Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Media Massa terhadap Sikap Masyarakat

OLEH:
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Tahun Akademik
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pengaruh Media Massa terhadap Sikap
Masyarakat tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada Dosen Mata Kuliah Teori dan Etika Berkomunikasi .
Atas segala bantuan, bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis
selama melakukan Penulisan hingga selesainya penyusunan Makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik membangun dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan Makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang Pendidikan IPS.

Makassar, Juni 2011


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang
informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu. Hal
ini disebabkan karena adanya perbedaan pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada
pengambilan sikap, hubungan sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya. Perubahan sosial
dimasyarakat berorientasi pada upaya untuk meninggalkan unsur-unsur yang mesti
ditinggalkan, berorientasi pada pembentukan unsur baru, serta berorientasi pada nilai-nilai
yang
telah
ada
pada
massa
lampau.

Tanpa sadar media massa telah membawa masyarakat masuk kepada pola budaya yang baru
dan mulai menentukan pola pikir serta perilaku masyarakat. Perubahan pola tingkah laku
yang paling terasa ialah dari aspek gaya hidup dan aspek ini paling kelihatan dalam
lingkungan generasi muda. Dampak yang ditimbulkan media massa beraneka ragam,
diantaranya: terjadinya perilaku menyimpang dari norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya
yang mana perilaku menyimpang tersebut dianggap sebagai bagian dari trend masa kini.
Dampak lainnya yaitu kecenderungan makin meningkatnya pola hidup konsumerisme yang
menuntut gaya hidup serba instant serta membuat menurunnya minat belajar dikalangan
generasi muda.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Media Massa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk
mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang
sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap
media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena
pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih
banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau
ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

2.Fungsi & Peranan Media Massa


A. Peranan media massa bagi masyarakat antara lain:
Sebagai sarana untuk mengidentifikasi diri nilai nilai lain di dalam media
Media dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman diri melalui orang lain
Media terkait mempromosikan pendekatan pendekatan alternative terhadap kegiatan
kemasyarakatan
Sebagai suatu hiburan, artinya media massa dapat menampilkan berbagai hiburan yang
bisa melepaskan rasa jenuh masyarakat.
B. Media massa di dalam pendidikan:
Peran media massa di dunia pendidikan yng terpenting adalah dapat memperluas wawasan
dan pengetahuan
Sebagai penyedia informasi bagi pelajar
Media massa dapat membantu pelajar dalam menyelesaikan tugas tugasnya
Dengan adanya media massa dapat mendorong pelajar untuk lebih aktif mencari ilmu
pengetahuan dan informasi
Mempermudah dan mempercepat administrasi pendidikan
C. Media massa dalam bidang ekonomi:

Media massa menyampaikan berbagai informasi seputar perkembangan ekonomi saat ini
Secara ekonomis, media massa adalah akses untuk mempermudah transaksi suatu barang
atau proses jual beli antara penyedia barang dan pembeli dalam hal ini konsumen
Mempercepat informasi mengenai perkembangan bursa efek maupun masalah
perkembangan saham di pasar.
D. Peran media massa terhadap psikologi, agama, & moral:
Nilai positif terhadap perkembangan psikologi, agama, & moral
Media sebagai sarana penghubung dalam menyampaikan berbagai informasi dan
pembahasan mengenai moral dan etika serta hal hal yang bersifat reliji kepada orang lain
atau masyarakat luas
Media massa khususnya televisi dapat dijadikan alat untuk menampilkan nilai nilai etika
moralitas agama
Media massa berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan seseorang, hal ini berarti media
dapat merubah kondisi psikologis seseorang untuk selalu konsisten melakukan hal hal yang
bernilai positif.
Dampak negatif media massa mengenai psikologi, agama, & moral
Bagi remaja maupun anak anak, pada dasarnya masih mempunyai jiwa yang labil, tidak
mempunyai pendirian yang teguh dan biasanya susah dalam hal pengendalian diri sehingga
pengaruh pengaruh negatif seperti perilaku perilaku menyimpang akibat dari pergeseran
nilai mudah mempengaruhi jiwa remaja dan menimbulkan gejala baru berupa krisis ahlak.
E. Media massa di dalam persaudaraan & persahabatan:
Media massa diartikan sebagai medium atau saluran yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang lain dalam hal mempererat tali persaudaraan
Mempermudah akses untuk berinteraksi dengan orang lain
Sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada teman lain, dll.
F. Bagi orang tua:
Peranan orang tua tidak terlepas dalam mengontrol sikap anak anaknya sehingga tidak
terjerumus untuk melakukan hal hal yang negatif. Orang tua sangat berperan dalam
mendukung dan mewaspadai segala hal yang bisa menjerumuskan masa depan anaknya.

3.Konsep Massa
Massa memiliki unsur-unsur penting, yaitu:
1.

Terdiri dari sekelompok masyarakat dalam jumlah yang sangat besar, yang
menyebar dimana-mana dan satu dengan lainnya tidak saling mengenal atau
pernah bertemu atau berhubungan secara personal.

2.

Jumlah massa yang besar menyebabkan massa tidak dapat dibedakan satu dengan
lainnya. Misalnya penonton RCTI dengan Anteve. Karenanya konsep massa dari
segmentasi sulit diprediksi dengan angka-angka pasti (akurat).

3.

Karena jumlah yang besar maka massa juga sukar diorganisir. Jumlah massa yang
besar itu cenderung bergerak sendiri-sendiri berdasarkan sel-sel massa yang dapat
dikendalikan oleh orang-orang dalam sel itu. Gerakan-gerakan massa akan
semakin besar apabila sel-sel itu bertemu dan bergerak berdasarkan kondisi sesaat
yang terjadi di lapangan. Interaksi yang terjadi biasanya bersifat emosional.

4.

Massa merupakan refleksi dari kehidupan sosial secara luas. Setiap bentuk
kehidupan sosial merefleksikan suatu kondisi masyarakat secara keseluruhan.

4. Proses Komunikasi Massa


Komunikasi massa dalam prosesnya melibatkan banyak orang yang bersifat kompleks dan
rumit. Menurut McQuail (1999) proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk:
1.

melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses
komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala
yang besar, sekali siaran atau pemberitaan jumlahdan lingkupnya sangat luas dan
besar.

2.

proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu dari
komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak. Interaksi yang
terjadi sifatnya terbatas.

3.

proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator dengan


komunikan. Ini menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung datar dan
bersifat sementara. Kalau terjadi sensasi emosional sifatnya sementara dan tidak
permanen.

4.

proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan
anonim.

5.

proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada hubungan kebutuhankebutuhan di masyarakat. Misalnya program akan ditentukan oleh apa yang
dibutuhkan pemirsa. Dengan demikian media massa juga ditentukan oleh rating
yaitu ukuran di mana suatu program di jam yang sama di tonton oleh sejumlah
khalayak massa.

5.Budaya Massa
Komunikasi massa berproses pada level budaya massa sehingga sifat-sifat komunikasi massa
sangat dipengaruhi oleh budaya massa yang berkembang di masyarakat di mana proses
komunikasi itu berlangsung. Dengan demikian, maka budaya massa dalam dalam komunikasi
massa memiliki karakter sebagai berikut:
1.

non-tradisonal, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya


populer. Acara-acara infoteiment, variety show, Indonesian idol merupakan
contohnya.

2.

budaya massa juga bersifat merakyat, tersebar di basis massa sehingga tidak
mengerucut pada tingkat elit, namun apabila ada elit yang terlibat dalam proses ini,
maka itu bagian dari proses dari basis massa itu sendiri.

3.

budaya massa juga memproduksi produk-produk massa. Semua orang dapat


memanfaatkan sebagai hiburan umum.

4.

budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populer sebagai sumber budaya
massa. Bahkan secara tegas dikatakan bahwa bukan populer kalau bukan budaya
massa, artinya budaya tradisional juga dapat menjadi populer apabila menjadi
budaya massa. Misalnya srimulat, campursari atau ludruk. Pada mulanya
kesenian tradisional ini berkembang di masyarakat tradisional dengan karakterkarekter tradisional, namun ketika kesenian ini dikemas di media massa maka
sentuhan-sentuhan populer mendominasi seluruh kesenian itu baik cerita, kostum,
latar dan tidak lagi menjadi sebatas konsumsi masyarakat pedesaan.

5.

budaya massa terutama diproduksi oleh media massa dengan biaya yang cukup
besar dengan harapan menghasilkan keuntungan yang lebih besar sebagai
kelanjutan budaya massa itu sendiri. Karena itu budaya massa diproduksi secara
komersial agar tidak saja menjadi jaminan keberlangsungan budaya massa namun
juga menghasilkan keuntungan bagi kapital yang diinvestasikan pada kegiatan
tersebut.

6.

budaya massa juga diproduksi secara eksklusif dengan simbol-simbol kelas sosial
atas sehingga terkesan modern dan prestisius, namun sebenarnya budaya massa
untuk siapa saja yang ingin menikmatinya. Syarat utama dari ekslusifitas budaya
massa ini adalah keterbukaan dan kesediaan terlibat dalam budaya secara massal.

6. Fungsi Komunikasi Massa


Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Robert
K.Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi
nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau
tersembunyi (latent function), yaitu fungsi tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap
fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional.
Selain manifest function dan latent function, setiap aktivitas sosial juga berfungsi melahirkan
(beiring function) fungsi-fungsi sosial lain, bahwa manusia memiliki kemampuan beradaptasi
yang sangat sempurna. Sehingga setiap fungsi sosial yang dianggap membahayakan dirinya,
maka ia akan mengubah fungsi-fungsi sosial yang ada. Contohnya pemberantasan korupsi
yang dilakukan oleh pemerintah, disatu sisi adalah untuk membersihkan masyarakat dari
praktik korupsi, namun di sisi lain tindakan pemberantasan korupsi yang tidak diikuti dengan
perbaikan sistem justru akan menimbulkan ketakutan bagi aparatur pemerintah secara luas
tentang masa depan mereka karena merasa tindakannya selalu diawasi, ditakuti dan ditindak.
Tak adanya perbaikan sistem yang baik dan ketakutan justru akan melahirkan (beiring)
model-model korupsi baru yang lebih canggih. Dengan demikian, aktivitas sosial lama itu
ketika mendapat tekanan sosial, kemudian mengalami metamorfosa dan kemudian
melahirkan aktivitas sosial.
Begitu pula dengan fungsi komunikasi media massa, sebagai aktivitas sosial masyarakat,
komunikasi media massa juga mengalami hal yang serupa. Seperti pemberitaan bahaya
Tsunami terhadap kehidupan masyarakat pantai. Di satu sisi pemberitaan tersebut adalah
informasi mengenai bagaimana masyarakat pantai dapat menghindari bahaya Tsunami ketika
bencana itu datang, tapi pemberitaan itu juga sekaligus menciptakan ketakutan dan
kecemasan yang amat sangat bagi masyarakat yang hidup di pesisir pantai. Bahkan
pemberitaan itu juga berdampak buruk bagi orang-orang pegunungan yang akan
merencanakan pindah tempat tinggal ke daerah pesisir.

a) Fungsi pengawasan
Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat digunakan untuk pengawasan
terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan
dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat
dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Seperti, pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia yang dilakukan melalui media
massa dan ditujukan kepada masyarakat, maka fungsinya untuk kegiatan preventif agar
masyarakat tidak terjerumus dalam pengaruh narkoba. Sedangkan fungsi persuasif sebagai
upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang
dilakukannya. Medai massa dapat memberi reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan
fungsional bagi anggota masyarakat lainnya, namun sebagainya akan memberikan
punishment apabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial
lainnya di masyarakat.
b) Fungsi social learning
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan
pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan
pencerahan-pencerahan kepada masyarakat di mana komunikasi massa itu berlangsung.
Komunikasi massa itu dimaksukan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien
dan menyebar secara bersamaan di masyarakat secara luas. Fungsi komunikasi massa ini
merupakan sebuah andil yang dilakukan untuk menutupi kelemahan fungsi-fungsi paedogogi
yang dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka, di mana karena sifatnya, maka fungsi
paedogogi hanya dapat berlangsung secara eksklusif antara individu tertentu saja.
c) Fungsi penyampaian informasi
Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, emiliki fungsi utama, yaitu menjadi
proses penyampaian informai kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan
informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu
cepat sehingga fungsi informasi tercapai dalam waktu cepat dan singkat.
d) Fungsi transformasi budaya
Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-fungsi lain yang
lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya. Komunikasi massa sebagaimana difat-sifat
budaya massa, maka yang terpentin adalah komunikasi massa menjadi proses transormai
budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama
yang dilakukan oleh media massa.
Fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi
lainnya terutama fungsi social learning, akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih kepada
tugasnya yang besar sebagai bagian dari bidaya global. Sebagaimana diketahui bahwa
perubahan-perubahan budaya yang disebabkan karena perkembangan telematika menjadi
perhatian utama semua masyarakat di dunia, karena selain dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan juga dapat dipergunakan untuk fungsi-fungsi lainnya, seperti politik,
perdagangan, agama, hukum, militer, dan sebagainya. Jadi, tidak dapat dihindari bahwa
komunikasi massa memainkan peran penting dalam proses ini di mana hampir semua
perkembangan telematika mengikut-sertakan proses-proses komunikasi massa terutama
dalam proses transformasi budaya.
e) Hiburan
Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain,

komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komuniasi
massa menggunakan media massa, adi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa
juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.
Transformasi budaya yang dilaksanakan oleh komunikasi massa mengikut-sertakan fungsi
hiburan ini sebagai bagian penting dalam fungsi komunikasi massa. Hiburan tidak terlepas
dari fungsi media massa itu sendiri dan juga tidak terlepas dari tujuan transformasi budaya.
Dengan demikian, maka fungsi hiburan dari komunikasi massa saling mendukung fungsifungsi lainnya dalam proses komunikasi massa.

7. Pengaruh media massa terhadap perubahan sosial masyarakat


Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti media massa,
menyebabkan terjadi perubahan secara cepat dimana-mana. Media massa sedikit demi sedikit
membawa masuk masyarakat ke suatu pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola
pikir serta budaya perilaku masyarakat. Tanpa disadari media massa telah ikut mengatur
jadwal
hidup
kita
serta
menciptakan
sejumlah
kebutuhan.
Keberadaaan media massa dalam menyajikan informasi cenderung memicu perubahan serta
banyak membawa pengaruh pada penetapan pola hidup masyarakat. Beragam informasi yang
disajikan dinilai dapat memberi pengaruh yang berwujud positif dan negatif. Secara perlahanlahan namun efektif, media membentuk pandangan masyarakat terhadap bagaimana
seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan
dunia
sehari-hari.
Media memperlihatkan pada masyarakat bagaimana standar hidup layak bagi seorang
manusia, sehingga secara tidak langsung menyebabkan masyarakat menilai apakah
lingkungan mereka sudah layak atau apakah ia telah memenuhi standar tersebut dan
gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang di lihat, didengar dan dibaca dari media.
Pesan/informasi yang disampaikan oleh media bisa jadi mendukung masyarakat menjadi
lebih baik, membuat masyarakat merasa senang akan diri mereka, merasa cukup atau
sebaliknya mengempiskan kepercayaan dirinya atau merasa rendah dari yang lain.
Pergeseran pola tingkah laku yang diakibatkan oleh media massa dapat terjadi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Wujud perubahan pola tingkah laku
lainnya yaitu gaya hidup. Perubahan gaya hidup dalam hal peniruan atau imitasi secara
berlebihan terhadap diri seorang firgur yang sedang diidolakan berdasarkan informasi yang
diperoleh dari media. Biasanya seseorang akan meniru segala sesuatu yang berhubungan
dengan idolanya tersebut baik dalam hal berpakaian, berpenampilan, potongan rambutnya
ataupun cara berbicara yang mencerminkan diri idolanya (Trimarsanto, 1993:8). Hal tersebut
diatas
cenderung
lebih
berpengaruh
terhadap
generasi
muda.
Secara sosio-psikologis, arus informasi yang terus menerpa kehidupan kita akan
menimbulkan berbagai pengaruh terhadap perkembangan jiwa, khususnya untuk anak-anak
dan remaja. Pola perilaku mereka, sedikit demi sedikit dipengaruhi oleh apa yang mereka
terima yang mungkin melenceng dari tahap perkembangan jiwa maupun norma-norma yang
berlaku. Hal ini dapat terjadi bila taayangan atau informasi yang mestinya di konsumsi oleh
orang
dewasa
sempat
ditonton
oleh
anak-anak
(Amini,
1993).
Dampak yang ditimbulkan media massa bisa beraneka ragam diantaranya terjadinya perilaku
yang menyimpang dari norma-norma sosial atau nilai-nilai budaya. Di jaman modern ini
umumnya masyarakat menganggap hal tersebut bukanlah hal yang melanggar norma, tetapi
menganggap bagian dari trend massa kini. Selain itu juga, perkembangan media massa yang
teramat pesat dan dapat dinikmati dengan mudah mengakibatkan masyarakat cenderung

berpikir
praktis.
Dampak lainnya yaitu adanya kecenderungan makin meningkatnya pola hidup
konsumerisme. Dengan perkembangan media massa apalagi dengan munculnya media massa
elektronik (media massa modern) sedikit banyak membuat masyarakat senantiasa diliputi
prerasaan tidak puas dan bergaya hidup yang serba instant Gaya hidup seperti ini tanpa sadar
akan membunuh kreatifitas yang ada dalam diri kita dikemudian hari.
Rubrik dari layar TV dan media lainnya yang menyajikan begitu banyak unsur-unsur
kenikmatan dari pagi hingga larut malam membuat menurunnya minat belajar dikalangan
generasi muda. Dari hal tersebut terlihat bahwa budaya dan pola tingkah laku yang sudah
lama tertanam dalam kehidupan masyarakat mulai pudar dan sedikit demi sedikit mulai
diambil perannya oleh media massa dalam menyajikan informasi-informasi yang berasal dari
jaringan nasional maupun dari luar negeri yang terkadang kurang pas dengan budaya kita
sebagai bangsa timur.

BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Media massa pada umunya merupakan sektor pranata modern, yang sampai batas tertentu
adalah asing untuk negara dan kebudayaan negara ketiga. Untuk memasukkannya diperlukan
baik oleh alih teknologi maupun kemampuan adaptasinya terhadap kebutuhan dunia ketiga
( Tharpe, 1992). Secara umum media massa merupakan sarana penyampaian informasi dari
sumber
informasi
(komunikator)
kepada
penerima
informasi
(komunikan).
Masuknya informasi oleh media massa membawa dampak perubahan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Dengan demikian Informasi memiliki kekuatan baik yang membangun dan
merusak ( Wahyudi, 1992). Artinya media massa dalam hal ini berwajah ganda. Informasi
yang sampai kemasyarakat dapat ditanggapi berbeda-beda oleh setiap individu tergantung
pada kepentingannya masing-masing serta tergatung dari kemampuan masyarakat dalam
memanfaatkan
informasi
yang
datang
secara
proporsional.
Dampak yang paling kontras dirasakan dikalangan masyarakat ialah perubahan gaya hidup
dan pola tingkah laku yang menuntut masyarakat bersikap serba instant sehingga
menyebabkan terjadi pergeseran nilai-nilai budaya dalam kehidupan masyarakat. Media
massa mempengaruhi gaya hidup masyarakat untuk menjadi serupa dengan apa yang
disajikan oleh media. Sadar atau tidak masyarakat pun masuk kedalamnya bahkan menuntut
lebih dari itu. Kehadiran media massa dirasakan lebih berpengaruh terhadap generasi muda
yang
sedang
berada
dalam
tahap
pencarian
jati
diri.
Informasi-informasi yang diterima dari media tersebut mempengaruhi kehidupan sosial
budaya suatu masyarakat baik dalam persepsi sikap serta perilaku hidupnya. Dari pejelasanpenjelasan diatas, secara tersirat kehadiran media massa telah memunculkan suatu budaya
baru yang menginginkan masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap budaya tersebut.
Budaya ini dikenal dengan sebagai budaya populer atau budaya pop (Sugihin, 1991).
Penyesuaian sikap masyarakat terhadap budaya populer ini menyebabkan terjadinya

perubahan sosial dalam seluruh dimensi kehidupan masyarakat dan menuntut masyarakat
untuk beralih dari masyarkat tradisional menuju ke masyarakat dengan pola hidup modern.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Agustriono, et.al. 1996. Dampak Globalisasi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Kehidupan
Sosial Budaya Masyarakat Di Daerah Sumatera Utara. Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan
Mappiare, Syahrir, et.al. 1996. Dampak Globalisasi Informasi Dan Komunikasi Terhadap
Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan Di Sulawesi Tengah. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan
Murniatmo, gatut, et.al. 1997. Dampak Globalisasi Informasi Terhadap Kehidupan Sosial
Budaya Masyarakat Pedesaan Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan: Yogyakarta
Pratikto, Riyono. 1997. Komunikasi Pembangunan Edisi I. Bandung.
Purwasito, Andrik. 1993. Pengaruh TV dan Cara Menyikapinya. Kedaulatan Rakyat: Sabtu, 6
november

Anda mungkin juga menyukai