Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,
berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan
lingkungan akuntansi, politik, sosiologi, dan hokum tempat akuntansi beroperasi.
Postulate Akuntansi
1)
Postulat Entitas
Akuntansi mengatur hasil operasi dari suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik
entitas. Postulate entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi
yang terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulate merumuskan bidang perhatian
akuntan dan membatasi objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang dimasukkan ke dalam
laporan keuangan. Selain itu, postulate juga memungkinkan akuntan membedakan antara
transaiksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah transaksi
perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggung jawab pelayanan manajemen
berada pada pemegang saham.
Defini lain entitas akuntasi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbgaai pemakai,
dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini lebih
berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan.
2)
Postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi. Dalil ini
berasumsi bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa yang akan datang
yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk jangka waktu
yang tidak tertentu.
3)
Meskipun postulate kelangsungan usaha menyatakan bahwa setiap perusahaan akan tetap ada
pada periode waktu yang tidak terbatas, namun adalakalanya pemakai meminta berbagai
informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka
pendek. Dari hal tersebut maka postulate periode akuntansi menyatakan bahwa laporan
keuangan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.
Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan
operasional, struktur organisasi, dan karyawan yang berdasarkan sasaran, standar dan kriteria
yang telah ditetapkan sebelummya ( Mulyadi, 1997; 419).
Pengukuran kinerja bisa didasarkan pada informasi keuangan maupun non keuangan, oleh sebab
itu pengukuran kinerja dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Pengukuran kinerja manajerial
Menurut Mahmud dan Halim, (2003, 75) ukuran kinerja meliputi rasio-rasio berikut :
a. Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
ditagih.
b. Rasio Aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat
aktivitas aset.
c. Rasio Solvabilitas mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya.
d. Rasio Profitabilitas mengukur seberapa kemampuan perusahaan menghasilkan laba
(Profitabilitas).
e. Rasio Pasar mengukur perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai pasar.
Rasio Keuangan sebagai pengukuran kinerja keuangan dalam laporan keuangan perusahaan
dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk memprediksi laba bersih dan dividen pada masa
yang akan datang. Cara yang digunakan untuk mendukung prediksi tersebut adalah dengan
menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis tersebut mengkombinasikan hubungan
antara komponen keuangan yang satu dengan komponen keuangan yang lain. Pada umumnya,
hubungan tersebut dilihat dari rasio antara komponen-komponen keuangan yang satu dengan
yang lain. Dalam konteks manajemen keuangan, analisis tersebut dikenal dengan analisis rasio
keuangan. Analisis rasio ini berguna untuk membandingkan kinerja perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain atau membandingkan kinerja satu perusahaan pada tahun ini
dengan tahun yang lainnya.
Pada dasarnya analisis rasio keuangan dikelompokkan ke dalam empat macam kategori, yaitu
(Hanafi; 2003: 77-88):
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva
lancar perusahan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban
perusahaan). Biasanya rasio yang digunakan adalah current ratio, cash ratio, dan net working
capital to total asset ratio.
c. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat beberapa aset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva
tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah padac. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat beberapa aset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva
tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu
akan mengahkibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva
tersebut. Beberapa rasio yang digunakan misalnya: total asset turn over ratio, receivable turn over
ratio, inventory turn over ratio, dan sebagainya.
Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk
itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai
oleh perusahaan, oleh karena itu diperlukan analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan. Rata-rata industri bisa dan biasa digunakan sebagai pembanding.
Meskipun rata-rata industri ini bukan merupakan pembanding yang paling tepat karena beberapa
hal, misalnya karena perbedaan karakteristik rata-rata perusahaan dalam industri dengan
perusahaan tersebut. Tetapi rata-rata inTetapi rata-rata industri tetap bisa dipakai untuk
perbandingan (Hanafi; 2003:70).
1. Perbedaan kepentingan
2. Konsekuensi
Laporan keuangan perlu diaudit agar laporan keuangan yakni bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim.
3. Kompleksitas
4. Jarak/jauhnya
Jarak/jauhnya pemakai dengan aktivitas dalam perusahaan yang mengeluarkan laporan, pemakai
mennyerahkan pemeriksaan tersebut kepada pihak ketiga, yaitu independen auditor,
JENIS-JENIS AUDIT
. Ditinjau dari luasnya Pemeriksaaan :
a. General Audit
Pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP yang Independen dengan
tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.
b. Special audit
Pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP yang Independen dengan
tujuan untuk memberikan pendapat mengenai wajaran laporan
keuangan tidak secara keseluruhan.
2. Ditinjau dari jenis pemeriksaan audit
a. Management Audit
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi, operasional yang telah ditentukan
oleh pihak manajemen untuk mengetahui apakah kebijakan
operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, effisien dan
ekonomis.
ekstern perusahaan
c. Internal Audit
v
d. Computer Audit
v
PROFESI AUDITOR
Seorang Akuntan yang memiliki nomor register, bisa memilih profesi
sebagai berikut :
1. Akuntan Publik (Public Accountant)
2. Akuntan internal (Internal Auditor)
3. Akuntan Keuangan ( Financial Accountant)
4. Cost Accountan
5. Akuntan Pajak (Tax Accountant)
6. Akuntan Pendidik (Lecturer)
Ruang Lingkup
Pada akhir pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor dalam General
Audit
KAP memberikan hasil pemeriksaan yang terdiri dari :
a. Lembar opini (AuditOpini)
Lembar opnini merupakan tanggung jawab Akuntan Publik,
Balance sheet
v Income statement.
v Equity of changes statement)
v Caahs flow statement.
v Catatan atas laporan keuangan, yang berisi :
Bagian umum, menjelaskan latar belakang perusahaan.
Kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan.
Penjelasan atas pos-pos Neraca dan Laba Rugi.
JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR
. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam
laporan audit standar (unqualified opinion with explanatory language).
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion).
5. Tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).
Qualified Opinion
Pendapat ini diberikan jika :
1. Tidak adanya bukti kopeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap
lingkup audit.
2. Auditor yakin atas dasar hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terdapat
penyimpangan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum yang
berdampak material.
Disclaimer of Opinion
n Pendapat ini diberikan jika Auditor dibatasi dalam lingkup auditnya. Tidak dapat melaksanakan
audit secara cukup, dan terdapat penyimpangan yang cukup material.
Adverse Opinion
Suatu Pendapat tidak wajar diberikan, jika laporan keuangan yang
disajikan secara keseluruhan tidak secara wajar. Auditor harus
Tujuan Audit
Tujuan Pemeriksaan umum terhadap laporan keuangan oleh auditor Independen adalah untuk
menyatakan pendapat/opini mengenai kewajiban dalam penyajian posisi keuangan, hasil operasi,
dan perubahan posisi keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
Umum (SAK)
Langkah-langkah dalam menyusun Tujuan Audit adalah mengetahui :
Laporan Keuangan ;
1.
Banyak para pakar yang mengartikan creative accounting sebagai kegitan memanipulasi data
keuangan di perusahaan. Tetapi, kata-kata creative accounting terdiri dari 2 kata yaitu creative
yang artinya kebolehan seseorang menciptakan ide baru yang efektif, dan kata akuntansi itu
artinya pembukuan tentang financial events yang senantiasa berusaha untuk setia kepada kondisi
keuangan yang sebenarnya (faithful representation of financial events). Creative accounting
menurut Amat, Blake dan Dowd (1999) adalah sebuah proses dimana beberapa pihak
menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk didalamnya standar,
teknik dsb.) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan. Sedangkan,
Stolowy dan Breton [2000] menyebut creative accounting merupakan bagian dari accounting
manipulation yang terdiri dari earning management , income smoothing dan creative
accounting itu sendiri.
Sehingga arti dari creative accounting yaitu akar dari sejumlah skandal akuntansi, dan banyak
usulan untuk reformasi akuntansi biasanya berpusat pada analisis diperbarui modal dan faktor
produksi yang benar akan mencerminkan bagaimana nilai tambah. Akuntansi kreatif dan
manajemen laba merupakan eufemisme mengacu pada praktik akuntansi yang mungkin
mengikuti surat aturan praktik akuntansi standar, tapi jelas menyimpang dari semangat peraturan
tersebut.
Adapun klasifikasi tindakan yang meliputi kecurangan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Pertama, sengaja distorsi laporan keuangan sebagai alat untuk bertindak curang dengan
mengecoh pemakai atau kelompoknya tentang hasil usaha perusahaan.Dalam hal ini yang
menerima keuntungan langsung adalah pihak perusahaan atau pelaku kecurangan. Adapun
tujuan khusus dari tindakan ini adalah :
a.
Mendapatkan kredit, modal jangka panjang, atau
berdasarkan informasi keuangan yang didistorsi atau dihapus
b.
c.
d.
e.
tambahan
modal
investasi
Kedua, sengaja distorsi laporan keuangan untuk penyamaran tindakan kecurangan. Dalam hal ini
yang diuntungkan tetap pihak perusahaan atau pelaku kecurangan. Adapun tujuan khusus dari
tindakan ini adalah:
a.
b.
c.
3.
Menurut Charles W. Mulford & Eugene E. Comiskey membagi Creative Accounting menjadi
beberapa unsur, yaitu:
a.
Mengakui penghasilan prematur atau penghasilan fiktif itu berbeda jika ditinjau dari sudut
aggressive accounting.Untuk premature revenue, pengakuannya sudah sesuai dengan GAAP.
Sementara itu, untuk fictitious revenue , penghasilan dicatat tanpa adanya penjualan yang
terjadi.
Bentuk dari prematur revenue bisa berupa pengakuan penjualan dilakukan pada saat barang
sudah dipesan, tapi belum dikirim (goods ordered, but not shipped) atau barang sudah dikirim,
tapi belum dipesan (goods shipped, but not ordered). Sementara itu, contoh penjualan fiktif
adalah backdated invoice, tanggal pengiriman yang diubah, atau sengaja salah mencatat
penjualan.
Cara mendeteksi penjualan prematur atau fiktif yaitu:
1)
2)
3)
Cermati akun-akun yang mungkin digunakan untuk meng-offset penjualan prematur
atau fiktif
4)
5)
b.
Kapitalisasi Agresif
Dalam kebijakan kapitalisasi yang agresif, perusahaan melaporkan beban atau rugi tahun berjalan
sebagai aset.Akibatnya, pengakuan biaya tertunda dan laba naik.Selanjutnya, aset atau beban
ditangguhkan tersebut diamortisasi selama beberapa tahun.
Cara mendeteksi kebijakan kapitalisasi agresif yaitu:
1)
Pahami kebijakan kapitalisasi aset dan apakah aset yang dikapitalisasi tersebut melebih
nilai pasar
2)
Proporsikan total biaya pengembangan software yang dikapitalisasi dan tentukan
apakah proporsi tersebut wajar
3)
Cermati biaya bunga yang dikapitalisasi sehubungan dengan proyek konstruksi yang
sudah berakhir
4)
Cermati alasan yang mendasari pencatatan normal operating expense ke dalam aset
c.
Dalam banyak kasus, nilai aset lebih saji dan/atau kewajiban kurang sajidengan tujuan agar
earning power menjadi lebih tinggi dan posisi keuangan lebih kuat. Dengan laba yang tinggi,
otomatis saldo laba dan nilai ekuitas akan naik.
Beberapa akun aktiva yang potensial dilaporkan lebih saji adalah piutang usaha, inventori,
investasi (yang diklasifikasikan dalam trading, held to maturity, atau available for sale). Akun
kewajiban yang dicatat kurang sajidi antaranya adalah accrued expense payable, utang usaha,
utang pajak, dan contingent liability.
Cara mendeteksi misreported asset & liability yaitu:
1)
Tandingkan prosentase perubahan piutang usaha dengan perubahan penghasilan untuk
4-6 triwulan terakhir
2)
Pastikan bahwa pembentukan cadangan piutang tak tertagih cukup untuk menutup
risiko inkolektibilitas
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Review total utang pajak yang tercatat di neraca dengan beban pajak yang dicatat di
laba rugi
9)
d.
Permainan angka-angka di laporan laba rugi terjadi pada cara mempercepat atau memperlambat
pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal ini laba diatur untuk beberapa periode pelaporan.
Selain itu, penyajian laporan yang bisa berbentuk single step maupun step memungkinkan
perusahaan memainkan angka-angka subtotal, klasifikasi akun, dan catatan laporan
keuangan.Misalnya, unsur pendapatan usaha dilaporkan sebagai pendapatan di luar usaha atau
sebaliknya, pengeluaran yang termasuk dalam harga pokok penjualan direklasifikasikan ke dalam
kelompok akun beban operasi atau sebaliknya. Reklasifikasi demikian tentu saja akan
mempengaruhi angka sub total laba kotor atau laba operasi yang nota bene serring dijadikan
sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan.
Contoh lainnya yang termasuk dalam kreativitas akuntansi di laporan laba rugi terjadi dalam:
Penggunaan terminologi di dalam laporan laba rugi, seperti istilah restrukturisasi yang
ternyata biaya restrukturisasinya mencakup penghapusan inventori, pembayaran pesangon dan
biaya PHK, penghapusan aktiva, biaya relokasi, dan biaya penurunan nilai aktiva.
Seperti diuraikan sebelumnya dalam efek harga saham, para investor tertarik dengan perusahaan
yang punya earning power yang bagus dan berkelanjutan.Dengan demikian, future cash flownya menjadi baik pula.Bagi para kreditur, dengan cash flow yang baik, utang piutang menjadi
lancar.
Sudah menjadi hal yang umum bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi merupakan
manifestasi operating income yang ada di laporan laba rugi.Arus kas bersih ini menjadi alat ukur
utama tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan arus kas yang berkelanjutan.
Di dalam pelaporan arus kas menurut GAAP, arus kas terbagi menjadi arus kas dari aktivitas
operasi, aktivitas pembiayaan (financing) dan aktivitas investasi.Bentuk penyajian laporan arus kas
sendiri terdiri dari indirect method dan direct method.Dalam indirect method, arus kas dari
aktivitas operasi dihitung dari laba bersih yang disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas di
laporan laba rugi. Sementara itu, dalam direct method arus kas dari aktivitas operasi ditampilkan
berdasarkan transaksi-transaksi kas di laba rugi.
Di dalam praktiknya, arus kas dari aktivitas operasi hanya diketahui oleh segelentir pengguna
laporan keuangan, tapi tidak diketahui oleh para investor maupun kreditur.Kedua stakeholder
tersebut lebih fokus pada kinerja keuangan.Akibatnya, mereka cenderung menganggap bahwa
laporan arus kasnya sudah benar.Pada kenyataannya, laporan arus kas, khususnya arus kas
operasi, tidak terlepas juga dari creative accounting. Berikut ini adalah contohnya :
1)
Arus kas operasi memasukan unsur pembayaran pajak penghasilan (PPh), baik PPh
Badan maupun PPh final.
2)
Operasi dalam penghentian (discontinued operation) juga dimasukkan dalam aktivitas
operasi, padahal di dalam laba rugi discontinued operation tersebut dikeluarkan dari laba operasi.
3)
Biaya operasi yang dikapitalisasi dimasukkan sebagai arus kas dalam aktivitas investasi,
padahal jika dibebankan pada tahun berjalan, masuk dalam arus kas operasi.
Untuk mendeteksi adanya creative accounting, laporan arus kas (setelah dikeluarkan unsur non
recurring cash flow seperti discontinued operation) bisa menjadi alat yang efektif. Misalnya :
Transaksi fiktif seperti prematur revenue atau fictitious revenue tidak akan pernah
muncul di laporan arus kas karena tidak melibatkan unsur kas
Agressive accounting dapat meningkatkan laba perusahaan, tapi arus kas dari aktivitas
operasi tetap tidak berubah.
4.
Ada empat macam CA yang sering ditemukan saat ini, yaitu: Aggressive accounting, Earnings
management, Income smoothing, dan Fraudulent financial reporting.
a.
Aggressive accounting adalah pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi yang
bertujuan agar laba tahun berjalan lebih tinggi, terlepas dari apakah praktik tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak.
b.
Earnings management merupakan manipulasi laba secara aktif untuk suatu target yang
sudah ditentukan sebelumnya, misalnya, manajemen, untuk suatu proyeksi yang sudah dibuat
oleh analis, atau untuk mendapatkan suatu angka yang konsisten dengan smoother, more
sustainable earnings stream.
c.
Income smoothing adalah Suatu bentuk earnings management yang didesain untuk
menghilangkan aliran laba yang fluktuatif, termasuk cara-cara untuk mereduksi dan menyimpan
laba pada saat kinerja keuangan sedang membaik agar laba tersebut bisa dimanfaatkan pada
saat kinerja keuangan sedang menurun.
d.
Fraudulent financial reporting adalah Penyajian keliru (misstatement) yang disengaja
atau penyembunyian (ommision) atas suatu angka atau pengungkapan di dalam laporan
keuangan yang bertujuan untuk memperdayai pengguna laporan keuangan melalui pendekatan
administratif, perdata, atau kriminal. Tipe terakhir inilah yang paling cenderung dipergunakan
untuk tujuan illegal.
Berbagai macam pola yang dilakukan dalam rangka creative accounting menurut Scott (1997)
sebagai berikut:
1)
Taking Bath, atau disebut juga big bath. Pola ini dapat terjadi selama ada tekanan
organisasional pada saat pergantian manajemen baru yaitu dengan mengakui adanya kegagalan
atau defisit dikarenakan manajemen lama dan manajemen baru ingin menghindari kegagalan
tersebut. Teknik ini juga dapat mengakui adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan
kerugian periode berjalan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan yang tidak bisa
dihindari pada periode berjalan. Konsekuensinya, manajemen melakukan pembersihan diri
dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya mendatang dan melakukan clear the decks.
Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.
2)
Income minimization. Cara ini mirip dengan taking bath tetapi kurang ekstrem. Pola ini
dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak
mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political-cost). Kebijakan
yang diambil dapat berupa write-off atas barang modal dan aktiva tak berwujud, pembebanan
biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, metode successfull-efforts untuk perusahaan minyak
bumi dan sebagainya. Penghapusan tersebut dilakukan bila dengan teknik yang lain masih
menunjukkan hasil operasi yang kelihatan masih menarik minat pihak-pihak yang
berkepentingan. Tujuan dari penghapusan ini adalah untuk mencapai suatu tingkat return on
assets yang dikehendaki.
3)
Income maximization. Maksimalisasi laba dimaksudkan untuk memperoleh bonus yang
lebih besar, dimana laba yang dilaporkan tetap dibawah batas atas yang ditetapkan.
4)
Income smoothing. Perataan laba merupakan cara yang paling populer dan sering
dilakukan. Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk mengurangi volatilitas laba bersih.
Perusahaan mungkin juga meratakan laba bersihnya untuk pelaporan eksternal dengan maksud
sebagai penyampaian informasi internal perusahaan kepada pasar dalam meramalkan
pertumbuhan laba jangka panjang perusahaan.
5)
Timing revenue and expense recognition. Teknik ini dapat dilakukan dengan membuat
kebijakan tertentu berkenaan dengan saat atau timing suatu transaksi seperti adanya pengakuan
yang prematur atas penjualan.
6.
Setidaknya ada empat alasan mengapa para praktisi akuntansi melakukan CA, mereka adalah :
a.
Perlakuan akuntansi yang bervariasi bersumber dari fleksibilitas pelaporan keuangan karena
standar akuntansi mengijinkan melakukan itu. Berdasarkan standar, perusahaan dapat memilih
dan menerapkan beberapa model pengukuran secara fleksibel. Sebagai akibatnya, perusahaan
yang bergerak dalam bidang usaha yang sama mungkin menyajikan laporan yang berbeda.
Demikian juga dengan Transaksi-transaksi keuangan dan kondisi ekonomi yang ada tidak selalu
sama sehingga bisa digunakan model pengukuran yang berbeda, bahkan untuk perusahaan
sejenis sekalipun. Beberapa contoh fleksibilitas ini yaitu: penentuan biaya persediaan (FIFO &
Average), pengakuan pendapatan (tunai, cicilan atau tingkat penyelesaian), model pengukuran
aset (tersedianya dua metode pengukuran: metode biaya dan metode revaluasi dan tersedianya
beragam macam metode penyusutan aset), uji penurunan nilai (standar memberikan pilihan
untuk menilai penurunan nilai) dan estimasi provisi (tergantung pada pertimbangan
manajemen).
b.
Penerapan prinsip akuntansi yang agresif. Kadang-kadang perusahaan menerapkan PSAK secara
agresif agar kinerja laporan keuangannya terlihat lebih menarik dan bagus, bukan menggunakan
PSAK yang fleksibel untuk menyajikan laporan keuangan yang wajar. Beberapa prakteknya antara
lain: Over-estimasi dalam biaya restrukturisasi perusahaan, memainkan tingkat persentase
penyelesaian pekerjaan, dan menangguhkan biaya proyek dan menghapus utang usaha.
c.
Manajemen laba
Untuk alasan manajemen laba, entitas berusaha menampilkan laba yang konsisten atau stabil di
setiap periode palaporan. Manajemen laba bisa dilakukan dengan menunda atau mempercepat
pendapatan atau beban tergantung pada kondisinya saat itu.
d.
Perusahaan seringakali menyajikan laporan keuangan yang menyimpang yang disebabkan oleh
beberapa alasan, yaitu antara lain: tingginya target yang diberikan pemegang saham, kebijakan
ketat yang diatur regulator, dll. Untuk alasan terakhir inilah banyak manajemen perusahaan
akhirnya melakukan tindakan yang melanggar aturan hukum.
7.
Creative accounting memiliki dampak yang kurang baik untuk perusahaan baik itu pemilik
perusahaan tersebut maupun investor yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan
tersebut. Ada beberapa metode dan carayang bisa untuk mengetahui adanya creative accounting
dan cara mencegahnya.
Kecurangan pelaporan keuangan di suatu perusahaan merupakan hal yang akan berpengaruh
besar terhadap semua pihak yang mendasarkan keputusannya atas informasi dalam laporan
keuangan (financial statement) tersebut. Oleh karena itu akuntan publik harus bisa mencegah
dan mendeteksi lebih dini agar tidak terjadi fraud. Untuk mengetahui adanya fraud, biasanya
ditunjukkan oleh timbulnya gejala-gejala (symptoms) berupa red flag (fraud indicators), misalnya
perilaku tidak etis manajemen.Red flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan
(fraud) yang terjadi.
Hasil penelitian Wilopo (2006) membuktikan serta mendukung hipotesis yang menyatakan
bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat
diturunkan dengan meningkatkan kefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi,
moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Hasil penelitian Wilopo tersebut
juga menunjukkan bahwa dalam upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan
kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang menyeluruh, tidak secara partial.
Menurut Wilopo, upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan
kecurangan akuntansi, antara lain :
a.
b.
c.
d.
Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan, yang diwujudkan
mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat.
dengan
c.
d.
Mendesain dan mengimplementasikan internal control yang memadai untuk laporan
keuangan.
Mulfrod & Comiskey (2002) menulis buku terkait dengan creative accounting yang berjudul The
Financial Numbers Game : Detecting Creative Accounting Practices. Buku tersebut meskipun
lebih difokuskan bagi para investor sebagai pembelajaran untuk mengetahui secara cepat adanya
kecurangan akuntansi (fraudulent accounting), namun perlu diketahui juga oleh auditor.
Beberapa atribut yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya risiko terdapat kecurangan
laporan keuangan di perusahaan, antara lain :
a.
b.
c.
Terdapat hubungan kekeluargaan (family relationship) antara manajemen (Director)
dengan karyawan perusahaan.
Klasifikasi dari Praktek Creative Accounting menurut Mulfrod & Comiskey terdiri dari :
a.
b.
Kapitalisasi yang agresif dan Kebijakan amortisasi yang terlalu lebar (Aggressive
Capitalization & Extended Amortization Policies).
c.
Pelaporan keliru atas Aktiva & Utang (Misreported Assets and Liabilities).
d.
e.
Timbul masalah atas pelaporan Arus Kas (Problems with Cash-flow Reporting).
8.
Permasalahan
PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada
audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih
sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM).
Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar
dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan
keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang
cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar
Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang
dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated
penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang
sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstatedpersediaan sebesar
Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar
harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan
dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar
harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan
pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian
berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan.
Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan,
sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP
yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku,
namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti
membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan yang menyatakan bahwa Kementerian
BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik Pemerintah di PT KAEF setelah
melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan
pada semester I tahun 2002. Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam
No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 Khusus huruf m Perubahan
Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai berikut:
Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam
penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian.
Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar harus
diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement) untuk
periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum
periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan
apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa transisi
penerapan standar akuntansi keuangan baru.
Sanksi dan Denda
Sehubungan dengan temuan tersebut, maka sesuai dengan Pasal 102 Undang-undang Nomor 8
tahun 1995 tentang Pasar Modal jo Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 jo
Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal maka PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dikenakan sanksi administratif berupa
denda yaitu sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Sesuai Pasal 5 huruf n Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka:
1.1.
Direksi Lama PT Kimia Farma (Persero) Tbk. periode 1998 Juni 2002 diwajibkan
membayar sejumlah Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena
melakukan kegiatan praktek penggelembungan atas laporan keuangan per 31 Desember 2001.
2.
Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT
Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena atas risiko audit yang tidak berhasil mendeteksi
adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tersebut,
meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan. Tetapi, KAP HTM tetap diwajibkan
membayar denda karena dianggap telah gagal menerapkan Persyaratan Profesional yang
disyaratkan di SPAP SA Seksi 110 Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf 04
Persyaratan Profesional, dimana disebutkan bahwa persyaratan profesional yang dituntut dari
auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai
auditor independen.