Proses pembuatan benang ada beberapa cara tergantung pada bahan baku yang diolah,
namun pada prinsipnya sama, yaitu membuat untaian serat-serat yang kontinyu dengan
diameter dan antihan teetentu.
Cara pembuatan benang yang dilakukan industri kebanyakan adalah serat-serat dari alam
ataupun sintetik mengalami:
mesin blowing, dan sebagai hasil akhir berupa gulungan lap. Gulungan lap kemudian diolah
pada mesin Carding, lap akan mengalami proses pembukaan dan pembersihan lebih lanjut,
sehingga menjadi serat-serat individu. Di samping itu serat-serat yang sangat pendek
terpisahkan dari serat-serat yang panjang, dan hasilnya berupa sumbu yang disebut sliver.
Hasil sliver Carding keadaan serat-seratnya masih belum lurus dan belum sejajar satu
sama lain serta belum rata. Untuk meluruskan dan mensejajarkan serat-serat serta meratakan
slivernya, maka beberapa sliver tersebut dirangkap dan disuapkan ke mesin Drawing. Jumlah
rangkapan biasanya antara 6-8 buah sliver. Pelurusan dan pensejajaran serat-serat dilakukan
dengan jalan penarikan oleh pasangan-pasangan rol-rol penarik, dan hasilnya berupa sliver
yang lebih rata.
Pengerjaan ini dilakukan 2-3 kali (passages) pada mesin Drawing, tergantung pada
mutu benang yang diinginkan. Hasil sliver Drawing kemudian dikerjakan pada mesin Roving
untuk diperkecil diameternya. Untuk memberikan kekuatan pada roving agar dapat digulung
pada bobbin, maka pada Roving tersebut diberikan sedikit puntiran (twist).
Akhirnya Roving tersebut dikerjakan pada mesin pintal Ring Spinning hingga
menjadi benang melalui proses penarikan dan pemberian puntiran serta digulung pada
bobbin. Untuk membuat benang yang bermutu tinggi biasanya sesudah mangalami proses di
mesin Carding tidak langsung dikerjakan pada mesin Drawing, tetapi diproses dulu di mesin
Combing, dimana serat-serat yang pendek dipisahkan.
Pembuatan atau pemintalan serat dari larutan polimer dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu :
1. Pemintalan Cara Basah (Wet Spinning), larutan polimer didalamnya disemprotkan
melalui spinneret kedalam larutan yang dapat memadatkan polimer atau turunanturunan polimer. Contohnya : rayon kuproamonuim, rayon viskosa, kasein, polyvenil
khlorida, polyvinil alkohol, poliakrionotril.
2. Pemintalan Cara Kering (Dry Spinning), Pembuatan filamen dilakukan dengan
menyuapkan pelarut dari larutan polimer. Pelarut dihilangkan dengan menyuapkannya
ke udara atau pada gas-gas yang sesuai biasanya gas inert. Contohnya :
poliakrionitril, plivinil khlorida, polivinil asetat, rayon asetat,rayon triasetat.
3. Pemintalan Cara Lelehan (Melt Spinning), Dilakukan dengan cara menyemprotkan
larutan polimer yang diperoleh dari pemanasan serpih polimer, lelehan polimer
disuapkan dengan tekanan dengan kecepatan tetap melalui lubang-lubang spinneret,
yang pada saat pendinginan akan memadat. Filamen yang keluar akan membentuk
satuan benang yang kemudian digulung. Contohnya : nylon dan polyester.
Pada setiap pemintalan diatas akan mengalami proses lanjutan yaitu :
Proses penarikan berfungsi untuk mengatur diameter filamen dan menaikkan
BLOWING
CARDING
DRAWING
ROVING
RING
WINDING
Reject
CARDING
Lap
Combing
DRAWING
ROVING
RING
WINDING
Reject
Mencampur serat
b.
c.
Membersihkan kotoran-kotoran
d.
Untuk melakukan fungsi tersebut maka mesin blowing terdiri dari beberapa mesin yang
dirangkaikan menjadi satu
2. Proses Mesin Carding
Karena hasil pembukaan gumpalan gumpalan serat pada mesin blowing belum
sempurna maka, agar serat serat pada saat di kenakan tarikan ( drafting ) pada proses
berikutnya, sehingga di perlukan serat-serat tersebut terurai menjadi serat individu bersih dari
kotoran dan mempunyai arah tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka proses carding
perlu di lakukan. Prinsip dari proses carding adalah melewatkan lapisan atau gumpalan serat
diantara dua permukaan yang menyerupai parut dengan kecepatan yang tidak sama, sehingga
gumpalan - gumpalan serat akan terurai dengan letak serat mengarah kearah gerakan
permukaan roll. Dengan terurainya serat serat tersebut menjadi lapisan tipis
dari serat
maka kotoran yang berada di gumpalan serat mudah di pisahkan dan dibersihkan.
Pada dasarnya ada dua gerakan pokok pada mesin carding yang dilakukan oleh dua
permukaan seperti parut yaitu gerakan Carding Action dan gera kan stripping action. Gerakan
Carding Action ( gerakan penguraian ) Ini terjadi pada permukaan arah bagian jarum yang
tajam pada kedua permukaan roll berlawanan arah dan kecepatan kedua roll tersebut tidak
sama, sehingga kedua permukaan tersebut seakan akan beradu. Gerakan Carding action
terjadi antara top flat yang bergerak lambat dengan silinder yang bergerak cepat dan antra
silinder dengan doffer yg kecepatannya tidak sama.
Gerakan Penguraian ( Carding Action ), terjadi bila dua permukaan yang dilapisi jarum
dengan arah yang berlawanan dan bergerak dengan kecepatan yang berbeda , dengan arah
putaran yang sama. Silinder dengan kecepatan yang tinggi dan flat dengan kecepatan yang
lambat. Juga terjadi antara silinder dengan kecepatan yang tinggi dengan doffer yang
kecepatan relatih lebih lambat.
Gerakan
pemindahan
pengelupasan
Strippinng
Action
),
Gerakan
pemindahan/pengelupasan terjadi bila dua permukaan yang dilapisi jarum jarum dengan
arah yang sama bergerak dengan kecepatan yang berbeda (lambat dan cepat) dengan arah
gerakan yang sama,sehingga bagian yang tajam dari jarum pada permukaan yang bergerak
cepat , seakan akan menyapu bagian yang tumpul dari jarum pada permukaan yang
dilaluinya. Proses Stripping Action ini terjadi antara Taker in dengan Silinder dan Doffer
dengan Doffer comb. Dalam hal ini kecepatan silinder ralatif lebih besar dari kecepatan
Taker in, sehingga seakan serat berpindah ke permukaan silinder. Gerakan Stripping Action
ini juga terjadi antara doffer dan doffer comb.
Bagian bagian yang perlu di perhatikan pada mesin carding dan menentukan mutu
sliver yang di hasilkan :
Jarum ( gigi )pada taker-in , silinder, doffer yang biasa di sebut wire dan top flat .
pendek.
Setting pada taker-in, silinder , mote knife.doffer ,doffer comb, top flat dan saringan
perlu di sesuaikan dengan serat yang di proses kwalitas sliver yang di hasilkan.
Untuk menjaga kondisi dan fungsi dari wire agar selalu dalam kondisi baik maka
perlu
dilakukan
pemeliharaan
meliputi
Pembersihan
stripping
penggerindaan( grinding). Jika kondisinya sudah terlalu jelek maka perlu diganti.
Produksi mesin Carding dengan kemajuan tehnologi produksi mesin carding bisa
langsung dilihat di layar monitor berapa panjang sliver yang di hasilkan.
3.
Mesin Drawing
Pada pembuatan benang carded maka sliver dari carding langsung di
proses pada
mesin drawing. Tujuan proses dari mesin drawing adalah Meluruskan dan mensejajarkan
serat- serat dalam sliver kearah sumbu sliver. Memperbaiki kerataan dan pencampuran serat
dengan jalan perangkapan material yang akan di proses. Penyesuaian berat sliver per satuan
panjang untuk proses berikutnya. Pelurusan dan kerataan dari sliver yang dihasilkan mesin
drawing adalah hal yang sangat penting. Hal ini sangat diperlukan untuk menghasilkan mutu
benang, dan untuk menghindari kesulitan- kesulitan pada proses berikutnya. Pelurusan serat
dalam sliver akan menentukan dalam proses peregangan ( drafting).
Serat serat yang lurus akan memudahkan dalam proses drafting, danserat serat
yang tidak teratur letaknya akan akan menghasilkan sliver yang kurang baik.
Sliver yang di suapkan ( yang akan di proses ) adalah sliver carding yang biasanya dirangkap
6 ataupun 8 rangkap yang kemudian dilewatkan pada roll peregang ( drafting roll ). Roll
peregang ini terdiri dari beberapa pasang roll atas ( top roll ) dan roll bawah ( bottom roll )
pertemuan antara roll bawah dengan roll atas disebut titik jepit. Jarak antara titik jepit roll
belakang dengan titik jepit roll di depannya disebut drafting zone ( tempat terjadinya proses
peregangan ) Ada beberapa macam sistim drafting pada mesin drawing,sesuai dengan type
mesinnya. Setting jarak titik jepit ini sangat penting untuk di perhatikan dan di sesuaikan
dengan panjang pendek nya serat yang di proses. Bila setting jarak titik jepit terlalu lebar
maka akan mengakibatkan banyaknya serat yang mengambang dan bila titik jepitnya terlalu
sempit maka akan terjadi banyak serat yang putus. Setting jarak titik jepit yang tidak sesuai
akan menyebabkan hasil sliver yang tidak rata dan kelurusan serat yang tidak sempurna yang
nantinya akan sangat berpengaruh pada benang yang akan di hasilkan.
Draf terjadi karena adanya perbedan kecepatan permukaan roll di depan dan roll di
belakang. Serat yang di jepit roll belakang yang kecepatannya lebih rendah seperti
memegangi serat sehingga terjadi pelurusan serat sekaligus pengecilan sliver saat di tarik oleh
roll yang di depannya. Banyak sistim peregangan seperi 3 diatas 4 roll ( 3 over 4 ), 3 over 3, 4
over 4, 4 over 5 dll. Dengan terjadinya draft maka berat persatuan panjangnya akan mengecil.
Besarnya draft dapat di ketahui dengan:
Draft = berat bahan yang di suapkan : berat bahan yang dihasilkan.
= kecepatan permukaan roll depan : kecepatan permukaan roll belakang.
Faktor faktor yang mempengaruhi kerataan sliver adalah bahan baku serat,
pembebanan pada roll, jarak titik jepit, kondisi roll, besar dan kecepa tan peregangan, jumlah
rangkapan,makin banyak rangkapan makin kecil ketidak ratannya walaupun demikian jumlah
rangkapan biasanya 6 atau 8 rangkapan. Adanya ketidak rataan sliver yang di hasilkan pada
mesin drawing maka perlu di perkecil dulu ketidak rataannya. Dengan mengulangi proses
drawing kesatu ( passage 1 ) ke drawing kedua ( passage 2 ) dan bisa di ulangi lagi ke
passage 3 . Tingkat pengulangan proses drawing ini dilihat dari kebutuhan dan kerataan sliver
yang di hasilkan karena makin banyak pengulangan proses drawing serat akan semakin rusak.
Pada prinsipnya mesin drawing merupakan proses peregangan pada bahan yang
berupa sliver sehingga bahan tersebut setelah mengalami proses drawing akan mengalami
pengecilan bahan, pensejajaran atau pelurusan serat, perangkapan dan pencampuran bahan.
Selain itu tekukan tekukan yang dialami serat karena proses carding akan kembali diluruskan
pada proses ini. Adapun tujuan proses drawing secara umum adalah :
Meluruskan dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah sumbu dari sliver
Memperbaiki kerataa berat per satuan panjang, campuran atau sifat-sifat lainnya
4.
Mesin Combing
Sebagaimana pada flow proses tergambarkan bahwa benang comb melalui proses
mesin combing. Jadi pembuatan benang comb, proses pada mesin combing merupakan
langkah yang penting. Untuk membuat benang benang yang halusyang bermutu tinggi
dengan kerataan dan kekuatan yang baik maka di perlukan proses comb, untuk memisahkan
serat serat pendek walaupun pada proses carding pemisahan serat-serat pendek telah
dilakukan, namun pemisahannya belum sesuai dengan yang di inginkan. Pada proses di mesin
combing pemisahan serat serat pendek sesuai dengan yang di inginkan. Pada proses mesin
combing terjadi penyisiran serat sehingga serat pendek berikut kotorannya dapat di pisahkan,
ujung-ujung serat yang tertekuk dapat di luruskan dan serat-seratnya menjadi sejajar satu
sama lain. Dan pada proses berikutnya pensejajaran dan pere gangan lebih mudah dilakukan.
Agar proses penyisiran dimesin combing berhasil dengan baik dan effisien maka
sliver mesin carding perlu mengalami proses peregangan pendahuluan dan sliver dibuat laplap kecil pada mesin lap former dengan membuat jajaran sliver di rangkap menjadi satu
kemudian digulung menjadi lap Pada serat serat buatan ( rayon, polyester, polyacrilic, dll )
tidak perlu proses combing, karena serat buatan, panjang seratnya sudah relatif sama, dan
tidak mengandung kotoran.
Tujuan
proses
combing
Memisahkan
kotoran,
serat-serat
pendek,sehingga
menghasilkan serat yang panjang dan kerataannya lebih baik. Pelurusan dan pensejajaran
serat.
Jadi sebelum serat di proses di mesin combing perlu di lakukan proses persi-apan yaitu
beberapa sliver carding di suapkan berjajar satu sama lain pada mesin lap former lewat pada
roll peregangan kemudian di gulung pada bobin berupa lap kecil yang kemudian disuapkan
pada mesin combing.
4.1 Proses Combing ( penyisiran )
Terjadi dengan adanya gerakan secara bergantian antara Serat serat yang dalam
bentuk lap di suapkan dan dijepit kearah lebar lap, dan serat yang keluar dari jepitan di sisir
dengan jarum-jarum sisir yang halus ,dan serat-serat yang panjang pada sisir di cabut oleh
sepasang roll sehingga serat pendek, kotoran yang tersisa terpisah dengan serat yang dicabut
oleh sepasang roll tersebut dan serat yang panjang menjadi lurus, sejajar satu samalain.
Makin tinggi serat pendek yang di pisahkan maka makin baik kerataan panjang seratnya.
Hasil mesin combing biasa di sebut sliver combing ( comb sliver ). Dan serat pendek yang di
pisahkan dengan serat pendek di sebut Noil. Prosentase noil yang di pisahkan di hitung
berdasarkan : Berat Noil dibagi Berat lap yg di suapkan dikalikan dengan 100% = Persen
Noil.
Apabila persen Noil 10% biasa di sebut semi comb dan 10 20% biasa di sebut regular
comb.
5.
Mesin Roving
Mesin roving biasa di sebut juga mesin Simplex atau mesin Flyer. Untuk
mendapatkan hasil benang yang baik maka sliver dari mesin drawing perlu di perkecil dengan
menggunakan mesin Roving. Akibat dari pengecilan sliver kekuatannya akan menjadi lemah
maka untuk memperkuatnya perlu di beri puntiran ( twist ) dan twist sifatnya hanya
sementara, ini tidak boleh terlalu tinggi karena hanya untuk memberi kekuatan untk proses
selanjutnya.
Tujuan proses di mesin roving ini adalah untuk Membuat peregangan ( draft ),
menbuat Twist ( puntiran ), Penggulungan. Proses peregangannya hampir sama pada proses
drawing maupun di mesin combing yaitu sliver lewat pada beberapa pasangan roll dimana
sepasang roll menjepit sliver dengan kecepatan permukaannya lebih lambat dari sepasang roll
di depannya sehingga sliver yang lewat di tarik oleh roll yang di depannya sehingga menjadi
lebih kecil. Sliver yang sudah di regangkan ( di draft ) tersebut di tarik di beri twist kemudian
digulung pada bobin. Serat yang sudah di gulung pada bobin ini di sebut Roving. Perhitungan
draft dan Twist pada mesin roving ( mechanical draft atau MD )
= kecepatan permukaan roll di depan : kecepatan permukaan roll belakang.
MD = Draft constant : DCW
DCW = Draft constan : MD
Twist per inch = Kecepatan spindle per menit : delivery front roll per menit
= Nsp per menit : L inch per menit.
Twist per inch = Twist constant : Twist per inch
TPI ( twist per inch ) =
ingat bahwa twist pada roving tidak boleh terlalu tinggi agar mudah di draft pada proses
diring.
Produksi mesin roving.
Produksi per spindle per menit = kecepatan spindle per menit : TPI
= Nsp :
6.
( dalam inch ).
Spinning
Material yang di suapkan pada proses ring spinning adalah roving yang di hasilkan
oleh mesin roving. Mesin spinning biasa di sebut juga mesin ring (ring frame ) . Pada mesin
roving yang membuat twist adalah flayer yang bergerak berputar mengeliling bobin, sedang
pada mesin spinning yang membuat twist adalah ring traveller. Terjadinya penggulungan
pada bobin roving karena kecepatan flayer lebih lambat dari putaran bobinnya dan ujung
rovingbagian atas seolah olah di pegangi oleh roll peregang depan sedang bagian bawah di
bawa berputar oleh flayer maka terjadilah twist pada roving.p . Sedangkan terjadinya twist di
mesin ring hampir sama hanya penggulungan pada mesin ring terjadi karena putaran spindle
yang aktif dan benang di beri pemberat berupa ring traveller yang berputar fasif bersama
samaspindle sehingga terjadilah penggulungan benang pada bobin.
6.1 Fungsi mesin ring
Fungsinya adalah Peregangan ( draft ), Twist dan penggulungan. Hasil mesin ring
inilah yang di sebut Benang ( yarn ). Traveller yang di pakai untuk proses pembuatan benang
tergantung besar kecilnya ( kehalusan ) nomer benang. Berat ringannya ring traveler biasanya
dipakai nomer traveller.
Proses peregangan di mesin ring sama dengan proses peregangan di mesin mesin
sebelumnya yaitu adanya bahan serat (dalam hal ini sudah berbentuk roving yang di jepit
sepasang roll belakang dan di tarik oleh sepasang roll depannya.Karena roving masih di
regangkan ( di draft ) lagi, maka twist pada roving tidak boleh terlalu tinggi, karena twist
yang tinggi akan menyulitkan drafting di mesin ring. Jarak titik jepit antara roll peregang
dipengaruhi juga oleh panjang serat.
Twist pada benang.
TPI =
7.
Winding
Winding adalah proses penggulungan benang dari dalam bentuk bobin spinning ke
dalam bentuk cone ataupun bentuk cheese sehingga panjang benang bertambah panjang
sesuai yang di inginkan. Pada mesin winding sudah ada sensor panjang benang yang di
gulung. Sehingga jika panjang benang sudah sesuai dengan yang di inginkan maka
penggulungan akan berhenti secara automatis dan hasil benang dalam bentuk cone / cheese
siap di doffing. Dalam proses penggulungan benang terjadi pula perbaikan kwalitas benang
yaitu pada kekuatan, dimana benang yang kekuatannya rendah akan putus saat di gulung
karena pada benang yang kekuatannya lemah tersebut akan putus dengan adanyanya tention
pada benang. Perbaikan kwalitas lainnya adalah kerataan benang, kebersihan dan sambungan
sambungan yangkurang baik hal ini terjadi karena pada alur yang dilewati benang yang di
gulung dari bobin ke bentuk cone/cheese terdapat sensor ( yarn clearer device ) yarn clearer
inilah yang memonitor benang yang lewat. Apabila ada benang yang lewat pada sensor tidak
rata ( baik itu benang berdiameter lebih besar ataupun diameter benang lebih kecildari
diameter sandard maka benang yang lewat sensor akan dipotong. Yang perlu di perhatikan
dalam proses penggulungan ini adalah alur yang dilewati benang harus halus sehinga gesekan
pada benang sekecil mungkin,karena permukaan yang kasar akan mengakibatkan timbul bulu
bulu ( hairines ) pada permukaan benang yang mengganggu pada prosesberikutnya. Banyak
macam dari yarn clearer device.
Produksi winding di tentukan oleh kecepatan penggulungan ( delivery per satuan
waktu. )
Dan pasti dengan struktur benang yang diperbaiki mempunyai pengaruh positif
terhadap properti benang.
7.1 Keuntungan dari pemampatan
Pertama, secara jelas kekuatan dan elongation benang dapat diimprove. Untuk
tambahan, variasi di kekuatan dan elongation dapat dikurangi, menghasilkan angka yang
lebih kecil dari tempat yan lemah di benang secara masuk akal.
Selanjutnya, proses pemampatan membuat hairiness dapat dikurangi secara dramatis,
khususnya hairiness dengan bulu yang memiliki panjang lebih dari 2mm (Gambar 7.3).
Sebagai contoh, bulu-bulu yang utamanya disebabkan oleh proses gerakan turun
Proses pemampatan juga membuat daya tahan gesek benang membaik. Tidak hanya
itu, dalam hal kualitas benang bisa membantu mengurangi penurunan kualitas saat proses
penggulungan. Semua keuntungan kualitas ini bisa dieksploitasi oleh pabrik spinning.
Dalam banyak kasus twist benang juga dapat dikurangi, menghasilkan delivery speed yang
lebih tinggi di mesin spinning. Properti benang compact yang sempurna, tentu saja adalah
keuntungan pada proses penggulungan, seperti yang dijelaskan dibawah ini.
Tingkat hairiness yang rendah dan daya tahan gesek benang yang naik mengurangi
timbulnya flywaste diweaving dan knitting (gambar Fig.76 menunjukan situasi di knitting),
yang mana akan mengurangi jumlah dari cacat kain dan meningkatkan effisiensi mesin.
Tingkat hairiness yang rendah dan daya tahan gesek yang naik juga membuat tingkat
dari sizing di weaving dapat dikurangi hingga 50% (Gambar 7.5).
Bahkan struktur benang yang lebih baik dapat dideteksi dari kainnya (Gambar 7.8)
B. MESIN DRAWING
Pada prinsipnya mesin drawing merupakan proses peregangan pada bahan yang berupa sliver
sehingga bahan tersebut setelah mengalami proses drawing akan mengalami pengecilan
bahan, pensejajaran atau pelurusan serat, perangkapan dan pencampuran bahan. Selain itu
tekukan tekukan yang dialami serat karena proses carding akan kembali diluruskan pada
proses ini.
Adapun tujuan proses drawing secara umum adalah :
Meluruskan dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah sumbu dari sliver
Memperbaiki kerataa berat per satuan panjang, campuran atau sifat-sifat lainnya dengan
jalan perangkapan.
Menyesuaikan berat sliver per satuan panjang dengan keperluan pada proses berikutnya
Susunan Mesin Drawing
Mesin drawing terbagi tiga bagian utama yaitu :Bagian penyuapan, bagian peregangan dan
bagian penampungan.
peregangan yang biasanya berkisar 6 sampai 8 kali, sehingga sebagian besar serat-serat
menjadi lurus dan sejajar ke arah sumbu sliver.
Karena adanya penarikan dan peregangan, maka sliver yang keluar dari rol depan akan
berukuran kurang lebih seperti sliver yang disuapkan. Sliver drawing (10) yang keluar dari
rol depan masing-masing berbentuk seperti pita yang berdampingan satu sama lain melalui
pelat penampung (11) terus disatukan melalui terompet (12), rol penggilas (13), coiler (14)
dan ditampung ke dalam can (15) yang berputar diatas turn table seperti halnya pada mesin
carding.
A. MESIN COMBING
Pada mesin combing terjadi proses penyisiran serat, sehingga serat-serat pendek
berikut kotorannya dapat dipisahkan, ujung-ujung serat yang tertekuk diluruskan dan letak
serat-seratnya menjadi sejajar satu sama lainnya. Dengan demikian lap yang telah mengalami
proses combing, hasilnya berupa sliver yang panjang seratnya relatif sama, lebih bersih dari
kotoran dan relatif sejajar letaknya, sehingga pada proses drawing drafting seratnya dapat
lebih mudah. Agar penyisiran di mesin combing dapat berhasil baik dan efisien, maka sliver
hasil carding perlu mengalami proses peregangan pendahuluan pada mesin pre-drawing atau
sliver lap, agar serat-seratnya menjadi agak lurus untuk disisir. Agar proses penyisiran lebih
cepat, maka sliver tesebut perlu dirubah bentuknya menjadai lap-lap kecil pada mesin bobbin
lap atau lap former. Untuk memperoleh hasil lap yang rata maka beberapa jajaran sliver
dirangkap menjadi satu sebelum digulung menjadi lap kecil.
Mesin Combing merupakan Mesin perantara mesin Carding dan Drawing. Fungsi dari
mesin Combing adalah :
Memisahkan kotoran-kotoran yang masih terdapat pada sliver hasil mesin Carding.
Memisahkan serat-serat pendek dengan panjang tertentu, dengan tujuan untuk memperbaiki
kerataan panjang serat.
Meluruskan dan mensejajarikan serat yang lebih baik, sehingga proses regangan pada proses
berikutnya dapat dilakukan dengan mudah.
B. MESIN ROVING
Setelah mengalami proses peregangan, perangkapan, pensejajaran dan pelurusan serat pada
mesin drawing maka serat yang dalam bentuk sliver diproses pada mesin roving. Serat-serat
yang telah sejajar lurus dan rata hasil dari proses drawing sebelum dibuat menjadi benang
harus melewati proses roving, karena pada mesin ini sliver akan mengalami pengecilan
diameter (peregangan), pemberian sedikit antihan, penggulungan dalam bobin yang sesuai
dengan proses selanjutnya (proses ring spinning). Sehingga fungsi atau tujan dari proses
roving adalah :
Peregangan (drafting) pada sliver sehingga diameternya mengecil dan serat lebih sejajar
Pemberian antihan (twisting) pada sliver roving untuk meningkatkan kekuatan tarik pada
saat peregangan di proses ring spinning
Penggulungan (winding) sliver roving pada bobin yang sesuai untuk proses selanjutnya
(ring spinning).
Peregangan (drafting), Peregangan dilakukan oleh 3 (tiga) pasang rol peregang. Terjadinya
regangan karena terdapat perbedaan kecepatan permukaan dari rol depan (front roll) lebih
besar dari pada kecepatan permukaan rol belakang (back roll). Akibatnya sliver berubah
menjadi lebih kecil. Pada mesin roving tidak terjadi perangkapan sehinga sliver yang
dihasilkan tetap mempunyai diameter yang kecil. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pada
saat peregangan sliver roving menjadi benang pada mesin ring spinning
Pemberian Antihan (twisting), Antihan pada roving terjadi akibat perbedaan kecepatan
putaran antara rol peregang depan dengan putaran spindle (flyer). Pada proses ini sliver diberi
antihan bertujuan untuk memberi kekuatan tarik pada sliver walaupun jumlah antihan yang
diberikan tidak terlalu besar.
Pengulungan (winding), Penggulungan terjadi karena kecepatan putar bobin yang lebih
besar daripada kecepatan putar spinle flyer. Walaupun arah putaran spindel dengan bobin
sama tetapi karena bobin berputar lebih cepat maka spindel akan diam relatif terhadap bobin.
ujung benang bagian atas seolah-olah dipegang oleh pasangan rol peregang depan dan
bagian bawahnya diputar oleh traveler.
3.Winding (penggulungan), Terjadinya pengguluangan benang pada kain karena putaran
traveler lebih kecil daripada putaran spindle.
Pemberian Antihan, Dalam kecepatan putaran rotor yang tinggi, cincin serat berbentuk pita
yang melingkar pada alur serat dalam rotor dapat dikatakan belum mempunyai antihan
meskipun sudah merupakan rangkaian serat-serat yang berukuran kehalusan benang tertentu.
Jika kedalam rotor, melalui lubang di tengah-tengah dinding pemisah (separator) dimasukan
benang pemancing maka ujung benang pemancing itu akan terputar dan menempel pada
cincin serat. Oleh adanya putaran ujung benang tadi maka akan terjadi gaya puntir pada
benang pemancing tersebut.
Penggulungan Benang, Penggulungan benang dilakukan oleh rol penggulung beralur dalam
bentuk cheese dan ukuran besar sesuai dengan keperluan. Hal ini dilakukan demikian karena
penggulungan ini terpisah sama sekali dengan proses pemberian antihan sehingga tidak
mempengaruhi proses tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Pawito S. Teks,dkk. Teknologi Pemintalan II, Institut Teknologi Tekstil. 1975.
Bandung.
Abstrak
Perkembangan teknologi yang telah maju pesat memungkinkan seluruh kalangan masyarakat
untuk terlibat secara langsung, terutama dari segi konsumsi, begitu pula dalam sektor
keindustrian yang sangat memungkinkan untuk memakai sebuah teknologi mutakhir ini. Hal
ini dikarenakan di dalam industri mempanyai sejumlah perangkat yang memerlukan
teknologi penanjang, sehingga mempermudah dan mempercepat keIja produksi industri
tersebut. Teknologi ini juga sangat bermanfaat antuk menjadikan sebuah sumber daya
manusia yang sangat berkualitas dalam faktor teknologi. Programmable Logic Control (PLC)
merupakan salah satu teknologi penunjang dalam proses produksi.PLC ini dibuat untuk
membantu mesin Blowing pada PT. Primatexco Indonesia sehingga pekerjaan yang dirasa
memakan waktu yang lama menjadi cepat. Pada dasarnya pengertian mesin blowing adalah
mesin yang digunakan untuk menghembuskan (blow) suatu input yang berupa kapas dari
kotoran-kotoran yang masih melekat pada kapas tersebut, sehingga nantinya akan dihasilkan
suatu output kapas yang bersih dan telah menjadi suatu kumpulan kapas bersih yang sama
panjangnya dan dipisahkan menurut ukuran-ukurannya masing-masing.
Di dalam mesin blowing yang bermerek OHARA Hergeth Hollingsworth terdapat beberapa
bagian penting. Disini blower mesin juga dibantu oleh photo relay sebagai sensor
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada saat sekarang ini dirasakan telah maju pesat,hal ini d buktikan
dengan banyaknya temuan-temuan mutakhir yang dapat digunakan dalam kehidupan seharihari oleh seluruh kalangan masyarakat karena ternyata teknologi ini cukup mudah di mengerti
dan di pahami. Salah satu bentuk peneragapan teknologi yang di ambil dari laporan ini adalah
tentang PLC mesin Blowing pada Unit spinning di PT. Primatexco Indonesia. Secara garis
besar sistem PLC ini merupakan sistem kendali, sehingga dalam kerja mesin tersebut tidak
dikendalikan secara manual,melainkan secara otomatis dengan menggunakan suatu program
dalam computer.
I.2.Maksud dan Tujuan
Hal-hal yang menjadi tujuan Kerja Praktek ini adalah :
a) Agar mahasiswa dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan danteknologi secara
langsung pada dunia industri,
b) Mengerti dan memahami tentangsistem PLC, khususnya PLC pada mesin Blowing
c) Menerapkan teknologi baru terutama dalam bidang hal iniPLCdi dunia perindustrian
I.3. Pembatasan Masalah
Laporan Kerja Praktek ini di fokuskan pada permasalahan proses kerja mesin blowing dan
fungsi kinerja dari PLC.
II. DASAR TEORI
II.1. Pengenalan PLC
Pada dasarnya, PLC (Programmable Logic Control) itu merupakan suatu peralatan
elektronika yang berbasis microprocessor, yang dirancang khusus untuk menggantikan
kinerja peralatan peralatan elektronik seperti counter, relay elektronik.timer dalam suatu
proses pengendalian (controller).
II.2.Bagian-bagian PLC
Bagian PLC pada prinsipnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit),
PM (Programming Memory) dan
PD (Programming Device),
Modul Masukan / Keluaran dan Unit Catu Daya, Programmer/
Dalam peralatan PLC ini sebuah inverter berfungsi untuk mengendalikan motor AC dengan
cara mengatur frekuensi dari motor tersebut.
Inverter yang digunakanadalah inverter dengan tipe 74C dan 33C. Inverter menerima sinyal
masukan dari peralatan diskrit (on/off) atau sinyal analog sensor. Port masukan akan
menginisialisasikan dan mengidentifikasikan serta mengubah sinyal-sinyal tersebut ke dalam
bentuk tegangan yang sesuai dan mengirimkan ke CPU/ PLC.
IV. Alat-AIat
Penunjang
4.1.1Konveyor Sebuah alat yang bernama konveyor adalah sebuah roda berjalan, yang
fungsinya menjalankan input bahan mentah yang berupa kapas untuk dimasukkan ke dalam
mesin blower.
4.1.2. Blower Machine (Cleaning Function)
Blower Machine adalah suatu mesin penghembus input yang berupa kapas dengan tujuan
menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada kapas tersebut. Disini blower mesin juga
dibantu oleh photo relay sebagai sensor, kotoran tersebut akan disedot oleh saluran filter dan
diletakkan ke mesin filter.
4.1.3. Pressing Machine
Setelah input masuk di dalam blower mesin, maka akan dilanjutkan ke pressing mesin, yaitu
sebuah mesin yang dibantu oleh motor dc yang berfungsi untuk menghasilkan tebal/tipisnya
lap sheet (hasil akhir proses blowing).
4.1.4. Photo Relay
Sebagai sensor blower mesin, dipasang di dua sisi blower mesin.
Cara kerjanya adalah jika input di blower mengenai sinar dari sensor tersebut maka pastikan
input akan berhenti dan membiarkan proses blowing bekerja.
4.1.5. Protective Box PPK-101A
Sebagai indikator dari photo relay, memberitahukan sensor tersebut bekerja atau tidak.
4.1.6. Switch Manual
Panel manual jika terdapat kerusakan pada mesin-mesin otomatis, penggantian mesin lama
ke mesin barupun dilakukan lewat panel ini.
4.17. Motor DC
Sebuah motor untuk memutarkan atau menjalankan mesin pressing yang mengatur tebaltipisnya lap sheet.
4.1.8. Saluran Filter
Saluran lewatnya kotoran-kotoran input dari mesin blower menuju ke mesin filter.
4.1.9.Mesin Filter
Suatu mesin tempat pembuangan kotoran input, di sini kapas yang masih kotor disaring lagi
kemudian hasilnya dibawa ke tempat awal proses Blowing.
4.1.10. Relay dan Kontaktor
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik dan secara mekanis mengontrol
penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat untuk control jarak jauh dan untuk pengontrolan
alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal control tegangan dan arus rendah. Bekerja
berdasarkan pembentukan elektromagnet yang menggerakan elektromekanis penghubung
dari dua atau lebih titik penghubung (konektor) rangkaian sehingga dapat menghasilkan
kondisi\ kontak ON atau OFF atau kombinasi dari keduanya.
4.2. Mekanisme Mesin Blowing
Mekanisme mesin blowing ini dilakukan secara bertahap, yaitu input yang berupa kapas yang
masih kotor akan diangkut atau dimasukkan kedalam mesin blowing dengan menggunakan
konveyor (roda berjalan). Setelah input tersebut masuk ke dalam mesin blowing, maka input
yang berupa kapas kotor tersebut dibersihkan dengan cara menghembuskan (blow) kapas
tersebut. Bagian yang masih terdapat kotoran akan dibuang ke filter melalui saluran filter,
sedangkan bagian yang bersih akan terus dilanjutkan ke mesin blowing yang berfungsi untuk
melakukan pressing (penekanan) yang dibantu oleh motor DC, guna motor DC ini adalah
menjalankan roda untuk menebaltipiskan kapas tersebut. Kapas yang telah dipressing itu
menghasilkan suatu output yang dinamakan lap sheet (gulungan kapas) yang telah dipisahkan
menurut ketebalan yang sama dalam masing-masing lap sheet
IV. PENUTUP
5. Kesimpulan
Dalam laporan praktek kerja lapangan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses blowing adalah proses blow (menghembuskan) suatu input berupa kapas yang
masih kotor sebagai bahan mentah pemroduksian kain 100 % cotton pada PT. Primatexco
Indonesia agar menjadi bahan baku yang lebih bersih untuk menghasilkan produksi yang
benar-benar tidak diragukan lagi kualitasnya.
2. Di dalam proses blowing ini
menghasilkan suatu produksi pertama yaitu berupa lap sheet yang terbagi dalam beberapa
grade, output ini nanti akan diolah kembali, sehingga nantinya akan mendapatkan hasil akhir
yang berupa kain 100% cotton.
3. Dalam kerja proses blowing ini dibantu oleh beberapa alat-alat elektronikpendukung,
antara lain :
konveyor
photo relay,
solenoide,
MMC,
Static eliminator,
motor DC,
kontraktor dan relay
dan alat penunjang lainnya supaya proses blowing ini dapat berjalan dengan lancar dan
memperoleh hasil yang memuaskan