Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TERSTRUKTUR I

KAJIAN SITUASI SEKOLAH

Diajukan untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas V

Dini Aprilia
220110120082

UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2016

Perkelahian murid Sekolah Dasar 07


Seorang murid Sekolah Dasar meregang nyawa usai dupikuli teman sekelasnya.
Kedua murid ini duduk di bangku kelas V SD 07, Jorong padangjariang, Nagari Situjuah
Gadang, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota.

Peristiwa bermula saat guru Helhaberta yang tengah mengajar kehabisan tinta spidol.
Sekitar pukul 10.00 WIB, guru lalu keluar kelas untuk mengisi tinta. Di saat itulah, diduga
kuat, murid bernama AN terlibat keributan dengan korban RNA. Dalam keributan itu, ada
kemungkinan AN dan RNA berkelahi, hingga terjadi pemukulan di bagian kepala yang
membuat RNA meraung kesakitan.

Ketika guru Helhaberta kembali ke kelas, didapati RNA sudah menangis. Ketika
ditanyai, RNA mengaku dipukuli oleh AN. Melihat kondisi korban yang seperti orang
limbung, guru langsung cepat tanggap dan membawa RNA ke UKS untuk mendapatkan
pertolongan pertama. Saat berada di UKS, anak bungsu dari tiga bersaudara tersebut sempat

muntah dan kejang-kejang. Karena kondisi semakin parah, RNA selanjutnya dilarikan ke
Rumah Sakit Adnaan WD sekitar pukul 11.19 WIB.
Setelah menjalani perawatan sekitar dua jam, korban akhirnya menghembuskan nafas
terakhirnya. Dia tidak terselamatkan. Semua orang yang kenal dengan RNA tersentak. Tidak
ada yang menduga, RNA yang hanya hidup dengan ibunya, akan pergi secepat itu, dan
dengan cara tak lazim pula. Sejumlah rekan korban, keluarga, guru dan pejabat Dinas
Pendidikan juga mendatangi rumah sakit untuk melayat RNA yang telah terbaring kaku.
Jasad korban, lalu divisum, selanjutnya dibawa ke rumah duka yang ada di Jorong
Padangjariang, Nagari Situjuah Gadang.

A.
1.

Karakteristik Siswa Sekolah Dasar


Karakteristik Perkembangan Sosial
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas atas.
Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi sekolah dasar
yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam. Di Indonesia, kisaran usia sekolah dasar berada

di antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas atas sekitar 9 atau
10 tahun sampai 12 tahun.
Pada kasus ini, AN dan RNA duduk di kelas 5 SD yang berarti kedua anak tersebut
berada pada murid kelas atas dengan rentang usia 9 sampai 12 tahun. Pada usia 9 12 tahun
memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6 9 tahun
dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini anak/siswa berupaya semakin
ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika
proses itu tanpa bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya.
Untuk itulah sekolah memiliki tanggung jawab untuk menanggulanginya. Sekolah sebagai
tempat terjadinya proses menumbuhkembangkan seluruh aspek siswa memiliki tugas dalam
membantu perkembangan anak sekolah. Adapun tugas-tugas perkembangan anak sekolah
diantaranya adalah: (a) mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan seharihari, (b) mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala, nilai-nilai, (c) mencapai
kebebasan pribadi, (d) mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan
institusi-institusi sosial.
Tugas-tugas perkembangan yang tercapai pada masa kanak-kanak akhir dengan kisaran
usia 6-13 tahun akan memiliki keterampilan. Keterampilan yang dicapai diantaranya socialhelp skills dan play skill. Social-help skills untuk membantu orang lain di rumah, di sekolah,
dan di tempat bermain seperti membersihkan halaman, merapihkan meja dan kursi. Ini akan
menambah perasaan harga diri dan sebagai anak yang berguna hingga menjadikan anak suka
bekerja sama (bersifat kooperatif). Play skill terkait dengan kemampuan motorik seperti
melempar, menangkap, berlari, keseimbangan. Anak yang terampil dapat membuat
penyesuaian-penyesuaian yang lebih baik di sekolah dan di masyarakat.
Akhir masa kanak-kanak disebut gang age . Pada masa ini perkembangan sosial terjadi
dengan cepat. Anak berubah dari self centered, yang egoistis, yang senang bertengkar
menjadi anak yang kooperatif dan pandai menyesuaikan diri dengan kelompok. Mereka
membuat kelompok atau geng dengan alasan dua atau tiga teman tidaklah cukup baginya.
Anak ingin bersama dengan kelompoknya, karena hanya dengan demikian terdapat cukup
teman untuk bermain dengan jenis-jenis permainan yang dia gemari atau melakukan aktivitas
lainnya untuk mendapatkan kegembiraan. Dalam kelompoknya, secara bersama-sama anakanak membuat sesuatu seperti mainan dari kayu, menonton bersama-sama, melihat alam
sekitar. Biasanya mereka memiliki tempat berkumpul tertentu yang jauh dari jangkauan dan

pengawasan orang tua. Ketika terjadi pertentangan dengan orang tua, anak lebih cenderung
menentang orang tuanya dan mengikuti kelompoknya.
Dalam hubungan dengan kelompoknya anak belajar hidup dalam masyarakat, misalnya
dalam hal bekerja sama dengan anak lain, menerima tanggung jawab, membela anak lain
jikalau diperlakukan tidak adil, dan secara sportif menerima kekalahan. Tidak semua proses
itu berjalan lancar. Sebab ada kalanya anak mengalami kesulitan melakukannya, bahkan
berbalik arah untuk melakukan tindakan yang merugikan dengan melakukan perilaku
kenakalan.
Beberapa sebab anak melakukan kenakalan diantaranya adalah:
1. Tidak menghiraukan apa yang diharapkan dari mereka.
2. Salah pengertian dari aturan yang ada.
3. Mencoba orang-orang yang lebih berkuasa daripadanya (orang tua, guru)
4. Adanya keinginan menunjukkan kebebasan
5. Ingin mendapat pujian dari teman-temannya.
2. Perkembangan Mental
Pada usia Sekolah Dasar, perkembangan mental yang terjadi adalah :
a. Menaruh perhatian pada permainan yang terorganisir
b. Munculnya sifat kepahlawanan yang kuat
c. Perhatian kepada teman sekelompok makin kuat
d. Mulai memiliki rasa tanggung jawab untuk menjadi dewasa
e. Beberapa anak mudah putus asa dan akan bangkit bila tidak sukses
f. Berusaha mendapatkan guru yang dapat membenarkannya
g. Perhatian kepada bentuk makin bertambah
3. Perkembangan Sosial dan Emosional
Anak usia 5 16 tahun menunjukkan pola perilaku sosial sebagai berikut :
a. Kecenderungan perilaku sosial anak untuk menarik diri dari pergaulan sosial, atau
memperluas pergaulan sosialnya.
b.

Pola kecenderungan perilaku sosial anak yang mudah bereaksi terhadap suatu kejadian, atau
bersifat tenang.

c. Pola kecenderungan perilaku sosial anak menjadi pasif atau dominan.


Jika seorang anak memperlihatkan orientasi sosialnya pada salah satu pola diatas maka
kecenderungnanya akan diikutinya sampai dewasa. Adapun ciri-ciri perkembangan sosial dan
emosiaonal pada anak yang duduk di kelas V dan VI sekolah dasar adalah:
a. Mudah dibangkitkan

b. Mulai tumbuh rasa kasih sayang seperti orang dewasa


c. Senang sekali memberikan pujian dan mengagungkan
d. Mengkritik tindakan orang dewasa
e. Rasa bangga berkembang
f. Ingin mengetahui segala sesuatu
g. Merindukan pengakuan dari kelompok
h. Bangga dengan kesuksesan yang diraihnya
i.

Menyukai kegiatan kelompok

j.

Loyal terhadap kelompoknya (gang).

B. Perlindungan Anak
Beberapa indikator yang digunakan untuk melihat hak anak yaitu:
a. Kebebasan menyatakan pendapat
b. Memperoleh informasi
c. Kemerdekaan berfikir, berhati nurani dan beribadah
d. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul dengan damai dilindungi kehidupan pribadi
e. Anak dilibatkan dalam membuat keputusan
f. Cinta kasih yang tulus,
g. Melatih disiplin, kemandirian
h. Pengembangan minat dan bakat melalui assesment
Sementara itu, anak juga harus terhindar dari hal-hal seperti berikut:
a. Memaksa anak untuk melakukan kegiatan sesuatu yang tidak disukai oleh anak.
Misalnya anak tidak menyukai kegiatan olah bakat, namun dipaksa untuk
melakukannya.
b. Menghukum / mempermalukan anak di depan orang lain karena tidak menunjukkan
kemajuan
c. Mengintervensi anak terlalu banyak dalam melakukan aktivitasnya sehingga
membuat kreativitasnya menjadi terberangus
d. Membanding-bandingkan kemampuan anak dengan teman temannya
e. Menggunakan ancaman, kekerasan dan otoritas sebagai orangtua supaya dipatuhi
anak
f. Menuntut anak terlalu tinggi tanpa melihat kemampuan dan minat anak.
Seorang anak harus dijaga tumbuh kembangnya, dan harus dimaknai sebagai berikut:
a. Terpenuhinya kesejahteraan rohani anak
b. Terciptanya tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin
pertumbuhan dan perkembanganya dengan wajar secara jasmani dan rohani.
Sementara itu anak juga mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
a. Menghormati orang tua, wali dan guru
b. Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi teman
c. Mencintai tanah air bangsa dan negara
d. Menunaikan ibadah sesuai dengan agamanya
e. Melaksanakan etika dan akhlak mulia
Sehubungan dengan itu, keluarga sangat berperan terutama dalam hal Memberikan
pemenuhan hak hak anak antara lain :
a. Pendidikan Pengasuhan
b. Kesehatan
c. Kesejahteraan
d. Pemanfaatan waktu luang
e. Melakukan kegiatan budaya (satu nusa, satu bangsa)
f. Mencegah eksploitasi

Peran keluarga tersebut akan lebih bermakna jika didukung oleh pemerintah dengan
perannya sebagai berikut:
a. Melaksanakan regulasi yang menjamin terpenuhinya hak hak anak
b. Memfasilitasi terpenuhinya hak-hak anak
c. Kebijakan dan program - program
Apabila keluarga dan pemerintah sudah berperan dengan baik, maka seharusnya tidak
ada lagi tindakan-tindakan seperti berikut:
1.
Diskriminasi
2.
Eksploitasi, ekonomi, seksual
3.
Penelantaran
4.
Kekejaman, kekerasan, penganiayaan dan ketidak adilan
5.
Perlakuan salah
Lebih lanjut, anak juga harus dijaga untuk mempunyai rasa aman tidak hanya pada segi
fisik namun lebih bersifat psikis. Anak tidak merasa takut kepada orang tua, namun justru
mengangap orang tua sebagai orang yang paling mengerti dan memahami anak. Orang tua
harus mempunyai ketulusikhlasan, sehingga dapat memberi sejuta rasa aman bagi anak yang
pada akhirnya dapat terwujud tumbuh kembang anak seperti yang diharapkan.
Kondisi seperti ini sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang anak, dan menurut
WHO, anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik dapat dilihat dari kondisi fisik,
mental, sosial dan intelektual yang baik, dan tidak sakit atau terganggu. Beberapa indikator
yang digunakan untuk melihat tumbuh kembang anak yaitu:
a. Fisiologis/Fisik-motorik
b. Psiko-emosional/rasa aman dan kasih sayang
c. Sosial budaya
d. Kognitif/pendidikan
Anak yang mempunyai tumbuh kembang yang baik juga perlu didukung oleh pola asuh
yang baik. Beberapa indikator untuk pola asuh anak sebagai berikut:
a. Orang tua yang lengkap
b. Single parent (orang tua tunggal)
c. Orang tua pengganti
d. Kualitas pengasuhan tergantung pendidikan, kematangan emosi, dan pengalaman
pengasuh.
Jadi anak harus mendapat asuh, asih, dan asah. Asuh dilihat dari pemenuhan:
a. Kebutuhan fisik-biomedik: Gizi, Sandang, dan Papan
b. Perawatan Kesehatan Dasar:
c. Pengobatan cepat dan tepat
Asih dilihat dari indikator: kebutuhan emosi/kasih sayang. Kebutuhan kasih sayang,
emosi, perhatian, peduli, perlindungan orang tua dan anggota keluarga yang lain.

Asah dilihat dari indikator kebutuhan stimulasi mental. Kebutuhan akan stimulasi dan
pendidikan, BKB (Bina Keluarga Balita), Kelompok bermain, PAUD, TPA, Sekolah (TK,
SD, SMP,SMA).

Anda mungkin juga menyukai