LAPORAN PENYULUHAN
Oleh
dr. Steffy Rebecca Gosal
E.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana (KB)
II. Permasalahan
Walaupun pemerintah telah menghimbau pemberian ASI ekslusif, angka
pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari
pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%, antara
2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9 dan antara 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu
cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu antara 1997
sebesar 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2002 - 2003 pada tahun 2003
terdapat sekitar 6,7 juta balita (27,3%) menderita gizi kurang dan 1,5 juta diantaranya gizi
buruk. Anemia defisiensi besi dijumpai pada sekitar 8,1 juta anak. Apabila dikaitkan
dengan pemberian ASI ekslusif, keadaan ini cukup memprihatinkan.
Menurunnya angka pemberian ASI dan meningkatnya pemakaian susu formula
disebabkan antara lain rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara
menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas
kesehatan, persepsi-persepsi sosial-budaya yang menentang pemberian ASI, dan
pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan formula yang tidak saja mempengaruhi
para ibu, namun juga para petugas kesehatan.
Berdasarkan keadaan tersebut, maka pengetahuan masyarakat khususnya
pemahaman orang tua bayi dan balita mengenai pentingnya ASI eksklusif perlu
ditingkatkan agar jumlah bayi yang memperoleh ASI eksklusif dapat meningkat.
III.Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud
mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi "Pentingnya ASI Eksklusif". Pada
penyuluhan ini akan disampaikan mengenai pengertian ASI Eksklusif, manfaat dan
keunggulan ASI, dan cara menyusui yang baik dan benar, dan lain sebagainya.
Selain itu, pemateri akan mengidentifikasi berapa banyak ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Pada penyuluhan ini, diberikan pula
kesempatan kepada para peserta untuk bertanya seputar pentingnya ASI eksklusif.
IV. Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan mengenai Pentingnya ASI Eksklusif ini dilaksanakan pada
tanggal 16 April 2013, bertempat di lokasi poskesdes desa Kajuara, Kabupaten Barru.
Penyuluhan ini dibawakan oleh dr. Steffy Rebecca Gosal dengan menggunakan
media flip chart. Penyuluhan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari 12 orang ibu dan
beberapa kader kesehatan. Selama penyuluhan, pemateri menyampaikan informasi
mengenai pentingnya ASI eksklusif yang diselingi dengan penggalian informasi dari ibuibu peserta penyuluhan mengenai seberapa banyak ibu-ibu yang mengikuti penyuluhan
ini yang memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka. Pemateri juga menyampaikan
informasi mengenai pengertian ASI Eksklusif, manfaat dan keunggulan ASI, dan cara
menyusui yang baik dan benar, dan lain sebagainya. Kemudian di akhir sesi, pemateri
memberi kesempatan kepada peserta dan kader kesehatan setempat untuk bertanya
seputar pentingnya ASI eksklusif.
V. Evaluasi
V.1. Kesimpulan
Jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif di desa Kajuara masih kurang.
Hal ini ditunjukkan dari jumlah ibu-ibu yang menjadi peserta penyuluhan, ada
beberapa yang tidak memberikan ASI eksklusif dengan beberapa alasan yaitu
produksi ASI yang kurang atau tidak ada, bayi tidak ingin menyusui dari ibunya, dan
kesibukan dari ibu sehingga tidak sempat menyusui. Setelah mendapatkan materi
penyuluhan, banyak peserta yang baru menyadari akan pentingnya ASI eksklusif
terutama sampai umur anak 6 bulan. Antusiasme peserta cukup tinggi selama
pemberian materi ASI eksklusif. Hampir seluruh peserta aktif memberikan
pertanyaan seputar ASI maupun masalah kesehatan anak.
V.2. Saran
Penyuluhan maupun informasi tentang pentingnya ASI eksklusif harus terus
digalakkan, terutama untuk para ibu muda. Ibu-ibu yang tidak memberikan ASI
eksklusif pada anaknya dengan alasan kesibukan atau anak yang tidak menginginkan
ASI ternyata kebanyakn karena mereka menganggap ASI bisa digantikan dengan
susu formula. Untuk itu, informasi tentang cara yang tepat untuk memberikan nutrisi
yang baik adalah dengan memulai memberikan ASI eksklusif.
Pendataan ini harus tetap dipertahankan agar kita dapat mengetahui dengan
pasti jumlah ibu yang tidak memberikan ASI kepada bayinya, sehingga pihak atau
petugas kesehatan dapat melakukan intervensi agar ibu-ibu di seluruh wilayah kerja
Puskesmas Padongko Barru dapat memahami pentingnya ASI eksklusif dan tentunya
agar mereka dapat memberikan ASI yang tepat kepada anak-anaknya.
Peserta,
Pendamping,