebenarnya sudah mulai tumbuh kembali seperti bentuk
awal namun pertumbuhannya masih belum merata (Gambar 6). Pada hari ke-21 bentuk sirip
kaudal ikan guppy betina semakin membulat sempurna (Gambar 7).

Guppy (Poecilia reticulate)

Gatul (Poecilia sp.)

Gambar 1. Sebelum
pemotongan. Sc = 8 mm

Gambar 2. Sebelum pemotongan


Sc= 6 mm

Gambar 3. H-0 (Setelah dipotong


melintang) Sc= 3 mm

Gambar 4. H-0 (Setelah dipotong


melintang) Sc= 3 mm

Gambar 5. H-14
Sc= 6 mm

Gambar 6. H-14
Sc= 5 mm

Gambar 7. H-21
Sc= 7 mm

Gambar 8. H-21
Sc = 6 mm

Tabel 1. Tabel pertambahan panjang sirip kaudal dan persentase proses regenerasi
Hari pengamatan

Guppy Betina
Panjang
%
Sirip (mm)
8
100

Gatul Jantan
Panjang
%
sirip (mm)
6
100

H-0
(sebelum dipotong)
H-0
3
37,5
3
(setelah dipotong)
H-14
6
75
5
H-21
7
87,5
6
% = persentase proses regenerasi dilihat dari aspek panjang regenerat.

50
83
100

Grafik 1. Grafik pertambahan panjang regenerat (sirip kaudal) ikan gatul jantan dan ikan
guppy betina

Pada pengamatan hari ke-14 penambahan panjang regenerat terjadi karena


terbentuknya bagian-bagian sirip seperti jari-jari dan membran pada tahap proliferasi dan
diferensiasi. Jari-jari sirip kaudal terdiri dari segmen-segmen yang cekung yang
dihubungkan oleh ligament. Segmen jari-jari dikelilingi oleh selapis sel untuk pembentukan
tulang yaitu skleroblast. Pada ikan guppi dan ikan gatul, pembentukan jari-jari (Gambar 11 &

12) didahului dengan pembentukan blastema (Gambar 12). Setelah pembentukan blastema,
jari-jari sirip segera terbentuk. Perkembangan ruas jari-jari diduga melalui proses osifikasi
endokondral (Iza, 2010).
Warna tubuh ikan, termasuk sirip dihasilkan oleh pigmen yang disebut kromatofor. Sel
pigmen ini berasal dari neural crest (Mills & Patterson, 2008). Ikan memiliki beberapa jenis
kromatofor yaitu melanofor (pigmen hitam atau coklat-hitam), xantofor (pigmen kuning
kecoklatan), eritrofor (pigmen merah), iridofor (membiaskan cahaya), cyanophore (biru) dan
leukofor (pigmen putih atau krem). Pada pengamatan, pola warna sirip kaudal ikan guppy
betina sebelum dipotong potong menujukkan bercak-bercak warna kuning (xantofor) di
bagian dorsal dan bercak-bercak hitam (melanofor) yang mengisi hampir seluruh sirip
kaudal namun lebih banyak di daerah ventral dan pangkal sirip (Gambar 9). Pada ikan gatul
jantan, pola warna sirip berupa bercak-bercak warna hitam (melanofor) di hampir seluruh
bagian sirip namun lebih banyak mengumpul di daerah pangkal dan garis kuning kecoklatan
(xantofor) di bagian ventral (Gambar 10).

Gambar 9. H-0. Pola warna sirip kaudal Gambar 10. H-0. Pola warna sirip kaudal
ikan guppy betina. Panah putih: pigmen ikan gatul jantan. Panah merah: pigmen
kuning (xantofor) di bagian dorsal. Panah kuning kecoklatan (xantofor) di bagian
oranye: pigmen hitam (melanofor) di hampir
ventral . Panah oranye: pigmen hitam
seluruh bagian sirip.
(melanofor) di hampir seluruh bagian sirip,
banyak di pangkal sirip.

Pada pengamatan proses pigmentasi selama regenerasi sirip kaudal ikan guppy betina,
dapat diamati terjadinya pembentukan warna pada daerah regenerat dengan adanya
persebaran bercak hitam (melanofor) dan kuning (xantofor) (Gambar 11). Menurut
Anantyarta (2010) proses pigmentasi pada regenerasi sirip kaudal ikan guppy dan gatul
terjadi melalui beberapa tahap yaitu penyembuhan luka setelah pemotongan, reduksi
kromatofor yang ditunjukkan dengan terbentuknya gelombang (cekungan) yang mengikuti
jari-jari pada daerah yang dipotong, migrasi awal kromatofor oleh melanofor yang pada
praktikum ditunjukkan dengan persebaran bercak hitam di daerah regenerat (gambar 11),
proliferasi dan pembesaran ukuran kromatofor (misal xantofor pada gambar 11) yang
menyebabkan kromatofor terlihat jelas, dan migrasi kromatofor mengikuti jalur tertentu
hingga membentuk pola warna. Pada pengamatan, migrasi kromatofor (dalam hal ini

xantofor) teramati pada proses pigmentasi sirip kaudal ikan gatul jantan yang membentuk
pola warna oranye (kuning kecoklatan) di daerah ventral berupa garis panjang (gambar 14).

Gambar 11. H-14. Proses pigmentasi dan pembentukan jari-jari tulang sirip kaudal ikan guppy betina.
Anak panah biru: ruas jari-jari tulang lama, anak panah merah: ruas jari-jari tulang baru. Oval putih:
pigmen melanosit berupa spot hitam, oval kuning: pigmen xantofor berupa spot orange atau kuning
kecoklatan.

Gambar 12. H-14. Poecilia reticulate, Pembentukan jari-jari tulang baru dimulai dari batas regenerat.
Anak panah hitam: batas regenerat. Anak panah hijau: blastema. Oval putih: pigmen kuningkecoklatan , oranye (xantofor). Oval coklat: pigmen hitam (melanofor)

Gambar 13. H-21. Poecilia reticulate. Oval merah: proses pigmentasi berkembang pesat pada daerah
regenerat. Pigmen hitam (melanosit) semakin banyak.

Gambar 14. A (H-14): Proses pigmentasi pada daerah regenerat berkembang pesat, sudah terbentuk
pigmen oranye pada daerah ventral (panah merah) namun pada ujung masih belum terbentuk dan
melanosit juga sudah berkembang (panah hijau). B (H-21): bentuk morfologi sirip kaudal sudah
sempurna, pigmentasi makin berkembang namun belum sempurna.

Proses pigmentasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantara faktor tersebut yang
paling berperan adalah regulasi oleh gen dan hormon. Misalnya gen Csflr pada pola warna
menghambat munculnya xantofor (kuning) dan mendukung munculnya sedikit melanofor
(hitam), sedangkan gen Mitfa menghambat munculnya melanofor dan mendukung adanya
xantofor, sehingga reaksi gen Csflr dan Mitfa memunculkan pola strip. (Mills & Patterson,
2008)

KESIMPULAN
Proses regenerasi sirip kaudal ikan Guppy dan Gatul terjadi beberapa tahap yaitu:
penutupan luka (wound healing), pembentukan blastema (blastema formation), deferensiasi
dan proliferasi, serta pertumbuhan regeneratif (regenerative outgrowth) Dari data tersebut
menunjukkan bahwa ikan Guppy (Poecilia reticulata) dan ikan Gatul (Poecilia sp.)
mengalami regenerasi secara ephimorphosis. Bersamaan dengan proses tersebut, terjadi
pula proses pigmentasi, sehingga hasil akhir regenerasi menunjukkan pola warna yang
sama atau hampir sama dengan pola warna semula. Faktor yang paling berperan dalam
pigmentasi adalah regulasi oleh gen dan hormon.
DAFTAR RUJUKAN

Anantyarta, P. 2010. Ikan Gatul (Poecilia sp.) sebagai Kandidat Hewan Model: Proses
Pigmentasi pada Sirip Kaudal Selama Regenerasi. Skripsi. FMIPA. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Chablais, F., & Jazwinska, A. 2010. IGF Signaling Between Blastema And Wound Epidermis
Is Required For Fin Regeneration. Development and stem cells, 137: 871-879.
Eddy, S. & Underhill. 1978. How to Know the Freshwater Fishes. Iowa: Wm. C. Brown Co.
USA.
Iza, N. 2010. Ikan Gatul (poecilia sp.) sebagai Kandidat Hewan Model: Proses Regenerasi
Sirip Kaudal. Skripsi. FMIPA. Malang: Universitas Negeri Malang.
Johnson, S. L. & Weston J.A. 1995. Temperature-Sensitive Mutation That Cause StageSpecific Defect in Zebrafish Fin Regeneration. Genetics, 141: 1583-1595.
Katogi, R. et al. 2004. Large-Scale Analysis of The Genes in Fin Regeneration and Blastema
Formation in The Medaca, Oryzias latipes. Development, 4259: 226-501.
Mills, M. G. & Patterson, L.B. 2008. Seminars in Cell & Development on Vertebrates.
Pigment Development and Evolution in Vertebrates.
Painter, K. J. 2000. Model for Pigment Pattern Formationin The Skin of Fishes. Genetics,
121: 59-82.
Poeser, F. N. et al. 2005. Poecilia Wingei. (Online), (http://www.jjphoto.dk), diakses tanggal
27 November 2015.
Poss, K.D. et al. 2003. Mps Defines a Proximal Blastemal Proliverative Compartment
Essential for Zebrafish Fin Regeneration. Developmental, 129: 5141-5149.
Pusparini, D., Farichah, Gofur, A., Listyorini, D & Lestari, U. 2009. Ikan Gatul sebagai
Kandidat Hewan Model: Identifikasi Morfologi dan Taksonomi. (Online),
(http://um.ac.id), diakses tanggal 26 November 2015.
Suzuki, M., Satoh, A., Ide,H. & Tamura, K. 2005. Nerve-dependent and Independent Event in
Blastema Formation during Regeneration
of Zebrafish Fin Melanocytes.
Developmental, 312: 171-182.

Anda mungkin juga menyukai